Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan KaruniaNYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Fisik
yang Memengaruhi Kehamilan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kehamilan sebagai pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Dalam
menyusun makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam memberikan motivasi kepada kami pada pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam
pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak
terhindar dari kekeliruan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dan
karenanya, segala saran dan kritikan yang membangun yang datang dari pembaca sangat
kami butuhkan sebagai bahan masukan untuk perbaikan di masa-masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami maksud dari kehamilan.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami maksud dari faktor fisik yang memengaruhi
kehamilan, dan apa saja faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kehamilan
Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran, dimulai dari
prosedur sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, dan
kemudian menjadi janin. Kehamilan terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam
tiga trimester dengan ciri-ciri perkembangan janin yang spesifik:
1) Trimester pertama (0-13 minggu): Struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang.
Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode ini.
2) Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dapat
merasakan pergerakan pertama bayi.
3) Trimester ketiga (27-40 minggu): Bayi berkembang seutuhnya.
Ibu hamil akan mengalami berbagai kondisi yang berbeda-beda pada setiap
trimesternya karena ditimbulkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi
kehamilan diantaranya, faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor lingkungan, sosial
budaya, ekonomi.
2
(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan
selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan
janinnya
(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan
janinnya
(4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan
persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan
lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
(5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan
dengan lancar
(6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
a) Faktor Usia
Kehamilan Pada Usia Tua
Sisi negatif kehamilan di usia tua:
(a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut memengaruhi kondisi janin.
(b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25 -
30 tahun).
Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan, maka
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra-Uterine Growth
Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
(c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan
usia lebih dari 40 tahun) maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
Segi positif hamil di usia tua:
3
(a) Kepuasan peran sebagai ibu, dan merasa lebih siap untuk menjadi ibu
(b) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
(c) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
(d) Mampu mengambil keputusan
(e) Karir baik, status ekonomi lebih baik
(f) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
(g) Periode menyusui lebih lama
(h) Toleransi pada kelahiran lebih besar
b) Kehamilan Multiple
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya
kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung,
baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple
mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya, sehingga
persalinan operatif (sectio caesaria) lebih dipertimbangkan. Dengan demikian jika
dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal mengingat adanya kemungkinan
terjadinya persalinan secara SC. Selain itu risiko adanya kematian dan cacat juga
harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan
terjadi karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun
adanya keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
Terdapat 2 jenis kehamilan ganda, yaitu : hamil ganda monozigotik(satu telur,
identik), hamil ganda dizigotik(dua telur, fraternal). Masalah yang ditimbulkan dari
kehamilan ganda ini adalah : partus prematurus, pre- eklampsia/eklampsia, anemia,
malpresentasi, perdarahan pasca persalinan.
4
d) Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai
contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya
kehamilan adalah:
(a) Hipertensi
(b) Penyakit Jantung
(c) Diabetes Mellitus
(d) Anemia
(e) Penyakit Menular Seksual
Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan
sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita
tersebut sedang sakit. Jika seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang
tidak baik atau sedang menderita suatu penyakit maka ia perlu mendapatkan
pertolongan medis untuk merencanakan apa saja yang diperlukan dan memutuskan
tempat yang aman untuk proses persalinan.
Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita
suatu penyakit seperti Hepatitis, Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan
lain-lain, maka bidan perlu mengkaji kembali kondisi wanita tersebut untuk
mengetahui apakah ia masih menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit tersebut. Hal ini sangat penting karena beberapa penyakit yang dibawa
ibu dapat berdampak pada bayi yang dikandungnya seperti sifilis atau
toksoplasmosis yang dapat menyebabkan cacat bawaan.
7
kehamilan, dapat menyebabkan terjadinya diabetes gestasional, preeklamsi,
kelahiran prematur, dapat pula ibu mengalami keguguran, kelainan bawaan
pada bayi, dan makrosomia pada bayi (bayi lahir dengan berat badan berlebih).
d) Obesitas
Resiko yang mungkin terjadi dan dialami ibu hamil yang obesitas pada
kehamilannya, yaitu mempersulit ibu bergerak, persalinan yang sulit atau lama,
mengalami diabetes gestasional, terjadinya perdarahan pascapersalinan,
gangguan jantung dan ginjal, apnea tidur (tidur tanpa napas), melahirkan
dengan operasi caesar, terjadinya penggumpalan darah, preeklamsia, serta
dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir dalam keadaan tak bernyawa.
2) Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi
akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok akan dapat
ditransfer lewat plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok
berat, kita harus waspada akan resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR,
bahkan kematian janin.
Pengguanaan tembakau adalah salah satu penyebab yang menjerumuskan ke
masalah-masalah pralahir. Berapa di antaranya yang serius adalah perdarahan
10
pervaginam, keguguran, tertanamnya plasenta pada tempat yang tidak normal,
pelepasan plasenta yang terlalu dini, pecahnya ketuban dan persalinan.
Berbagai gangguan terhadap hasil akhir kehamilan di laporkan berkaitan dengan
merokok selama hamil. Gangguan tersebut adalah berat lahir rendah akibat
persalinan premature atau gangguan pertumbuhan janin, kematian janin dan bayi,
serta solusio plasenta. Mekanisme patofisiolofi yang diperkirakan berperan
menimbulkan gangguan kehamilan ini antara lain meningkatkan kadar karboksi
hemoglobin janin, berkurangnya aliran darah utero plasenta, dan hipoksia.
11
dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidup ini. Akan tetapi ada
beberapa orang khusus yang terkadang menyesali kehamilannya.
Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita, terutama jika dukungan
dari keluarganya amat kecil dan struktur emosionalnya terganggu. Wanita
tersebut dapat merasakan putus asa karena kehamilannya mungkin mempengaruhi
pendidikan, rencana karir, atau situasi ekonominya. Ia juga dapat merasakan
kecemasan, depresi, marah, malu atau bersalah walaupun lingkungan sosial
sekarang memandang kehamilan tidak sebagai noda seperti masa lalu.
Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup kehamilan yang tidak diharapkan:
a) Kalangan Remaja
Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman
untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun
merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan.
Salah satu resiko dari perilaku seks pra nikah atau seks bebas adalah
kehamilan dan kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas
“kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja
lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan
langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya
karena harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini ada 2 hal yang bisa dan biasa
dilakukan remaja jika mengalami kehamilan tidak diharapkan:
(1) Mempertahankan kehamilan
(2) Mengakhiri kehamilan
Semua tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat membawa resiko
baik fisik, psikis, sosial. Bila kehamilan diakhiri (aborsi) dapat mengakibatkan
dampak negatif, antara lain :
(1) Resiko perdarahan karena mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak
aman menurut medis.
(2) Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan / bahkan
lubang didinding rahim.
(3) Gangguan haid bila pergerakan dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
(4) Infeksi yang terjadi kaibat kelalaian / kurang terampilnya dokter yang
menangani.
b) Wanita Dewasa / Ibu yang Sudah Menikah
12
Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang ibu tidak
menghendaki kelahiran anak, yaitu :
(1) Ibu merasa akan mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat
atau merasa anak dapat menghambat cita-citanya dalam berkarya karena
waktu itu biasanya hanya untuk mengurusi anak.
(2) Kekhawatiran mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak
anak sedangkan keuangan rumah tangga sangat minim sehingga muncul
kekhwatiran akan penghidupan yang layak dan pendidikan anak
berkelanjutan.
(3) Ibu muda biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat
tubuhnya tidak sebagus dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa
hidupnya tidak bebas lagi jika mempunyai anak.
(4) Kegagalan alat kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
pemilihan alat kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat
pencegah kehamilan seperti pil KB. Kehamilan resiko tinggi merupakan
salah satu faktor kehamilan tidak diharapkan. Kehamilan resiko tinggi
adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya
(baik bagi ibu maupun bayinya ), akan terjadi penyakit atau kematian
sebelum maupun ssudah persalinan.
(5) Ibu trauma dengan kehamilan sebelumnya. Misalnya, proses persalinan
yang lama dan susah, sehingga ibu merasakan rasa sakit yang lama.
c) Perkosaan (Serangan Seksual)
Perkosaan adalah “ persetubuhan” ( persetubuhan sebenarnya adalah
atau penetrasi labia oleh penis) atau seorang wanita tanpa persetujuannya dan
dengan paksaan melalui rasa takut, kekuatan atau penipuan. Pemerkosaan
sering terjadi pada anak besar kelompok umur menarche atau adolesen ( 14-
17).
Tindak perkosaan pada anak biasanya disertai dengan penganiyaan
seksual dalam bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini sering di
temukan, yang mula-mula merupakan masalah anak kecil baru diketahui
setelah riwayat penganiyaan yang agak lama.
Di sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan
terlarang dan alkohol yang mempengaruhi pikiran sehingga hanya di penuhi
hawa nafsu. Tindak perkosaan pasti menimbulkan trauma fisik pada korban.
13
Korban perkosaan mempunyai resiko tinggi menjadi tidak mampu melakukan
aktivitas seksual secara normal pada kehidupan di masa datang. Penularan
penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya trauma perineum, biasanya
akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang ( yaitu trauma
non koital).
Cedera pada setengah posterior perineum ( frenulum labiorum pudendi
posterior, hymen dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan dengan
penetrasi penis ( abrasi, eritema, dan laserasi ). Dan tidak menutup
kemungkinan, wanita tersebut hamil meskipun pada akhirnya banyak di antara
mereka yang menggugurkan kandunganya dengan tidak aman.
Kehamilan tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal – hal
positif yang dapat meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspadai
adanya keguguran, premature, dan kematian janin. Pada kehamilan diluar nikah
hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi.
Selain itu, kekurangsiapan ibu untuk merawat bayinya juga perlu diwaspadai agar
tidak terjadi post partum blues.
14
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana
perubahan tersebut terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam
rahim dan dapat juga diperngaruhi oleh ha-hal yang berhubungan dengan fisik ibu
sebelum dan selama hamil. Faktor fisik yang memengaruhi kehamilan seorang dapat
dipengaruhi oleh status kesehatan, status gizi, dan gaya hidup ibu tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA