MANAJEMEN PERKEBUNAN
DISUSUN OLEH:
SEPRINDO SIMATUPANG
168220085
U
M
A
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan mengusahakan
sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang telah ditunjuk pemerintah.
Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji,
mengecambahkan, menyemai, dan membibitkannya.
Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan ganda (double
stage system) dan sistem pembibitan tunggal (single stage system). Pada penerapan sistem
tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut
pembibitan pendahuluan, yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik polibag kecil
sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan
utama yang menggunakan plastik polibag besar selama 9 bulan. Pada sistem pembibitan
tahap tunggal, bibit langsung di tanam di dalam plastik polibag besar hingga berumur 12
bulan tanpa harus ditanam di dalam plastik polibag kecil. Pada prinsipnya sistem manapun
yang dipilih tujuannya sama, yaitu untukmenghasilkan bibit yang berkualitas dengan daya
tahan tinggi dan kemampuan adaptasinya yang besar sehingga faktor kematian bibit di
pembibitan dan setelah dilapangan dapat ditekan.
I.2. Tujuan
Dalam pratikum pembibitan ini ditujuankan untuk mengetahui cara pembibitan kelapa
sawit dari tahap awal (pre nursary) sampai pada tahap main nursary.
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Kelapa sawit termasuk kelas Angiospermae, ordo Palmales, famili Palmaceae, Sub-
famili Palminae, genus Elaeis, spesies Elaeis guinensis jacq, Elaeis melano cocca, Elaeis
odora.
Umur tanaman kelapa sawit mulai dari tanam sampai awal peremajaan dapat
mencapai 25 tahun, dengan tingkat produksi puncak sekitar umur 15-18 tahun. Tinggi
rendahnya produk buah kelapa sawit (TBS) baru dapat diketahui setelah tanaman kelapa
berbuah. Untuk memastikan kelapa sawit yang akan ditanam dapat berproduksi tinggi
dengan kualitas yang baik maka diperlukan bibit yang berkualiatas unggul, yang mempunyai
kualitas faktor genetik (jenis bibit) dan kualitas faktor lingkungan (Pahan, 2006).
Manajemen adalah suatu proes usaha dengan melakukan kegiatan dengan bekerja-
sama dengan orang lain, dengan organisasi sebagai wadah dari manajemen. Organisasi
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu manajemen didalam perusahaan.
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan bimbingan
(directing), pelaksanaan (actuating), serta pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan
barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan, (Mangoensoekerjo dan Hariono,
2005).
Faktor lingkungan (iklim, tanah, topografi) bahan tanam, teknik pembibitan, tindakan
kultur teknis, dsb. Keberhasilan suatu usaha perkebunan ditentukan oleh kemampuan
seorang manajer dalam mengelola dan melaksanakan manajemen. Sehingga manajemen
kelapa sawit merupakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan cara yang baik,
terencana, terorganisasi, tersususun, terarah, dan terkendali. Maka pembibitan kelapa sawit
membutuhkan dan menerapkan aspek manajemen yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
iii. Hasil
dari kegiatan pratikum pembibitan pre nursary yang dilakukan, benih tumbuh dengan
baik dan merata selama di bedengan dengan pengamatan yang dilakukan setiap hari. Dalam
pratikum tersebut ada 250 benih yang ditanam pada pre nursary. bibit dapat dipindahkan ke
bagian main nursery setelah berdaun 3-4 helai atau berumur 3 bulan. Dari hasil pengamatan,
teknik penanaman benih yang telah dilakukan sudah baik.
Kematian akibat teknik penanaman jarang ditemukan. Penanaman bibit dilakukan
pada bedengan yang berukuran panjang 5 m, lebar 1,2 m, dan tinggi berkisar 15 -20 cm.
Bedengan berada di bawah naungan sehingga intensitas cahaya matahari dapat dikurangi.
Salah satu ciri ciri bibit sawit adalah tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang
terlalu banyak, karena akan mempercepat proses respirasi sehingga bibit menjadi kekurangan
air.
hal hal yang perlu menjadi perhatian untuk pembibitan pada Pre Nursery adalah sebagai
berikut:
Mencakup penentuan lokasi pembibitan, topografi datar, terbuka dan dekat dengan
sumber air permanen.
Menyiapkan naungan untuk bibit Pre Nursery
menyiapkan media tanam yaitu tanah top soil yang bersih dicampur pupuk kandang
yang bertujuan untuk menyediakan unsur hara yang banyak yang dapat
memaksimalkan pertumbuhan bibit
Menyiapkan baby polybag berukuran 15 x 20 cm dengan lobang perforasi
Menyiapkan layout persemaian, dimana baby polybag berisi media tanam tersusun
rapi membentuk bedengan
Penyiraman dilakukan setiap hari dan disiram sampai jenuh tapi tidak sampai
tergenang
Sebelum memulai pembibitan, hal yang utama yang menjadi perhatian adalah sumber
benih yang didapatkan. Benih yang didapat haruslah memiliki kualitas yang baik mengingat
umur tanaman sawit panjang, jika benih berasal dari benih yang tidak berkualitas akan
menyebabkan kerugian yang besar setelah tanaman telah menghasilkan, bisa saja
produktifitas buah akan rendah tau tanaman mudah terserang hama penyakit yang akan
menyebabkan kerugian dari segi ekonomis.
Pada dasarnya kualitas benih yang baik meliputi genetik. Kualitas sumber genetik
diutamakan karena mengingat pertumbuhan tanaman ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu
faktor genetic dan faktor lingkungan dan interaksinya seperti terlihat pada rumus berikut :
Pertumbuhan tanaman = Genetik (keturunan) + Lingkungan + Kultur Teknis. Faktor genetik
bersifat permanen efeknya terhadap pertumbuhan tanaman. Sekali kita menggunakan
individu dengan susunan genetik yang baik kita akan mendapatkan pertumbuhan dan hasil
yang baik sepanjang tempat tumbuh, pemeliharaan dan pemupukan yang dilakukan berada
pada kondisi yang optimum. Sebaliknya sekali kita menggunakan bibit tanaman dengan
kualitas genetik yang jelek maka kita tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan saat
akhir daur meskipun kita telah memelihara dan mempupuk dengan baik.
Main nursary
Main Nusery adalah tahap lanjutan pemeliharaan bibit yang berasal dari bibit Pre
Nusery. Keberhasilan rencana penanaman dilapangan dan produksi dikemudian hari
banyak tergantung pada suksesnya pertumbuhan bibit dipembibitan utama. Ukuran
polybag 40 x 50 cm dan ketebalannya 0,5 mm. Kegiatan yang termasuk kedalam Main
Nusery adalah :
a. Persiapan lokasi
Kriteria lokasi pembibitan:
Letak persemaian dan pembibit diusahakan sedekat mungkin.
Areal harus rata, dekat dengan sumber air dengan debit air yang cukup
sepanjang tahun.
b. Pembersihan lahan
Areal pembibitan utama yang telah dibuka dibersiakan dan diratakan, Sekitar
pembibitan utama harus dibersiakan dari semak-semak yang akan menjadi sumber
hama dan penyait
B. Pengajiran
i. Alat dan bahan
Ajir yang terbuat dari bambu
Tali
Papan yang sudah dijadikan pedoman dalam pengajiran
Bibit polybag
ii. Prosedur kerja
Ulurkan tali sepanjang 5 m dan tentukan panjang 90 cm dari
ujung tali dan tancapkan ajir pada bagian 90 cm tersebut dan
selanjutnya dengan selisih 90 cm juga ditancapkan ajir,dan
begitu seterusnya
Pada ajir yang telah ditancapkan tadi tentukan sisi satu lagi
dengan menggunakan papan, sehingga akan membentuk
segitiga sama sisi. Lakukan selanjutnya dengan cara yang
sama
Usahakan pengukuran dilakukan akurat
C. Pemindahan bibit
i. Alat dan bahan
Bibit polybag
Cangkul
ii. Prosedur kerja
Bersihkan dan datarkan tanah di sekitar ajir yang telah
tertancap dengan menggunakan cangkul
Kemudian bibit di polybag diangkat dan diletakkan diarah
timur dari ajir yang tertancap
D. Pemeliharaan
i. Alat dan bahan
Pupuk NPK
Gembor
Air
timbangan
Sebelum memulai pembibitan, hal yang utama yang menjadi perhatian adalah sumber
benih yang didapatkan. Benih yang didapat haruslah memiliki kualitas yang baik mengingat
umur tanaman sawit panjang, jika benih berasal dari benih yang tidak berkualitas akan
menyebabkan kerugian yang besar setelah tanaman telah menghasilkan, bisa saja
produktifitas buah akan rendah tau tanaman mudah terserang hama penyakit yang akan
menyebabkan kerugian dari segi ekonomis.
Pada dasarnya kualitas benih yang baik meliputi genetik. Kualitas sumber genetik
diutamakan karena mengingat pertumbuhan tanaman ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu
faktor genetic dan faktor lingkungan dan interaksinya seperti terlihat pada rumus berikut :
Pertumbuhan tanaman = Genetik (keturunan) + Lingkungan + Kultur Teknis. Faktor genetik
bersifat permanen efeknya terhadap pertumbuhan tanaman. Sekali kita menggunakan
individu dengan susunan genetik yang baik kita akan mendapatkan pertumbuhan dan hasil
yang baik sepanjang tempat tumbuh, pemeliharaan dan pemupukan yang dilakukan berada
pada kondisi yang optimum. Sebaliknya sekali kita menggunakan bibit tanaman dengan
kualitas genetik yang jelek maka kita tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan saat
akhir daur meskipun kita telah memelihara dan mempupuk dengan baik.
Pembibitan awal atau pra pembibitan adalah tempat yang berfungsi untuk
menumbuhkan kecambah biji menjadi tanaman kelapa sawit dengan membuat
lingkungannya sedemikian rupa sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik, pembuatan
Pre Nusery hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. persiapan bedengan
Ukuran bedengan panjang 10 m, lebar 1,2 m dan jarak antar bedengan 0,8 m, tinggi
bedengan 14 cm dan kayu pembatas 20 cm. Dalam satu bedengan ditempatkan 12
polybag (arah lebar) dan 10 polybag (arah panjang) atau kapasitas bedengan 12 x 100
polybag. Ukuran polybag yang digunakan adalah polybag ukuran kecil : 15 cm x 23
cm.
Main Nusery adalah tahap lanjutan pemeliharaan bibit yang berasal dari bibit Pre
Nusery. Keberhasilan rencana penanaman dilapangan dan produksi dikemudian hari
banyak tergantung pada suksesnya pertumbuhan bibit dipembibitan utama. Ukuran
polybag 40 x 50 cm dan ketebalannya 0,5 mm. Bibit selama di main nursary dipindahkan
ke lapangan pada umur 9 – 12 bulan. Kegiatan pada main nursary meliputi
• pengisian media polybag dengan tanah top soil dicampur dengan pupuk
kandang.
• pengajiran yang bertujuan untuk menentukan titik titik dimana bibit akan
diletakkan. Pengajiran main nursary berukuran 90 x 90 x 90 cm, sehingga
akan membentuk segitiga sama sisi.
• Pemindahan bibit. Setelah pengajiran dilakukan, titik titik hasil pengajiran
merupakan tempet dimana bibit diletakkan.
• Pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan pada tahap mein nursary adalah
pupuk NPK. Ketentuan yang diberikan biasanya 9 g untuk 1 bibit
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Untuk mendapatkan bibit kelapa sawit yang berkualitas harus memilih bibit unggul
sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan perkebunan. Dan dipelihara
dengan kultur teknis yang benar, tanaman dari bibit unggul mampu berproduksi mendekati
potensi produksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.