Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI

SISTEM PEMBAYARAN

Guru Pembimbing :
Khalimmatus Saniyah, S.Pd
Disusun Oleh :
 Ahmad Aditya ALM (02)
 Findi Wulan Nur H ()
 Lailatul Khasanah ()
 Nur Airisa ()
 Tri Maharani K.D (26)

MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul ”Sistem Pembayaran”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Wagista Yulianto, S.E, selaku dosen Mata Kuliah Lalu
Lintas Pembayaran DLN yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PEMBAHASAN .......................................................................... 1


A. Pengertian Sistem Pembayaran................................................ 1
a) Perkembangan sistem Pembayaran...................................... 1
b) Prinsip dan Komponen Sistem Pembayaran........................ 2
B. Peran Bank Indonesia Dalam sistem pembayaran..................... 2

C. Penyelanggaraan Sistem Pembayaran Nontunai oleh Bank


Indonesia ................................................................................... 4
a) Real Time Gross Settlement.................................................. 4
b) Sistem Kriling Nasional Bank Indonesia.............................. 5
c) Bank Indonesia Scriplrss Securities Settlement System........ 5

BAB II PENUTUP .................................................................................. 7


A. Kesimpulan ............................................................................. 7
B. Saran ....................................................................................... 7
BAB I
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SISTEM PEMBAYARAN


pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan
mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenulii suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Kelancaran sistem pembayaran dalam
suatu perekonomian akan mendukung pelaksanaan kebijakan moneter yang dilaksanakan
Banlc Indonesia.
a) Perkembangan Sistem Pembayaran
Perkembangan sistem pembayaran tidak berlangsung secara revolusioner, melainkan
berevolusi, lambat laun. Dan tahapan evolusi sistem pembayaran tersebut dimulai dari sistem
perekonomian yang paling sederhana, yakni yang dikenal dengan istilah barter, Sistem barter
tersebut kemudian digantikan dengan sistem “commodity currency” yaitu sistem pertukaran
dengan menggunakan barang tertentu yang telah diterima secara umum sebagai media
pertukaran (medium of exchange) maupun sebagai suatu standard nilai yang digunakan
dalam pertukaran barang. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia, sistem tersebut
menjadi tidak efisien lagi, sehingga muncul lah uang sebagai alat ukur dan alat tukar yang
dapat digunakan dalam perdagangan.

Bentuk uang itu sendiri secara fisik juga mengalami evolusi dari bentuk yang paling
sederhana ke bentuk yang lebih maju sejalan dengan perkembangan teknologi. Uang dalam
bentuk kerang dan batu-batuan berganti dengan lempengan logam dan logam mulia, untuk
kemudian berubah lagi menjadi bentuk yang dianggap paling efisien yaitu uang kertas dan
uang logam. Berbagai kendala dalam penggunaan uang tunai (kertas dan logam) mendorong
munculnya inovasi-inovasi baru dalam penciptaan alat pembayaran yang bersifat nontunai.
Alat pembayaran non-tunai yang saat ini kita kenal ada yang berbentuk paperbased
(Cek/Bilyet Giro), card-based (Kartu Kredit, Kartu Debet) dan electronic based. Bahkan sejak
tahun 2007 mulai dikenalkan uang elektronik yang ditujukan untuk jenis pembayaran mikro
sebagai pengganti uang. Perkembangan teknologi juga telah memungkinkan perpindahan
(transfer) dana secara elektronis yang cepat antar kota bahkan antar negara.

Di sistem pembayaran non tunai, sistem pembayaran diklasifikasikan menjadi sistem


pembayaran yang bersifat Systemically Important Payment System (SIPS), System Wide
Important Payment System (SWIPS) dan sistem pembayaran yang bukan sebagai SIPS dan
SWIPS. SIPS adalah sistem yang memproses transaksi-transaksi pembayaran yang bernilai
besar dan apabila terjadi kegagalan dalam sistem pembayaran ini dapat menyebabkan
terjadinya systemic risk yang dapat menimbulkan gangguan terhadap stabilitas sistem
keuangan, contohnya adalah sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BIRTGS).
Sementara itu SWIPS adalah sistem pembayaran yang digunakan oleh masyarakat luas, yang

1
apabila terganggu, misalnya karena seringnya terjadi system breakdown atau adanya fraud
akan mengakibatkan ketidaknyamanan masyarakat dan pada gilirannya dapat menimbulkan
turunnya kepercayaan masyarakat atas sistem dan alat-alat pembayaran yang diproses
melalui sistem tersebut. Di Indonesia yang termasuk dalam kategori SWIPS adalah Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan penyelenggaraan alat pembayaran dengan
menggunakan kartu (APMK). Sementara, sistem pembayaran yang bukan sebagai SIPS dan
SWIPS contohnya adalah money remittance.
b) Prinsip dan Komponen Sistem Pembayaran
Agar pelaksanaan sistem pembayaran di indonesia aman dan efisien, Bank
Indonesia perlu menerapkan prinsip-prinsip dan memperhatikan komponen-komponen.
1. Prinsip sistem pembayaran
prinsip sistem pembayaran, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan
perlindungan konsumen.

 Aman berarti segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko
kredit, risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap
penyelenggaraan sistem pembayaran.
 Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelanggaran sistem pembayaran harus dapat
digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih murah
karena meningkatnya skala ekonomi.
 Kemudian prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank Indonesia
tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem
yang dapat menghambat pemain lain untuk masuk.
 Terakhir adalah kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk
memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.

2. Komponen sistem pembayaran


terdiri dari Regulator, Penyelenggara, Infrastruktur, Instrumen, dan Pengguna.

 Regulator berwenang mengatur aturan main,ketentuan, dan kebijakan yang mengikat


seluruh komponen sistem pembayaran.
 Penyelenggara adalah lembaga yang memastikan penyelesaian akhir dari seluruh
transaksi yang terjadi di penggunanya.
 Infrastuktur adalah sarana fisik yang mendukung operasional sistem pembayaran.
 Instrumen adalah alat pembayaran baik tunai maupun non-tunai yang disepakati oleh
para pengguna dalam melakukan transaksi.
 Pengguna adalah konsumen yang memanfaatkan Sistem pembayaran.

2. PERAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM PEMBAYARAN

 Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
 Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan.

2
 Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran.
melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan,
 Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam
stabilitas keuangan.
 Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).

Tujuan bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan pengaturan dan pengelolaan kelancaran sistem pembayaran
nasional (SPN). Kelanacaran SPN juga perlu didukung oleh infrastruktur yang andal.
Semakin lancar dan andal SPN, semakin lancar pula transmisi kebijakan moneternya.
Kelancaran kebijakan moneter tersebut pada akhirnya akan bermuara pada stabilitas nilai
tukar.
Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN.
Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan
SPN. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki wewenang memberikan persetujuan dan
perizinan serta melakukan pengawasan atas SPN.
Selain itu, masih ada tugas Bank Indonesia dalam SPN, misalnya, peran sebagai
penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank
sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat
pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik, hingga
memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.
Dalam hal alat pembayaran tunai, Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang
berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran tersebut, Bank Indonesia senantiasa
berupaya untuk memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang
cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisiyang layak edar (clean
money policy).
Sebelum mengeluarkan uang rupiah, dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar uang
yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia
meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan,
nilai intrinsik, serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah
serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun ke depan.

3
Berdasarkan perencanaan tersebut, kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk uang
emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.
Uang rupiah yang telah dikeluarkan kemudian diedarkan ke seluruh wilayah melalui
kantor Bank Indonesia. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas
kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan
melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang rupiah. Sementara itu, kepada masyarakat
dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor
Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran
uang kecil.
Setelah mengeluarkan uang rupiah, kegiatan pengelolaan yang dilakukan Bank
Indonesia adalah pencabutan uang terhadap pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak
lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan ini dimaksudkan untuk mencegah
dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi
pecahan. Uang rupiah yang dicabut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, untuk menjaga kualitas uang rupiah dalam kondisi yang layak edar di
masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan
adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetakan yang kurang
sempurna, dan uang yang sudah tidak layak edar.

3. PENYELANGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI OLEH


BANK INDONESIA
1. Real Time Gross settlement (BI-RTGS)
Real Time Gross Settlement Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, kita
dihadapkan pada kondisi yang menuntut kita untuk melakukan pembayaran yang bersifat
urgent dengan nilai yang besar (High Value Payment System (HVPS) kepada pihak lain
dalam waktu cepat. Apabila Anda mengalami kondisi tersebut, gunakanlah Sistem Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) untuk melakukan transaksi pembayaran
tersebut. BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata
uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.
Para peserta dalam Sistem BI-RTGS adalah seluruh bank dan Non bank,

4
baik Peserta Langsung maupun Peserta Tidak Langsung. Peserta Langsung adalah peserta
yang dapat melakukan transaksi RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS
Terminal milik Peserta. Sedangkan Peserta Tidak Langsung dapat melakukan transaksi
RTGS secara tidak langsung, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia dengan
menggunakan RTGS Terminal milik Bank Indonesia.

2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)


SKNBI merupakan sistem transfer dana elektronik meliputi kliring debit dan
kliring kredit yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. SKNBI
berperan penting dalam pemrosesan aktifitas transaksi pembayaran, khususnya memproses
transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value Payment System (RVPS) atau transaksi
bernilai kecil yaitu transaksi di bawah Rp. 100 juta. Waktu operasional SKNBI yaitu pukul
08.00 hingga pukul 16.00 dengan penyelesaian transaksi selama dua jam.
Penyelenggara SKNBI terdiri dari Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) dan Penyelenggara
Kliring Lokal (PKL). Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) adalah unit kerja di kantor
pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara
nasional. Sementara itu, Penyelenggara Kliring Lokal (PKL) adalah unit kerja Bank
Indonesia dari bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan
menyelenggarakan SKNBI di wilayah kliring tertentu.

Penyelenggaraan sistem nontunai oleh Bank Indonesia berperen penting dalam sistem
pembayaran nasional sehingga perlu dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Jika sistem nontunai
ini mengalami gangguan akan sangat mengganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan
dalam megeri.

3. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)


Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System(BI-SSSS)BI-SSSS
merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan
penatausahaan Surat Berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara Peserta,
Penyelenggara dan Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement(Sistem BI-
RTGS).FAQBI-SSSS menggabungkan sistem transaksi Bank Indonesia dengan sistem
penatausahaan Surat Berharga. Kegiatan transaksi Bank Indonesia, mencakup (i) pelaksanaan
Operasi Pasar Terbuka (OPT),(ii) pemberian fasilitas pendanaan Bank Indonesia kepada
Bank,

5
dan (iii) pelaksanaan transaksi Surat Berharga Negara (SBN) untuk dan atas nama
Pemerintah. Sementara kegiatan penatausahaan Surat Berharga mencakup kegiatan (i)
setelmen, (ii) registrasi kepemilikan, dan (iii) pembayaran kupon/pelunasan Surat Berharga.

Kegiatan transaksi dan penatausahaan dilakukan dalam satu sistem yang terintegrasi dan
terhubung langsung (on-line) antara Bank Indonesia dengan para pelaku pasar. Selain itu,
BI-SSSS mencakup juga sistem informasi antar peserta dan penyelenggara BI-SSSS, sistem
setelmen surat berharga dan sistem penatausahaan surat berharga.Setelmen Surat Berharga
melalui BI-SSSS dilakukan secaraseamlessdengan sistemsetelmen dana Peserta melalui
Sistem Sistem BI-RTGS yang memungkinkan Peserta BI-SSSS memanfaatkan fasilitas
setelmen secaraDelivery Versus Payment(DVP) yang dapat dilakukan secara cepat dan
seketika sehingga risiko setelmen Surat Berharga dapat diminimalkan.Sesuai dengan
fungsinya, peserta BI-SSSS terdiri dari; (i) peserta penerbit yaitu Bank Indonesia dan
Departemen Keuangan, (ii) peserta transaksi yaitu BankIndonesia, bank, Perusahaan Pialang
Pasar Uang dan Perusahaan Efek, serta Lembaga lain yang disetujui oleh Bank Indonesia
seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan (iii) peserta transaksidan sekaligus sebagai
pemilik rekening surat berharga yaitu Bank Indonesia, bank dan Sub-Registry.

Pengembangan BI-SSSS mengacu pada standar internasional yaitu Recommendations for


securities settlement systems dari Committee of Payment and Settlement System(CPSS)
danThe International Organization of Securities Commissions (IOSCO).BI-SSSS selalu
melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap aplikasi-aplikasinya untuk
mengakomodasi kebutuhan perkembangan pasar keuangan domestik.

6
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembayaran
adalah perpindahan hak atas nilai antara pihak pembeli dan pihak penjual yang secara
bersamaan terjadi perpindahan hak atas barang atau jasa secara berlawanan.
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati
untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi.
Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Dalam mentransfer pasti memiliki kendala-kendala, maupun risiko-risikonya.
Perkembangan Sistem Pembayaran diawali dari sistem Sistem Pertukaran Barter,
Uang Logam, Uang Tanda, Uang Kertas, Uang Giral,
Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian adalah menjaga stabilitas keuangan
dan perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter serta sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara.
Kewenangan Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran adalah menetapkan
kebijakan, mengatur, melaksanakan, dan memberi persetujuan, perizinan dan pengawasan
atas penyelenggaraanjasa sistem pembayaran

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dari segi penulisan maupun isi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai