Anda di halaman 1dari 8

1.

Istana Bogor
Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang
mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya.
Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan
tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu,
dan hari libur lainnya berjalan-jalan di seputaran Istana Bogor sambil memberi makan
rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari
petani-petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel
tersebut setiap hari libur. Seperti namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.
Sekarang Istana Bogor digunakan sebagai tempat kediaman Presiden Joko Widodo
sekaligus digunakan untuk menyambut tamu dari negara lain. Namun khalayak umum
diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke
Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan.

Sejarah
Istana Bogor berada di kota Bogor yang pada era kolonial bernama Buitenzorg atau
Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".

Istana Bogor pada 22 Agustus 1971.


Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38
Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.
Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan
kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas
Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana
membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi
Gubernur Jenderal.
Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada
awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan
membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace,
kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring
dengan waktu perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa
Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir
Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan.
sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan
istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektare dan luas bangunan
14.892 m².
Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi mengguncang
akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut rusak berat.

Bangunan induk dan sayap kiri dan kanan


Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat lagi karena
disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada masa pemerintahan
Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama
sisa gempa itu dirobohkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa
abad ke-19.

Bangunan dan ruangan di Istana Bogor


Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai
Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu
pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada
tahun 1817.
Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan
kompleks istana mencapai luas 1,5 hektare.
Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:
• Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi,
pertemuan, dan upacara.
• Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu
tamu negara asing.
• Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala
negara yang datang berkunjung.
• Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah
Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini
termasuk lima paviliun terpisah.
• Kantor pribadi Kepala Negara
• Perpustakaan yang dilengkapi dengan buku
• Ruang makan
• Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film
• Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi
• Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.
• Kaca Seribu

• 
 
 Kantor pribadi Kepala Negara dengan lukisan abad ke-19 "The Russian

Wedding" oleh Makowski 
 
 




 
 Ruang Baca Presiden

Karya seni di Istana Bogor

Tengkorak harimau dari Thailand.


Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau
hilang pada masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan klasik
yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun 1950.
Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah
negara-negara asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor. Salah satunya
adalah tempat penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia
yang melapisi lantai ruang utama di Istana Bogor.
Koleksi istana meliputi:
• 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis
Rusia Makowski, dan Ernest Dezentjé
• 360 patung
• Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari koleksi
keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana
Menteri Khrushchev pada tahun 1960.
• Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak,
hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun
1958
• Tempat Penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia
• Marmer didatangkan langsung dari Italia
• Lampu kristal dari Cekoslovakia
• Semua perabotan[2] kayu dari Jepara.

• 
 
 Karya seni dari Swedia dikenal sebagai "Tangan Tuhan" 
 
 


• 
 
 Patung perunggu "Hercules" oleh pemahat asal Polandia 
 
 




 
 Patung Pegassus dari Swedia terlihat terbang di antara pohon berumur ratusan
tahun di halaman Istana Bogor

Referensi[sunting | sunting sumber]

 Buku Bogor A Portfolio, sebuah penghargaan pada Pertemuan APEC Economic


Leaders di Bogor, Indonesia 1994. Diterbitkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi Republik Indonesia. Editor Kepala: Joop Ave.
DAR BACA INI YA SAYY
YANG INI KAN DAR TERSERAH DARA MAU ADOPSI KARNA BANGUNAN
INI BISA DUA’’NYA KITA AMBIL, BISA INTERIOR DAN LUAR
BANGUNNYA.
CTH: DLMYA MASIH MENGADOBSI UKIRAN DAN PILAR DLL
KLO LUAR JUGA BANYAK PILAR DLL
2. GH Universal Bandung
DAR BACA INI YA SAYY
DAR PADA BANGUNAN INI KAN KITA ADOPSI BANGUNAN DEPANNYA
AJA KARENA BAGIAN INTERIOR KURANG DI TONJOLKAN ZAMAN
YUNANINYA.
UNTUK PEMBAHASANNYA ADA DI PDF YAAAAA

THANKYOUUUUU

Anda mungkin juga menyukai