SISTEM PEMBAYARAN
Guru Pembimbing :
Khalimmatus Saniyah, S.Pd
Disusun Oleh :
Ahmad Aditya ALM (02)
Findi Wulan Nur H ()
Lailatul Khasanah ()
Nur Airisa ()
Tri Maharani K.D (26)
Bentuk uang itu sendiri secara fisik juga mengalami evolusi dari bentuk yang paling
sederhana ke bentuk yang lebih maju sejalan dengan perkembangan teknologi. Uang dalam
bentuk kerang dan batu-batuan berganti dengan lempengan logam dan logam mulia, untuk
kemudian berubah lagi menjadi bentuk yang dianggap paling efisien yaitu uang kertas dan
uang logam. Berbagai kendala dalam penggunaan uang tunai (kertas dan logam) mendorong
munculnya inovasi-inovasi baru dalam penciptaan alat pembayaran yang bersifat nontunai.
Alat pembayaran non-tunai yang saat ini kita kenal ada yang berbentuk paperbased
(Cek/Bilyet Giro), card-based (Kartu Kredit, Kartu Debet) dan electronic based. Bahkan sejak
tahun 2007 mulai dikenalkan uang elektronik yang ditujukan untuk jenis pembayaran mikro
sebagai pengganti uang. Perkembangan teknologi juga telah memungkinkan perpindahan
(transfer) dana secara elektronis yang cepat antar kota bahkan antar negara.
1
apabila terganggu, misalnya karena seringnya terjadi system breakdown atau adanya fraud
akan mengakibatkan ketidaknyamanan masyarakat dan pada gilirannya dapat menimbulkan
turunnya kepercayaan masyarakat atas sistem dan alat-alat pembayaran yang diproses
melalui sistem tersebut. Di Indonesia yang termasuk dalam kategori SWIPS adalah Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan penyelenggaraan alat pembayaran dengan
menggunakan kartu (APMK). Sementara, sistem pembayaran yang bukan sebagai SIPS dan
SWIPS contohnya adalah money remittance.
b) Prinsip dan Komponen Sistem Pembayaran
Agar pelaksanaan sistem pembayaran di indonesia aman dan efisien, Bank
Indonesia perlu menerapkan prinsip-prinsip dan memperhatikan komponen-komponen.
1. Prinsip sistem pembayaran
prinsip sistem pembayaran, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan
perlindungan konsumen.
Aman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko
kredit, risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap
penyelenggaraan sistem pembayaran.
Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran sistem pembayaran harus dapat
digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih murah
karena meningkatnya skala ekonomi.
Kemudian prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank Indonesia
tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem
yang dapat menghambat pemain lain untuk masuk.
Terakhir adalah kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk
memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.
Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan.
2
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran.
melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan,
Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam
stabilitas keuangan.
Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
Tujuan bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan pengaturan dan pengelolaan kelancaran sistem pembayaran
nasional (SPN). Kelanacaran SPN juga perlu didukung oleh infrastruktur yang andal.
Semakin lancar dan andal SPN, semakin lancar pula transmisi kebijakan moneternya.
Kelancaran kebijakan moneter tersebut pada akhirnya akan bermuara pada stabilitas nilai
tukar.
Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN.
Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan
SPN. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki wewenang memberikan persetujuan dan
perizinan serta melakukan pengawasan atas SPN.
Selain itu, masih ada tugas Bank Indonesia dalam SPN, misalnya, peran sebagai
penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank
sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat
pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik, hingga
memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.
Dalam hal alat pembayaran tunai, Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang
berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran tersebut, Bank Indonesia senantiasa
berupaya untuk memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang
cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisiyang layak edar (clean
money policy).
Sebelum mengeluarkan uang rupiah, dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar uang
yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia
meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan,
nilai intrinsik, serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah
serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun ke depan.
3
Berdasarkan perencanaan tersebut, kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk uang
emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.
Uang rupiah yang telah dikeluarkan kemudian diedarkan ke seluruh wilayah melalui
kantor Bank Indonesia. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas
kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan
melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang rupiah. Sementara itu, kepada masyarakat
dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor
Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran
uang kecil.
Setelah mengeluarkan uang rupiah, kegiatan pengelolaan yang dilakukan Bank
Indonesia adalah pencabutan uang terhadap pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak
lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan ini dimaksudkan untuk mencegah
dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi
pecahan. Uang rupiah yang dicabut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, untuk menjaga kualitas uang rupiah dalam kondisi yang layak edar di
masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan
adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetakan yang kurang
sempurna, dan uang yang sudah tidak layak edar.
4
baik Peserta Langsung maupun Peserta Tidak Langsung. Peserta Langsung adalah peserta
yang dapat melakukan transaksi RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS
Terminal milik Peserta. Sedangkan Peserta Tidak Langsung dapat melakukan transaksi
RTGS secara tidak langsung, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia dengan
menggunakan RTGS Terminal milik Bank Indonesia.
Penyelenggaraan sistem nontunai oleh Bank Indonesia berperen penting dalam sistem
pembayaran nasional sehingga perlu dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Jika sistem nontunai
ini mengalami gangguan akan sangat mengganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan
dalam megeri.
5
dan (iii) pelaksanaan transaksi Surat Berharga Negara (SBN) untuk dan atas nama
Pemerintah. Sementara kegiatan penatausahaan Surat Berharga mencakup kegiatan (i)
setelmen, (ii) registrasi kepemilikan, dan (iii) pembayaran kupon/pelunasan Surat Berharga.
Kegiatan transaksi dan penatausahaan dilakukan dalam satu sistem yang terintegrasi dan
terhubung langsung (on-line) antara Bank Indonesia dengan para pelaku pasar. Selain itu,
BI-SSSS mencakup juga sistem informasi antar peserta dan penyelenggara BI-SSSS, sistem
setelmen surat berharga dan sistem penatausahaan surat berharga.Setelmen Surat Berharga
melalui BI-SSSS dilakukan secaraseamlessdengan sistemsetelmen dana Peserta melalui
Sistem Sistem BI-RTGS yang memungkinkan Peserta BI-SSSS memanfaatkan fasilitas
setelmen secaraDelivery Versus Payment(DVP) yang dapat dilakukan secara cepat dan
seketika sehingga risiko setelmen Surat Berharga dapat diminimalkan.Sesuai dengan
fungsinya, peserta BI-SSSS terdiri dari; (i) peserta penerbit yaitu Bank Indonesia dan
Departemen Keuangan, (ii) peserta transaksi yaitu BankIndonesia, bank, Perusahaan Pialang
Pasar Uang dan Perusahaan Efek, serta Lembaga lain yang disetujui oleh Bank Indonesia
seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan (iii) peserta transaksidan sekaligus sebagai
pemilik rekening surat berharga yaitu Bank Indonesia, bank dan Sub-Registry.
6
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembayaran
adalah perpindahan hak atas nilai antara pihak pembeli dan pihak penjual yang secara
bersamaan terjadi perpindahan hak atas barang atau jasa secara berlawanan.
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati
untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi.
Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Dalam mentransfer pasti memiliki kendala-kendala, maupun risiko-risikonya.
Perkembangan Sistem Pembayaran diawali dari sistem Sistem Pertukaran Barter,
Uang Logam, Uang Tanda, Uang Kertas, Uang Giral,
Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian adalah menjaga stabilitas keuangan
dan perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter serta sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara.
Kewenangan Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran adalah menetapkan
kebijakan, mengatur, melaksanakan, dan memberi persetujuan, perizinan dan pengawasan
atas penyelenggaraanjasa sistem pembayaran
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dari segi penulisan maupun isi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.