Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rukun iman yang ke empat adalah Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.
Rasul Adalah seseorang laki-laki yang diutus dan di tugaskan Allah SWT untuk
Menyampaikan ajaran Allah SWT. Rasul-rasul Allah yang diceritakan dalam Al-Qur
an sebanyak 25 orang. Adapun yang tergolong rasul ulul azmi ada 5 rasul yang
memiliki keteguhan hati dan kesabaran yang luar biasa dalam menyampaikan
dakwah. Salah satunya adalah Nabi Nuh a.s.

Sekian lamanya kaum Nuh a.s. menyembah berhala, mereka menjadi-


kannya sebagai sesembahan yang diharapkan darinya kebaikan dan memohon
perlindungan kepadanya dari segala kejahatan, menyerahkan segala urusan dalam
kehidupan ini kepadanya. Mereka berdo’a kepada berhala-berhala itu.

Oleh karena itu Allah mengutus Nabi Nuh a.s., seorang yang jelas ucapan-
nya, cerdas dan lembut, Allah telah memberikan kekuatan kepadanya untuk berdebat
dan kemampuan mengemukakan argumentasi untuk mematahkan semua alasan yang
disampaikan oleh kaumnya.

Demikianlah Nabi Nuh a.s. menyeru, memaparkan argumentasi dan bukti-


bukti akan kebenaran risalah yang disebarnya sehingga berimanlah kepadanya
sebagian kecil dari kaumnya. Dengan kesabarannya dalam berdakwah, Nabi Nuh a.s.
diberi gelar ulul azmi. Dan ulul azmi biasanya ditandai oleh mukjizat.

B. Rumusan Masalah
1. pengertian ulul azmi
2. Nabi nuh
3. kelahiran dan kisah Nabi Nuh a.s. yang diberi gelar ulul azmi?
4. perjuangan dalam berdakwah
5. meneladani ulul azmi
2

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ulul Azmi


Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki
kedudukan tinggi dan istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa
dalam menyebarkan agama Allah SWT.

a. Dalil Al-qur’an

Q.S Asy-Syura: Ayat 13

َّ ‫بِّ ِّه نُوحا ً َوالَّذِّي أ َ ْو َح ْينَا إِّلَي َْك َو َما َو‬


‫ص ْينَا ِّب ِّه‬ ‫صى‬ َّ ‫ِّين َما َو‬ ِّ ‫ع لَ ُكم ِّمنَ الد‬ َ ‫ش ََر‬
‫أَقِّي ُموا الدِّينَ َو ََل تَتَفَ َّرقُوا فِّي ِّه َكبُ َر َعلَى‬ ‫سى أ َ ْن‬ َ ‫سى َو ِّعي‬ َ ‫يم َو ُمو‬
َ ‫ِّإب َْرا ِّه‬
‫يب‬ ُ ِّ‫يَ ْجت َ ِّبي ِّإلَ ْي ِّه َمن يَشَا ُء َويَ ْهدِّي ِّإلَ ْي ِّه َمن يُن‬ َّ ‫عو ُه ْم ِّإلَ ْي ِّه‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫ْال ُم ْش ِّر ِّكينَ َما ت َ ْد‬
﴾١٣﴿
Artinya : Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu tegakkanlah
agama (keimanan dan ketaqwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya.
Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan
kepada mereka. Allah telah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid
dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).

2. Nabi nuh
Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi
Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat
menjadi Nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini
disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di
Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali
dalam Al-Qu’ran.

Nabi Nuh diangkat sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya


dalam berdakwah yang selalu mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa
menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum,
untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang
mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama
Kan’an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang
ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan
pengikutnya yang beriman.
3

Selama 950 tahun Nabi Nuh a.s menyeru kaumnya bangsa Armenia agar
bertauhid kepada Allah swt. Dan meninggalakan berhala-berhala yang mereka
sembah. Seruan Nabi Nuh a.s itu disambut dengan cemoohan, ejekan dan hinaan.
Semula Nabi Nuh a.s menghadapi mereka dengan penuh sabar dan tabah. Tapi
mereka semakin berani dan runyam serta sulit dapat diharapkan mau beriman.
Setelah beliau bersama mereka 950 tahun lamanya tidak ada yang mau mengikuti
beliau kecuali beberapa orang saja. Maka terpaksa Nabi Nuh a.s mohon kepada Allah
swt. dengan berdo`a sebagai mana tersebut dalam Al-Qur an :

Artinya : Dan Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan


seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika
Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-
Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma’siat lagi sangat
kafir. (Q.S Nuh : 26-27)

Allah swt. menjawab dan memenuhi permintaan Nabi Nuh a.s., seraya
memerintahkan agar beliau membuat perahu. Setiap orang yang lewat menertawakan
dan mengejeknya karena sungguh dianggap lucu membuat perahu ditanah dataran
tinggi.Setelah selesai membuat perahu, datanglah azab Allah swt. berupa hujan dan
banjir yang bukan alang kepalang serta angin tofan yang dahsyat

3. kelahiran dan kisah Nabi Nuh a.s. yang diberi gelar ulul azmi?
Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi
Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat
menjadi Nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini
disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di
Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali
dalam Al-Qu’ran.

Nabi Nuh diangkat sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya


dalam berdakwah yang selalu mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa
menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum,
untuk kembali ke jalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang
mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama
Kan’an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang
ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan
pengikutnya yang beriman.

Selama 950 tahun Nabi Nuh a.s menyeru kaumnya bangsa Armenia agar
bertauhid kepada Allah swt. Dan meninggalakan berhala-berhala yang mereka

sembah. Seruan Nabi Nuh a.s itu disambut dengan cemoohan, ejekan dan
hinaan. Semula Nabi Nuh a.s menghadapi mereka dengan penuh sabar dan tabah.
Tapi mereka semakin berani dan runyam serta sulit dapat diharapkan mau beriman.
Setelah beliau bersama mereka 950 tahun lamanya tidak ada yang mau mengikuti
beliau kecuali beberapa orang saja. Maka terpaksa Nabi Nuh a.s mohon kepada Allah
swt. dengan berdo`a sebagai mana tersebut dalam Al-Qur an :
4

‫﴾ ِّإنَّ َك‬٢٦﴿ ً ‫ض ِّمنَ ْال َكا ِّف ِّرينَ دَيَّارا‬


ِّ ‫ب ََل تَذَ ْر َع َلى ْاْل َ ْر‬ ِّ ‫َوقَا َل نُو ٌح َّر‬
﴾٢٧﴿ ً ‫اجرا ً َكفَّارا‬ ِّ َ‫ضلُّوا ِّعبَادَ َك َو ََل يَ ِّلدُوا إِّ ََّل ف‬
ِّ ُ‫إِّن تَذَ ْرهُ ْم ي‬
Artinya : Dan Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan
seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika
Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-
Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma’siat lagi sangat
kafir. (Q.S Nuh : 26-27)

Allah swt. menjawab dan memenuhi permintaan Nabi Nuh a.s., seraya
memerintahkan agar beliau membuat perahu. Setiap orang yang lewat menertawakan
dan mengejeknya karena sungguh dianggap lucu membuat perahu ditanah dataran
tinggi.Setelah selesai membuat perahu, datanglah azab Allah swt. berupa hujan dan
banjir yang bukan alang kepalang serta angin topan yang dahsyat.

b. Perilaku, sikap, dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Nuh a.s.
1) Dalam menghadapi cobaan kita seharusnya bersabar diri, berdo’a agar
mendapatkan hidayah dari Allah swt.
2) Hendaknya kita selalu berdo`a meminta petunjuk kepada Allah swt. dari
segala hal.
3) Kita tidak boleh sombong sekalipun telah memperoleh ilmu yang banyak.
Sebab setiap orang yang berilmu niscaya ada yang lebih alim lagi.
4) Hidup ini adalah perjuangan antara yang haq dan yang batil, dan yang batil
itu akhirya akan kalah sedangkan kebenaran/yang haq akan menang.

4. perjuangan dalam berdakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya


Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa “fatrah” masa
kekosongan diantara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur
melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan
kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut,
sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang
menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka
sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan
manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang
dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan

kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih


berganti menurut kehendak dan selera mereka. Kadang-kadang mereka namakan
berhala mereka “Wadd” dan “Suwa” kadangkala ” Yaguts “ dan bila sudah bosan
digantinya dengan nama “Yatuq” dan “Nasr”.

Nabi Nuh keluar menuju kaumnya dan memulakan dakwahnya. Nabi Nuh
berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka
5

meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid


menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang
diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang
diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kamu
selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu
akan ditimpa azab hari yang besar.” (QS. al-A’raf: 59)

Dengan kalimat yang singkat tersebut, Nabi Nuh meletakkan hakikat


ketuhanan kepada kaumnya dan hakikat hari kebangkitan. Di sana hanya ada satu
Pencipta yang berhak disembah. Di sana terdapat kematian, kemudian kebangkitan
kemudian hari kiamat. Hari yang besar yang di dalamnya terdapat siksaan yang
besar.

Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang
diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang
menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa
tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada
manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi
bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan
berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Di samping itu
Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada ganjaran yang akan
diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan
kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa
kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh
seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-
tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran
dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan
kadangkala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi
pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan
dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka
membantahnya atau mematahkannya.

Allah SWT berfirman:


6

‫ت‬ ْ ‫قَا َل َيا قَ ْو ِّم أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم إِّن ُكنتُ َعلَ ٰى َب ِّينَ ٍة ِّمن َّربِّي َوآتَا ِّني َر ْح َمةً ِّم ْن ِّعن ِّد ِّه فَعُ ِّم َي‬
ۖ ‫﴾ويَا قَ ْو ِّم ََل أ َ ْسأَلُ ُك ْم َعلَ ْي ِّه َم ًاَل‬ َ ٢٨﴿ َ‫ار ُهون‬ ِّ ‫َعلَ ْي ُك ْم أَنُ ْل ِّز ُم ُك ُموهَا َوأَنت ُ ْم لَ َها َك‬
‫ار ِّد الَّذِّينَ آ َمنُوا ۖ إِّنَّ ُهم ُّم ََلقُو َربِّ ِّه ْم‬ َ ِّ‫ي إِّ ََّل َعلَى اللَّـ ِّه ۖ َو َما أَنَا ب‬
ِّ ‫ط‬ َ ‫إِّ ْن أ َ ْج ِّر‬
َ ‫ص ُرنِّي ِّمنَ اللَّـ ِّه إِّن‬
‫ط َردت ُّ ُه ْم‬ ُ ‫﴾ َويَا قَ ْو ِّم َمن يَن‬٢٩﴿ َ‫َولَ ٰـ ِّكنِّي أ َ َرا ُك ْم قَ ْو ًما ت َ ْج َهلُون‬
‫ْب َو ََل‬ َ ‫﴾ َو ََل أَقُو ُل لَ ُك ْم ِّعندِّي خَزَ ائِّ ُن اللَّـ ِّه َو ََل أ َ ْعلَ ُم ْالغَي‬٣٠﴿ َ‫ۖ أَفَ ََل تَذَ َّك ُرون‬
ُ‫أَقُو ُل ِّإ ِّني َملَ ٌك َو ََل أَقُو ُل ِّللَّذِّينَ ت َ ْزدَ ِّري أ َ ْعيُنُ ُك ْم لَن يُؤْ ِّت َي ُه ُم اللَّـهُ َخي ًْرا ۖ اللَّـه‬
َّ َ‫أ َ ْعلَ ُم ِّب َما ِّفي أَنفُ ِّس ِّه ْم ۖ ِّإ ِّني ِّإذًا لَّ ِّمن‬
﴾٣١﴿ َ‫الظا ِّل ِّمين‬
“Nabi Nuh berkata: ‘Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya,
tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami memaksa kamu menerima,
padahal kamu tidak menyukainya? Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, aku tidak
meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah
dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku
memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui. ‘ Dan (dia berkata): ‘Hai
kaumku, siapakah yang dapat menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir
mereka. Maka tidakkan kamu mengambil pelajaran?’ Dan aku tidak mengatakan
kepada kamu (bahawa): ‘Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari
Allah, dan aku tidak mengetahui hal yang ghaib, dan tidak pula aku mengatakan:’
Sesungguhnya aku adalah malaikat, ‘dan tidak juga aku mengatakan kepada orang -
orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: ‘Sekali-kali Allah tidak akan
mendatangkan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada
mereka. Sesungguhnya aku kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang
zalim.’ ” (QS. Hud: 28-31)

Nuh mematahkan semua argumentasi orang-orang kafir dengan logik para


nabi yang mulia. Iaitu, logik pemikiran yang sunyi dari kesombongan peribadi dan
kepentingan-kepentingan khusus. Nabi Nuh berkata kepada mereka bahawa Allah
SWT telah memberinya agama, kenabian, dan rahmat. Sedangkan mereka tidak
melihat apa yang diberikan Allah SWT kepadanya. Selanjutnya, ia tidak memaksa
mereka untuk mempercayai apa yang disampaikannya saat mereka membenci.
Kalimat tauhid (tiada Tuhan selain Allah) tidak dapat dipaksakan atas seseorang. Ia
memberitahu kepada mereka bahawa ia tidak meminta imbalan dari mereka atas
dakwahnya. Ia tidak meminta harta dari mereka sehingga memberatkan mereka.
Sesungguhnya ia hanya mengharapkan pahala (ganjaran) dari Allah SWT.

Allahlah yang memberi pahala kepadanya. Nabi Nuh menerangkan kepada


mereka bahawa ia tidak dapat mengusir orang-orang yang beriman kepada Allah
SWT. Meskipun sebagai Nabi, ia mempunyai had dan keterbatasan itu adalah tidak
diberikannya hak baginya untuk mengusir orang-orang yang beriman kerana dua
alasan. bahawa mereka akan bertemu dengan Alllah SWT dalam keadaan beriman
kepada-Nya, maka bagaimana ia akan mengusir orang yang beriman kepada Allah
SWT, kemudian seandainya ia mengusir mereka, maka mereka akan menentangnya
7

di hadapan Allah SWT. Ini mengakibatkan pemberian pahala dari Allah SWT atas
keimanan mereka dan balasan-Nya atas siapa pun yang mengusir mereka. Maka
siapakah yang dapat menolong Nabi Nuh dari siksa Allah SWT seandainya ia
mengusir mereka?

5. meneladani ulul azmi


PARA rasul adalah manusia biasa yang luar biasa. Mereka adalah orang-
orang yang dipilih Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya. Pemilihan seorang rasul
merupakan qadha Allah yang siapa pun tidak dapat mempengaruhinya. Di antara
rasul-rasul Allah ada lima orang yang teristimewa dengan digelari ulul azmi, yang
artinya orang yang memiliki kesabaran atau keteguhan hati yang tinggi. Adapun
yang termasuk rasul ulul azmi adalah Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as. dan
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alaihi Wassalam (SAWW).

Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah
dan akhlak umat yang telah menyimpang dari ajaran yang benar. Sebagaimana
diketahui beliau mewarisi umat Nabi Idris yang sudah sangat tidak percaya kepada
Allah. Bahkan mereka telah menuhankan lima berhala utama sebagai sembahan
mereka. Berhala-berhala tersebut adalah Wad, Suwa, Ya’uq, Yaguts, dan Nasr.
Nama kelima berhala tersebut dahulunya adalah ulama-ulama umat Nabi Idris yang
awalnya dikramatkan lalu dimitoskan dan dituhankan.

Kualifikasi Nabi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya


dalam berdakwah. Beliau tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga,
kerabat, dan masyarakat umum untuk kembali menyembah dan mentaati Allah dan
Rasul-Nya. Terbukti, hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya
tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk
penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkan ditenggelamkan
dengan gelombang air bah (mungkin sejenis gelombang Tsunami) dan semuanya
hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.

BAB III
PENUTUP
8

A. Kesimpulan
Dari sekian ulasan yang telah kami buat dapat kami simpulkan bahwa setiap
nabi utusan Allah adalah manusia yang begitu indah ketabahan dan kesabarannya
termasuk Nabi Nuh a.s. Juga mereka tidak pernah sombong dengan mukjizat yang
telah Allah berikan kepada mereka. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari
kisah teladan mereka, Amin.

B. Saran
Ambilah sisi positif dari hasil kerja kami ini dan kami mohon perbaikanya
jika dalam makalah ini ada kesalahan agar kami dapat memperbaikinya di masa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai