Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
A. Latar Belakang ................................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan .............................................................................................................. 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
KONSEP TEORITIS .............................................................................................. 4
A. Pengertian Kepribadian.................................................................................... 4
B. Teori-teori Kepribadian ................................................................................... 6
C. Tipe-tipe Kepribadian ...................................................................................... 8
D. Struktur Kepribadian Sigmund Freud ............................................................ 10
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam wujud
penggambaran organisasi tingkah laku secara sistematis dan mudah
dipahami. Tidak ada tingkah laku yang terjadi begitu saja tanpa alasan,
pasti ada faktor-faktor anteseden, sebab-musabab, pendorong, motivator,
sasaran-tujuan, dan atau latar belakangnya.
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi,
tempramen, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Sikap perasaan, ekspresi,
dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
dihadapkan pada situasi tertentu. Kepribadian dideskripsikan dalam istilah
sifat yang ditunjukkan oleh seseorang. Disamping itu kepribadian
diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu.
Kepribadian dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan dan faktor
lingkungan. Faktor keturunan menunjukkan pada genetika individu,
sedangkan faktor lingkungan memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukkan karakter lingkungan dimana seseorang tumbuh dan
dibesarkan.
Mengapa manusia berperilaku seperti yang mereka perlihatkan?
Apakah manusia bisa memilih kepribadian mereka? Apa yang
menyebabkan adanya persamaan dan perbedaan di antara manusia? Apa
yang membuat perilaku manusia dapat diprediksi? Apakah ada kekuatan
tersembunyi di alam bawah sadar kita? Apakah perilaku seseorang lebih
banyak dipengaruhi faktor keturunan atau lingkungan?
Kita harus mempelajari kepribadian, karena kepribadian adalah
bagian dari jiwa yang membangung keberadaan manusia menjadi satu
kesatuan. Memahami kepribadian, berarti memahami diri, aku, self, diri
sendiri, sebagai manusia.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian kepribadian?
2. Apa saja teori-teori kepribadian?
3. Apa saja tipe-tipe kepribadian?
4. apa saja struktur kepribadian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian
2. Untuk mengetahui dan memahami teori-teori kepribadian
3. Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe kepribadian
4. Untuk mengetahui dan memahami struktur kepribadian

3
BAB II
KONSEP TEORITIS

A. Pengertian Kepribadian
Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata
Latin: persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjuk pada topeng
yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam
memainkan peranan-perananya. Pada saat itu, setiap pemain sandiwara
memainkan peranan-perananya masing-masing sesuai dengan topeng yang
dikenakannya. Lambat laun, kata pesona (personality) berubah menjadi
satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima
oleh individu tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan gambaran
sosial yang diterimanya..
Dalam penelitian kepribadian, terdapat berbagai istilah, seperti
motif, sifat, dan tempramen, yang menunjuk kekhasan permanen pada
perseorangan. Tempramen misalnya lebih menunjuk pada dasar biologis
dari perilaku, sementara motif dan sifat terkait dengan pengaruh-pengaruh
lingkungan sosial.
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan
rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh
Gordon W.Allport menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian.
Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu
rumusan yang diangkap paling lengkap. Allport mendefinisikan
kepribadian sebagai berikut : “kepribadian adalah organisasi-organisasi
dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut
menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya”
Definisi deterministik menganggap kepribadian sebagai keadaan
internal individu, sebagai organisasi proses dan sruktur dalam diri
seseorang : “kepribadian adalah apa yang menentukan prilaku dalam
situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan”
(Cattel, 1965 : 27) atau seperti yang ditemukan Allport, “kepribadian
terletak di balik tindakan tertentu dan dalam individu, dan system yang

4
menyusun kepribadian dalam segala hal adalah kecendrungan yang
menetukan” (Allport, 1971).
Allport menggunakan istilah “system psiko-fisik” dengan maksud
menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia merupakan suatu system
yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di antara
keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku.
Sementara itu istilah khas dalam definisi kepribadian Allport memiliki
arti bahwa setiap individu memiliki kepribadian sendiri. Tidak ada
orang yang berkepribadian sama, sehingga tak akan ada dua orang
yang bertingkah laku sama.
Koentjaraningrat (1980) menyebut “kepribadian” atau personality
sebagai “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.”
Definisi tentang kepribadian tersebut, diakuinya sendiri, sangat kasar
sifatnya dan tidak banyak berbeda dengan arti yang diberikan pada
konsep itu dalam bahasa sehari-hari.
Dalam bahasa popular, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri
watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan
kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.
Apabila definisi umum yang banyak menyerupai konsep dalam
bahasa sehari-hari tersebut hendak kita pertajam, akan timbul banyak
kesukaran. Hal itu sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi
yang berasal memang merupakan tugas mereka, tetapi tidak ada satu
definisi yang tajam dan seragam. Agaknya, konsep kepribadian
merupakan konsep yang begitu luas, sehingga menjadi suatu
konstruksi yang tidak mungkin dirumuskan dalam satu definisi yang
tajam, namun bisa mencakup keseluruhannya.
Herman (1969), sebagaimana dikutip Monks, Knoers, dan
Haditono (1984:3), berpendapat bahwa pengertian kepribadian yang
masih bersifat teoritis ini, yang juga dapat disebut masih merupakan
suatu “construct” sangat kabur definisinya. Oleh karena itu, menurut

5
Herman, definisi lebih baik tu diberikan penelitian-penelitian lebih
lanjut ketimbang diberikan sekarang.
Menurut para psikolog, istilah “kepribadian” mempunyai arti yang
lebih daripada sekedar sifat menarik. Kepribadian seseorang itu
tersusun dari semua sifat yang dimilikinya. Sifat itu bermacam-macam,
antara lain berikut ini :
1. Ada yang berkenaan dengan cara orang berbuat
2. Ada yang berkenaan dengan sikap
3. Ada yang berhubungan dengan minat
4. Yang terpenting ialah tempramen emosional, meliputi optimisme,
pesimisme, mudah bergejolak dan tenang.
Adams (1954) berpendapat bahwa pengertian istilah kepribadian
itu bisa digali jika diselidiki dengan seksama apa yang kita maksudkan
dengan cakap setiap kali kita menggunakan istilah “saya”. Pada saat
anda mengatakan “saya”, menurut Adams, pada dasarnya anda
menyimpulkan segala sesuatu mengenai diri anda – apa yang disukai
dan tidak disukai, pilihan dan kegemaran, ketakutan dan kebencian,
kekuatan dan kelemahan anda.
Newcomb (1950) berpendapat bahwa kepribadian merupakan
organisasi dari sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perikelakuan. Kepribadian menunjuk pada
organisasi dari sikap-sikap seseorang untuk berbuat mengetahui,
berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan
orang lain atau menanggapi suatu keadaan.

B. Teori-teori Kepribadian
1. Teori kepribadian psikoanalisis

Dalam mencoba memahami system kepribadian, Freud


membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan
menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem
kepribadian tersebut menciptakan energi psikis yang menuntut pemuasan.

6
Tiga sistem tersebut adalah id, ego, superego. Ketiga sistem ini merupakan
satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi prilaku manusia.
Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan
segera impuls biologis, ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan
sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego
(hati nurani;suara hati). Dimana, ego harus menghadapi konflik antara id
dan superego.
Namun dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukan
menghadapi konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola
dorongan yang datang dari ketidaksadaran kolektif dan ketidaksadaran
pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang yang diredam dalam
ketidaksadaran.
2. Teori-teori sifat

Teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat, yakni


pola kecendrungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat
yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku relative tetap dari
situasi ke situasi.
Allport menekankan bahwa keunikan seseorang hanya satu-satunya
yang dimiliki orang tersebut. Namun ada satu fokus yang kuat ketika
kognitif internal dan proses motivasional seseorang mempengaruhi dan
menyebabkan perilaku. Dia mengatakan bahwa sifat manusia itu unik.
Sifat adalah sesuatu kesungguhan eksis, namun tidak terlihat. Itu terletak
dalam bagian tertentu dalam system saraf. Meskipun tidak terlihat, kita
bisa merasakan kehadirannya dengan mengamati konsistensi dari prilaku
seseorang. Allport membagi sejumlah perbedaan diantara berbagai jenis
sifat, yaitu : Sifat-sifat cardinal, Sifat-sifat sentral, Sifat-sifat sekunder.
3. Teori kepribadian behaviorisme
Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah
jika memenuhi berbagai criteria ilmiah. Umpamanya, ia tidak akan
menerima gagasan bahwa kepribadian atau diri yang membimbing atau
mengarahkan prilaku. Menurutnya individu adalah organisme yang
memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia

7
bukannlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan
atau suatu factor lingkungan bawaan yang khas secara bersama-sama
menghasilkan tingkah laku yang khas pula pada individu tersebut.
Skinner telah menguraikan sejumlah tehnik yang digunakan untuk
mengontrol prilaku. Tehnik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengekangan fisik
2. Bantuan fisik
3. Mengubah kondisi stimulus
4. Memanipulasi kondisi emosional
5. Melakukan respon-respon lain
6. Menguatkan diri secara positif
7. Menghukum diri sendiri
4. Teori psikologi kognitif
Dalam memersepsi lingkungan, manusia tidak sekedar
mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya tetapi
masukan dari penginderaan itu diatur, saling dihubungkan dan
diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutya dijadikan awal dari
suatu prilaku.
Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi
kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang
satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran. Dalam teori
ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya
termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan dengan teori ini
dimungkinkan juga faktor-faktor di luar di masukkan dalam lapangan
psikologis atau lapangan kesadaran seseorang

C. Tipe-tipe Kepribadian
1. Tipe sanguine
Ciri-cirinya antara lain : Memiliki banyak kekuatan, bersemangat,
mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan
senang tetapi tipe ini memiliki kelemahan cenderung implusif, bertindak
sesuai emosinya/keinginannya, mudah di pengaruhi lingkungan, kurang
bisa menguasai diri.

8
2. Tipe flegmatik
Ciri-cirinya antara lain : cenderung tenang, gejolak emosi tidak
tampak, misalnya dalam kondidi sedih atau senang sehingga turun naik
emosinya tidak terlihat jelas. Cenderung dapat menguasai dirinya dengan
cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam dan mampu
melihat, menatap, dan memikirkan masalah di sekitarnya. Kelemahannya
adalah cenderung untuk mengambil mudahnya, tidak mau susah (egois,
tidak mau berkornban demi orang lain)
3. Tipe melankolik
Ciri-cirinya antara lain : terobsesi dengan karyanya yang paling
bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup,
perasaannya sangat kuat dan sangat sensitive. Orang yang bertipe ini
memiliki kelemahan sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung
perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang
murung (tidak mudah terangat dan tertawa terbahak-bahak).
4. Tipe kolerik
Ciri-cirinya antara lain : Cenderung berorientasi pada pekerjaan dan
tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan
tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas diembannya.
Kelemahannya adalah kurang mampu merasakan perasaan orang lain,
kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang
menderita dan perasaanya kurang bermain.
5. Tipe asentif
Ciri-cirinya antara lain : mampu menyatakan pendapat, ide, dan
gagasannya secara tegas, kritis tetapi perasaanya halus sehingga tidak
menyakiti perasaan orang lain. Prilaku mereka berjuang untuk
mempertahankan hak sendiri tapi tidak sampai mengabaikan/mengancam
hak orang lain. Melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai
bagian dari interaksi social dengan mereka, tipe ini tipe ideal karena sangat
jujur.

9
D. Struktur Kepribadian Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah tokoh pertama yang menyelidiki kehidupan
jiwa manusia berdasarkan pada hakikat ketidaksadaran. Teori psikologi ala
Freud membedakan kepribadian manusia menjadi tiga unsur kejiwaan,
yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Ketiga aspek itu masing-masing mempunyai
fungsi, sifat komponen, prinsip kerja dan dinamika sendiri-sendiri, namun
ketiganya saling berhubungan sehingga sukar (tidak mungkin) untuk
memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia, tingkah
laku selalu merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek itu. Ketiga sistem
itu diuraikan sebagai berikut.
1. Id
Id dalam Bahasa Jerman adalah Das es. Id atau Das Es merupakan
wadah dari jiwa manusia yang berisi dorongan primitif. Dorongan primitif
adalah dorongan yang ada pada diri manusia yang menghendaki untuk
segera dipenuhi atau dilaksanakan keinginan atau kebutuhanya. Apabila
dorongan tersebut terpenuhi dengan segera maka akan menimbulkan rasa
senang, puas serta gembira. Sebaliknya apabila tidak dipenuhi atau
dilaksnakan dengan segera maka akan terjadi hal yang sebaliknya. Id
adalah istem kepribadian manusia yang paling dasar. Id merupakan aspek
kepribadian yang paling gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi
insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa “energy buta”.
(Endraswara, 2003: 101). Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa id
merupakan dorongan dari aspek biologis yang terjadi secara spontan.
2. Ego
Ego dalam Bahasa Jerman disebut Das Ich. Ego terbentuk dengan
diferensiasi dari Id karena kontaknya dengan dunia luar. Ego timbul
karena kebutuhankebutuhan organisme yang memerlukan transaksi-
transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Orang yang lapar
harus mencari, menemukan, dan memakan makanan untuk menghilangkan
rasa lapar. Hal itu berarti orang harus belajar membedakan antara makanan
dan persepsi aktual terhadap makanan seperti yang ada didunia aktual
terhadap makanan seperti yang ada di dunia luar. Setelah melakukan
pembedaan makanan perlu mengubah gambaran ke dalam persepsi yang

10
terlaksana dengan menghadirkan makanan di lingkungan. Dengan kata
lain, orang mencocokan gambaran ingatan tentang makanan dengan
penglihatan atau penciuman terhadap makanan yang dialaminya dengan
panca indera. Das ich atau The ego merupakan sistem kepribadian yang
bertindak sebagai pengaruh individu kepada dunia objek dari kenyataan
dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego
merupakan kepribadian implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia
luar (Endraswara, 2004: 101). Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa ego
timbul karena dorongan dari aspek psikologis yang memerlukan sebuah
proses.
3. Super Ego
Super ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai aturan
yang bersifat evaluatif (menyangkut baik dan buruk). Super ego
merupakan penyeimbang dari id. Semua keinginan-keinginan id sebelum
menjadi kenyataan, dipertimbangkan oleh super ego. Apakah keinginan id
itu bertentangan atau tidak dengan nilai-nilai moral yang ada dalam
masyarakat. Super ego berisi nilai-nilai moral yang ditanamkan pada diri
seseorang. Pada dasarnya, super ego sama dengan kesadaran. Aspek
sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta
cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-
anaknya, yang dimasukkan dengan berbagai perintah dan larangan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perikelakuan. Kepribadian
menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seseorang untuk berbuat
mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia
berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan
rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang
dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,
2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-
beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan
satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut
pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari
pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964)
mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik
yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan
konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

B. Saran
Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi
kelancaran dan kesumpurnaan penulisan ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Awisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas


Muhammadiyah Malang

Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia

Yusuf, Syamsu. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/ (Diakses pada


tanggal 11 Oktober 2018)
http://belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/ (Diakses pada
tanggal 11 Oktober 2018)
http://stikunsap.forumotion.net/t5-teori-perkembangan-kepribadian-sullivan
(Diakses pada tanggal 11 Oktober 2018)
http://www.pinasthika.co.id/index.php/the-community/106-konsep-kepribadian-
menurut-kurt-lewin (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2018)

13

Anda mungkin juga menyukai