Notulen Rapat TGL 7 Maret 2018
Notulen Rapat TGL 7 Maret 2018
NOTULEN RAPAT
NAMA RAPAT : Pertemuan Monitoring Sisa obat,BMHP Pasien pada Ruang Perawatan
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Maret 2018
Tempat : Ruang kepala Instalasi Farmasi
Hadir Rapat : 1. Kepala Instalasi Farmasi
2. Apoteker Farklin
3. Waka Devisi Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Agenda : Tindak Lanjut tentang laporan sisa obat ,BMHP pasien yang menumpuk pada
ruang perawatan
PENDAHULUAN
Pengawasan dan monitoring obat-obat sisa pasien harus dilaksanakan secara periodik per hari ,
sehingga obat sisa pasien tidak menumpuk , sesuai SOP seharusnya pada saat pasien pulang obat-obat
sisa pasien dibawa kembali ke Instalasi Farmasi , namun kenyataannya SOP tersebut tidak dilaksanakan
akibatnya sisa obat,AMHP pasien menumpuk pada ruang-ruang perawatan dan hal ini terkait dengan
fungsi pengawasan Farmasi yang masih kurang , jadi intinya terkait dengan pengawasan penggunaan
obat,AMHP pada ruang-ruang perawatan adalah tanggung jawab Apoteker termasuk monitoring
obat-obat ,AMHP yang tidak digunakan pasien seharusnya langsung ditarik oleh petugas Farmasi
Isi
1. Kerjasama antara Farklin dengan Bagian Mutu dan pengendalian Perbekalan Farmasi dalam
melaksanakan monitoring /kontrol sisa obat pasien setiap ruang perawatan .
2. Hasil Monitoring tersebut di dokumentasikan dalam buku, jadi hasil pelaksanaan monitoring
tersebut di catat dalam buku , jika ternyata tidak ditemukan obat sisa tetap didokumentasikan
dan di tandatangani oleh kepala ruangan tersebut
3. Teknik pelaksanaannya adalah : monitoring dilaksanakan oleh 6 orang yaitu bagian pengawas
dan pengendalian mutu dan Farmasi Klinik , dan akan dilaksanakan pembagian tugas pada
masing-masing ruangan , dan setiap obat sisa yang akan ditarik dicatat dalam buku jenis dan
jumlahnya kemudian di tanda tangani oleh kepala ruangan , kemudian dibawa ke Instalasi
Farmasi oleh Pekarya Farmasi
4. Obat-obat sisa tersebut diserahkan bagian pengawas dan pengendalian mutu untuk
dipisahkan antar obat yang exp dan obat yang masih bisa dipergunakan oleh pasien.
Obat tersebut didistribusikan ke depo-depo farmasi dan ada pencatatan tersediri dan tidak
terdata sebagai persediaan farmasi karena sebenarnya obat tersebut sudah menjadi bagian
persediaan yang telah didistribusikan ke pasien , dan sudah masuk dalam imputan perincian
pemakaian obat pasien .
5. Apoteker Pengawas dan pengendalian mutu melakukan croscek antara fisik barang yang ada
dengan pencatatan dibuku
6. Terkait dengan monitoring dan evaluasi obat emergency di troly emergency, pada saat
dilaksanakan monitoring harus melihat fisik obat tersebut, periksa exp datenya dan
sesuaikan antara pencatatan di kartu stok dengan fisik obat yang ada pada troly
emergency, jika ada obat emergency yang kosong segera diisi kembali.
Fatimah,Apt (Pj.Sub Devisi Rawat Inap/Apoteker Farklin)
Sebaiknya ada lemari khusus untuk menyimpan masing-masing obat pasien, disesuaikan dengan
jumlah tempat tidur pada ruangan tersebut, sehingga obat sisa pasien gampang dikontrol , karena
terkadan informasi yang kami dapatkan dari ruangan perawtaan tidak ada obat sisa pasien , tapi
ternyata kenyataannya jika manajemen ke ruangan banyak menemukan sisa obat pasien tersebut.
Ibu Kepala Instalasi farmasi
Untuk lemari penyimpanan obat masing-masing pasien pada ruang perawatan memang diperlukan
dan nanti akan diusulkan ke manajemen, tentang obat sisa yang tidak ditemukan petugas farmasi
saat monitoring obat sisa , karena petugas farmasi tidak langsung membuka lemari-lemari obat, kalau
manajemen ke ruangan langsung membuka semua lemari obat sehingga menemukan ada obat sisa
pasien
Fatimah,Apt
Lembar KPO diisi oleh perawat dan tidak terupdate saat pemberian obat, sehingga KPO tersebut
tidak dapat dijadikan sebagai kontrol
1. Pelabelan untuk semua jenis obat harus dilakukan sesuai dengan Kebijakan pelebelan , bukan
obat minum injeksi saja yang diberi etiket tetapi cairan pun tetap harus dilabel
2. Troly emergency yang terkunci terkunci seharusnya dibuka kuncinya saat Farmasi melaksanakan
monitoring, untuk memastikan kondisi setiap perbekalan farmasi yang tersimpan dalam troly.
Kesimpulan
1. Setiap hari dilaksanakan monitoring obat/AMHP/BMHP sisa pasien pada setipa ruang
perawatan , tugas tersebut dilaksanakan oleh 6 orang petugas Farmasi
2. Hasil penarikan sisa obat/AMHP/BMHP pasien di ruangan diserahkan kepada bagian Mutu
Pemgawasan dan pengendalian Farmasi untuk di pisahkan antara obat/AMHP/BMHP yang masi
h bisa terpakai dengan yang exp, kemudian di distribusikan ke depo-depo Farmasi
3. Obat /AMHP/BMHP yang di distribusikan ke Depo-depo Farmasi tidak menjadikan bagian dari
stok persediaan karena obat sisa tersebut telah diresepkan dan diiput sebagai pemakain pasien
4. Seharusnya masing-masing ruangan mempunyai lemari tempat penyimpanan obat pasien
disesuaikan dengan jumlah tempat tidur yang ada pada masing-masing ruang perawatan
Penutup
Rapat ditutup pada pukul 12.15 , kepala Instalasi farmasi mengharapkan tindak lanjut dalam
penanganan obat,AMHP sisa pasien dapat dilaksanakan secara konsisten