TINJAUAN
TEORI
6.Kebutuhan sehari-hari
Seperti makan, BAK/BAB, mandi, berpakaian, dan istirahat tidur.
B.ETIOLOGI
Gangguan ini terjadi karena adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Kegagalan
pada gangguan ini akan menimbulkan ketidak-percayaan individu, menimbulkan rasa
pesimis, ragu, takut salah, tidak percaya pada orang lain, merasa tertekan, keadaan yang
seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak ingin untuk berkomunikasi dengan
orang lain, suka menyendiri, lebih suka berdiam diri dan tidak mementingkan kegiatan
sehari-hari (Direja, 2011). Beberapa penyebab isolasi sosial, menurut Stuart (2007):
1.Faktor predisposisi
1.1 Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat berperan dalam perkembangan respons sosial
madaptif.Beberapa orang percaya bahwa individu yang mengalami masalah ini adalah orang
yang tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.Norma keluarga mungkin tidak
mendukung hubungan dengan pihak luar keluarga.Pesan keluarga seringkali tidak jelas.
1.2 Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari
transiensi norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang produktif, seperti lanjut usia (lansia), orang cacat, dan
penderita penyakit ironis, isolasi bisa terjadi karena mengadopsi horma, perilaku dan sistem
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.Harapan yang tidak realistis terhadap
hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
1.3Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif.Bukti terdahulu menunjukkan
keterlibatan neurotranmitter dalam perkembangan gangguan ini, namun tetap diperlukan
penelitian lebih lanjut.
2.Faktor presipitasi
Beberapa faktor pretisipasi isolasi sosial , menurut Direja (2011) meliputi:
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stresor, sosial budaya, yaitu stres yang di tinggalkan oleh faktor
sosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stress yang terjadi akibat kecemasan yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk berpisah untuk mengatasinya. Kecemasan ini dapat terjadi akibat tuntunan
untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
http://repository.ump.ac.id/2678/3/WINDI%20ASTUTI%20BAB%20II.pdf
0