Ada dua stasiun penakar curah hujan yang digunakan untuk perhitungan pada
Embung Okak Tarung tarung yaitu STA Sumani dan STA Danau Diatas.
Gambar 4.1 Lokasi stasiun hujan disekitar Embung Okak Tarung tarung
41
4.2 Analisa Hidrologi
4.2.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum
42
Tabel 4.3 Parameter statistik
(∑(𝑥𝑖)
𝑅ℎ𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑛
(703,00)
𝑅ℎ𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 70,30
10
(∑(𝑥𝑖−𝑥)2 ) (2624,10)
𝑆𝑑 = √ ≈ 𝑆𝑑 = √ = 17,08
(𝑛−1) (10−1)
(∑(𝑥𝑖−𝑥)3 ) (24323,04)
𝐶𝑠 = (𝑛−1).(𝑛−2).(𝑆𝑑3 ) ≈ 𝐶𝑠 = (10−1).(10−2).(17,083) = 0,07
1 1
( ).(∑ 𝑥𝑖−𝑥)4 ( ).(2525032,26)
𝑛 10
𝐶𝑘 = ≈ 𝐶𝑘 = = 2,97
𝑆𝑑4 17,084
𝑆𝑑 17,08
𝐶𝑣 = ≈ 𝐶𝑣 = 70,30 = 0,24
𝑥
43
Tabel 4.4 Perhitungan Data Curah hujan dengan menggunakan nilai Logaritma
44
Tabel 4.7 Nilai kemungkinan Chi Kuadrat
Tabel 4.8 Perhitungan curah hujan untuk debit banjir dengan metoda normal
Qn = 𝛼x β x q x A
45
tc = 0,1 x L0,9 x i−0,3= 0,1 x 11,350,9 x 0,0035−0,3 = 3,81 jam
tc+3,7 x 10− 0,40 tc
1 /β =1/1+
tc2 +15
β = 0,89
Untuk 2 jam < tc < 19 hari maka curah hujan dengan kala ulang T tahun ( mm )
tc x R24
Rt =
tc+1
Rt
q =
3,6−tc
46
Tabel 4.11 Perbandingan hasil Debit banjir rencana stasiun Danau diatas
2. Stasiun Sumani
47
Tabel 4.13 Parameter statistik
(∑(𝑥𝑖)
𝑅ℎ𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑛
(1062,50)
𝑅ℎ𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 106,25
10
(∑(𝑥𝑖 − 𝑥)2 )
𝑆𝑑 = √
(𝑛 − 1)
(18350,59)
𝑆𝑑 = √ = 45,15
(10 − 1)
(∑(𝑥𝑖 − 𝑥)3 )
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1). (𝑛 − 2). (𝑆𝑑 3 )
(1150262,96)
𝐶𝑠 = = 0,17
(10 − 1). (10 − 2). (24,523 )
1
(𝑛) . (∑ 𝑥𝑖 − 𝑥)4
𝐶𝑘 =
𝑆𝑑 4
48
1
(10) . (142275912,26)
𝐶𝑘 = = 3,42
24,524
𝑆𝑑
𝐶𝑣 =
𝑥
24,52
𝐶𝑣 = = 0,42
106,25
Tabel 4.14 Perhitungan Data Curah hujan dengan menggunakan nilai Logaritma
49
Tabel 4.16 Perhitungan data log dari curah hujan
Tabel 4.18 Perhitungan curah hujan untuk debit banjir dengan metoda normal
50
R24periode ulang 50 tahun = 198,82 mm
R24periode ulang 100 tahun = 211,46 mm
R24periode ulang 200 tahun = 222,75 mm
Qn =𝛼xβxqxA
1+0,012 x A0,7
𝛼 =
1+0,075 x A0,7
1+0,012 x 24,520,7
= = 0,65
1+0,075 x 24,520,7
β = 0,89
Untuk 2 jam < tc < 19 hari maka curah hujan dengan kala ulang T tahun ( mm )
tc x R24
Rt =
tc+1
Rt
q =
3,6−tc
52
Tabel 4.22 Persentase Luas DAS pada setiap Stasiun
Tabel 4.23 Hasil Debit banjir rencana dengan dua stasiun dengan menggunakan
metoda thiessen
Kesimpulan : Dari hasil perhitungan debit banjir dengan tiga stasiun yang dirata
– ratakan diatas didapat Q200= 130,94 m3/dt
53
4.3 Perhitungan Hidrolis Bendung
Data – data yang di kumpulkan :
1. Debit aliran sungai ( Q sungai ) : 668,68 m3/dt
2. Lebar penampang sungai ( b ) : 40 m
3. Kemiringan dasar sungai diposisi bendung ( Isungai ) : 0,0058
4. Elevasi dasar sungai dilokasi bendung : 864,00
5. Elevasi sawah tertinggi : 864,00
6. Panjang saluran primer :3,5 km
7. Kemiringan saluran primer ( I sal.Primer ) : 0,000733
8. Debit saluran primer ( Qsal. Primer ) : 30,00 m3 /dt
9. Daya dukung tanah yang di izinkan : 1,75 kg/cm2
10. Koeff. Gesekan antara tanah dengan pondasi :0,76 kg /cm2
p = 5,853 m
Dimana :
Be = Lebar efektif bendung ( m )
B = lebar rata – rata sungai = 40 m
Kp = Koefisien kontraksi pilar( untuk pilar dengan ujung bulat )
=0,01 ( Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi, KP – 02. hal 40)
Direncanakan :
Lebar pintu penguras diambil 1/10 dari lebar bendung total yang
direncanakan :
55
Gambar 4.3 Sket potongan melintang bendung
Dimana :
Q = Debit (m³/dt) = 688,68 m³/dt
Cd = Koefisien debit (Cd = C0.C1.C2)
g = Percepatan gravitasi (m/dt²) = 9,81 m/dt²
Be = Lebar efektif mercu (m)
H1 = Tinggi energi di atas mercu (m)
Koefisien debit Cd adalah hasil dari:
56
Rumus :
57
Be = ( 36,00 – 0,44 H1)
= ( 36,00 – 0,44 x 4,028)
= 34,23 m dibulatkan 35,00 m
Luas penampang basah (A)
A = Be x ( p + H1 )
= 35,00 x ( 6,00 + 4,028)
= 350,966 m²
Kecepatan air (V)
𝑄 688,68
V = = = 1,962 m/dt
𝐴 350,966
𝑉² 1,962²
= = = 0,196 m
2.𝑔 19,620
Tinggi air di atas mercu bendung (Hd)
𝑉²
Hd = H1 - = 4,028– 0,196 = 3,831 m
2.𝑔
Jadi Elevesi muka air di atas mercu = Elevasi mercu + Hd
= 870,00 m + 3,831 m
= 873,831 m
Cek Cd dengan nilai Hd
Co = Hd / R = 3,831 : 1,00 = 3,831 Nilai dari grafik 1,460
C1 = P / Hd = 6,00 : 3,831= 1,57Nilai dari grafik 0,998
C2 = P / Hd = 6,00 : 3,831= 1,57 Nilai dari grafik 1,003
Cd = CoxC1xC2 = 1,460 x 0,998 x 1,003 = 1,46
Lebar efektif bendung (Be)
Be = ( 36,00 – 0,44 Hd)
= ( 36,00 – 0,44 x 3,831 )
= 34,31 m dibulatkan 35,00 m
Luas penampang basah (A)
A = Be x ( p + Hd )
= 35,00 x ( 6,00 + 3,831 )
= 344,098 m²
Kecepatan air ( V )
58
𝑄 688,68
V = = = 2,001 m/dt
𝐴 344,098
𝑉² 2,001²
= = = 0,204 m
2.𝑔 19,620
Kontrol :
H1
a. ≥ 2,5
r
4,028
≥ 2,5
1,00
6,00
≥ 0,50
4,028
59
6,00
≥ 0,50
3,831
Diket :
60
Perhitungan :
Q = V . A Sehingga : V = Q / A
V =1/n. R2/3 . I1/2. A ................................................Persamaan 4.3
A =h(b+m.h)h
= h ( 40 + 1 h )
P = b + 2h√1 + m2
= 40 + 2 h x √( 1 + 1)0,5
R = A/P
40 h + h²
= ................................................... Persamaaan 4.6
40 + 2,83 h
Q =V.A
1
= n . R2/3 . i1/2 . A
40 h + h²
688,68 = 0,025(
40 + 2,83 h
)2/3 x (0,0058)1/2 x ( 40 h + h²)
40 h + h²
688,68 = (
40 + 2,83 h
) ^2/3 x ( 40 h + h² ) x 3,046309 . persamaan 4.7
61
h (m) A (m²) P (m) R (m) v (m/dt) Q (m³/dt) Q rencana Ket
(1) (2) (3) (2)/(3) (4) (2)x(4) (5) (6)
2,05 86,20 45,798 1,882 4,644 400,320 688,680 -
2,10 88,41 45,940 1,924 4,713 416,694 688,680 -
2,20 92,84 46,223 2,009 4,849 450,225 688,680 -
2,840 121,66 48,033 2,533 5,661 688,680 688,680 mendekati
Dengan cara coba – coba diatas didapat :
h = 2,840 m
A = 40 h + h²
= 121,66 m²
V =Q/A
= 688,68 / 121,66 m²
= 5,660 m / dt
Q =V.A
1
= n . R2/3 . i1/2 . A
40 h + h²
688,68 = 0,025 (
43 + 2,83 h
) ^2/3 x (0,0058)1/2 x ( 43 h + h² )
40 . 2,840 + 8,065
= (
40 + 2,83 . 8,065
) ^2/3 x ( 40 . 2,840 + 8,065 ) x 3,046309
121,66
=(
62,8122
) ^2/3 x 122 x 3,05
688,68 = 493,496
= 864,00 + 2,840
= 866,840 m
62
h
Jika :
𝐻1 2.H1
≥ 1 maka, L =
𝑃 i
H1 H1+P
≤ 1 maka, L =
P i
Dimana :
63
X = Jarak dari bendung (m)
Perhitungan :
Check :
H1 4,028
≤1= ≤1
P 6,00
= 0,67< 1
Maka :
H1+P 4,028 + 6,00
L = = = 1388,83 m
i 0,0058
ΔH = (H1 + P) – h
= 7,188 m
Keterangan :
64
o Elvasi dasar sungai sejarak X = Elevasi Dasar sungai + ( sejarak (x)
dikali kemiringan sungai ( i )
o Elevasi MAB sebelum ada bendung sejarak x = Elevasi dasar sungai
sejarak x + tinggi muka air dihilir bendung ( h )
o Elevasi MAB setelah ada bendung sejarak x = Elevasi MAB sebelum
ada bendung + z
Kemirin h
gan I
65
4.4.1 Dimensi kolam olakan
Gambar 4.8 Sket diagram daya dukung tanah kondisi air banjir
66
= 9,01 m
a = 0,28 Hc √Hc
Z
2,554
= 0.28 x 2,554√( 7,19
)
= 0,43 m≈ 0,50 m
D=R=L = Z + t – H1
= 7,19 + 9,01 – 4,028
= 12,17 m
Elevasi dasar kolam olakan berdasarkan nilai D
= Elv. Puncak mercu – D
= 870,00 – 12,17
= 857,400 m
Kontrol dengan harga nilai Y2
Perhitungan kolam olakan direncanakan pada saat banjir rumus debit
pelimpah yang digunakan adalah debit pelimpah pada bendung tetap
dengan mercu bulat, yaitu :
2
Q = Cd. 2/3 √3 . g. Be. H11,5 (Sumber KP.02 bab.IV hal.52)
V = √2g( 0,5H1 + Z )
𝑄
q =
𝐵𝑒
q
Y =
v
V
Fr =
√g.Y
𝑌2
= 0,5√1 + 8Fr² - 1
𝑌1
Dimana :
Q = Debit pelimpah pada bendung = 688,68 m³/dt
Cd = Koefisien debit = 1,46
H1 = Tinggi energi di atas mercu = 4,028 m
Z = Tinggi jatuh air (Elv. H1-Elv. H) = 7,19 m
V1 = Kecepatan awal loncatan (m/dt)
67
G = Percepatan gravitasi = 9,81 m/dt²
Be = Lebar efektif bendung = 35,00 m
Fr = Bilangan Froude
Y1,2 = Tinggi konjugasi
Perhitungan :
2
Q = Cd. 2/3 √3 . g. Be. H11,5
68
69
Gambar 4.6 Kolam Olakan Tipe Vlughter
70
71
4.4.2 Uplift Pressure
Rumus yang digunakan adalah :
Px = Hx – H
𝐿𝑥
H = x ΔH
Ʃ𝐿
𝐿𝑥
Px = Hx - = x ΔH
Ʃ𝐿
Dimana :
Px = Uplift pressure pada titik X (ton/m)
Lx = Panjang Creep Line sampai titk X (m)
ƩL = Panjang total Creep Line (m)
Hx = Tinggi muka air dihulu bedung sampai titik x (m)
ΔH = Perbedaan tinggi tekanan dihulu dan dihilir bendung(m)
72
a. Pada kondisi muka air normal
Tabel 4.37 Perhitungan panjang rembesan kondisi air normal
73
Panjang rembesan (m)
Titik Batas Lx H Hx Px
Lv Lh Lh/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 0,00 0,00 6,00 6,00
1 - 2 1,50 - -
2 1,50 0,46 7,50 7,04
2 - 3 - 1,00 0,33
3 1,83 0,56 7,50 6,94
3 - 4 1,25 0,25 0,08
4 3,17 0,98 6,25 5,27
4 - 5 - 2,00 0,67
5 3,83 1,18 6,25 5,07
5 - 6 1,25 - -
6 5,08 1,57 7,50 5,93
6 - 7 - 0,50 0,17
7 5,25 1,62 7,50 5,88
7 - 8 1,25 - -
8 6,50 2,00 6,25 4,25
8 - 9 - 2,50 0,83
9 7,33 2,26 6,25 3,99
9 - 10 1,25 - -
10 8,58 2,64 7,50 4,86
10 - 11 - 0,50 0,17
11 8,75 2,69 7,50 4,81
11 - 12 1,25 - -
12 10,00 3,08 6,25 3,17
12 - 13 - 2,50 0,83
13 10,83 3,34 6,25 2,91
13 - 14 1,25 - -
14 12,08 3,72 7,50 3,78
14 - 15 - 0,50 0,17
15 12,25 3,77 7,50 3,73
15 - 16 1,25 - -
16 13,50 4,16 6,25 2,09
16 - 17 - 2,00 0,67
17 14,17 4,36 6,25 1,89
17 - 18 3,75 - -
18 17,92 5,52 10,00 4,48
18 - 19 - 2,00 0,67
19 18,58 5,72 10,00 4,28
19 - 20 1,00 1,00 0,33
20 19,92 6,13 9,00 2,87
20 - 21 - 3,15 1,05
21 20,97 6,46 9,00 2,54
21 - 22 1,00 1,00 0,33
22 23,30 7,18 10,00 2,82
22 - 23 - 3,20 1,07
23 24,37 7,50 10,00 2,50
23 - 24 1,07 4,17 1,39
24 31,00 9,55 14,17 4,62
24 - 25 - 15,52 5,17
25 36,17 11,14 14,17 3,03
25 - 26 0,50 1,00 0,33
26 38,00 11,70 15,17 3,47
26 - 27 - 1,00 0,33
27 38,34 11,81 15,17 3,36
27 - 28 3,50 -
28 3,83 42,17 12,99 11,67 -1,32
Total 21,07 43,79 18,43
74
Perhitungan panjang jalur rembesan
Data – data sudah didapat adalah :
a. Elevasi tinggi muka air banjir dihulu bendung = 874,028 m
b. Elevasi tinggi muka air banjir dihilir bendung = 866,840 m
c. Elevasi tinggi mercu bendung = 870,00 m
d. Elevasi dasar sungai bendung = 864,00 m
e. Panjang lantai muka atau hulu = 12,00 m
Untuk mengontrol panjang lantai muka atau lantai hulu bendung harus di
chek dulu panjang rembesan air di bawah bendung dengan memakai
rumus :
Dimana :
75
Ʃ𝐿𝑊 39,50
C = = = 3,247> 1,6 ............................................. Aman!!
ΔH 12,17
Uplift Presurre
1. Uplift Presurre pada potongan A
U.A = HA – [(LX x Δh)/Ltot] x 𝛾w
24,37 𝑥 12,17
= 10,00 – [ ] x 1,00
39,50
= 2,50 t/m²
= 4,62 t/m²
Berat lantai + berat air pada potongan B
Tebal lantai kolam olakan yang direncanakan
T.B = 2,00 m
γpas = 2,20 t/m³
W.B = (TB x γpas) + (γw x T.air)
= ( 2,00 x 2,20 ) + ( 1,00 x 0,50 )
= 4,90t/m²
Kontrol :
W.B > U.B
76
4,90 > 4,62.............................................................................Aman!!
77
Panjang rembesan (m)
Titik Batas Lx H Hx Px
Lv Lh Lh/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 0,00 0,00 10,16 10,16
1 - 2 1,50 - -
2 1,50 0,27 11,53 11,26
2 - 3 - 1,00 0,33
3 1,83 0,33 11,53 11,19
3 - 4 1,25 0,25 0,08
4 3,17 0,58 10,28 9,70
4 - 5 - 2,00 0,67
5 3,83 0,70 10,28 9,58
5 - 6 1,25 - -
6 5,08 0,92 11,53 10,60
6 - 7 - 0,50 0,17
7 5,25 0,95 11,53 10,57
7 - 8 1,25 - -
8 6,50 1,18 10,28 9,10
8 - 9 - 2,50 0,83
9 7,33 1,33 10,28 8,95
9 - 10 1,25 - -
10 8,58 1,56 11,53 9,97
10 - 11 - 0,50 0,17
11 8,75 1,59 11,53 9,94
11 - 12 1,25 - -
12 10,00 1,82 10,28 8,46
12 - 13 - 2,50 0,83
13 10,83 1,97 10,28 8,31
13 - 14 1,25 - -
14 12,08 2,20 11,53 9,33
14 - 15 - 0,50 0,17
15 12,25 2,23 11,53 9,30
15 - 16 1,25 - -
16 13,50 2,45 10,28 7,82
16 - 17 - 2,00 0,67
17 14,17 2,58 10,28 7,70
17 - 18 3,75 - -
18 17,92 3,26 14,03 10,77
18 - 19 - 2,00 0,67
19 18,58 3,38 14,03 10,65
19 - 20 1,00 1,00 0,33
20 19,92 3,62 13,03 9,41
20 - 21 - 3,15 1,05
21 20,97 3,81 13,03 9,22
21 - 22 1,00 1,00 0,33
22 23,30 4,24 14,03 9,79
22 - 23 - 3,20 1,07
23 24,37 4,43 14,03 9,60
23 - 24 1,07 4,17 1,39
24 31,00 5,63 18,20 12,56
24 - 25 - 15,52 5,17
25 36,17 6,57 18,20 11,62
25 - 26 0,50 1,00 0,33
26 38,00 6,91 19,20 12,29
26 - 27 - 1,00 0,33
27 38,34 6,97 19,20 12,23
27 28 3,50 -
28 3,83 42,17 7,67 15,70 8,03
Total 21,07 43,79 18,43
78
Data – data sudah didapat adalah :
a. Elevasi tinggi muka air banjir dihulu bendung = 874,028 m
b. Elevasi tinggi muka airbanjir dihilir bendung = 866,840 m
c. Elevasi tinggi mercu bendung = 870,00 m
d. Elevasi dasar sungai bendung = 864,00 m
e. Panjang lantai muka atau hulu = 12,00 m
Untuk mengontrol panjang lantai muka atau lantai hulu bendung harus di
chek dulu panjang rembesan air di bawah bendung dengan memakai
rumus :
Dimana :
79
Ʃ𝐿𝑊 39,50
C = = = 5,495> 1,6 ............................................ Aman!!
ΔH 7,19
Uplift Presurre
a. Uplift Presurre pada potongan A
U.A = HA – [(LX x Δh)/Ltot] x 𝛾w
24,37 x 7,19
= 14,03 – [ ] x 1,00
39,50
= 9,59 t/m²
T.A = 3,89 m
γpas = 2,20 t/m³
W.A = (TA x γpas) + (γw x T.air)
= ( 3,89 x 2,20) + (1,00 x 9,01 )
= 17,57t/m²
Kontrol :
W.A > U.A
17,57 > 9,59 ............................................................................Aman!!
b. Uplift Presurre pada potongan B
U.B = HB – [(LX x Δh)/Ltot ] x 𝛾w
31,00 x 7,19
= 18,20 – [ ] x 1,00
39,50
= 12,56t/m²
Berat lantai + berat air pada potongan B
Tebal lantai kolam olakan yang direncanakan
T.B = 2,00 m
γpas = 2,20 t/m³
W.B = (TB x γpas) + (γw x T.air)
= ( 2,00 x 2,20 ) + ( 1,00 x 9,01)
= 13,41t/m²
Kontrol :
W.B > U.B
80
13,41 >12,56 ...........................................................................Aman!!
Dimana :
Q = 688,68 m³/dt
Be = 35,00 m
Hd = 3,831 m
Perhitungan :
Q 688,68
V = = = 5,136145 m/dt
Be x Hd 35,00 x 3,831
D = 40 cm = 400 mm
f =( 1,76 x 400)0,5 = 35,2 dibulatkan 35
R = (0,5 x 688,7 / 35)1/3= 1,27 m
81
Untuk keamanan dari turbulensi dan aliran tidak stabil maka :
Hasil perhitungan momen akibat berat sendiri dapat dilihat dalam tabel
berikut ini : 2,20 t/m³
Tabel 4.39 Perhitungan momen akibat berat sendiri
82
Lebar Tinggi Luas γpas Gaya Jarak thd titik A (m) Momen (t.m)
No Bentuk
(m) (m) (m²) (t/m³) (ton) x y Mx My
G1 1/4 ○ 1,00 1,00 0,79 2,20 1,73 5,22 9,11 9,02 15,74
G2 Δ 2,15 2,00 2,15 2,20 4,73 4,27 9,09 20,20 43,00
G3 □ 3,15 6,00 18,90 2,20 41,58 5,08 4,87 211,23 202,49
G4 Δ 3,00 5,00 7,50 2,20 16,50 7,78 5,47 128,37 90,26
G5 □ 3,00 4,00 12,00 2,20 26,40 8,17 1,94 215,69 51,22
G6 Δ 3,50 5,50 9,63 2,20 21,18 2,04 4,99 43,20 105,66
G7 □ 3,50 3,50 12,25 2,20 26,95 1,75 1,60 47,16 43,12
Total 139,06 674,86 551,49
83
Gambar 4.13 Sket gambar gaya akibat gempa
K = E x ƩG (Sumber : KP – 06)
Ad = n x (ac x z) ^m (Sumber : KP – 06)
E = ad/g (Sumber : KP – 06)
Dimana :
K = gaya gempa
E = Koefisien gempa
ƩG = Berat Konstruksi (ton)
` ad = Percepatan gempa rencana (m/dt)
N = Koefisien untuk jenis tanah = 2,76
(jenis tanah batu)(Sumber : KP – 06)
M = Koefisien untuk jenis tanah = 0,71
(jenis tanah batu)(Sumber : KP – 06)
Ac = Percepatan kejut dasar (cm/dt²) = 190
(periode ulang 100)( Sumber : KP–06)
Z = Faktor yang tergantung letak geografis = 1,95
( Kabupaten solok )
g = Percepatan grafitasi bumi (9,81) = 981 cm/dt²
Maka :
Ad = n x (ac x z)m
84
= 2,76 x (190 x 1,95)0.71
= 157,02
E = ad/g
= 157,02 / 981
= 0,20 dibulatkan 0,20
Hasil perhitungan momen akibat gaya dap:at dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.40 Perhitungan momen akibat gempa.
Gaya G. Gempa Jarak thd titik A (m) Momen (t.m)
No Bentuk E
(ton) (ton) x y Mx My
K1 1/4 ○ 1,73 0,20 0,346 5,22 9,11 1,80 3,15
K2 Δ 4,73 0,20 0,946 4,27 9,09 4,04 8,60
K3 □ 41,58 0,20 8,316 5,08 4,87 42,25 40,50
K4 Δ 16,50 0,20 3,300 7,78 5,47 25,67 18,05
K5 □ 26,40 0,20 5,280 8,17 1,94 43,14 10,24
K6 Δ 21,18 0,20 4,235 2,04 4,99 8,64 21,13
K7 □ 26,95 0,20 5,390 1,75 1,60 9,43 8,62
Total 27,81 134,97 110,30
Y = Ʃmy / ƩK
= 110,30 / 27,81
= 3,97 m
85
Gambar 4.14 Sket gambar gaya hidrostatis dan tekanan lumpur
W1 = 0.50 x γw x h²
= 0,5 x 1 x 6,00 ²
= 18 ton
Jika jarak W1 ke titik A adalah 10,45 m, maka besar momen
akibat gaya Hindrostatis :
Mw = 18 x 10,45
86
= 188,10 t.m
d. Perhitungan akibat tekanan lumpur (Ps)
Rumus yang digunakan :
𝛾𝑙 𝑥 ℎ²
Ps =( ) x Ka
2
Ɵ
Ka = tg² (45ᵒ − 2 )
Dimana :
Ps = Gaya akibat tekanan lumpur (ton)
γl = berat jenis lumpur 1,7 ton/m³
h = Kedalaman lumpur (m)
Ɵ = Sudut geser dalam lumpur 30º
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif
Tekanan tanah aktif
Ɵ
Ka = tg² (45ᵒ − 2 ) = 0,333
87
Gambar 4.15 Sket gambar gaya akibat tekanan tanah
Rumus yang digunakan :
𝛾𝑡 𝑥 ℎ² Ɵ
Pa = ( ) x Ka Ka = tg² (45ᵒ − 2)
2
𝛾𝑡 𝑥 ℎ² Ɵ
Pp = ( ) x Kp Kp = tg² (45ᵒ + 2)
2
Dimana :
Pa = Tekanan tanah aktif (ton)
Pp = Tekanan tanah pasif (ton)
γl = berat jenis tanah 1,30 ton/m³
h = Kedalaman tanah (m)
Ɵ = Sudut geser dalam tanah 30º
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif
Kp = Koefisien tekanan tanah pasif
Perhitungan :
1. Tekanan tanah aktif (Pa)
Tabel 4.41 Perhitungan gaya akibat tekanan tanah aktif
Gaya (Pa) Momen
No h ɣt Ka Jarak YA (m)
(ton) (t.m)
Pa1 4,00 1,70 0,33 4,53 3,33 15,11
Pa2 1,00 1,70 0,33 0,28 1,33 0,38
Pa3 1,00 1,70 0,33 0,28 0,33 0,09
Jumlah 5,10 15,58
88
2. Tekanan tanah aktif (Pp)
Tabel 4.42 Perhitungan gaya akibat tekanan tanah pasif
Gambar 4.16 Sket gambar gaya akibat uplift pressure kondisi air normal
89
Tabel 4.43 Perhitungan Momen akibat tekanan Uplift Pressure kondisi air normal
Gaya (ton) Jarak (m) Momen (t.m)
No Batas bidang Uraian
V H x y Mx My
U1 3,82*3,75 - 14,33 - 3,88 - 55,51
17 - 18
U2 0,5*(2,46*3,75) - 4,61 - 3,25 - 14,99
U3 3,82*2 7,64 - 7,65 - 58,45 -
18 - 19
U4 0,5*(0,23*2) 0,23 - 4,55 - 1,05 -
U5 2,13*1 - 2,13 - 1,50 - 3,20
19 - 20
U6 0,5*(1,46*1) - 0,73 - 0,33 - 0,24
U7 2,13*3,15 6,71 - 5,08 - 34,05 -
20 - 21
U8 0,5*(0,36*3,15) 0,57 - 7,35 - 4,17 -
U9 1,96*1 - 1,96 - 0,50 - 0,98
21 - 22
U10 0,5*(0,19*1) - 0,10 - 0,33 - 0,03
U11 1,96*1 1,96 - 1,75 - 3,43 -
22 - 23
U12 0,5*(0,36*3,50) 0,63 - 2,33 - 1,47 -
Total 17,74 23,85 102,61 74,95
Uplift pressure 70 % 12,42 16,70 71,83 52,47
Kesimpulan :
a. Total gaya arah vertikal (ƩGV) = 126,65 ton (-)
b. Total gaya arah horizontal (ƩGH) = 27,99 ton (+)
c. Total momen arah vertikal (ƩMV) = 603,03 ton (-)
d. Total momen arah horizontal (ƩMH) = 399,64 ton ( + )
Kontrol Stabilitas Bendung Kondisi Air Normal
90
1. Terhadap Guling
Syarat :
(Sf = ƩMV/ƩMH) ≥ (fs = 1,50) (SK.SNI.T-02-1990-F hal. 51)
Sf ≥ fs
603,03
≥ 1,50
399,64
91
1,595 < 1,608833 ..............................................................OK !!
Konstruksi aman terhadap eksentrisitas.
= 14,12 t/m²
Check !!
σ1 ≤ σ izin
14,12 < 17,50 .........................................................................OK !!
𝑉 6𝑥𝑒
σ2 =
𝐵
(1 − 𝐵
)
126,65 6 x 1,595
=
9,65
(1 − 9,65
)
= 0,11 t/m²
Check
σ1 ≤ σ izin
0,11 < 17,50 .........................................................................OK !!
92
Gambar 4.17 Sket diagram daya dukung tanah kondisi air normal
4.5.1 Kontrol Stabilitas Bendung Kondisi Air Banjir
a. Perhitungan Berat Sendiri Bendung
Perhitungan berat sendiri bendung pada kondisi muka air banjir sama
dengan berat sendiri bendung pada kondisi muka air normal.
Tabel 4.45 Hasil perhitungan akibat berat sendiri
Besar gaya (ton) Momen Vertikal (t.m)
139,06 674,86
93
Tabel 4.46 Hasil perhitungan akibat gaya gempa
Besar gaya (ton) Momen Horizontal (t.m)
27,81 110,30
10,20 106,59
5,10 15,58
49,82 73,40
94
Gambar 4.18 Sket gambar akibat gaya hidrostatis
Tabel 4.50 Hasil perhitungan akibat tekanan hidrostatis
Gaya (ton) Jarak (m) Momen (t.m)
No Uraian
V H x y Mx My
W1 0,5*2,5^2*1 - 3,13 - 6,53 - 20,42
W2 2,5*1 - 2,50 - 6,95 - 17,38
W3 3,05*1,71*1 5,22 - 6,56 - 34,21 -
W4 3,05*8,07*1 24,61 - 2,85 - 70,15 -
W5 0,5*2,86^2*1 4,09 - 0,95 - 3,89 -
W6 0,5*5,8^2*1 - -16,82 - 4,13 - -69,52
Total 33,92 -11,20 108,25 -31,73
f. Perhitungan Akibat Uplift Pressure
95
Gambar 4.19 Gaya akibat uplift pressure kondisi air banjir
Tabel 4.51 Perhitungan Momen akibat tekanan Uplift Pressure kondisi air banjir.
96
Tabel 4.52 Rekapitulasi gaya-gaya pada kondisi air banjir
Gaya Momen Arah
No Jenis gaya
(ton) (t.m) gaya
Vertikal
1 Berat sendiri bendung -139,06 -674,86 -
2 Tekanan uplift pressure 57,66 254,13 +
3 Tekanan hidrostatis -33,92 -108,25 -
Total -115,32 -528,98 -
Horizontal
1 Akibat gaya gempa 27,81 110,30 +
2 Tekanan lumpur 10,20 106,59 +
3 Tekanan hidrostatis -11,20 -31,73 -
4 Tekanan uplift pressure 38,16 91,41 +
5 Tekanan akibat tanah aktif 5,10 15,58 +
6 Tekanan akibat tanah pasif -49,82 -73,40 -
Total 20,26 218,75 +
Kesimpulan :
a. Total gaya arah vertikal (ƩGV) = 115,32 ton (-)
b. Total gaya arah horizontal (ƩGH) = 20,26 ton (+)
c. Total momen arah vertikal (ƩMV) = 528,98 ton (-)
d. Total momen arah horizontal (ƩMH) = 218,75 ton (+)
Kontrol Stabilitas Bendung Kondisi Air Banjir
1. Terhadap Guling
Syarat :
(Sf = ƩMV/ƩMH) ≥ (fs = 1,50) (SK.SNI.T-02-1990-F hal. 51)
Sf ≥ fs
528,98
≥ 1,50
218,75
97
Sf ≥ fs (SK.SNI.T-02-1990-F hal. 51)
115,32 x 0,76
≥ 1,50
20,26
98
= 17,50 t/m²
Sehingga,
𝑉 6𝑥𝑒
σ1 =
𝐵
(1 ± 𝐵
)
115,32 6 x 1,13
=
9,65
(1 + 9,65
)
= 17,39 t/m²
Check!
σ1 ≤ σ izin
17,39 < 17,50 .........................................................................OK!!
𝑉 6𝑥𝑒
σ2 =
𝐵
(1 − 𝐵
)
115,32 6 x 1,13
=
9,65
(1 − 9,65
)
= 3,52 t/m²
Check
σ2 ≤ σ izin
3,52 < 17,50......................................................................... OK!!
99
Gambar 4.20 Sket diagram daya dukung tanah kondisi air banjir
p 0.50 - 1.50 m
d 0.15 - 0.25 m
z 0.15 - 0.30 m
n 0.05 m
t 0.10 m
t n
z z
a h h
a
d d
p p
a b
100
Gambar 4.21 Tipe pintu pengambilan
Dimana :
Q renc. = µ.b.a√2. 𝑔. 𝑧
a² = 3,74 / 2 = 1,87
a = √1,87
= 1,37 m
b = 2 x 1,37
Kontrol :
Q renc. = µ.b.a√2. 𝑔. 𝑧
101
= 0,80 x 2,80 x 1,37 x √2 𝑥 9,81 𝑥 7,37
Dc = (Q²/(g.b²) )1/3
1/3
36,002
=( )
9,81 𝑥 2,80²
= 2,603708 m
= 2,70 m
Kesimpulan :
Besarnya debit yang dikeluarkan dari pintu penguras dapat dihitung dengan
rumus :
Q = µ.b.h√2. 𝑔. 𝑧
102
Dan untuk menghitung diameter sendimentasi maksimum yang terbilas dipakai
rumus :
V = 1,5 C √𝐷
Dimana :
Maka,
Z = 7,37 m
Debit untuk 1 pintu penguras :
Q = µ.b.h√2. 𝑔. 𝑧
= 0,75 x 1,20 x 6,00 x √2 𝑥 9,81 𝑥 7,37
= 64,93472 m³/dt
A = b x h = 1,20 x 6,00 = 7,20 m²
V = Q / V = 64,93472 / 7,20 = 9,02 m/dt
V
D = (1,5 . C) ²
9,07
= (1,5 x )² = 1,09 m
9,02
Kesimpulan :
103
104