SKRIPSI
OLEH
U
M
A
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ............................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................... 6
E. Tujuan Penelitian................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian............................................................... 7
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
sayuran kubis biasa dilakukan pada lahan dengan luas kurang dari 0,3 hektar,
lahan pertanaman seringkali belum siap akibat tingginya derajad keasaman
tanah (pH < 7) dan mengandung penyakit (bakteri), benih yang digunakan
petani adalah benih berkualitas rendah sehingga produksi dan kualitas yang
dihasilkan rendah, sistem irigasi atau pengairan yang kurang baik, belum
optimalnya pengendalian hama/penyakit, dan belum adanya upaya penanganan
panen dan pasca panen dengan baik, dan mengakibatkan produktivitas menjadi
rendah dan tidak memberikan keuntungan yang optimal bagi petani. Hasil
usahatani dengan pola seperti ini juga tidak bisa diandalkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam negeri, ekspor dan industri pengolahan yang
cenderung terus meningkat.
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo (2015) dari 15
kecamatan di kabupaten Wonosobo yang memiliki area terluas untuk
penanaman kubis dan produksi kubis tertinggi adalah kecamatan Kejajar. Data
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
3
Tabel 1
Luas Tanam dan Produksi Kubis Menurut Kecamatan
di Kabupaten Wonosobo Tahun 2014
1 Wadaslintang - -
2 Kepil 29 3.894
5 Kaliwiro - -
6 Leksono - -
7 Sukoharjo - -
8 Selomerto - -
11 Wonosobo 31 6.080
12 Watumalang 72 10.216
Tabel 2
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di Kecamatan Kejajar 2014
No Desa/Kelurahan Luas Panen Produksi (kw) Produktivitas
(ha) (kw/ha)
1 Buntu 15.934 2.215.813 13.906
2 Sigedang 7.128 1.098.188 15.406
3 Tambi 11.217 1.729.889 15.423
4 Kreo 17.192 2.614.270 15.207
5 Serang 18.974 3.032.165 15.981
6 Kejajar 18.869 2.381.027 12.619
7 Igirmranak 8.910 2.808.640 31.521
8 Surengede 20.756 2.973.854 14.328
9 Tieng 18.135 2.789.203 15.380
10 Parikesit 13.942 2.138.065 15.335
11 Sembungan 6.394 981.566 15.350
12 Jojogan 6.080 942.692 15.505
13 Patakbanteng 10.063 1.564.675 15.548
14 Dieng 3.040 466.487 15.345
15 Sikunang 6.499 991.285 15.252
16 Campursari 14.466 1.516.082 10.480
Jumlah 197.599 30.243.901 252.586
Sumber: Kecamatan Kejajar Dalam Angka (2015)
B. Identifikasi Masalah
1. Batasan Masalah
2. Asumsi Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
8
1. Mengetahui teknik budidaya kubis di desa Surengede.
F. Manfaat Penelitian
BAB II.
A. Kajian Teori
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Discotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. Capitata
8
9
a. Akar
Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi
daun bergeri, agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah-
celah yang menyirip agak melengkung kedalam. Daun tersebut berwarna
hijau dan tumbuh berselang seling pada batang tanaman. Daun memiliki
10
tangkai agak panjang dengan pangkal daun yang menebal dan lunak.
Daun-daun yang tumbuh pada pucuk batang sebelum masa bunga
terbentuk, berukuran kecil dan melengkung kedalam melindungi bunga
yang sedang atau baru mulai tumbuh.
d. Bunga
a. Kubis Krop
Kubis krop (telur) juga dikenal dengan istilah kubis putih dengan
nama latin Brassica olerancea L.Var capitata L. Kubis ini daun-
daunnya dapat membentuk krop (menutup satu sama lain), hingga
warnanya menjadi putih. Yang termasuk ke dalam jenis varietas kubis
krop di antaranya adalah: varietas-varietas hybrid K-K cross, K-Y
cross, hybrid 21, R.v.E, Yoshin, Pujon, Segon, Copenhagen Market,
Kubis merah.
Kubis ini diperbanyak dengan biji, yang umumnya dihasilkan di
luar negeri, kecuali kubis yoshin dan pujon yang dihasilkan di dalam
negeri, karena di Indonesia macam kubis R.v.E. ini tidak dapt
berbunga. Demikian pula kubis Argalinna, Wonosobo, dan lain-lain di
Indonesia sulit berbunga, hingga macam kubis ini diperbanyak dengan
stek tunas-tunasnya.
b. Kubis Umbi
umbi yang bentuknya bulat sampai bundar. Umbi dan daunnya dapat
dikombinasi.
c. Kubis Daun
Kubis tunas atau sering disebut dengan kubis babat ini bisanya
dapat membentuk krop juga, demikian pula tunas-tunas sampingnya
dapat membentuk krop kecil. Contoh varietas kubis tunas di antaranya
adalah Brusselssprout (Brassica oleracea gemmifera DC). Kubis ini
dapat diperbanyak dengan tunas atau biji.
e. Kubis Bunga
Tanah yang paling sesuai untuk menanam kubis adalah tanah liat
berpasir yang cukup bahan organik. Namun umumnya, kubis baik
ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1000-2000 m di atas
permukaan laut yang bersuhu rendah dan kelembapan tinggi. Kubis tidak
dapat tumbuh pada tanah yang sangat asam. Kubis membutuhkan sinar
matahari yang cukup.
b. Cara Tanam
Kubis dapat ditanam dari biji atau stek. Biji atau stek dapat
ditanam langsung di lapangan atau disemai lebih dulu, jika telah cukup
besar dapat dipindahkan ke lapangan. Pada umumnya, petani lebih
senang jika biji atau stek disemai lebih dulu karena perawatannya lebih
mudah dibandingkan langsung ditanam. Keuntungan melakukan
penyemaian antara lain mudah melakukan proses penyiraman, mudah
melukukan pengawasan tanaman, dan biji atau stek tidak mudah rusak
jika hujan lebat atau panas terik.
14
c. Pengolahan Tanah
1) Bakteri
Kubis adalah salah satu solusi alami terbaik untuk radang perut
(disebut tukak lambung). Sebuah penelitian di Stanford University School
of Medicine menemukan bahwa jus kubis segar sangat efektif dalam
mengobati tukak lambung. Sifat anti-radang dari kubis adalah karena
kandungan glutamine tinggi di dalamnya.
b. Kubis untuk Kesehatan Tulang
Kubis adalah pilihan diet yang bagus bagi mereka yang ingin
menurunkan berat badan. Satu cangkir kubis dimasak hanya
mengandung 33 kalori. Itulah sebabnya orang yang diet sup kubis dapat
makan dalam jumlah banyak dari sup tanpa kenaikan berat badan,
sementara masih tetap sehat.
18
a. Biaya Produksi
TC = TEC + TIC
Keterangan:
TC : Total biaya produksi (total cost)
TEC : Total biaya eksplisit (total axplisit cost)
TIC : Total biaya implisit (total implisit cost)
b. Penerimaan
c. Pendapatan
d. Keuntungan
20
Keuntungan merupakan hasil pengurangan dari total penerimaan
dengan total biaya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
π = NR - TIC
21
Keterangan:
π : Keuntungan
NR : Total Pendapatan (Net Revenue)
TIC : Total Biaya Implisit(Total Implicit Cost)
variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel
yang dijelaskan berupa output dan variabel yang menjelaskan adalah input.
Secara matematis fungsi produksi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y= f(X1, X2, X3,....., XI, Xn)
Keterangan :
Keterangan:
Y : Variabel yang dijelaskan X
: Variabel yang
menjelaskan a,b : Besaran yang
akan diduga
e : Logaritma natural, e = 2,718
B. Tinjauan Pustaka
menunjukkan bahwa nilai F-hitung 191.699 lebih besar dari F-tabel pada
tingkat kesalahan 1 persen. Hal ini berarti bahwa variabel indivenden: lahan,
bibit, tenaga kerja, unsur N, dan unsur K berpengaruh nyata terhadap produksi
pada tingkat kesalahan 10 persen. Hasil analisis alokasi efisiensi dari faktor
produksi tanah dengan harga sewa tanah per musim tanam per hektar adalah
lebih dari satu (15,33). Hal ini menunjukkan bahwa secara ekonomis alokasi
dari faktor-faktor produksi pada tingkat 0,33 hektar pada musim tanam 2010
belum efisien. Sementara itu rasio NPM-BKM penggunaan tenaga kerja, unsur
N, dan unsur K masing-masing 0,01, 0,99 dan 0,52. Hal ini menunjukkan tidak
efisien pada pengalokasian faktor-faktor produksi tersebut.
Sitompul (2013) melakukan penelitian tentang “Analisis Pendapatan
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usahatani Kubis di Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat”. Hasil analisis regresi fungsi
produksi Cobb-Douglass menunjukkan faktor-faktor produksi untuk bibit,
unsur N, unsur P, pupuk kandang, tenaga kerja dalam keluarga, dan tenaga
kerja luar keluarga signifikan atau nyata, sedangkan untuk luas lahan, unsur P,
unsur K, pestisida padat, dan pestisida cair tidak signifikan atau tidak nyata.
Dari semua variabel yang diestimasi, penggunaan tenaga kerja luar keluarga,
berpengaruh negatif terhad produksi kubis. Berdasarkan penjumlahan koefisien
variabel didapatkan nilai 1,655 yaitu lebih dari satu sehingga usahatani kubis
berada pada keadaan inefisien karena penambahan output yang diproduksi
berada pada skala increasing return to scale. Hal ini berarti setiap penambahan
satu persen faktor produksi secara bersama-sama akan diikuti oleh peningkatan
28
produksi yang lebih kecil dari 1 persen. Kombinasi optimal dari alokasi faktor-
faktor produksi pada usahatani kubis di kecamatan Pangalengan dapat dicapai
jika penggunaan bibit ditingkatkan dari 6.160,59 batang menjadi 74.097,27
batang. Penggunaan unsur N ditingkatkan dari 73,54 kg menjadi 2.411,63 kg,
penggunaan pupuk kandang dikurangi dari dari 5.126,93 kg menjadi 3.405,16
kg dan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga ditingkatkan dari 13,59 HOK
menjadi 39,76 HOK.
Maulia (2012) melakukan penelitian “Analisis Pendapatan Usahatani
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kubis di Desa Cigedug,
Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut”. analisis pendapatan usahatani kentang
antara varietas Grand 11 dan varietas Grand 12 yang dilakukan petani
responden di desa cigedug secara umum dinyatakan menguntungkan dan layak
untuk diusahakan. Hal ini dapat ditunjukkan dari pendapatan rata-rata atas
biaya total yang dicapai petani responden varietas Grand 11 adalah
Rp33.256.875,51 per hektar dan varietas Grand 12 Rp 42.206.449,23 per
hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh petani
responden dalam mengusahakan kentang dapat menutupi biaya usahatani yang
dikeluarkan sehingga usahatani kentang ini menguntungkan untuk diusahakan.
model fungsi Cobb-Douglas diperoleh nilai R-sq sebesar 53,7 persen yang
berarti bahwa variabel bebas seperti jumlah benih, penggunaan dummy
varietas, jumlah pupuk kandang, unsur Nitrogen, unsur Fosfat, unsur Kalium,
fungisida, insektisida, perekat, dan tenaga kerja dapat menjelaskan sebesar 53,7
persen variabel tidak bebas (produktivitas), dan sisanya sebesar 46,3 persen
29
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model (komponen
error). Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas
kentang yaitu penggunaan varietas, jumlah pupuk kandang, unsur Fosfat, unsur
Kalium, perekat, dan tenaga kerja. Sementara itu, jumlah benih, unsur
Nitrogen, fungisida, dan insektisida tidak berpengaruh nyata terhadap
produktivitas kentang sehingga penambahan ataupun pengurangan yang
dilakukan tidak membawa perubahan terhadap produktivitas kubis.
Sujana (2010) melakukan penelitian “Analisis Pendapatan dan Faktor-
Faktor Produksi yang Mempengaruhi Usahatani kubis di Desa Lebak
Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung”. Budidaya kubis yang
dilakukan di desa lebak muncang terdiri dari tahapan-tahapan yaitu
persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca
panen. Penerimaan yang diperoleh dari produksi kubis untuk petani anggota
kelompok tani per hektar per musim tanam adalah Rp 93.408.741 sedangkan
penerimaan yang diperoleh petani kubis non kelompok tani adalah Rp
90.541.310. Pendapatan atas biaya tunai pada petani anggota kelompok tani
adalah sebesar Rp 39.933.696 dan pendapatan atas biaya total adalah
Rp28.329.244 dengan total biaya tunai yang dikeluarkan adalah Rp 53.475.045
dan biaya total yang dikeluarkan adalah Rp 65.079.497. Petani non kelompok
tani memperoleh pendapatan atas biaya tunai adalah Rp 31.418.945 dan
pendapatan atas biaya total adalah Rp 20.765.060, dengan biaya tunai dan
biaya total yang dikeluarkan secara berturut-turut adalah Rp 59.122.365 dan
Rp69.776.249. Nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani kelompok tani
30
adalah 1,75 dan R/C rasio untuk biaya total adalah 1,44, sedangkan untuk
petani non kelompok tani R/C rasio atas biaya tunai dalah 1,53 dan R/C rasio
atas biaya total adalah 1,30.
Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi produksi
Cobb-Douglass. Berdasarkan hasil analisis pada petani kubis anggota
kelompok tani, variabel-variabel yang nyata pada selang kepercayaan 95
persen adalah benih, pupuk P dan pestisida cair, sedangkan variabel yang
berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen adalah pupuk kandang,
pupuk K dan tenaga kerja. Pupuk N dan pestisida padat tidak berpengaruh
nyata terhadap produksi kubis. Faktor produksi yang berpengaruh nyata dan
bernilai positif pada petani anggota kelompok tani adalah benih, pupuk
kandang, pupuk P dan tenaga kerja dengan nilai koefisien berturut-turut adalah
0,3310; 1,0311; 0,3453 dan 0,5183 artinya peningkatan benih, pupuk kandang,
pupuk P dan tenaga kerja sebesar satu persen dapat meningkatkan produksi
sebesar nilai koefisiennya. Faktor produksi yang bernilai negatif adalah pupuk
K dan pestisida cair dengan nilai koefisien sebesar -0,7028 dan -0,3334 artinya
peningkatan faktor produksi pupuk K dan pestisida cair sebesar satu persen
dapat menurunkan produksi sebesar nilai koefisiennya.
Tabel 3
Rangkuman Persamaan, Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
Nama dan
Metode Persamaan
No Tahun Judul Tujuan Perbedaan Penelitian
Analisis Penelitian
Penelitian
1 Tri Warni Analisis Produksi 1. Mengetahui produksi Metode Metode Penelitian 1. Waktu bulan:
(2017) Usahatan Kubis di usahatani kubis. Analisis Menggunakan Oktober 2016-
Desa Surengede 2. Mengetahui Regresi dari Deskriptif Agustus 2017
Kecamatan Kejajar biaya,penerimaan, Fungsi 2. Tempat: Desa
Kabupaten pendapatan, dan Produksi Surengede,
Wonosobo keuntungan usahatani Cobb- Kecamatan Kejajar,
kubis. Douglas Kabupaten
3. Mengetahui faktor-faktor Wonosobo
yang mempengaruhi
produksi usahatani kubis.
2 Rifkie Ade Analisis Faktor- 1. Mengetahui faktor-faktor Metode Metode Penelitian 1. Waktu bulan:
Suryani (2008) Faktor Yang produksi yang Analisis Menggunakan Agustus sampai
Mempengaruhi mempengaruhi produksi Regresi dari Deskriptif September 2008
Produksi Usahatani kubis Fungsi 2. Tempat: Desa
Kubis di Desa 2. Mengetahui Produksi Cimenyan Kecamatan
29
Cimenyan biaya,penerimaan, Cobb- Cimenya Kabupaten
Kecamatan pendapatan, dan Douglas Bandung
Cimenya keuntungan usahatani
Kabupaten kubis.
Bandung
3 Defri (2011) Analisis Pendapatan 1. Mengetahui faktor- Metode Metode Penelitian 1. Waktu bulan: Juni
dan Faktor-Faktor faktor produksi yang Analisis Menggunakan sampai Juli 2011
Yang Mempengaruhi mempengaruhi Regresi dari Deskriptif 2. Tempat: Desa
Produksi Usahatani produksi kubis Fungsi Purwasari Kecamatan
kubis di Desa 2. Mengetahui Biaya, Produksi Dramaga Kabupaten
Purwasari Kecamatan pendapatan, Cobb- Bogor
Dramaga Kabupaten penerimaan, Douglas
Bogor keuntungan usahatani
kubis
4 Septian Rizki Analisis Pendapatan 1. Mengidentifikasi Analisis Metode Penelitian 1. Waktu bulan: Juni
Sitompul dan Faktor-faktor yang keragaman usahatani Regresi dari Menggunakan sampai Juli 2011
(2013) Mempengaruhi kubis di kecamatan Rungsi Deskriptif 2. Tempat: Kecamatan
Usahatani Kubis di Pangalengan Produksi Pangalengan
Kecamatan 2. Menganalisis Cobb- Kabupaten Bandung
Pangalengan pendapatan usahatani Douglas Jawa Barat
Kabupaten Bandung kubis dan faktor-faktor
Jawa Barat. yang
mempengaruhi produksi
kubis.
30
5 Syifa Maulia Analisis Pendapatan 1. Menganalisis Analisis Metode Penelitian 1. Waktu bulan: 7 Mei
(2012) Usahatani dan Faktor- pendapatan usahatani Regresi dari Menggunakan sampai dengan 31
Faktor yang kubis varietas Grand 11 Fungsi Deskriptif Mei 2012
mempengaruhi dan Grand 12 Produksi 2. Tempat: Desa
produktifitas kubis di 2. Menganalisis faktor- Cobb- Cigedug, Kecamatan
desa cigedug, faktor yang Douglas Cigedug, Kabupaten
kecamatan cigedug, mempengaruhi Garut
kabupaten garut produksi kubis
6 Wulandara Analisis Pendapatan 1. Menganalisis Analisis Metode Penelitian 1. Waktu bulan:
Sujana (2010) dan Faktor-Faktor pendapatan usahatani Regresi dari Menggunakan Agustus hingga
Produksi yang kubis pada kelompok Fungsi Deskriptif September 2010
Mempengaruhi tani dan non kelompok Produksi 2. Desa Lebak
Usahatani kubis di tani Cobb- Muncang,
Desa Lebak Muncang, 2. Menganalisis faktor- Douglas Kecamatan Ciwidey,
Kecamatan Ciwidey, faktor apa saja yang Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung. mempengaruhi
produksi kubis pada
kelompok tani dan non
kelompok tani
31
C. Kerangka Pikir
Uji F
32
Uji t
36
Keterangan:
37
D. Hipotesis Penelitian
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Agustus 2017
dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan ujian, jadwal kegiatan
sebagai berikut :
Tabel 4
Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst
1 Survey
Penyusunan
2
Proposal
Pelaksanaan
3
Penelitian
4 Analisis
Penyusunan
5
Laporan
6 Ujian
n=
keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Populasi
d2 = Presisi (15%)
n=
()
n=
Tabel 5
Jumlah Kelompok Tani dan Populasi Petani Kubis di Desa Surengede
No Kelompok Tani Populasi Sampel
1 Tani Syariah 15 15/100x31=5
2 Sprayer 10 10/100x31=3
3 Ampera 10 10/100x31=3
4 Al Hikmah 15 15/100x31=5
5 Tani Muda 15 15/100x31=5
6 Rimba Berkarya 15 15/100x31=5
7 Dombos Indah 10 10/100x31=3
8 Sekar Wangi 10 10/100x31=3
Jumlah 100 32
Sumber: Data Primer (2016)
D. Variabel Penelitian
b. Bibit (X2)
1. Kubis adalah jenis sayuran daun yang mulai dibudidayakan oleh petani,
terutama di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000-2.000 mdpl.
2. Usahatani kubis adalah usaha budidaya kubis di lahan tegalan di Desa
Surengede selama satu musim tanam.
3. Petani sampel adalah petani memiliki garapan yang menanam kubis,usia
produktif dan mampu berpikir realistis.
4. Jumlah produksi kubis (Y) yang dihasilkan adalah kubis yang sudah
dipanen, dinyatakan dalam kilogram (Kg).
5. Luas lahan (X1) adalah luas lahan yang digunakan untuk menanam kubis,
dinyatakan dalam hektar (ha).
6. Jumlah bibit (X2) adalah jumlah penggunaan bibit kubis, dinyatakan dalam
satuan batang.
7. Tenaga kerja adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani
kubis, selama satu musim tanam baik tenaga kerja dalam keluarga,
maupun tenaga kerja luar keluarga dan dinyatakan dalam satuan hari kerja
orang (HKO), yang terdiri dari TKDK (X3) dan TKLK (X4). Nilai tenaga
kerja berdasarkan upah dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
45
8. Pupuk organik (kotoran ayam) (X5) adalah jumlah pupuk organik yang
digunakan dalam usahatani kubis selama satu musim tanam dan
dinyatakan dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk organik dinyatakan
dengan satuan rupiah (Rp).
9. Pupuk urea (X6) adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani
kubis selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan satuan kilogram
(Kg). Harga pupuk urea dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).
10. Pestisida cair (X7) adalah obat yang digunakan oleh petani untuk
memberantas hama dan penyakit pada tanaman kubis, dinyatakan dalam
mililiter (ml).
11. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani
dalam proses produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
12. Biaya implisit adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan, tetapi
diikutsertakan dalam proses produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
13. Penerimaan adalah jumlah produksi kubis dikalikan dengan harga jual,
dinyatakan dalam rupiah (Rp).
14. Pendapat adalah hasil pengurangan dari total penerimaan dengan biaya
eksplisit, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
15. Keuntungan adalah hasil penjualan kubis dikurangi dengan semua biaya
produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp).
16. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang
digunakan pada usahatani kubis untuk satu kali musim tanam, yang berupa
46
luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik (kotoran ayam), pupuk urea,
dan pestisida.
F. Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
G. Instrumen Penelitian
2. Fungsi Cobb-Doughlas
3. SPSS versi 16
48
1. Usahatani Kubis
Keterangan:
TC : Total biaya produksi (total cost)
TEC : Total biaya eksplisit (total explisit cost)
TIC : Total biaya implisit (total implisit cost)
b. Penerimaan
c. Pendapatan
d. Keuntungan
Keterangan:
π : Keuntungan Usahatani Kubis
NR : Total Pendapatan (Net Reveneu)
TIC : Total Biaya Implisit (Total Implicit cost)
In Y = log a + bI In XI + b2 In X2 + b3 In X3 + b4 In X4 + b5 In X5 + b6 In X6
50
+ b7 In X7
Keterangan:
Y : Produksi kubis
X1 : Luas lahan
X2 : Bibit
X3 : TKDK
X4 : TKLK
51
Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
Fhitung = R2 / (k-I)
(1-R2) / (n-k)
Keterangan:
R2 : Koefisien determinasi
k : Jumlah parameter
n : Jumlah sampel
Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka hipotesis nol diterima, yang berarti
bahwa variabel independen (X) secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Y).
b. Uji t
Ho : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
2) Mencari t hitung dan nilai kritis dari tabel distribusi t. Nilai t hitung
dicari dengan rumus:
t hitung =
Keterangan:
bi = koefisien regresi
Se = standard error dari b
Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel
independen (X) berpengaruh secara individual terhadap variabel
dependen (Y).
Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima, yang berarti bahwa variabel
independen (X) tidak berpengaruh secara individual terhadap variabel
dependen (Y).
DAFTAR PUSTAKA