ECOM
ECOM
definisi e-commerce
E-Commerce ialah suatu pross yang dilakukan konsukmen dalam membeli dan menjual
berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain dengan
menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis yang dilakukan (Loudon,
1998).
Sistem ECommerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang
akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi
pengembangan dan penerapannyapun akan berjalan seiring dengan siklus hidup
perusahaan; dan
Mengembangkan sistem ECommerce secara perlahan dan bertahap secara tidak
langsung menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi
perusahaan.
4. apa saja fitur unik dari e-commerce, pasar digital, dan barang digital? Ada
paling bawah
8 fitur unik:
1. Ubiquity •Teknologi internet / web yang tersedia di mana-mana: kerja, rumah,
dll, kapan saja.•Effect: –Marketplace dihapus dari temporal, lokasi geografis untuk
menjadi "marketspace”–Kenyamanan pelanggan ditingkatkan dan biaya belanja
dikurangi
2. Jangkauan global•Teknologi ini mencapai melintasi batas-batas nasional,
mengelilingi bumi•Effect: –Commerce diaktifkan melintasi batas-batas budaya dan
nasional mulus dan tanpa modifikasi–Marketspace meliputi, berpotensi, miliaran
konsumen dan jutaan bisnis di seluruh dunia
3. Universal standards•Satu set standar teknologi: standar Internet•Effect: –Sistem
komputer yang berbeda dengan mudah berkomunikasi satu sama lain–Masuk pasar
lebih rendah biaya-biaya pedagang harus membayar untuk membawa barang ke pasar–
Konsumen yang lebih rendah 'pencarian biaya-usaha yang diperlukan untuk
menemukan produk yang cocok
4. Kesempurnaan•Mendukung video, audio, dan pesan teks•Effect: –
Kemungkinan untuk menyampaikan pesan yang kaya dengan teks, audio, dan video
secara bersamaan ke banyak orang–Video, audio, dan pemasaran pesan teks dapat
diintegrasikan ke dalam pesan pemasaran tunggal dan pengalaman konsumen
5. Interactivity•Teknologi ini bekerja melalui interaksi dengan pengguna•Effect: –
Konsumen terlibat dalam dialog yang dinamis menyesuaikan pengalaman untuk
individu–KonsumenmenjadiPesertadalamprosespengirimanbarangkepasar
6. Kepadatan Information density•Peningkatan besar informasi kepadatan-jumlah
dan kualitas informasi yang tersedia untuk semua pelaku pasar•Effect:–Transparansi
harga yang lebih besar–Transparansi biaya yang lebih besar–Memungkinkan pedagang
untuk terlibat dalam diskriminasi harga
7. Personalization/Customization•Teknologi memungkinkan modifikasi pesan,
barang•Effect–ersonalized pesan dapat dikirim kepada individu maupun kelompok–
Produk dan jasa dapat disesuaikan dengan preferensi individu
8. Social technology•Teknologi ini mempromosikan pengguna generasi konten
dan jaringan sosial•Effect–Internet model sosial dan bisnis baru memungkinkan
pembuatan konten pengguna dan distribusi, dan dukungan jaringan social
5. Implementasi e-commerce diperusahaan Toyota
Dengan adanya berbagai tantangan, peluang, dan meluasnya isu ekonomi digital, Road
Map e-Commerce dinilai belum memadai untuk jadi grand design pengembangan ekonomi
digital Indonesia. Foto/Ilustrasi
A+ A-
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekosistem ekonomi
digital di Indonesia, sejalan dengan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara
ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Salah satu bentuk komitmen
Pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut ialah melalui penetapan Peraturan Presiden
Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis
Elektronik (SPNBE) atau Road Map e-Commerce 2017-2019.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Usaha Mikro
Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM) Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin
mengatakan, pembelajaran dari dua tahun pelaksanaan Road Map e-Commerce ditambah
dengan pesatnya perkembangan sektor digital. Maka sejumlah keluaran tidak lagi menjadi
prioritas.
Saat ini terdapat isu-isu prioritas baru yang muncul dalam praktik dan belum tercakup
dalam Road Map, seperti aspek Perlindungan Data, Transaksi Cross-Border e-Commerce,
pengaturan Barang Digital dan Transaksi Digital, Penguatan UMKM dan Produk Lokal,
serta Keuangan Digital (fintech dan cryptocurrency).
“Dengan adanya berbagai tantangan, peluang, dan meluasnya isu ekonomi digital tersebut,
kami memandang Road Map e-Commerce belum memadai untuk menjadi sebuah grand
design pengembangan e-commerce dan ekonomi digital Indonesia,” tutur Rudy di Jakarta,
Kamis (22/8/2019).
Road Map e-Commerce memang masih terbatas pada rencana aksi dengan jangka waktu
penyelesaian yang pendek dan isu yang belum diperbarui. Menurut Rudy, Indonesia juga
belum memiliki kebijakan dan strategi nasional terkait pengembangan ekonomi digital
yang komprehensif dan terintegrasi. Sementara Indonesia terus dituntut untuk bergerak
cepat, termasuk membangun kerjasama dengan negara lain mengembangkan ekonomi
digital di tingkat global.
“Oleh karena itu, setelah masa berlaku Road Map e-Commerce selesai pada tahun 2019,
kami memandang adanya urgensi perumusan Strategi Nasional Ekonomi Digital, untuk
menjadi payung kebijakan dan memberikan arah pengembangan ekonomi digital Indonesia
ke depan, baik di tingkat nasional maupun daerah,” lanjut Rudy.
Dalam perumusan Strategi Nasional tersebut, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan.
Pertama, eksplorasi konteks, yaitu untuk memahami dan menempatkan konteks
pengembangan ekonomi digital dalam perekonomian Indonesia.
Dalam beberapa tahun ini, salah satu tantangannya memang pada upaya menyamakan
pemahaman dan semangat di dalam Pemerintah, sehingga respon masing-masing
kementerian atau lembaga terhadap isu digital cukup beragam. Di sisi lain, dunia usaha
berkembang dengan begitu cepat, dan terdapat tuntutan global yang mendorong untuk terus
berkembang.
“Selain tantangan teknis seperti leveling keluaran Road Map yang berbeda-beda, salah satu
pembelajaran penting yang juga dapat kami pahami adalah terkait koordinasi Pemerintah,”
tambah Rudy.
Sekedar informasi, Road Map E-Commerce memuat 7 (tujuh) pilar utama untuk
membentuk ekosistem yang kondusif, yaitu (a) pendanaan, (b) perpajakan, (c)
perlindungan konsumen, (d) pendidikan dan SDM, (e) logistik, (f) infrastruktur komunikasi
dan (g) keamanan siber; serta satu pilar pendukung yaitu pembentukan manajemen
pelaksana.
Road Map e-Commerce ini juga berisi 62 rencana tindak yang bersifat dukungan dan
pengaturan bagi pengembangan ekosistem e-commerce dan ekonomi digital. Sejauh ini, 25
keluaran telah diselesaikan, 23 keluaran masih berjalan dari tahun 2017 sampai tahun 2019,
dan 14 keluaran dalam proses pembahasan.
Sebagai penutup, Rudy mengingatkan bahwa kerja sama dan dukungan semua pemangku
kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan visi ekonomi digital Indonesia. Selain
itu, Rudy juga memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
bekerjasama dalam mengimplementasikan Perpres E-Commerce serta mengajak untuk
terus meningkatkan koordinasi, kerjasama dan bahu membahu dalam meningkatkan
ekonomi digital Indonesia.
1. SIM dan e-commerce di era pasar digital (hamper sama dengan no.3)