Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KIAJARAN WETAN
Jalan Raya Pantura Kiajaran Wetan Kecamatan Lohbener-Indramayu Kode Pos: 45252
Telepon (0234) Email:Kiajaranwetan925@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KIAJARAN WETAN


NOMOR :

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS KIAJARAN WETAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS KIAJARAN WETAN,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas di laksanakan


sesuai kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa sehubungan dengan butir a dan b tersebut di
atas perlu menetapkan kebijakan pelayanan klinis di
UPTD Puskesmas Kiajaran Wetan.

Mengingat : 1. Undang undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


pelayanan publik;
2. Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan;
3. Peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.290/MENKES/PER/III/2008;
4. Peraturan mentri Kesehatan Repulik Indonesia
Nomor.269/MENKES/PER/III/2008;
5. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 001 Tahun 2012 tentang sistim Rujukaan
Pelayanan Kesehatan Perorangan;
6. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
7. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015 Tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
8. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.HK.02-
02/MENKES/514/2015 TentangPanduan Praktek
Klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan tingkat
pertama;
9. Peraturam Mentri Kesehatan Republik Indonesia No
43 th.2016 tentang Setandar pelayanan minimal
bidang kesehatan.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KIAJARAN WETAN


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD
PUSKESMAS KIAJARAN WETAN.
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD PUSKESMAS
Kiajaran Wetan sebagaimana tercantum dalam lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka akan diadakan perbaikan
/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kiajaran Wetan


Pada Tanggal : 02 Januari 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS KIJARAN WETAN

KASNAWI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KIAJARAN WETAN
NOMOR :
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS KIAJARAN WETAN

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut: minimal lulusan SMU,mempunyai
kemampuan mengoperasikan komputer ( Microsoft word dan Microsft
exel ).
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus di pastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut : nama pasien, usia, alamat tempat
tinggal dan nomer rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi tarif, jenis
pelayanan, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas
kesehatan yang lain harus dapat disediakan ditempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan kesehatan yang manusiawi, adil, jujur,dan
tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita
termasuk data-data medisnya.
f. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang di lakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
g. Memberikan persetujuan dan menolak atas tindakan yang akan di
lakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di
deritanya.
h. Di dampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
i. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang di
anutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
j. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas.
k. Mengajukan usul, saran, perbaikan terhadap pelayanan
Puskesmas.
l. Memperoleh Hak untuk memilih tenaga kesehatan jika di
mungkinkan.
8. Kewajiban pasien meliputi:
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
b. Mematuhi segala instruksi dokter dan dokter gigi, serta perawat
dalam pengobatannya.
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di UPTD Puskesmas Kiajaran
Wetan.
d. Memberi imbalan jasa atas pelayanan atas yang di terima sesuai
yang diatur oleh peraturan Bupati no 30 tahun 2018 tentang wajib
retribusi.
e. Memenuhi hal-hal yag telah di sepakati/perjanjian yang telah di
buat.
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib di
identifikasi dan ditindaklanjuti.
10. Adanya kordinasi antara pendaftaran dan unit lain nya.
11. Dari awal pasien datang harus sudah mrngetahui informasi tentang
alur pelayanan sejak di pendaftaran.
12. Penilaian dan evaluasi kepuasan pasien untuk peningkatkan mutu
layanan.

B. PENGKAJIAN KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal di lakukan secara paripurna di lakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan menperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan , kebidanan dan profesi
kesehatan lain wajib di identifikasi dan di catat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus di prioritaskan
dalam pelayanan melalui pemilahan dengan system Triase di UGD.
8. Kajian dan perencanan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten.
9. Jika di lakukan pelayanan secara tim, maka harus ada komunikasi
antar praktisi klinis dan tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang di berikan kepada tenaga kesehatan
professional yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian ,perencanaan dan pelaksanaan layanan di lakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas.
14. Petugas tidak boleh menggunakan ulang ( reuse ) peralatan yang
disposable.
15. Rencana layanan dan pelaksanaan pelayanan di pandu oleh prosedur
klinis yang di bakukan.
16. Jika di butukan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan di susun secara kolaboratif dalam
tim layanan terpadu.
17. Rencana layanan di susun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
18. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
psikologis, sosial, spiritual, dan memperhatikan tata nilai budaya
pasien.
19. Rencana layanan di susun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
20. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus di
identifikasi.
21. Efek smping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
di Informasikan kepada pasien.
22. Rencana layanan harus di catat di rekam medis.

A. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan
kesehatan sekurang-kurangnya memuat :
- Identitas pasien.
- Hasil anamnesa , mencakup sekrang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit.
- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
- Diagnosa.
- Rencana penatalaksanaan
- Pengobatan dan tindakan.
- Pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien.
- Persetujuan tindakan bila di perlukan.
B. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya
meliputi:
- Identitas pasien.
- Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayan kesehatan.
- Identitas penghantar pasien.
- Tanggal dan waktu.
- Hasil anamnesa mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit.
- Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
- Diagnosa.
- Pengobatan dan tindakan.
- Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalakan pelayanan
unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
- Nama dan tanda tangan dokter atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan.
- Sarana transportasi yang di gunakan bagi pasien yang akan di
pindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain
- Pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien.
23. Rencana layanan harus memuat pendidikan / penyuluhan pasien.
24. Audit medis dan kaitannya dengan mutu layanan medis.
Audit medis sangat terkait dengan upaya peningkatan mutu dan
standarisasi, karena itu tujuan di lakukan audit.
Bertujuan :
- Untuk melakukan evaluasi mutu pelayanan medis.
- Untuk mengetahui penerapan standard medis.
- Untuk melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis
sesuai kebutuhan pasien dan standard pelayanan medis.

C. PELAKSANAAN PELAYANAN
1. Pelaksanaan layanan di pandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan
medis , keperawatan , kebidanan, dan pelayanan, profesi
kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan pelayanan di lakukan sesuai rencana pelayanan .
4. Pelaksanaan pelayanan dan perkembangan pasien harus di
catat dalam rekam medis.
5. Jika di lakukan perubahan rencana layanan harus di catat
dalam rekam medis.
6. Tindakan medis / pengobatan yang berisiko wajib di
informasikan pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien ( informed
consent) wajib di informasikan.
8. Pelaksanaan pelayanan klinis harus di monitor, di evaluasi dan
di tindak lanjuti.
9. Evaluasi harus di lakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
informed consent.
10.Kasus –kasus gawat darurat harus di prioritaskan dan di
laksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11.Kasus – kasus berisiko tinggi harus di tangani sesuai dengan
prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi.
12.Kasus – kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap
terjadinya infeksi harus di tangani dengan memperhatikan
prosedur pencegahan ( kewaspadaan universal ).
13.Pemberian obat/ cairan intra vena yang baku dan mengikutin
prosedur aseptik.
14.Kinerja pelayanan klinis harus di monitor dan di evaluasi
dengan indikator yang jelas.
15.Hak dan kebutuhan pasien harus di perhatikan , pada saat
pemberian layanan.
16.Keluhan pasien / keluarga wajib di identifikasi, di
dokumentasikan dan di tindak lanjuti.
17.Pelaksanaan layanan di laksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghindari pengulangan yg tidak perlu.
18.Pelayanan di mulai dari pendaftaran , pemeriksaan fisik ,
pemeriksaan penunjang, perencanaan layanaan, pelaksanaan
layanan, pemberian obat / tindakan , sampai dengan pasien
pulang atau di rujuk harus di jamin kesinambungannya.
19.Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20.Pasien berhak untuk menolak jika di rujuk kesarana kesehatan
lain.
21.Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk
rujukan di pandu oleh prosedur yang baku.
22.Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib di
berikan informasi tentang hak pasien untuk membuat
keputusan akibat dari keputusan , dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
23.Pelayanan anastesi dan pembedahan harus di pandu dengan
prosedur baku.
24.Pelayanaan anastesi yang di lakukan di puskesmas antara lain
melalui anastesi lokal infiltrasi dan topikal. Anastesi infiltrasi
adalah anastesi yang bertujuan untuk menimbulkan anastesi
ujuang saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang
akan di anastesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa
dikulit dan jaringan yang terletak lebih dalam.
25.Pelayan anastesi dan pembedahan harus dilaksakan oleh
petugas yang kompeten, antara lain dokter dan perawat /
bidan yang di beri kewenangan.
26.Sebelum melakukan anstesi dan pembedahan harus
mendapatkan informed consent.
27.Status pasien wajib di monitor setelah pemberian anastesi dan
pembedahan.
28.Pendidikan / penyuluhan kesehatan pada pasien di laksankan
pada pelayanan.
29.Rencana asuhan gizi pada gizi buruk, bumil KEK , dan
penyakit degenerative.
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasien di pandu oleh prosedur yang baku ,
pemulangan dilakukan pada kasus persalinan.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemulangan / rujukan.
3. Pasien dapat di pulangkan jika telah memenuhi kriteria
pemulangan pasien yaitu kondisi stabil prognosis cenderung
membaik.
4. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib di tindak lanjuti oleh
dokter yang menangani.
5. Jika pasien tidak mungkin di rujuk, puskesmas wajib
memberikan alternatif pelayanan.
6. Rujukan pasien harus di sertai dengan resume klinis .
7. Resume klinis meliputi : nama pasien , kondisi klinis,
prosedur / tindakan yang telah di lakukan , kebutuhan akan
tindak lanjut.
8. Pasien di beri informasi tentang hak untuk memilih tempat
rujukan.
9. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu di dampingi oleh
petugas yang kompeten dan di laukan monitoring kondisi
pasien selama pelaksanaan rujukan.
10. Kriteria merujuk pasien meliputi :
A. Kriteria umum
a. Pasien masih dapat di sembuhkan ( Reversibel).
b. Pasien layak angkut ( Transportable ).
B. Kriteria khusus
a. Pasien yang belum di ketahui diagnosanya .
b. Pasien yang penyakitnya sudah terdiagnosa tetapi
fasilitas pengobatan di puskesmas belum memadai .
c. Penyakit yang di rujuk bisa menghasilkan peningkatan
kualitas hidup yang lebih baik.
11. Pada saat pemulangan , pasien / keluarga pasien harus di
beri informasi tentang tindak lanjut layanan.

E. TIM KESEHATAN ANTAR PROFESI

Tim kesehatan antar profesi UPTD Puskesmas Kiajaran Wetan


Penasehat / pengurus : Kepala Puskesmas
PJ Yannis : Dokter pelaksana medis.
Perawat : Pelaksana pemeriksaan umum.
Bidan : Pelaksana kesehatan KIA dan KB
Pelaksana persalinan.
Laboratorium : Pelaksanaan laboratorium.
Kefarmasian : Pelaksana kefarmasian perkesmas.

Ditetapkan di : Kiajaran Wetan


Pada Tanggal : 02 Januari 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS KIAJARAN WETAN
KASNAWI

Anda mungkin juga menyukai