Definisi audit internal menurut IIA (Institute of Internal auditor) yang dikutip oleh Boynton
(2001:980) yakni: ”Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity
designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization
accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve
the effectiveness of risk management, control, and governance processes”. (Audit internal adalah
aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai
dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola).
Menurut Hiro Tugiman (2006:11), internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang dilaksanakan.
Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas
prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi. IIA (Institute of Internal auditor) memperkenalkan Standards for the
professional Practice of Internal auditing-SPPIA (Standar) dikutip dari Sawyer (2005:8), audit
internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa
dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Jadi secara sederhana Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan
berstatus sebagai pegawai bukan independen dan berkewajiban memberikan informasi kepada
manajemen yang berguna untuk pengambilan keptusan yang berkaitan dengan efektivitas
perusahaan.
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan
keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil
berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan
landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:11), penanggungjawab fungsi
audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan
bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.
Ruang lingkup menurut Guy (2002:410), ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan
evaluasi yang memadai serta efektifitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas
kinerja dalam melaksanakan tanggungjawab yang dibebankan.
Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal auditors (IIA) yang dikutip oleh
Boynton et al (2001:983) “The scope of audit internal should encompass of the adequacy and
effectiveness the organizations system of performance in carrying out assigned responsibilities;
(1) reability and integrying of information; (2) compliance with policies, plans, procedures, laws,
regulations and contacts; (3) safeguarding of assets; (4) economical and efficient use of resources;
(5) accomplishment of established objectives and goals for operations programs”. (Ruang lingkup
audit internal harus mencakup kecukupan dan efektivitas sistem kinerja organisasi dalam
melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan; (1) keandalan dan menyokong informasi; (2)
sesuai dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontak; (3) pengamanan aktiva;
(4) penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien; (5) tercapainya target yang ditetapkan
dan tujuan program operasi).
Menurut Hiro Tugiman (2001:17), lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi
pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang
dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
Kerja Audit harus mencakup perencanaan audit, memeriksa dan mengevaluasi kinerja informasi
kerja audit harus mencakup
1. Perencanaan audit
2. Menguji dan mengevaluasi informasi
3. Mengkomunikasikan hasil
4. Menindaklanjuti
Sama halnya yang diungkapkan Boynton et al, menurut Hiro Tugiman (2006:53), tahapan-
tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal adalah sebagai berikut:
a) Tahap perencanaan audit
b) Tahap pengujian dan pengevaluasian informasi
c) Tahap penyampaian hasil audit
d) Tahap tindak lanjut (follow up) hasil audit
Penjelasan dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:
a). Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan
kegiatan audit intenal, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan
diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan waktu,
dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses audit.
Menurut Hiro Tugiman (2006:53), audit intern haruslah merencanakan setiap pemeriksaan.
Perencanaan haruslah didokumentasikan dan harus meliputi:
1. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.
2. Peroleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan yang akan
diperiksa.
3. Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit.
4. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu.
5. Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan
pengawasan-pengawasan.
6. Penulisan program audit.
7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan disampaikan.
8. Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit.
Dafus : https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/internal-audit/
http://yann-achmad.blogspot.com/2012/04/auditor.html
AL. Haryono Jusup. 2001. Auditing Buku 1. BP. STIE YKPN: Yogyakarta