Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Sampel Penelitian

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel ibu menyusui yang

berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng dan Bukit Hindu Kota Palangka

Raya. Analisa gambaran data penelitian yang meliputi usia, pekerjaan dan latar

belakang pendidikan serta paritas disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara

deskriptif, sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum Sampel

Variabel Wilayah Kerja Total


UPT Puskesmas UPT Puskesmas (n=40)
Menteng Bukit Hindu
n % n % n %
Kategori Usia
20 – 29 tahun 12 60 10 50 22 55
30 – 39 tahun 7 35 10 50 17 42,5
≥40 tahun 1 5 0 0 1 2,5
Latar Belakang Pendidikan
Tidak sekolah 0 0 0 0 0 0
Lulus SD 0 0 0 0 0 0
Lulus SMP 1 5 5 25 6 15
Lulus SMA 16 80 6 30 22 55
Lulus Perguruan 3 15 9 45 12 30
Tinggi
Pekerjaan
Tidak Bekerja 20 100 13 65 33 82,5
Bekerja 0 0 7 35 7 17,5
Paritas
1 anak 10 50 6 30 16 40
2 anak 7 35 8 40 15 37,5
3 anak 2 10 5 25 7 17,5
4 anak 1 5 1 5 2 5

Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa sampel dengan golongan usia 20 – 29

tahun yang paling banyak menyusui baik itu di wilayah kerja Puskesmas Menteng

maupun di Puskesmas Bukit Hindu, yaitu sebesar 55%. Latar belakang pendidikan
sampel yang paling banyak mendominasi untuk memberikan ASI (Air Susu Ibu) adalah

lulusan SMA yaitu sebesar 55% dan terdapat 82,5% sampel tidak bekerja yang

memberikan ASI. Dalam penelitian ini, ibu dengan paritas 1 anak adalah yang paling

banyak yaitu sebesar 40%.

4.2. Gambaran Umum Bayi

Jumlah bayi dalam penelitian ini sebanyak 40 bayi yang merupakan anak-anak

dari sampel penelitian. Analisa data gambaran bayi antara lain, umur dan jenis kelamin

disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum Bayi

Wilayah Kerja
Total
UPT Puskesmas UPT Puskesmas
Variabel (n=40)
Menteng Bukit Hindu
n % n % n %
Usia
1 bulan 1 5 0 0 1 2,5
2 bulan 3 15 4 20 7 17,5
3 bulan 4 20 4 20 8 20
4 bulan 2 10 5 25 7 17,5
5 bulan 10 50 6 30 16 40
6 bulan 0 0 1 5 1 2,5
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 55 7 35 18 45
Perempuan 9 35 13 65 22 55

Berdasarkan tabel 4.2., dapat diketahui bahwa bayi yang paling banyak diamati

kenaikan berat badannya adalah bayi yang berusia 5 (lima) bulan yaitu sebanyak 40%. Selain

itu, data jenis kelamin bayi menunjukkan bahwa terdapat 45% bayi laki-laki dan 55% bayi

perempuan yang diamati dalam penelitian ini.

4.3. Pola Makan Ibu Menyusui

Pola makan ibu menyusui dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pola

makan sebelum diberikan konseling dan pola makan setelah diberikan konseling.
Dalam penelitian ini, konseling hanya diberikan pada sampel yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Menteng. Adapun sampel di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu

tidak diberikan konseling dan hanya digunakan sebagai data pembanding penelitian.

Distribusi frekuensi pola makan sampel disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi pola makan ibu menyusui diberikan konseling

Puskesmas Puskesmas
Variabel Total (n=40)
Menteng Bukit Hindu
n % n % n %
Pola Makan Sebelum Konseling
Baik 0 0 0 0 0 0
Kurang 20 100 20 100 20 100
Pola Makan Setelah Konseling
Baik 3 15 5 25 8 20
Kurang 17 85 15 75 32 80

Berdasarkan tabel 4.3. pola makan ibu menyusui yang telah diberikan konseling
hanya 15% yang menunjukkan perubahan di wilayah kerja puskesmas menteng dan
25% yang menunjukkan perubahan di wilayah kerja puskesmas bukit hindu.

4.4. Analisis Kenaikan Berat Badan Bayi

Kenaikan berat badan bayi dalam penelitian ini didapatkan dari nilai kenaikan

berat badan minimum yang sesuai dengan buku KMS. Adapun data kenaikan berat

badan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi kenaikan berat badan bayi

Wilayah Kerja
Total
UPT Puskesmas UPT Puskesmas Bukit
Variabel (n=40)
Menteng Hindu
n % n % n %
Kenaikan Berat Badan Bayi
Naik 15 75 1 5 16 40
Tidak Naik 5 25 19 95 24 60

Nilai Kenaikan Berat Minimum (KBM) mempunyai angka berbeda yang

disesuaikan dengan pertambahan umur bayi setiap bulannya. Berdasarkan tabel 4.4. di
atas, hanya 75% berat badan bayi bertambah sesuai dengan KBM di wilayah kerja

Puskesmas Menteng dan 5% berat badan bayi bertambah sesuai KBM di wilayah kerja

Puskesmas Bukit Hindu.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kelompok yang diberikan

konseling dengan kelompok kontrol, maka hasil penelitian diuji menggunakan uji chi

square tabel 2 x 2 dengan interpretasi hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Chi Square

Kenaikan Berat Bdan Menurut KMB


Naik Tidak Naik p
n % n %
Perlakuan Diberikan konseling 15 75 5 25 0,000
Tidak diberikan konseling 1 5 19 95
Total 16 100 24 100 40

Berdasa rkan tabel 4.6. di atas, hasil uji chi square p = 0,000 (p < 0,005) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara pemberian konseling dengan kenaikan berat badan bayi sesuai

dengan KMB.

4.5. Analisis Pengaruh Pemberian Konseling terhadap Pola Makan Ibu Menyusui

Pengaruh pemberian konseling terhadap pola makan ibu menyusui dianalisa

menggunakan uji wilcoxon karena data pola makan tidak berdistribusi normal. Analisis

disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:


Tabel 4.7. Hasil Analisis Uji Wilcoxon
N Median p
(minimum-maximum)
Puskesmas Menteng
Sebelum Konseling 20 1 (1 – 1) 0,083
Sesudah Konseling 20 1 ( 1 – 2)
Puskesmas Bukit Hindu
Kunjungan Pertama 20 1 (1 – 1) 0,025
Kunjungan Kedua 20 1 ( 1 – 2)

Berdasarkan tabel 4.5. diatas, diketahui bahwa nilai p = 0,083 (p < 0,005) yang

berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola makan sebelum dan sesudah

konseling pada ibu menyusui di wilayah kerja puskesmas Menteng. Sama halnya

dengan hasil uji pada Puskesmas Bukit Hindu, nilai p 0,025 (p < 0,005) yang berarti

tidak ada perbedaan pola makan pada kunjungan pertama dan kunjungan kedua pada

ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Bukit Hindu.

Anda mungkin juga menyukai