Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

FAKTOR FISIK YANG MEMENGARUHI KEHAMILAN

DOSEN PENGAJAR: AI NUR ZANNAH, S.ST., M.Keb.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 (18A)


1. ALIVIA EKA PUTRI 18030004
2. ALYA DESCA S.N.PUTRI 18030006
3. CINDY DIAH CANTIKA 18030011
4. DESY INDAH AYU W.R 18030012
5. DIAH OKTAVIA 18030014
6. ELISYAH NUR EFENDI 18030019
7. FARISA KAMELIA 18030022
8. FEGA ALFIANA 18030023
9. FIRNADILA S. FIRDAUZI 18030024
10. GRETA TAULIN INSANIA 18030025
11. MELICHA AGUSTI 18030035
12. NATASYA SEVIRA AYU A. 18030037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan KaruniaNYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Fisik
yang Memengaruhi Kehamilan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kehamilan sebagai pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Dalam
menyusun makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam memberikan motivasi kepada kami pada pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam
pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak
terhindar dari kekeliruan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dan
karenanya, segala saran dan kritikan yang membangun yang datang dari pembaca sangat
kami butuhkan sebagai bahan masukan untuk perbaikan di masa-masa mendatang.

Jember, 10 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 Kehamilan ..................................................................................................................... 2
2.2 Faktor Fisik yang Memengaruhi Kehamilan ................................................................ 2
2.2.1 Status Kesehatan .................................................................................................. 2
2.2.2 Status Gizi ............................................................................................................ 5
2.2.3 Gaya Hidup .......................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan
janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya
faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam
arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor
sosial budaya dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal
yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti.
Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana
perubahan tersebut terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam
rahim dan dapat juga diperngaruhi oleh ha-hal yang berhubungan dengan fisik ibu
sebelum dan selama hamil. Faktor fisik yang memeengaruhi kehamilan seorang dapat
dipengaruhi oleh status kesehatan, status gizi, dan gaya hidup ibu tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kehamilan?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan faktor fisik yang memengaruhi kehamilan, dan apa saja
faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami maksud dari kehamilan.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami maksud dari faktor fisik yang memengaruhi
kehamilan, dan apa saja faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kehamilan
Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran, dimulai dari
prosedur sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, dan
kemudian menjadi janin. Kehamilan terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam
tiga trimester dengan ciri-ciri perkembangan janin yang spesifik:
1) Trimester pertama (0-13 minggu): Struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang.
Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode ini.
2) Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dapat
merasakan pergerakan pertama bayi.
3) Trimester ketiga (27-40 minggu): Bayi berkembang seutuhnya.
Ibu hamil akan mengalami berbagai kondisi yang berbeda-beda pada setiap
trimesternya karena ditimbulkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi
kehamilan diantaranya, faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor lingkungan, sosial
budaya, ekonomi.

2.2 Faktor Fisik yang Memengaruhi Kehamilan


Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana
perubahan tersebut terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam
rahim dan dapat juga diperngaruhi oleh ha-hal yang berhubungan dengan fisik ibu
sebelum dan selama hamil. Faktor fisik yang memengaruhi kehamilan seorang dapat
dipengaruhi oleh status kesehatan, status gizi, dan gaya hidup ibu tersebut.

2.2.1 Status Kesehatan


Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan. Kesehatan
ibu selama hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh
kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin.
Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal
Care (ANC) tersebut adalah :
(1) Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun
dapat dipastikan keadaannya.

2
(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan
janinnya
(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya
(4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
(5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan
dengan lancar
(6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

a) Faktor Usia
Kehamilan Pada Usia Tua
Sisi negatif kehamilan di usia tua:
(a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut memengaruhi kondisi janin.
(b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25 -
30 tahun).
Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan, maka
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra-Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
(c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan
usia lebih dari 40 tahun) maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
Segi positif hamil di usia tua:
3
(a) Kepuasan peran sebagai ibu, dan merasa lebih siap untuk menjadi ibu
(b) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
(c) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
(d) Mampu mengambil keputusan
(e) Karir baik, status ekonomi lebih baik
(f) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
(g) Periode menyusui lebih lama
(h) Toleransi pada kelahiran lebih besar

b) Kehamilan Multiple
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya
kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung,
baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple
mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya, sehingga
persalinan operatif (sectio caesaria) lebih dipertimbangkan. Dengan demikian jika
dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal mengingat adanya kemungkinan
terjadinya persalinan secara SC. Selain itu risiko adanya kematian dan cacat juga
harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan
terjadi karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun
adanya keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
Terdapat 2 jenis kehamilan ganda, yaitu : hamil ganda monozigotik(satu telur,
identik), hamil ganda dizigotik(dua telur, fraternal). Masalah yang ditimbulkan dari
kehamilan ganda ini adalah : partus prematurus, pre- eklampsia/eklampsia, anemia,
malpresentasi, perdarahan pasca persalinan.

c) Kehamilan dengan HIV


Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi
sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya. Transmisi HIV dari
ibu kepada janin dapat terjadi intrauterine(5-10%), saat persalinan(10-20%), dan
pascapersalinan(5-20%). Kelainan yang terjadi pada janin adalah berat badan lahir
rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan abortus spontan.

4
d) Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai
contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya
kehamilan adalah:
(a) Hipertensi
(b) Penyakit Jantung
(c) Diabetes Mellitus
(d) Anemia
(e) Penyakit Menular Seksual
Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan
sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita
tersebut sedang sakit. Jika seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang
tidak baik atau sedang menderita suatu penyakit maka ia perlu mendapatkan
pertolongan medis untuk merencanakan apa saja yang diperlukan dan memutuskan
tempat yang aman untuk proses persalinan.
Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita
suatu penyakit seperti Hepatitis, Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan
lain-lain, maka bidan perlu mengkaji kembali kondisi wanita tersebut untuk
mengetahui apakah ia masih menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit tersebut. Hal ini sangat penting karena beberapa penyakit yang dibawa
ibu dapat berdampak pada bayi yang dikandungnya seperti sifilis atau
toksoplasmosis yang dapat menyebabkan cacat bawaan.

2.2.2 Status Gizi


Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan
tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang
dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar
janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi
ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan
janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan
oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata
5
dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh
besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan
bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk
menyusui misalnya sebagai berikut :
1) Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan
anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun berisiko. Asam folat juga
berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan
pertumbuhan plasenta.
2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja. Tetapi
pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. hal ini juga efektif untuk
menurunkan kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan kematian perinatal.
3) Protein
Pembentukan jaringan baru di janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein
sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12
gram protein sehari untuk ibu hamil.
4) Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot,
setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet
selama hamil.
5) Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg sehari.
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit
seksual (IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang.
7) Pemberian yodium pada daerah dengan edemik kretinisme.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu
hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan
aman.
6
Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus
memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang
bertambah normal akan menghasilkan bayi yang normal juga. Di negara maju, rata-
rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram. Tetapi berdasarkan
perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu selama hamil
tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kenaikan berat badan saat hamil, sebagai berikut:

Kategori Berat Badan Kenaikan Berat Badan Total selama


IMT
sebelum Hamil Kehamilan
Underweight (Berat
< 18,5 12,5–18 kg
badan rendah)
Normal weight (Berat 18,5–
11,5–16 kg
badan normal) 24,9
Overweight (Kelebihan
25–29,9 7–11,5 kg
berat badan)
Obesitas > 30 5–9 kg
Anjuran peningkatan berat badan per trimester kehamilan adalah sebagai berikut:
(1) Trimester I: 1–2,5 kg per 3 bulan.
(2) Trimester II: pertambahan berat badan rata-rata 0,35–0,4 kg per minggu.
(3) Trimester III: pertambahan berat badan 1 kg per bulan. Namun, pada trimester
ini pertambahan berat badan janin rata-rata 200 gram per minggu. Mulai
minggu ke-28 hingga akhir kehamilan, berat badan Anda akan bertambah
sebanyak 4–5 kg.
Pengaruh berat badan ibu terhadap kehamilannya berdasarkan kategori berat
badan ibu sebelum hamil dan indeks masa tubuh:
a) Underweight (Berat Badan Rendah)
Resiko yang mungkin terjadi jika seseorang ibu hamil yang underweight pada
kehamilannya, yaitu dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur,
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), dan dapat pula menyebabkan pertumbuhan
janin kecil dan terhambat atau IUGR (intrauterine growth retardation).
b) Normal weight (Berat Badan Normal)
c) Overweight (Kelebihan Berat Badan)
Resiko yang mungkin dihadapi seorang ibu hamil yang overweight pada
kehamilannya, yaitu rentan mengalami gangguan kesehatan dan komplikasi

7
kehamilan, dapat menyebabkan terjadinya diabetes gestasional, preeklamsi,
kelahiran prematur, dapat pula ibu mengalami keguguran, kelainan bawaan
pada bayi, dan makrosomia pada bayi (bayi lahir dengan berat badan berlebih).
d) Obesitas
Resiko yang mungkin terjadi dan dialami ibu hamil yang obesitas pada
kehamilannya, yaitu mempersulit ibu bergerak, persalinan yang sulit atau lama,
mengalami diabetes gestasional, terjadinya perdarahan pascapersalinan,
gangguan jantung dan ginjal, apnea tidur (tidur tanpa napas), melahirkan
dengan operasi caesar, terjadinya penggumpalan darah, preeklamsia, serta
dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir dalam keadaan tak bernyawa.

Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan


bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk
menyusui.
Kegunaan makanan bagi wanita hamil adalah:
a) Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
b) Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri
c) Agar luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
d) Sebagai cadangan untuk masa laktasi
Kebutuhan makanan ibu hamil setiap trimester:
1) Trimester I
Pada Usia kehamilan 1-3 bulan, kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal
ini disebabkan oleh adanya gangguan pusing, mual dan muntah, maka dari itu
dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Kekurangan asupan gizi pada
trimester ini, dapat menyeabkan hiperemesis gravidarum, kelahiran prematur,
kematian janin, keguguran, dan kelainan pada sistem saraf pusat.
2) Trimester II
Nafsu makan ibu membaik, makan-makanan yang diberikan 3 kali sehari
ditambah satu kali makanan selingan. Hidangan lauk-pauk hewani, seperti: telur,
ikan, daging, teri, dan hati yang sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari
kurang darah. Kekurangan asupan gizi pada trimester ini dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu, serta berat bayi lahir rendah
(BBLR).
3) Trimester III
8
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil
memiliki berat badan berlebih, maka makanan pokok dan tepung-tepungan
dikurangi. Perbanyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk
menghindari sembelit. Kekurangan asupan gizi pada trimester ini dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, BBLR, terjadi
gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.

2.2.3 Gaya Hidup


Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang
wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor
dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena
kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
1) Subtance abuse
Subtance abuse adalah sebagai perilaku yang merugikan atau membahayakan
bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan zat-zat atau obat tertentu yang
membahayakan ibu hamil.
Berikut beberapa contoh tindakan dari Subtance abuse.
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak tergantung dari macam obat,
akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang
diberikan kapada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti, kelainan
bentuk anatomic atau kecacatan pada janin terutama penggunaan obat pada
trimester I, kelainan faal alat tubuh dan gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Penggunaan obat terlarang selama kehamilan sangat membahayakan bagi ibu
maupun janin. Kokain misalnya, yang tidak saja menembus plasenta, tetapi juga
dapat menghancurkannya, mengurangi aliran darah ke janin dan menghambat
pertumbuhannya. Komplikasi kehamilan yang lain juga dapat terjadi termasuk
keguguran, lahir premature dan lahir mati.
Kadang-kadang pengaruh obat ini baru terlihat pada bayi yang dilahirkan
ketika menginjak usia remaja dan dewasa. Hampir semua obat yang diberikan
pada wanita hamil dapat melalui plasenta dan mencapai plasenta dan mencapai
janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan janin. Maka
sebaliknya berhati-hati dalam berhati-hati dalam memberikan obat sewaktu hamil.
9
Alkohol dalam jumlah banyak selama kehamilan dapat menyebabkan sejumlah
besar masalah pada janin. Hal ini karena alcohol akan memasuki aliran darah
janin dengan jumlah konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alcohol dalam
darah ibu, jadi setiap kali ibu minim alcohol janinnya juga ikut serta. Peminum
berat semasa kehamilan disamping mengakibatkan berbagai komplikasi
kehamilan yang serius juga dapat menyebabkan FAS (Fetal Alcohol Syndrom)
pada janin. Digambarkan seperti mengalami kondisi setelah mabuk, bayi ini lahir
denganukuran kecil, biasanya cacatmental dengan berbagai kelainan bentuk
(terutama pada kepala dan wajah, tangan, dan kaki). Dan angka kematian bayi
yang tinggi.
Resiko pada kehamilan juga dapat meningkatkan resiko keguguran, lahir
premature, berat lahir yang rendah, dan komplikasi selama masa persiapan
kelahiran dan persalinan. Dari bukti yang ada, nasehat yang terbaik bagi wanita
hamil yang akan hamil adalah tidak mengkonsumsi alcohol. Diharapkan bahwa
efek samping alcohol pada kehamilan akan hilang setelah wanita yang
bersangkutan berhenti minum.
Pengaruh sinar rongent atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada
trimester I (umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada
kehamilan trimester I merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ
vital otak, sumsum tulang belakang, jantung, ginjal, dan pernafasan, sehingga
paparan sina X-ray pada umur kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan
janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan
prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan beberapa
saat paparan radiasi berlansung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.

2) Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi
akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok akan dapat
ditransfer lewat plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok
berat, kita harus waspada akan resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR,
bahkan kematian janin.
Pengguanaan tembakau adalah salah satu penyebab yang menjerumuskan ke
masalah-masalah pralahir. Berapa di antaranya yang serius adalah perdarahan

10
pervaginam, keguguran, tertanamnya plasenta pada tempat yang tidak normal,
pelepasan plasenta yang terlalu dini, pecahnya ketuban dan persalinan.
Berbagai gangguan terhadap hasil akhir kehamilan di laporkan berkaitan dengan
merokok selama hamil. Gangguan tersebut adalah berat lahir rendah akibat
persalinan premature atau gangguan pertumbuhan janin, kematian janin dan bayi,
serta solusio plasenta. Mekanisme patofisiolofi yang diperkirakan berperan
menimbulkan gangguan kehamilan ini antara lain meningkatkan kadar karboksi
hemoglobin janin, berkurangnya aliran darah utero plasenta, dan hipoksia.

3) Hamil di Luar Nikah


Remaja sebagian besar menganggap sex bebas merupakan hal yang
menyenangkan untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat , memahami,
ataupun merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak
merugikan. Salah satu resiko dari seks pra nikah atau seks bebas itu adalah hamil
di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan tersebut tidak diinginkan.
Kehamilan yang tak direncanakan sebelumnya bisa merampas “kenikmatan”
masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja, lelaki maupun
perempaun. Walapun kehamilan itu sendiri dirasakan lansung oleh perempuan,
tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung
jawab. Ada dua hal yang bisa dilakukan oleh remaja jika mengalami hamil di luar
nikah, yaitu: mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan (aborsi).
Ada pula reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah, seperti:
a) Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya,
menitipkan anak ke orang lain atau panti asuhan
b) Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri
c) Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan
Semua tindakan tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis maupun social.

4) Kehamilan Tidak Diharapkan


Kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu anugerah. Seorang
wanita yang sedang hamil pasti sangat bahagia karena didalam tubuhnya ada
sebuah kehidupan yang sedang dinantikan kelahirannya. Makhluk kecil inilah
yang nantinya membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua

11
dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidup ini. Akan tetapi ada
beberapa orang khusus yang terkadang menyesali kehamilannya.
Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita, terutama jika dukungan
dari keluarganya amat kecil dan struktur emosionalnya terganggu. Wanita
tersebut dapat merasakan putus asa karena kehamilannya mungkin mempengaruhi
pendidikan, rencana karir, atau situasi ekonominya. Ia juga dapat merasakan
kecemasan, depresi, marah, malu atau bersalah walaupun lingkungan sosial
sekarang memandang kehamilan tidak sebagai noda seperti masa lalu.
Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup kehamilan yang tidak diharapkan:
a) Kalangan Remaja
Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman
untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun
merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan.
Salah satu resiko dari perilaku seks pra nikah atau seks bebas adalah
kehamilan dan kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas
“kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja
lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan
langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya
karena harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini ada 2 hal yang bisa dan biasa
dilakukan remaja jika mengalami kehamilan tidak diharapkan:
(1) Mempertahankan kehamilan
(2) Mengakhiri kehamilan
Semua tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat membawa resiko
baik fisik, psikis, sosial. Bila kehamilan diakhiri (aborsi) dapat mengakibatkan
dampak negatif, antara lain :
(1) Resiko perdarahan karena mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak
aman menurut medis.
(2) Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan / bahkan
lubang didinding rahim.
(3) Gangguan haid bila pergerakan dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
(4) Infeksi yang terjadi kaibat kelalaian / kurang terampilnya dokter yang
menangani.
b) Wanita Dewasa / Ibu yang Sudah Menikah
12
Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang ibu tidak
menghendaki kelahiran anak, yaitu :
(1) Ibu merasa akan mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat
atau merasa anak dapat menghambat cita-citanya dalam berkarya karena
waktu itu biasanya hanya untuk mengurusi anak.
(2) Kekhawatiran mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak
anak sedangkan keuangan rumah tangga sangat minim sehingga muncul
kekhwatiran akan penghidupan yang layak dan pendidikan anak
berkelanjutan.
(3) Ibu muda biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat
tubuhnya tidak sebagus dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa
hidupnya tidak bebas lagi jika mempunyai anak.
(4) Kegagalan alat kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
pemilihan alat kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat
pencegah kehamilan seperti pil KB. Kehamilan resiko tinggi merupakan
salah satu faktor kehamilan tidak diharapkan. Kehamilan resiko tinggi
adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya
(baik bagi ibu maupun bayinya ), akan terjadi penyakit atau kematian
sebelum maupun ssudah persalinan.
(5) Ibu trauma dengan kehamilan sebelumnya. Misalnya, proses persalinan
yang lama dan susah, sehingga ibu merasakan rasa sakit yang lama.
c) Perkosaan (Serangan Seksual)
Perkosaan adalah “ persetubuhan” ( persetubuhan sebenarnya adalah
atau penetrasi labia oleh penis) atau seorang wanita tanpa persetujuannya dan
dengan paksaan melalui rasa takut, kekuatan atau penipuan. Pemerkosaan
sering terjadi pada anak besar kelompok umur menarche atau adolesen ( 14-
17).
Tindak perkosaan pada anak biasanya disertai dengan penganiyaan
seksual dalam bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini sering di
temukan, yang mula-mula merupakan masalah anak kecil baru diketahui
setelah riwayat penganiyaan yang agak lama.
Di sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan
terlarang dan alkohol yang mempengaruhi pikiran sehingga hanya di penuhi
hawa nafsu. Tindak perkosaan pasti menimbulkan trauma fisik pada korban.
13
Korban perkosaan mempunyai resiko tinggi menjadi tidak mampu melakukan
aktivitas seksual secara normal pada kehidupan di masa datang. Penularan
penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya trauma perineum, biasanya
akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang ( yaitu trauma
non koital).
Cedera pada setengah posterior perineum ( frenulum labiorum pudendi
posterior, hymen dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan dengan
penetrasi penis ( abrasi, eritema, dan laserasi ). Dan tidak menutup
kemungkinan, wanita tersebut hamil meskipun pada akhirnya banyak di antara
mereka yang menggugurkan kandunganya dengan tidak aman.
Kehamilan tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal – hal
positif yang dapat meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspadai
adanya keguguran, premature, dan kematian janin. Pada kehamilan diluar nikah
hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi.
Selain itu, kekurangsiapan ibu untuk merawat bayinya juga perlu diwaspadai agar
tidak terjadi post partum blues.

14
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana
perubahan tersebut terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam
rahim dan dapat juga diperngaruhi oleh ha-hal yang berhubungan dengan fisik ibu
sebelum dan selama hamil. Faktor fisik yang memengaruhi kehamilan seorang dapat
dipengaruhi oleh status kesehatan, status gizi, dan gaya hidup ibu tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Academia. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan.


https://lusa.afkar.id/pengaruh-status-gizi-bagi-ibu-hamil (diakses tanggal 10 September 2019
pukul 16.00 WIB)
Latila, Elisabeth. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: IN MEDIA
Prameswhari, Amelia. 2012. Faktor Fisik yang Mempengaruhi dalam Kehamilan.
http://informanzsains.blogspot.com/ (diakses tanggal 6 September 2019 pukul 13.00 WIB)
Redaksi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan.
http://www.mitrainti.org/?q=node/127 (diakses tanggal 6 September 2019 pukul 13.15 WIB)
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Wati, Erlina. 2015. Faktor-Faktor Fisik yang Mempengaruhi Kehamilan.
https://www.slideshare.net/erliinawati/faktorfaktor-fisik-yang-mempengaruhi-kehamilan
(diakses tanggal 6 September 2019 pukul 13.10 WIB)

Anda mungkin juga menyukai