Anda di halaman 1dari 20

Makalah

Hygiene Lingkungan dan Asepsis Permukaan

Nama Kelompok
Ayu Wandira PO713261181009
Irna Niar Aktivianti PO713261181016
Nur Rahmi PO713261181026
Sulastri HK PO713261181046
Wiwi Pratiwi Ramli PO713261181049

Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar


Jurusan Keperawatan Gigi Tahun Ajaran 2019/2020
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Hygiene
Hygine sendiri murupakan kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit
yang menitik beratkan kepada “objek” itu sendiri (manusia). Hygiene
lingkungan meliputi kebersihan lingkungan dan pembuangan limbah.
sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik
beratkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan
juga melindungi diri agar tetap sehat. Jadi, dalam hal ini sanitasi ditujukan
kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya.
Sanitasi adalah usaha kesehatan prevenif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Hygiene adalah usaha
kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha
kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia. Masalah
-Masalah Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Lingkungan yang di hadapi
1.Air Bersih. Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas
air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi
syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak
layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi danbakteriologis, dan
syarat tersebut merupakan satu kesatuan.Jadi jika ada satu saja parameter
yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun
tidak langsung dan secara perlahan.
2. Pembuangan Kotoran/Tinja. Dengan bertambahnya penduduk yang tidak
sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia
meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat masalah pembuangan
kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedinimungkindiatasi
3. Kesehatan\Pemukiman Kita semua menyadari bahwa kemiskinan
merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk
diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi
masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut
kota. Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman
masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan, seperti
sempitnya ruang gerak, pencahayaan kurang, kostruksi rumah yang mudah
roboh, banyaknya kebisingan,dll.
4. Pembuangan Sampah. Seringkali masyarakat seenaknya membuang
sampah dimana-mana, seperti di sungai, selokan, jalan, dll. Apabila terus-
menerus menumpuk pada suatu tempat maka akan menjadi sarang penyakit.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu Serangga. sebagai reservoir bibit
penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk
penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk
Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk
Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi
perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan
diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang
dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman. Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman
adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran,danhotel).
Kadang banyak tempat jualan makanan yang jualannya itu tidak memenuhi
syarat untuk ditempati ataupun di konsumsi. Apabila kita tidak pandai
memillih tempat penjual makanan yang baik itu akan mengganggu kesehatan
pencernaan.Solusi untuk Menangani Masalah - masalah Kesehatan
Masyarakat dan Sanitasi Lingkungan yang Dialami Masyarakat
1. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah, salah satunya adalah pembangunan sarana air bersih.
2. Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban. Merupakan
tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk
mengamankannyadengantujuan:
3. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan membangun rumah di sekitar
kawasan yang sistem pencahayan dan ruang gerak yang memadai,
menghindari tempat yang bising yang dapat mengganggu,dll.
4. Agar sampah tidak menumpuk dan menyebar dimana-mana, kita dapat
menaggulanginya dengan cara menimbun atau membakar sampah.
5. Agar tidak terserang gangguan serangga dan binatang pengganggu, kita
dapat mengatasinya dengan menjaga kebersihan rumah agar seperti hewan
kecoa, nyamuk dan tikus tidak suka atau tdk mau hinggap di tempat tersebut..
6. Kita harus pandai memilih tempat yang menjual makanan dan minuman
yang sudah jelas cara pengolahannya,kebersihannya tempatnya,

Dalam mempelajari pengendalian infeksi silang, salah satu unsur penentu


atau determinan dalam kesejahteraan penduduk .hygine lingkungan yang
aman dan rumah Sakit akan membawa perasaan yang aman bagi dan nyaman
bagi semua personil yang berhubungan dengan lingkunganya beberapa hal
yang berhubungan dengan hygine lingkungan dan rumah sakit dan klinik
adalah tempat lokasi,kebersihan air ,pengelolaan limbah sampah dan
kebersihan ruangan.
 Pengertian limbah
Limbah (waste) adalah sesuatu yang tidak dipakai ,tidak dipakai
,tidaka disenangi atau sesuatu yang dibuang,yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
 Karakteristik limbah
Pada umumnya sesuatu yang ada dibumi ini memiliki karakteristik
yang berbeda termasuk limbah yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
 Berukuran mikro merupakan besar kecilnya limbah/volume
 Dinamis merupakan tentang pencemaranya yang tidak dalam
waktu singkat penyebaranya
 Berdamfak luas penyebaranya
 Berdamfak jangka panjang (antar generasi)

Macam-macam limbah klinik

 Limbah benda tajam adalah obek atau alat memiliki sudut


tajam,sisi,atau bagian yang menonjol yang dapat menusuk kulit
atau memotong.misalnya jarum hipodermik
 Limbah infeksius meliputi limbah yang berhubungan dengan
pasien yang merupakan isolasi penyakit menular
 Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh,organ,anggota
abdan,placenta,darah dan cairan tubuh lainya yang dibuang
pada saat pembedahan atau autopsi
 Limbah citotoksik
 Limbah farmasi adalah obat-obatan kadaluwarsa,yang terbuang
karena batch ,tidak memenuhi sfesifikasi atau telah
terkontaminasi dan lain-lain
 Limbah kimia dihasilakan dalam bahan kimia pada tindakan
medis
 Limbsh radioaktif
 Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh
klinik,rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainya.
a. Pengelolaan limbah klinik
Limbah merupakan masalah yang cukup serius terutama dikota- kota
besar karena jenis limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori
biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan
dimana disana terdapa buangan virus,bakteri maupun zat-zat
berbahaya lainya.maksud dari pengelolaaan limbah adalah :
 Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan
 Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas
kesehatan
 Mencegah penularan infeksi terhadap petugas
 Membuangan bahan-bhan berbahaya (bahan toksit dan
radioaktif)

Berikut adalah hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan dengan
warna yang menyangkut hal hal berikut :

1. pemisahan limbah

 Limbah harus dipisahkan dari sumbernya


 Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
 Perlu digunakan kantong plastik dengan warna warna yang berbeda
2. Penyimpanan limbah

Dibeberapa negara kantong kantong plastik cukup mahal sebagi gantinya dapat
digunakan kantung kertas yang tahan lama bocor, kantong ini ditempeli dengan strip
berwarna. Kemudian ditempatkan didalam tong dengan kode warna bangsal dan unit
unit lain.

3. Penanganan limbah

 Kantung kantung dengan awrna harus dibunagn jika telah berisi 2/3
bagian. Kemduian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas.
 Kantung harus diangkat dengan memengang lehernya, srhingga jika
mengayun menjauhi bafan limbah tidak bocor tercecer keluar dan
diletakkan dirmapat teretentu
 Petugas pengympulkan limbah harus memtsikan kangtung katung dengan
warna yang telah dijadikan satu dan dikirimkan ketmpat yang sesuai

4. pengangkutan limbah\

kantung limbah menurut kodenya dipisahgkan. Limbah bagian bukan klinik


misalnya dibawa ke kompaktorlimbah baguan klinik dibawa ke insenerator.

5. pembunagan limbah

Setelah dimaanfakan dengan konpaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang


ditempat peninmbuan sampah.

1) Penanganan limbah tajam


Benda benda tajam sekalu pakai (jarum suntik, jarum jahit, silet dan
piau scalpel) memrlukan penangan khusus karena benda benda ini
dapat melukai petugas keseshtan dan juga masyarakat umum. Benda
tajam dapat di enkaplusi atau di insersenesi (dibakar).
2) Penanganan limbah cair dan padat sampah atau limbah cair misalnya
jaringan ,darah ,urine bahan kimia dan cairan tubuh lainya,sedangakan
limbah yang padt adalah bahan –bahan bekas embedahan kasa bekas
pakai atau benda yang sudah terkontamiasi dengan mokroorganisme.
Ke semua jenis bahan ini dapat ditangani dengan cara membuang ke
dalam wadah yang telah ditentukan kemudian dilakukan pembakaran.
Insenerator ada 4 jenis
 Kamar ganda. Imsenerator dengan suhu tinggi u tuk membakae
sampak infeksius
 Kamar tunggal, suhu tinggi lebih murah, dan digunakan jika
jenis kamar ganda tidsk tersedia
 Oven pengering berputar, neroperasu pada syhu tunggi
dugunakan unruk menghancurkan bahan bahan sitotoksik dan
bana van kimia yang tahan panas
 Insenerrator tong atau bata yang beroperasi dengan suhu tinggi
lebih dan kurang efektif, tapi dapat dibuat secara local

3. pembersihkan ruang klinik

Pembersihan adalah memghilangkan kotoran secara fisik. Pembersihan dapat


menghilangkan materi ornagik, seperti darah dan jaringan dan kotoran lain yang
dapat mengggangu strerilisasi dan desinfeksi.

Disini juga patut diperhatikan bahwa prosedur harus mencantumkan pada label
produknya bahwa desifeksi sebaknya digunakan untuk pada permukaaan yang sudah
dibersihkan dan desinfestan yang berbeda dapat digunakan, bahan kimia yang dapat
melalakukan ke2 fungsi tersebut memberikan pencapaian yang lebih efosien. Jadi
pertimbnagn dasar untuk memilih bahan kimia adalah emampuan bahan yang
menembus dan membersihkan permukaan yang sudah terkonta minasi dengan saliva,
darah dan eksudat. Desifektan permukaan yang sudah diakui seperti iodofor, fenolic,
sintetic, compoun klorin, dapat membersihkan dan juga mendesinfeksi.

4. prosedur desinfeksi permukaan kerja

Desinfeksi merupakan kerja mencakup prosedur 2 tahap, yang dosebut teknik


“semprot-seka-semprot”. Seperti sudah disebutkan diatas, semua permukaan yang
akan didesinfeksi harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum didesinfeksi. Umumnya,
botol semprot berpompa cocik digunakan sebagai pembersih/desinfektan dengan
pengecualian utma berupa pemakaian larutan hipochloride. Jika digunakan botol
semprot, akan diperoleh keuntungan sebagai berikut

 Memu gkinakan bbahan kimia aktif menembus leher peralatan dengan baik.
 Melindungi germicidal agar tidak menjadi nonaktif atau terserap oleh kasa,
handuk kertas atau sponge
 Mengurangi biaya kasa dan bahan aplikator laiinya.

5. pengontrolan infeksi dari unit gigi

Setiap pagi sebelum kedatangan pasien yang pertama. Alirkan air dari unit selama
3-5 menit. Guankan teknik srmprot-seka-semprot pada semua permukaan dan
peralatan yang belum disterilkan. Pertama tama, bersihkan (dengan
pembersih/desinfektan yang sudah diakui). Benda benda seperti lemari ketja, conuter,
wastafel, meja kerja, kursi unit, unit pengontrol kursi, semprit udara/air, dan
pengontrol la,mpu. Sesdah dibersihakan, desinfeksi daerah daerha ini virus hidrofilik
dan hipofilik. Atau, penutup permukaan dipasang kembali sesuai dibersihkanm.

Diantara poergantian pasien alirkan air dari unit sekurng kurangnya 5 detuk, laukan
sterilsasi atau desinfeksi apabila tidap dapatt dilakukan sterilissi pada handpice san
ujung semprit uadara/air. Jika handpice tidak dapat disterilkan dengan pemansan,
handpiece dapat didesinfiksi senafao betikut

 Bersihakan untuk menghilanhkan kotoran organik


 Semprot dan bungkus dalam handuk, kertas atau kasa yang dibasahi dengan
desinfektan yang diakui,
 Biarkan terap nerkontak dengan desinfektan sepanjang waktu pemajana yag
dianjurkan
Bersihkan dan infeksi semua daerah “yang mudagh tersentug” dengan
pembersih/desinfektan permukaan yang telah diakui.
B. Asespsis Permukaan
Asepsis mengandung arti tidak ada pembusukan. Atau tidak terjadinya
kerusakan akibat mikroorganisme. Istilah ini di gunkan dalam biidang
kedokteran gigi untuk menggambarkan suatu area perawatan yang bebas dari
mikrootganisme patogen dalam jumlah yang signifigan. Area perawatan
adalah suatu lingkungan yang didalamnya harus di disain suatu teknik khusus
untuk memastikan kondisi yang asepsis, yang di tunjukkan pada : (1)
permukaan benda-benda, (2) elemen manusia, dan (3) kombinasi keduanya
atau di namakan Treatmen Focus Area.Lingkungan Benda Mati atau
Permukaan
Lingkungan benda mati meliputi area permukaan dimana perawatan pasien
berlangsung. Di suatu klinik gigi yang termasuk multi dental chair, biasannya
area ini di batasioleh panel-panel pemisah yang memisahkan tiap-tiap unit.
Pada area perawatan lainnya seperti ruang operasi, diagnosis, kamar radiologi.
Karena penyebaran kontaminasi di dalam area perawatan sangat bervariasi,
sebaiknya area tersebut di bagi menjadi berbagai tingkat kontaminnasi.
a. Area A-1 kontaminasi tingkat tinggi
Pada area perawatan gigi, daerah ini meliputi area berjarak 3 kaki (3x 30,5
cm ) ± 91, 5 cm di sekitar pasien meliputi dengan mulut pasien sebagai
pusat diameter. Benda mati di area ini meliputi instrument, meja bracjet,
selang-selang perawatan ( syringe air dan udara, henpis/contra angel,
bagian atas kursi gigi, dan lampu kursi gigi).
b. Area A-2 kontaminasi tingkat sedang
Bagian ini meliputi pembakaran dental unit selain yang di sebut di atas
c. Area A-3 kontaminasi tingkat rendah
Kontaminasi terjadi pada permukaan-permukaan lainnya seperti laci
lemari , pintu lemari, bagian atas kabinet, tempat cuci tangan panel-panel
dan lain-lain
.
 Elemen manusia
Dengan asumsi bahwa permukaan, instrumen, dan lain-lain
sudah di persiapkan dengan baik, sumber potensi untuk terjadinya
penularan penyakit adalah petugas kesehatan gigi dan pasien.
Ketika mikroorganisme yang patogen dan virulen berkontak dengan
inang, tentunya tidak secara langsung atau otomatis menimbulkan
infeksi. Mikroorganisme tersebut haruslah mapan di tempat barunya
harus dapat bermultiplikasi, maupun merusak inangnya dengan
produk-produk yang dihasilkannya, dan mempunyai mekanisme untuk
pindah atau bertransmisi ke inang lainnya.

Oleh karenannya, jika kontak dengan mikroorganisme tersebut


telah di ketahui, seperti yang terjadi pada waktu merawat gigi, rantai
tersebut dapat dengan mudah putus misalnya dengan mencuci tangan,
pemakaian barier, melakukan kontrol aerosol, dan mengurangi jumlah
bakteri pasien. Meskipun demikia, ragkaian infeksi akan tetap
berlangsung jika instrument dan peralatan yang terkontaminasi darah
di tangani secara tidak benar atau tidak di bersihkan dan di desinfeksi
benar.

 Treatment Focus Area


Treatment Focus Area adalah istilah untuk menunjukkan suatu
area di sekitar perawatan gigi yang berpotensi sebagai “zona
berbahaya” karena tingginya tingkat kontaminasi mikroorganisme
yang terjadi di daerah tersebut selama perawatan pasien. Area ini
berdiameter kurang lebih 3 kaki (3x 30,5 cm =91,5 cm) di sekeliling
mulut pasien dengan pusatnya. TFA ini meliputi lingkungan benda
mati di Area A-1 dan elemn manusia. Lingkungan benda mati di TFA
meliputi permukaan-permukaan dental unit, seperti, baki tempat
instrument, permukaan selang gigi, lampu dental unit dan peralatan
lainnya. Element manusia yang ada di TFA terdiri atas dokter gigi dan
asistennya yang dapat memidahkan jutaaan mikroorganisme dari
saliva, membran mukosa dan /atau darah pasien di dalam area ini.
Petugas kesehatan tersebut layaknya harus berhati-hati untuk tidak
memindahkan kontaminan tersebut dari TFA ini. Kontaminasi udara di
area ini di mungkinkan oleh aerosol dan spatter akibat perawatan,
percikan akibat pembicaraan, di keluarkan bahan cetak dan protesa
dari mulut pasien , aliran udara dan aktifitas lainnya yang dapat
menambah jumlah bkteri di udara.

Karena kondisi di atas, perlu di lakukan upaya-upaya untuk


mencapai lingkungan yang asepsis dalam ruangan perawat gigi.
Teknik spesifik untuk mencapai asepsis lingkungan di TFA ini
meliputi (desinfeksi lingkungan, penggunaaan alat pelindung diri,
sarung tngan, masker, kacamata pelindung, dan tutup kepala)upaya
pengurangan mikroorganisme yang tersebar melalui aerosol, misalnya
penggunaan HVE, isolator karet, dan mengintruksikan pasien untuk
berkumur dengan larutan antiseptik sebelum melakukan perawatan
gigi, mendesinfeksi bahan-bahan yang di keluarkan dari mulut paisen,
misalkan cetakann gigi dan protesa.
Upaya–upaya tesebut tidak dapat mengeliminasi
mikroorganisme secara menyeluruh, sehingga tetap di perlukan
tindakan yang hati-hati selama perawatan.
1. Teknik Asepsis Permukaan
Selama perawatan gigi, berbagai permukaan dan peralatan
terkontaminasi berbagai bahan-bahan dari mulut pasien.
Permukaan-permukaan tersebut juga di sentuh oleh tangan
operator yang mungkin basah oleh saliva pasien. Selain itu
permukaan dapat terkena percikan saliva pasien yang timbul
selama perawatan. Jika kursi gigi akan di pakai kembali oleh
pasien berikutnya harus di lakukan teknis asepsis permukaan untuk
mencegah penyebaran mikroorganisme oleh pasien. Berbagai
permukaan yang dapat terkontaminasi selama perawatan gigi
pasien antara lain adalah
1. Sandaran kepala dan tombol dental unit
2. Pegangan lampu
3. Meja peralatan
4. Tombol-tombol henpis
5. Tombol Suction dan salurannya
6. Pegangan, dan saluran syringe air/udara
7. Peralatan foto sinar-X
8. Kursi dokter gigi dan perawatan gigi
9. Botol atau wadah cottin roll
10. Pegangan dan ujung light curing
11. Petunjuk warna gigi

Berbagai macam mikroorganisme dapat berhatan hidup pada


lingkungan permukaan untuk waktu yang berbeda-beda. Ada
bermacam-macam kondisi yang mempengaruhhi waktu hidup
mikroba di lingkungannya, seperti kelembapan, suhu, adanya
nutrisi dan darah, saliva, dan secara umm kondisi badan
permukaan mikroorganisme tersebut.

Ada 2 cara untuk mencapai asepsis permukaan :

a. Mencegah permukaan terkonta minasi dengan memakai


penutup permukaan.
Beberapa keuntungan dan kerugian teknik penutupan
permukaan di bandingkan pembersihan dan desinfeksi
permukaan
Keuntungan Menutup permukaan
 Mencegah kontaminasi
 Melindungi permukaan yang sulit di bersihkan
secara ade kuat
 Pelaksanaannya relatif tidak lama
 Tidak perlu mencampur bahan desinfektan dan
menyimpannya

Kerugian

 Harus menyediakan makan dan ukuran penutup


berbeda-beda supaya pas
 Limbah plastik merugikan karena tidak bisa di daur
ulang
 Secara estetik tidak menarik
 Lebih mahal dari pada menggelap dan
kmendesinfeksi

Menggelap dan mendesinfeksi

 Bahan yang di perlukan untuk asepsis permukaan


relatif lebih sederhana.
 Tidak mahal jika di banding dengan penutup
permukaan
 Tidak mengubah estetika penampilan ruang perawat

Tidak menghasilkan limbah plastik

Kerugian
 Pelaksanaan yang lama untuk mencapai hasil
yang maksimal
 Harus menggunakan alat pelindung diri untuk
mencegah kontak denga larutan disenfektan
 Tidak dapat dipastikan apakah mikroba sudah mati
atau belum
 Beberapa permukaan tidak dapat dibersihkan dan
disenfektan dengan adekuat
 Beberapa bahan desinfektan dapat merusak
pemukaan
 Wadah penampung larutan disenfektan harus
diberi label dengan betul
 Beberapa larutan disenfektanh haus disiapakn
segera sebelum pemakaian (tidak bisa disimpan)
 Membuang limbah lautan kimia ke lingkungan
b. Mendisenfeksi permukaan setelah terkontaminasis sebeum
dipakai ulang

Menutup permukaan

Kontaminasi dapat dijaga denganm memakaikan


penutuppermukaan yang pas.penutup harus bersifat tahan
cairan sehingga mikroorganisme di saliva ,darah, dan cairan
lainya tidak bisa kontak dengan permukaan
dibawahnya.contoh bahan yang tepat adalah penutup dari
plastikdan alminium foil.

Ada beberapa macam plastik yang didesain secara khusus


untuk dipakai menutup dental unit plastik tersebut mempunyai
bagan yang akan menutupi dental unit (misalnya penutup
pegangan syringe air dan udara,penutp slan,penutup berbentuk
pena)

2. Membersihkan dan mendesinfeksi


a. Membersihkan
Permukaan yang akan didinsefeksi terlebih dahulu harus di
lap.hal ini akan mengurangi jumlah mikrooragnisme dan darah
atau saliva yang ada (bioburden) dan akan mempermudah kerja
bahan disenfeksi Pada proses mengelap dapat digunakan air dan
sabun meski sebaiknya digunakan disenfektan permukaan yang
mengandung deterjen untuk mengelap maupun
disenfeksi.prosedur ini( jika dilakukan harus memakia sarung
tangan ,masker,kacamata,baju pelindung.)
b. Mendisenfeksi
Permukaan yang telah dibersihkan kini siap untuk didesenfeksi
semprotan disenfektan pada permukaan tersebut dan biarkan tetap
basah hingga tercapai larutan konta tersebut untuk membunuh
bakteri tuberklosis(biasanya 10 menit) kemudian keringkan
dengan handuk jikabagian yang didesenfeksi akan digunakan
dimulut pasien,bilas dengan air dan keringkan
3. Protap membersihkan dan mendisenfeksi permukaan.
1. Pastiakan masker,kacamata,baju pelindung untuk mencegah
kontak sentuhan atau percikan dengan kontamina dan larutan
disenfektan.
2. .Pastikan bahwa larutan pemberih atau disenfektan telah
disiapakan dengan konsentrasi yang benar dan jika perlu dalam
keadaan baru.
3. bersihkan atau lap permukaan.semprot permukaan dengan
bahan pembersih dan dilap dengan baik memkai handuk atau
lap.dengan memegang handuk atau lap dibawah permukaan
yang akan disemprot.
4. Disenfeksi permukaan yang telah di lap.semprotkan larutan
disenfektan pada permukaan dan gunakan handuk
dibelakangnya untuk mengurangi pembyemprotan yang
berlebihan .biarkan permukaan tetap basah selama waktu
kontakyang tertulis di label produk dengan berpatoakan padap
pada larutan tuberkloidal biasanya 10 menit
5. Jika permukaaan masih basah tapi pasien berikutnya sudah
datang ,cukup dilap saja,jika permukaan kontak langsung
dengan kulit atau mulut pasien ,bilas larutan disenfejktan yang
masih melekat pada air.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hygine sendiri murupakan kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit
yang menitik beratkan kepada “objek” itu sendiri (manusia). Hygiene
lingkungan meliputi kebersihan lingkungan dan pembuangan limbah. sanitasi
adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya
kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene
adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap
sehat.

B. Saran
Agar sekiranya manusia lebih memperhatikan kondisi lingkungan di
sekitarnya dan bias merawat lingkungan tersebut denngan baik, agar
senantiasa terawatt dengan baik dan kita pun bisa hidup lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai