Anda di halaman 1dari 36

TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini


adalah provinsi kepulauan dengan ciri khas sekumpulan gugusan pulau-
pulau kecil di bagian timur wilayah Indonesia. Maluku Utara terpisah
secara otonom dari Provinsi Maluku (Ambon) pada tahun 1999 melalui
suatu perjalanan yang panjang (Klinken,2007:187).Walaupun Maluku Utara
adalah suatu Provinsi baru,namun Maluku Utara memiliki corak tersendiri
yang tidak dimiliki oleh Provinsi maupun daerah lain di Indonesia. Baik dari
keragaman suku yang mendiami daerah tersebut, seperti suku Kayoa,
Makean, Tidore, Ternate, Bacan, Tobaru, Loloda, Moro dll.Hal ini
merupakan suatu kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh Porivinsi yang
dikenal dengan sebutan “Jazirah AlMulk”(kepulauan raja-raja)(Maswin,
2006: 3)Keragaman suku tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri
bagi warga Maluku Utara yang ditandai dengan rasa solidaritas yang tinggi
serta rasa memiliki pada setiap individu,baik sesuku maupun antar individu
yang berbeda suku. Meski demikian tak dapat dipungkiri bahwa
keanekaragaman corak budaya serta adat istiadat di Maluku Utara
menjadikan negeri ini termasuk daerah yang tergolong rawan konflik.
Akibatnya ketika ada suku yang merasa mereka lebih baik dibandingkan
dengan suku-suku yang lainnya, maka konflik dan perpecahanpun akan
terjadi. Hal ini dapat dilihat pada saat tragedi besar yang memporak-
porandakan serta meninggalkan rasa trauma bagi warga Maluku Utara
yang terjadi pada akhir tahun 1999 hingga awal tahun 2000 yang menelan
2. korban kurang lebih 2.800 jiwa, kondisi tersebut dapat dijadikan contoh
ketika pluralisme tak dibarengi dengan keikhlasan dan semangat hidup
bersama(Klinken, 2007:179). Secara administratif,Provinsi Maluku Utara
terbagi dalam dua Kota dan tujuh Kabupaten yakni,Kota Ternate, Kota
Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Barat,
HalmaheraTengah, Halmahera Timur, Halmahera Utara, Kabupaten Pulau
Morotai dan Kabupaten Kepulauan Sula(BPS 2013). Pembagian wilayah
administrasi di Maluku Utara didasarkan atas pertimbangan hubungan
masa lampau (historis) dari masing-masing daerah, dimana terdapat
perbedaan corak pada masing-masing wilayah tersebut seperti suku/adat
istiadat, bahasa, agama, hingga kehidupan sosial lainnya. Kota Tidore
Kepulauan misalnya, merupakan daerah yang mayoritas dihuni oleh suku
Tidore yang seluruh warganya memeluk agamaislam. Keseharian
masyarakat hidup dan berkembang mengikuti pola adat istiadat Tidore
yang tertanam sejak lama dengan berbagai nilai yang terkandung
didalamnya, hal yang sama juga diberlakukan bagi warga pendatang

CV. MEGACOPOLE RAYA 1


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

(minoritas) di daerah tersebut.Sebagaimana daerah Maluku Utara lainnya,


Tidore Kepulauan adalah daerah yang dikenal dengan hasil laut serta hasil
bumi unggulan yang melimpah seperti pala, cengkeh, coklat, kelapa dan
lain-lain. Namun, dibalik kekayaan alam tersebut, masih tersimpan pula
kekayaan yang unik untuk dijadikan tumpuan hidup masyarakat
setempat,seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Maregam yang
lebih memilih mata pencaharian mereka sebagai “Pembuat Gerabah”,
kegiatan tersebut telah digeluti oleh masyarakat pulau Mare sejak dahulu
hingga saat ini.
3. Karajinan Gerabah di Mare selain manjadi penopang hidup masyarakat
dalam hal ekonomi, gerabah juga merupakan salah satu ikon khas (cagar
budaya)Kerajaan Tidore.Hal ini disebabkan karena pada zaman dahulu
masyarakat Tidore menjadikanGerabah (dari tanah liat) sebagai alat utama
dalam kelangsungan hidup mereka semisal alat memasak, perkakas
rumah tangga lain hingga alat wajib dalam upacara-upacara adat. Pada
kondisi ini orang yang mampu membuat gerabah ditempatkan pada status
sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengrajin alat-alat tradisional
lainnya. Menurut keterangan baik dari para peneliti sejarah maupun cerita
rakyat setempat menunjukkan bahwa gerabah telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari masyarakat Tidore di masa lampau, bahkan pengrajin
gerabah di Desa Maregam diprediksi telah ada sejak ratusan tahunlaludan
masih bertahan hingga saat ini.Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah pengrajin
gerabah yang ada di desa tersebut lebih banyak dibandingkan dengan
profesi lainnya, yaitu: jumlah pengrajin gerabah 107 orang, petani 80
orang, PNS 8 orang, pedagang keliling 40 orang (Data Monografi Desa,
2013). Sehingga pada kondisi ini masyarakat pembuat gerabah yang ada
di Desa Maregam mengalami perubahan yang intensif, terutama karena
dipengaruhioleh beberapa aspek, (1) persediaan bahan baku untuk
gerabah masih bisa ditemukan walaupun tidak semua tanah di Desa
Maregam bisa dijadikan bahan baku untuk gerabah; (2) gerabah menjadi
satu-satunya mata pencaharian tetap masyarakat yang ada di desa
tersebut. Walaupun daerah tersebut diapit oleh laut, namun hasil
tangkapan ikan mereka tidak di pasarkan dan hanya dikonsumsi sendiri
oleh keluarga tersebut, begitu pula dengan hasil perkebunan mereka yang
hanya dimakan sehari-hari.
4. Meski demikian,seiring dengan berkembangnya zaman, kinifakta
menunjukkan bahwa hantaman arus modern cukup dirasakan oleh para
pengrajingerabah. Mereka dituntut untuk ikut bersaing dalam hal kualitas
produk. Hal inilah yang menyebabkan makin berkurangnya minat pengrajin
untuk tetap bertahan sebagai pembuat gerabah akibat kalah bersaing
dengan produk-produk lain yang lebih membumi. Sebagian besar dari
mereka memilih beralih profesi guna memenuhi kebutuhan keseharian
mereka. Selain itu modernisasi dinilai berhasil mengikis nilai-nilai luhur
budaya lokal sehingga gerabah yang dulunya merupakan kebutuhan
dasarlambat laun telah digantikan dengan produk lain. Demikian juga
dengan pembuat gerabah yang dulunya merupakan orang yang dihormati
kini mulai dipandang sebelah mata. Melihat realitas kehidupan sosial
masyarakat Maregam yang semakin kompleks tersebut, maka sangatlah
membutuhkanpengkajian danperhatian khusus dari pemerintah setempat
CV. MEGACOPOLE RAYA 2
TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

dalam mengembangkan potensi serta mengekspos kerajinan


pembuat gerabah tersebut ke dunia luar.Sehingga gerabah tidak
hanya menjadi sumber pendapatan utama di Desa Maregam, tapi
juga menjadi tempat wisata yang potensial dikunjungi wisatawan,
dengan hal tersebut maka secara tidak langsung dapat
menunjang perekonomian masyarakat serta pendapatan
daerahpun semakin bertambah.Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti berkeinginan untuk meneliti dengan formulasi judul
“Kehidupan Sosial Ekonomi Pengrajin Gerabah”suatu penelitian di
Desa Maregam, Kecamatan Tidore Selatan,Kota Tidore Kepulauan.
Pada penelitian ini peneliti akanmenggambarkan bagaimana
dinamika kehidupansosial ekonomimasyarakat yang mendiami
perkampungan tersebut dengan mempelajari usaha

4.1. MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK

Maksud
Membantu Pemerintah Kota (Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang Kota Tidore) khususnya Kota Tidore untuk merencanakan
Teknis Pembangunan Turap/Talud/Bronjong sebagai upaya
peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Tidore serta
diharapkan bisa memberikan hasil perencanaan yang sesuai
dengan standar dan spesifikasi teknis yang tertuang dalam
standar analisa SNI.

Tujuan
Tujuan pekerjaan perencanaan teknis Pembangunan
Turap/Talud/Bronjong adalah bagian dari program Dinas
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Tidore dalam upaya
menjawab tantangan dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat kota dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
meliputi perbaikan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
pembuatan prasarana/fasilitas penunjang kegiatan masyarakat
yang memadai dan memfasilitasi terbentuknya Perencanaan
PROGRAM PEMBANGUNAN TURAP/TALUD/BRONJONG.

CV. MEGACOPOLE RAYA 3


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Untuk pencapaian tersebut diatas diperlukan bantuan teknik


Penyedia Jasa Konsultansi/Konsultan Perencanaan Untuk :
 Membantu dan mendukung Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kota Tidore dalam merencanakan untuk
pelaksanaan pekerjaan program pembangunan
turap/talud/bronjong.
 Menjamin bahwa pekerjaan program perencanaan Teknis
pembangunan turap/talud/bronjong tercapai sesuai
rencana dan memenuhi syarat-syarat/spesifikasi teknis.
 Serta menyusun rencana program pekerjaan dan menguji
serta meneliti setiap bahan yang akan dipakai atau mutu
pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana, sehingga hasil
pekerjaan memenuhi persyaratan kontrak dan dapat
dilselesaikan tepat pada waktunya.
 Membuat gambar rencana dan mengesahkan shop drawing
(gambar kerja) yang diajukan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
 Memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan, serta
setiap rencana atau program-program serupa yang harus
diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemimpin
Kegiatan.
 Menyiapkan dan mengadakan laporan tentang kemajuan
kegiatan dari segi administrasi, fisik dan pembayaran.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN.

Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan Penyedia Jasa


Konsultansi/Konsultan Perencanaan Pekerjaan Program
Pembangunan Turap/Talud/Bronjong ini meliputi :
 Merencanakan serta menyusun program pekerjaan sehingga
hasil pekerjaan memenuhi persyaratan kontrak dan dapat
dilselesaikan tepat pada waktunya.
CV. MEGACOPOLE RAYA 4
TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

 Membuat gambar perencanaan dan mengesahkan gambar


rencana yang diajukan sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai.
 Memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan, serta
setiap rencana atau program-program serupa yang harus
diajukan oleh pelaksana untuk mendapatkan persetujuan
dari Pemimpin Kegiatan.

1.4. SISTEMATIKA LAPORAN


Tujuan penyusunan Laporan ini adalah memenuhi syarat
pelaksanaan Paket/ Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan
Turap/ Talud/ Bronjong Kota Tidore Program Pembangunan
Turap/ Talud/ Bronjong. Sistematika pelaporan ini, akan
terdiri dari 3 tahapan laporan, antara lain sebagai berikut:

LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan ini, dibuat sebagai suatu tahapan
dasar untuk memulai sebuah kegiatan perencanaan. Dalam
laporan ini berisi :
Pendahuluan
Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Pemahaman Terhadap KAK
Pengetahuan Perencanaan Sebuah Kegiatan
Tahapan Rencana Kerja

LAPORAN ANTARA
Menyajikan hasil sementara pelaksanaan pekerjaan,
permasalahan dan hambatan yang ditemui, metode dan
alternative pemecahan masalah, serta hasil survey dan
investigasi khusus atas permasalahan teknis.

CV. MEGACOPOLE RAYA 5


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR
Laporan ini membahas mengenai :
Gambar detail rencana;
Spesifikasi teknis;
Volume dan jenis pekerjaan;
Rencana Anggaran Biaya (engineering estimate);
Analisa Harga Satuan;
Perhitungan-perhitungan teknis hasil olah data,
Serta dokumentasi.

2.1 GAMBARAN UMUM KOTA TIDORE

A. Keadaan Geografis
B. Kota Tidore Kepulauan merupakan suatu Kota Madya Maluku Utara. Kota
Tidore Kepulauan sebelumnya adalah sebagai Ibukota (Kota
Administratif) Kabupaten Halmahera Tengah. Kota Tidore Kepulauan
dideklarasikan melalui Undang-undang (UU) No. 01 tahun 2003 tentang
pembentukan kabupaten/kota Provinsi Maluku Utara dan diresmikan
pada tanggal 31 Mei tahun 2003. Dengan luas
C. wilayah 13.862,86 km2, berada pada posisi 3 lintang utara dan 3
lintang selatan serta 124-129 bujur timur.Kota Tidore memiliki keunikan
lokal yang tidak dimiliki oleh daerah lain di belahan ini,di mana
keunikan lokal tersebut mempunyai peranan dalam menentukan arahan
pengembangan Kota Tidore Kepulauan dimasa mendatang khususnya
disektor pariwisata. Oleh karena itu, perlu mempertimbangkan aspek
tersebut, sehingga Kota Tidore Kepulauan mempunyai posisi tawar
terhadap daerah lain.Penduduk Kota Tidore Kepulauan sangat

CV. MEGACOPOLE RAYA 6


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

heterogen hal ini disebabkan karena daerah ini selain dihuni oleh etnis
asli yaitu Tidore, juga dihuni etnis pendatang seperti Gorontalo, Bugis-
Makasar, Buton dan Jawa . Selanjunya untuk mengetahui jumlah
penduduk menurut golongan umur di Kota Tidore Kepulauan dapat
dilihat pada tabel dibawa ini.Tabel 1. Jumlah penduduk menurut
golongan umur dan jenis kelamin di kota Tidore kepulauan Tahun 1991-
2000NOTahunGolongan UmurLaki-laki Perempuan Jumlah 123456123
41991-19931993-19951995-19971997-20007-15 tahun 16-21 tahun 22-
59 tahun 60 tahun keatas 38.35643. 17231. 24640.11235 .
12231.21227 .95138.85473.47874.38459.19778.966Sumber: kantor
camat Kota Tidore Kepulauantahun 2000Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa, sebenarnaya penduduk yang ada di kota Tidore
kepulauan sesuai dengan golongan umur baik laki-laki maupun
D. perempuan untuk umur 7-15 tahun berjumlah 73.478 jiwa, umur 16-21
tahun berjumlah 74.384, umur 22-59 tahun berjumlah 59.197, umur 60
tahun keatas berjumlah 78.966. Dari data yang ada maka dapat
dikatakan jumlah penduduk yang terbanyak meraka yang masuk pada
kategori produktif. Tabel 2. Kaedaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Perkecamatan Kota Tidore Kepulauan Tahun 1991-
2000NOTahunKecamatan Jmlh. Penduduk (jiwa)JumlahLaki-
lakiPerempuan12345612345671991-20001991-20001991-20001991-
20001991-20001991-20001991-2000Kecamatan TidoreTidore
SelatanTidore UtaraTidore TimurKec. Oba utaraKec. Oba TengahKec.
Oba
Selatan41.11439.31638.35643.17231.24641.14240.11236.36932.0103
512231.21227.95131.10338.85478.96671.32677.48373.47874.38459.1
9772.245Sumber: kantor camat Kota Tidore Kepulauan tahun 2000Dari
tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah penduduk terbesar dari tuju
kecamatan Tidore dengan jumlah penduduk 78.966 jiwa, yang kedua
adalah Tidore Utara dengan jumlah penduduk 77.483 jiwa, ketiga yakni
Kec. Oba utara dengan jumlah penduduk 74.384 jiwa dan jumlah
penduduk terkecil adalah Kec. Oba Tengah dengan jumlah penduduk
59.197 jiwa, tergolong dalam jumlah penduduk terkecil dibandingkan
dengan jumlah penduduk kecamatan lainnya di Kota Tidore Kepulauan
E. Apabila komposisi yang mendiami di Kota Tidore Kepulaun dilihat
berdasarkan jenis kelaimin, maka nampak bahwa penduduk yang
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
yang berjenis kelaimin perempuan.
F. Topografi & Kemiringan Lereng
Kondisi topografi lahan kepulauan Tidore adalah berbukit -
bukit dengan sebuah gunung berapi yang masih aktif dan terletak
ditengah pulau Tidore. Permukiman masyarakat secara intensif
berkembang di sepanjang garis pantai kepulauan. Dari 5 (lima)
pulau besar yang ada, umumnya masyarakat mengolah lahan perkebunan
dengan produksi rempah-rempah sebagai produk unggulan dan
perikanan laut yang diperoleh disekitar perairan pantai. Pulau

CV. MEGACOPOLE RAYA 7


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Ternate memiliki kelerengan fisik terbesar diatas 40 % yang


mengerucut kearah puncak gunung Gamalama terletak ditengah -
tengah Pulau. Didaerah pesisir rata-rata kemiringan adalah sekitar
2% sampai 8%.
Kedalaman laut adalah bervariasi, pada beberapa lokasi
disekitar Pulau Tidore, terdapat tingkat kedalaman yang tidak
terlalu dalam, sekitar 10 meter sampai pada jarak sekitar 100 m
dari garis pantai sehingga memungkinkan adanya peluang reklamasi.
Tetapi pada bagian lain terdapat tingkat kedalaman yang cukup
dalam dan berjarak tidak jauh dari garis pantai yang ada.
Selanjutnya dijelaskan bahwa kondisi topografi Kota Ternate
juga ditandai dengan keberagaman ketinggian dari permukaan laut
(Rendah: 0-499 M, Sedang: 500-699 M, dan Tinggi: lebih dari 700
M). Dengan kondisi tersebut, ciri Kota Tidore merupakan wilayah
kepulauan, lima diantaranya didiami penduduk (Pulau Ternate, Hiri,
Moti, Mayau, dan Tifure), sedangkan untuk tiga pulau yang
berukuran kecil tidak dihuni (Pulau Maka, Mano dan Gurida).

Tabel. 3.3 Ketinggian dari Permukaan Laut (DPL) serta Banyaknya


Pantai dan
Bukan Pantai di Kota Ternate

Desa Bukan Ketinggian


No Nama Pulau
Pantai Pantai 0 – 400 500 – 699 700 +
1 Pulau Ternate 12 1 13 - -
2 Moti 6 - 6 - -
3 Pulau Batang Dua 6 - 6 - -
4 Ternate Selatan 11 6 17 - -
5 Ternate Tengah 4 11 15 - -
6 Ternate Utara 11 3 14 - -
7 Pulau Hiri 6 * 6 * *
Jumlah 56 21 77 - -
Sumber : Kota Ternate Dalam Angka, Tahun 2010

Kemiringan lereng dan garis kontur merupakan kondisi fisik


topografi suatu wilayah yang sangat berpengaruh dalam kesesuaian
lahan dan banyak mempengaruhi penataan lingkungan alami. Untuk

CV. MEGACOPOLE RAYA 8


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap


terjadinya longsor dan terhadap konstruksi bangunan.
Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor utama yang
menentukan fungsi kawasan, untuk diarahkan sebagai kawasan lindung
atau kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional
seperti ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan
kemiringan dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas
40% akan sangat sesuai untuk penggunaan perkebunan, pertanian
tanaman keras dan hutan. Karakteristik tiap kemiringan lereng
diuraikan sebagai berikut :
 Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif dengan
pengelolaan kecil.
 Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan
dan pertanian, namun bila terjadi kesalahan dalam
pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi.
 Kelerengan 10% - 30% merupakan daerah yang sangat mungkin
mengalami erosi, terutama bila tumbuhan pada permukaannya
ditebang, daerah ini masih dapat dibudidayakan namun dengan
usaha lebih.
 Kelerengan > 30% merupakan daerah yang sangat peka terhadap
bahaya erosi, dan kegiatan di atasnya harus bersifat non
budidaya. Apabila terjadi penebangan hutan akan membawa
akibat terhadap lingkungan yang lebih luas.

G. Geologi dan Tata Lingkungan


Pulau Tidore sebuah pulau yang terbentuk karena proses
pembentukan gunung api yang muncul dari dasar laut, sebagian
berada di bawah muka laut dan sebagian lagi muncul di permukaan
laut. Pulau-pulau lain yang merupakan bagian dari gunung ini
adalah Pulau Hiri, terletak di sebelah utara, Pulau Tidore dan
Pulau Maitara, terletak bagian selatan. Bentuk Pulau Tidore yang
merupakan bagian dari sebuah gunung, maka secara umum morfologinya
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi. Pembagian satuan
morfologi tersebut sebagai berikut :

1) Morfologi Pulau Tidore.


CV. MEGACOPOLE RAYA 9
TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Pulau Tidore sebuah pulau yang terbentuk karena proses


pembentukan gunung api yang muncul dari dasar laut, sebagian
berada di bawah muka laut dan sebagian lagi muncul di
permukaan laut. Pulau-pulau lain yang merupakan bagian dari
gunung ini adalah Pulau Hiri, terletak di sebelah utara,
Pulau Tidore dan Pulau Maitara, terletak bagian selatan.
Bentuk Pulau Tidore yang merupakan bagian dari sebuah
gunung, maka secara umum morfologinya dapat dibagi menjadi 3
(tiga) satuan morfologi. Pembagian satuan morfologi tersebut
sebagai berikut :

a. Morfologi Kaki Gunung Tidore

Merupakan daerah kaki gunung api yang datar sehingga


hampir datar, terletak di kaki timur, utara dan selatan
dari gunung Gamalama dan terhampar memanjang sejajar
pantai. Dilihat dari bentuk pendataran pantai ini, proses
awalnya adalah adanya proses erosi yang terjadi di
permukaan tubuh gunung api tersebut, kemudian material
yang tererosi diendapkan ke tempat yang kemiringan
lerengnya agak landai, pada bagian tubuh gunung terjal
material erosi akan masuk ke dalam laut sehingga terbentuk
endapan. Kemiringan lereng gunung api ini sangat
berpengaruh terhadap terbentuknya pedataran di pulau
Ternate yaitu yang paling luas adalah pedataran Timur
sekarang menjadi pusat Kota Tidore, pedataran Selatan dan
Utara yang relatif kecil. Berikut kondisi pedataran di
pulau Ternate :

 Pedataran Kota Tidore

Terletak dikaki Timur dengan kemiringan lereng relatif


lebih kecil yaitu < 8%, sedangkan bagian Barat lebih
terjal > 8%, hal ini memberi kesempatan pelapukan
batuan terendapkan. Pedataran pantai di Timur terbentuk
cukup luas memanjang sejajar pantai dengan arah Utara-
Selatan, lebar sekitar 1.000 meter lebih. Karena

CV. MEGACOPOLE RAYA 10


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

kondisinya cukup strategis dari beberapa aspek maka


dipilih sebagai pusat permukiman, perkantoran dan jasa
perdagangan.
Kota Ternate yang sudah berkembang sejak jaman dulu,
perkembangan permukiman dan infrastruktur lainnya
sekarang berkembang semakin ke Selatan dan Utara.
Pedataran ini tersusun oleh material lumpur, lempung,
pasir dan pelapukan dari batuan vulkanik.

b. Morfologi Puncak Gunung tidore

Satuan ini merupakan bagian paling atas puncak


gunung, pada elevasi di atas 1.000 meter dengan kemiringan
lereng > 40%, di daerah puncak memperlihatkan perpindahan
titik kegiatan dari Selatan ke Utara. Menurut Bronto S,
1990, sejarah gunung Gamalama awalnya dimulai terbentuknya
pematang kawah terluar (tertua) berada di bagian tenggara
disebut Bukit Melayu. Kemudian pematang kawah tengah
membuka ke arah utara dikenal dengan nama Bukit Keramat
atau Bukit Mediana (+1.669m), selanjutnya terbentuk kawah
baru berada dibagian Utara berbentuk lingkaran dengan
diameter sekitar 300 meter, puncak setinggi +1.715 m
dikenal dengan nama Gunung Arfat atau Piek van Ternate.
Pulau ternate dilihat dari statigrafinya, tersusun oleh
Gunung Api Holosen terdiri dari breksi vulkanik, lava
andesit, pasir dan stufa.

2) Jenis Tanah

Jenis tanah mayoritas adalah tanah regosol di P.


Ternate, P. Moti dan P. Hiri. Sedangkan jenis tanah rensina
ada di P. Mayau, P. Tifure, P. Maka dan P. Gurida. Kondisi
tersebut merupakan ciri tanah Pulau vulkanis dan pulau
karang.

H. Kependudukan

CV. MEGACOPOLE RAYA 11


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Penduduk Kota Ternate berdasarkan proyeksi penduduk tahun


2016 sebanyak 218.028 jiwa yang terdiri atas 110.725 jiwa penduduk
laki-laki dan 107.303 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan
proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Ternate mengalami
pertumbuhan sebesar 2,36 persen. Sementara itu besarnya angka
rasio jenis kelamin tahun 2016, penduduk laki-laki terhadap
penduduk perempuan sebesar 103,19
Kepadatan penduduk di Kota Ternate tahun 2016 mencapai 1.345
jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 8 kecamatan cukup timpang
dengankepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Tidore
Tengah dengan kepadatan sebesar 5.699 jiwa/km2 dan terendah di
Kecamatan Pulau Batang Dua sebesar 97 jiwa/km2. Persebaran
penduduk yang kurang merata, membuat kepadatan penduduk
terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Tidore Tengah, karena menjadi
pusat pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi. Kurang merata nya
persebaran penduduk menyebabkan ketimpangan pembangunan antar
kecamatan.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan


Jenis Kelamin di Kota Tidore, 2016

Sumber : Kota Ternate Dalam Angka, Tahun 2017

2.1 LOKASI RENCANA KERJA

CV. MEGACOPOLE RAYA 12


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Secara umum lokasi pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Teknis


Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong Program Pembangunan Turap/
Talud/ Bronjong terletak di Propinsi Maluku Utara khususnya
tersebar dibeberapa kelurahan di Kota Ternate diantaranya :
Kecamatan Oba Selatan

Kecamatan Oba Tengah

Kecamatan Oba,dan

Kota Tidore

Terdapat tiga kelurahan yang tersebar di dalam Pulau Ternate,


yaitu Kelurahan Akehuda, Gamalama dan Jati, dengan rute perjalanan
menuju ke lokasi dapat ditempuh dengan sangat mudah yaitu dengan
kendaraan roda dua atau bisa juga dengan kendaraan roda empat
dengan memakan waktu hanya beberapa menit saja.

Akan tetapi untuk kelurahan-kelurahan yang terletak di luar Pulau


Ternate, yaitu ke Pulau Hiri seperti Kelurahan Tomajiko dan
Togolobe akan memakan waktu sedikit lebih lama karena harus
melewati lautan dengan menggunakan speed atau motor kayu.

3.1 TANGGAPAN DAN PENDAPAT TERHADAP KAK


Pendekatan yang dilakukan terhadap Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Program

CV. MEGACOPOLE RAYA 13


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Pembangunan Turap/Talud/Bronjong, meliputi beberapa aspek antara


lain :
 Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan
 Lingkup kerja yang akan dilaksanakan serta persyaratan yang
diminta
 Tenaga ahli, peralatan dan waktu yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan
 Pelaporan

Tanggapan :

Untuk itu dalam mengidentifikasi dan analisa Perencanaan Teknis


Pembangunan Turap/Talud/Bronjong berdasarkan karakteristik
lapangan, kemampuan SDM, kemampuan pendanaan untuk investasi
pengembangan serta kemampuan untuk memelihara sarana dan prasarana
Kota Ternate.

Konsep Perencanaan Teknis Pembangunan Turap/Talud/Bronjong akan


dilakukan terhadap system yang terpilih setelah melalui diskusi
dengan Tim Teknis dimana diharapkan akan disesuaikan dengan
karakteristik lokasi dan fungsi dan hirarki kota.

TUJUAN

Sebagai acuan pelaksanaan Perencanaan Teknis Pembangunan


Turap/Talud/Bronjong pada lokasi terpilih.

Tanggapan :

Dapat dipahami dengan jelas yaitu untuk membuat suatu konsep


perencanaan untuk penyelengaraan Perencanaan Teknis Pembangunan
Turap/Talud/Bronjong pada lokasi terpilih. Pemilihan lokasi sudah
ditetapkan di dalam rapat yaitu didasarkan atas :

 Hirarki kota : dimana kota Tidore diharapkan mampu untuk


meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota.

CV. MEGACOPOLE RAYA 14


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

 Kelayakan teknis : (kepadatan, ketersediaan sarana dan


prasarana, tofografi, daya dukung tanah, daerah peruntukan
lahan, dll)

 Kondisi sosial masyarakat. : Kondisi ketersediaan talud sangat


berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan masyarakat.

Agar penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan


masyarakat serta pengelolaan dan pilihan teknologi yang tepat guna
sesuai dengan lokasi pada masing-masing lokasi.

Lingkup Pekerjaan
Latar belakang Perencanaan Teknis Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
yang dikemukakan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah bagian
dari kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
Tidore dalam upaya penyediaan prasarana dan sarana dalam suatu
lingkungan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakatnya.

Hal ini menunjukkan kepedulian yang tinggi dengan rencana Program


Pembangunan Turap/Talud/Bronjong. Untuk itu diperlukan kerja
keras, serius dan berdedikasi tinggi serta dukungan dan kerja sama
yang baik dari semua pihak.

Adapun langkah-langkah perencanaan dalam pekerjaan ini meliputi :

a. Survey, Melaksanakan survey lokasi serta meneliti harga satuan


setiap bahan yang akan dipakai atau mutu pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak pelaksana nantinya, sehingga hasil
pekerjaan memenuhi persyaratan kontrak dan dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Pekerjaan ini adalah bagian pekerjaan yang sangat penting
dimana pelaksanaan perencanaan harus merencanakan setiap
rencana kerja yang nanti akan dilaksanakan oleh kontraktor
dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Perencanaan tersebut
meliputi segi kualitas, kuantitas dan kemajuan pencapaian
volume pekerjaan untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang

CV. MEGACOPOLE RAYA 15


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

memuaskan dan tepat waktu sesuai dengan jangka waktu


pelaksanaan yang telah ditentukan.

b. Membuat gambar-gambar rencana dan meyampaikan untuk diperiksa


dan disahkan.
Pekerjaan ini harus ada penyiapan gambar yang harus dilakukan
oleh Perencanaan untuk pegangan pelaksana/ kontraktor dalam
memulai pekerjaan fisik.

c. Menyediakan hasil akhir/ produk Pelaksanaan Perencanaan Teknis


Pembangunan Turap/Talud/Bronjong .
Hasil akhir produk perencanaan yang dihasilkan yaitu berupa
gambar-gambar dan perhitungan volume pekerjaan.

d. Memberikan rekomendasi atas rencana jadwal pelaksanaan kontrak,


serta setiap rencana atau program-program serupa yang akan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemimpin Kegiatan.
Pengawas harus menyampaikan contoh jadwal pelaksanaan kerja
yang akan dilaksankan oleh kontraktor dalam pelaksanaan
pekerjaan dilapangan, agar program-program/ kegiatan kerja
kontraktor dapat kerjakan sesuai dengan Time Schedulle yang
telah disepakati bersama dalam kontrak kerja antara kontraktor
dengan Pemimpin Kegiatan.

e. Menyimpan catatan lapangan.


Pekerjaan menyimpan catatan hasil survey lapangan harus
dilaksanakan oleh CV.Megacopole Konsultan untuk megamankan
semua catatan/ data-data yang didapatkan dari lapangan. Setelah
pelaksanaan pekerjaan telah selesai catatan/ data-data lapangan
tersebut diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

f. Mengusulkan perubahan pekerjaan.


Pengusulan perubahan pekerjaan oleh CV.Megacopole perlu
dilakukan bilamana pekerjaan awal tidak dapat dilaksanakan
dilapangan.

CV. MEGACOPOLE RAYA 16


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

g. Mengendalikan dan mengawasi perubahan-perubahan yang terjadi


dilapangan.
Pekerjaan mengedalikan dan rencana perubahan-perubahan yang
terjadi dilapangan mutlak dilaksanakan oleh CV.Megacple . Hal
tersebut dilaksanakan untuk mengetahui secara jelas setiap
perubahan yang terjadi dilapangan serta mengarahkan agar
pekerjaan tidak menyimpang dari rencana awal.

h. Menyampaikan usulan penyempurnaan-penyempurnaan pekerjaan


Pekerjaan menyampaikan usulan penyempurnaan-penyempurnaan
pekerjaan perlu dilakukan CV.Megacopole untuk mendapatkan suatu
hasil pekerjaan yang memuaskan.

Uraian Rincian Pekerjaan


Lingkup pekerjaan perencanaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong, meliputi:
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Survey Lapangan
Evaluasi Desain
Persiapan Pelaksanaan Desain
Pelaporan

CV. MEGACOPOLE RAYA 17


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

4.1 U M U M
Tugas Konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang
mencakup pekerjaan pokok, yaitu ”Perencanaan”. Tujuan dari
pekerjaan Konsultan ini adalah Jasa Konsultan Perencana pada
Paket/ Pekerjaan Perencanaan Turap/ Talud/ Bronjong Program
Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong.
Layanan Konsultan ini adalah untuk melaksanakan perencanaan
Proyek Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Tidore
pada Kegiatan Pekerjaan Perencanaan Turap/ Talud/ Bronjong
Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong.

4.2 PENGETAHUAN TENTANG PERENCANAAN PROYEK


Tugas Konsultan Perencana secara garis besar akan meliputi :

 Perencanaan Teknis
 Pengendalian Atas Proses Koordinasi Terkait
 Pengendalian Administrasi Proyek
 Evaluasi Rencana Proyek
 Verifikasi Hasil Survey
 Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan
 Kunjungan Lapangan

Secara garis besar penjabaran uraian tugas tersebut diatas


sebagai berikut :
 Pengumpulan dan analisa terhadap data.
 Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan
terhadap kondisi lapangan.
 Pemeriksaan meliputi material, peralatan, tenaga dan
jadwal pelaksanaan.

CV. MEGACOPOLE RAYA 18


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil


survey akan menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan
antara lain :
 Jenis pekerjaan.
 Kuantitas pekerjaan.
 Kwalitas yang dipersyaratkan.
 Schedulle pelaksanaan.
 Schedulle pembayaran.

Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa


hasil perencanaan ke lokasi survey untuk menentukan apakah
hasil survey tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak
sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan perencana akan
membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh
adanya pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan
design dan pertambahan volume pekerjaan.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan
akan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan
pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi
dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut
memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
Dalam Hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan
tambah, justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang
dari evaluasi teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan
pekerjaan kurang.

4.2.1 Pengendalian Atas Koordinasi Terkait

CV. MEGACOPOLE RAYA 19


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Konsultan perencana dalam rangka melaksanakan tugas


pengendalian teknis tersebut diatas berkewajiban
mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh
pihak lain (khususnya oleh Pejabat Pembuat Komitmen).
Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan
dengan :
 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota
Tidore.
 Konsultan lain yang terkait.
 Instansi terkait lainnya.

4.2.2 Pengendalian Administrasi Proyek


Dalam hal ini konsultan perencana berkewajiban merancang,
memberlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan
sistem administrasi proyek yang diawasinya, yaitu mencakup
antara lain surat, memorandum, risalah, laporan, foto,
berita acara, gambar, dok kontrak & addendum dan lain-lain
yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan yang akan
dilakukan konsultan perencana untuk maksud diatas adalah :
 Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan
sampai tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar.
 Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam
pelaksanaan tugas konsultan.
 Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi
persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.
 Membuat foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.
 Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa
pelaksanaan agar sebelum maupun sesudah pekerjaan
selesai tidak terjadi penyimpangan.
 Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang
dianggap perlu.

CV. MEGACOPOLE RAYA 20


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

4.2.3 Evaluasi Rencana


Konsultan perencana melakukan evaluasi atas proyek yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan/penyempurnaan
penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna
menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-
baiknya.

4.2.4 Kontrol Sistimatika Terhadap Kegiatan Lapangan


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan perencanaan mengemban
juga fungsi kontrol manajemen proyek konstruksi. Sebelum
memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan
kerjanya.
Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-tengah atau
dengan cara yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja
yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini,
diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Konsultan pengawas
perlu menerapkan sistim kontrol yang baik dilapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan
memiliki tiga tujuan, yaitu :
1). Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan
pada beberapa bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat
kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.
2). Memastikan bahwa pekerjaan perencanaan berjalan secara
benar sehingga peringatan secara dini dapat diberikan
apabila terjadi sesuatu kesalahan.
3). Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh
Pengguna Anggaran tidak dilampaui bila tidak terjadi
perubahan kontrak.

CV. MEGACOPOLE RAYA 21


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol


pada waktu peninjauan dilapangan yaitu :
 Pencapaian target kemajuan fisik.
 Pencapaian target keuangan.
 Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
 Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin
efektivitas dan efesiensi kerja lapangan.
 Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh
bagian/divisi.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya


mantap, kurang memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak
menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi
masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil
untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

4.2.5 Pengontrolan Proyek


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktivitas yang
dinamis, dan yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor.
Karena itu Network/S-Curve Chart yang telah disetujui
sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik
atau sesuai kondisi di check kembali :
 Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.
 Akan ditepati dalam jangka waktu panjang atau segera.
 Nantinya akan ditepati (jangka panjang).

4.2.6 Sistem Informasi Manajemen Proyek


Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah
suatu sistim untuk mendukung pihak Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dalam memantau dan mengendalikan proyek.

CV. MEGACOPOLE RAYA 22


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam


mendapatkan informasi proyek setiap saat atau secara
berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan
dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan
kondisi yang dihadapi dilapangan serta mengintegritasikan
keinginan-keinginan dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) yang mewakili pihak Pemilik Proyek tentang apa yang
ingin dimonitor dan dikendalikan.
Di lapangan setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang
bertambah banyak dan agar perkembangannya terjadi sesuai
rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran
uang dan besaran waktu.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim
informasi manjemen proyek hanya sebagai penerus informasi
saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas
khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat
dilaksanakan di kantor. Tolak ukur pengukuran mutu pekerjaan
adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).

Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh


perkembangan datanya atau dimonitor dimana perkembangan
suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data
proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai
dengan perkembangan pekerjaan secara fisik.
Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), karena masih belum
diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah
dikumpulkan secara periodik kemudian diolah/diproses untuk
dijadikan informasi proyek (laporan proyek). Artinya dari
laporan proyek dapat diketahui perkembangan pekerjaan yang
nyata terjadi (prestasi aktual). Dari laporan proyek ini
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dapat mengevaluasi tentang

CV. MEGACOPOLE RAYA 23


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan


dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengendalikan proyeknya
dengan keputusan-keputusan yang dibuat dan diimplementasikan
ke project site. Hasil dari implementasinya menciptakan data
proyek baru dan dengan demikian siklus project management
control sistem berulang kembali. Siklus ini baru berhenti
apabila proyek telah selesai.

4.3. PENGETAHUAN TENTANG PERENCANAAN PROYEK


Fungsi konsultan perencana pada dasarnya dibagi dalam 2
fungsi, yaitu:
Fungsi Administratif dan Fungsi Perencana.

1). Fungsi administratif


Fungsi administratif terdiri dari :
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam
memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan
hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak,
terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban
dan tugas kontraktor.

b. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat


memorandum atas pekerjaan pekerjaan kegiatan
program SDA.
c. Membuat dokumentasi hasil pelaksanaan pekerjaan
berupa, foto-foto yang dibuat sebelum proyek
berlangsung (mulai), sedang berjalan dan proyek
selesai, serta kejadian dilapangan lainnya.
d. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan
“Contract Change Order” dan “Addendum” sehingga
perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat

CV. MEGACOPOLE RAYA 24


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan


semua aspek yang ada.
e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan
secara berkala.

2). Fungsi perencanaan


Fungsi perencanaan meliputi :
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal
waktu yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang
diperlukan secara terperinci.
c. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua
perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai
sebagai dasar pembayaran, sehingga semua
pekerjaan perhitungan volume dan pembayaran
didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
d. Merencanakan pengadaan personil dan peralatan
kontraktor sesuai dengan kebutuhan yang
dipersyaratkan.
e. Melakukan pengecekan dan persetujuan gambar
terlaksana (As Built Drawing).

4.4. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA


Konsultan perencana bertanggung jawab penuh kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) bahwa hasil pelaksanaan Paket/

CV. MEGACOPOLE RAYA 25


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong


Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong.
Konsultan akan memberikan jaminan segala ijin kerja,
persetujuan dari setiap jenis/ langkah pelaksanaan dan
persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan.

4.5. PENGENDALIAN MASALAH MUTU


Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa
memberikan masukan, arahan, bimbingan dan instruksi yang
diperlukan kepada penyedia jasa pemborong/kontraktor guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
tepat kualitas.

4.6. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK


Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :
 Biaya proyek
 Estimated Quantity/Volume Pekerjaan
 Harga satuan pekerjaan

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok


yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan
akurat dan benar-benar sehingga kuantitas yang
dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian
volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada
akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan
yang dianggarkan.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang
sudah diterima dari segi pengukuran/kuantitas dan
kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah
benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi
spesifikasi.

CV. MEGACOPOLE RAYA 26


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang


tercantum dalam kontrak dan harga satuan pekerjaan
yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan
yang ada dalam kontrak.

4.7. PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR


Penyedia jasa pemborong/kontraktor harus membuat permohonan
untuk pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan
semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh
engineer.
Setelah peninjauan kembali oleh engineer dan jika
diperlukan, amandemen oleh penyedia jasa
pemborong/kontraktor, engineer akan mengeluarkan suatu
pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran
oleh Pengguna Anggaran.

4.8. ADDENDUM PENUTUP


Berdasarkan pada rincian Pernyataan Engineer mengenai
Perhitungan Akhir. Setelah memperoleh tanda tangan penyedia
jasa pemborong/kontraktor, engineer akan menyampaikan
addendum penutupan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) untuk di tanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan
Perhitungan Akhir yang disetujui.

CV. MEGACOPOLE RAYA 27


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

5.1. U M U M
Didalam pelaksanaan pekerjaan layanan Jasa Konsultasi, perlu
adanya suatu Rencana Kerja yang konsepsional, efektif dan
efesien sedemikian rupa, sehingga setiap aktivitas kerja
terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target
suksesnya pekerjaan layanan Jasa Konsultansi.

Rencana Kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan


ketentuan dalam Kerangka acuan Kerja (KAK) atau Term of
Reference (TOR).

Dalam penyusunan Rencana Kerja antara lain dan tidak


terbatas berdasar pada :
 Ruang lingkup pekerjaan
 Volume pekerjaan
 Batas waktu
 Keahlian personil
 Jumlah personil
 Peralatan yang dipakai
 Schedule Mobilisasi
 Arahan Pemberi Tugas
 Aspek-Aspek Teknis dan Non Teknis Lainnya
Secara garis besar Rencana Kerja tersebut diuraikan seperti
berikut ini :

Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil


dengan mutu yang tinggi akan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal kerja yang direncanakan.

CV. MEGACOPOLE RAYA 28


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan


pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Rencana kerja
disusun secara sistimatis dengan tujuan agar tercapai
sasaran dan tujuan pekerjaan ini.

Untuk mendapatkan efektivitas tinggi atas input konsultan


dan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia secara
efisien, kita perlu mengikuti suatu perencanaan dan
pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat.

Hanya dengan cara ini baik kualitas maupun kuantitas


pekerjaan dapat dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan
puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan
memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap
proyek dan pada umumnya mengakibatkan berkurangnya kualitas
pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan


utama sebagai berikut :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Lapangan Pra Konstruksi
Evaluasi Desain
Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi/Fisik
Pelaporan

5.2. RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Rencana pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan uraian
lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan dari awal
pekerjaan sampai selesainya pekerjaan yaitu tersusunnya

CV. MEGACOPOLE RAYA 29


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan Akhir sebagai akhir dari kegiatan Program


Perencanaan Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Kota Ternate.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut diatas maka disusunlah
suatu keperluan Jasa Konsultansi yang akan di pergunakan
dalam pekerjaan ini.

Jasa-jasa konsultan yang termasuk dalam pekerjaan ini


meliputi :
 Pekerjaan persiapan
 Pekerjaan Lapangan Pra konstruksi
 Supervisi Pelaksanaan
 Pembuatan Laporan

5.3. LINGKUP PEKERJAAN

Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk membantu


Pemimpin Kegiatan/ Pembuat Komitmen dalam hal pelaksanaan
Kegiatan Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong
Kota Ternate.
Lingkup pekerjaan Konsultan dalam pekerjaan tersebut
meliputi :
a. Survey lokasi, dimana konsultan perencana sebelum
melaksanakan pelaksanakan perencanaaan gambar perlu adanya
dilaksanakan survey pendahahuluan dan indentifikasi
lapangan.

b. Memeriksa gambar hasil survey ulang, memeriksa dan


mengesahkan gambar kerja yang diajukan oleh perencana
sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai.

CV. MEGACOPOLE RAYA 30


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

c. Memeriksa serta memberikan rekomendasi atas jadwal


pelaksanaan kontrak, serta setiap rencana atau program-
program serupa yang harus diajukan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemimpin Kegiatan.

5.4. TAHAPAN RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Rencana kerja pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan


Turap/Talud/Bronjong Kota Ternate ini di susun guna membantu
Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan secara efisien, tepat
guna baik dalam pelaksanaan pekerjaan dikantor maupun
dilapangan.

Tahapan-tahapan kegiatan meliputi :

1. Pekerjaan Persiapan
Pekerajaan persiapan meliputi :
Pendalaman Renca Kerja Rinci
Mobilisasi Personil
Mobilisasi Alat

2. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan ini meliputi :
Situasi dan Rencana

3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan
yang ada, dibandingkan dengan kondisi dan apabila
terjadi perbedaan, maka perlu diadakan revisi. Evaluasi
dilakukan sebagai berikut :
Bangunan Utama
Bangunan pelengkap
Gambar revisi

CV. MEGACOPOLE RAYA 31


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

4. Pelaporan
Laporan yang harus dibuat adalah :
Laporan Pendahuluan
Laporan Interim Report
Laporan Draft Final
Laporan Akhir

5.4.1. Kegiatan Persiapan

Kegiatan persiapan yang dilakukan dalam tahapan pekerjaan


ini mencakup :
1) Persiapan administrasi, personil dan alat yaitu:
 Pebuatan Surat Tugas
 Pembuatan surat-surat yang berhubungan dengan
instansi terkait
 Pengumpulan alat yang akan dipergunakan

2) Pengumpulan Dokumen-dokumen terdahulu yaitu :


 Nota Perencanaan
 Dokumen pelelangan
 Data lainnya yang diperlukan untuk kegiatan
supervisi
 Penyusunan Rencana Kerja

Hasil evaluasi dan diskusi tersebut dituangkan dalam


penyusunan rencana kerja yang terdiri dari :
- Pendalaman Rencana Kerja Rinci
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
- Jadwal Penugasan Personil
- Jadwal Pemakaian Peralatan
- Struktur Pelaksanaan Pekerjaan
- Metode Penanganan Proyek

CV. MEGACOPOLE RAYA 32


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

- Tugas Masing-masing Personil

3) Mobilisasi Personil dan Peralatan

Setelah rencana lapangan tersebut disepakati bersama,


maka disusun rencana keberangkatan personil ke lapangan
beserta perlengkapan yang dibutuhkan. Pada tahap ini
diberikan penjelasan tentang metode kerja lapangan,
dalam Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong.

1) Pekerjaan Lapangan
 Orientasi lapangan
 Membuat kerangka dasar
 Pengukuran situasi detail/situasi
- Pengukuran situasi detail dilakukan dengan
rincian dan harus terikat pada kerangka dasar.
- Ketinggian titik detail diukur dengan toleransi
10 cm dengan kerataan sesuai dengan skala yang
direncanakan.
- Pengukuran situasi diukur merata ke seluruh
daerah pengukuran.

2) Ketelitian
 Ketelitian Horizontal
 Ketelitian Vertikal
 Kontrol azimuth ditentukan dengan pengamatan
astronomi dengan ketelitian 20”
 Jumlah titik polygon antara dua kontrol azimuth
maximum 50 buah.
 Koreksi sudut antara 2 kontrol azimuth maksimum
20”.

CV. MEGACOPOLE RAYA 33


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

 Salah penutup koordinat maksimum ½.000 dari skala


gambar.
 Ketinggian titik detail dengan ketelitian 10 cm

3) Pekerjaan perhitungan dan penggambaran


 Perhitungan
Perhitungan ini terdiri dari dua bagian yaitu :
- Perhitungan data lapangan
Data yang masuk dalam perhitungan adalah data
yang telah memenuhi syarat toleransi
pengukuran perhitungan sementara (perhitungan
lapangan).
- Perhitungan Data Definitive
Perhitungan data ini merupakan perhitungan
yang sudah menggunakan hitungan peralatan yang
telah memenuhi syarat (defenitif) inilah yang
harus digunakan dalam pekerjaan penggambaran.
 Penggambaran

4) Titik Referensi
5.4.2. Evaluasi Desain

Kegiatan ini dimaksudkan untuk review terhadap hasil yang


ada sebelum dilakukan pekerjaan. Evaluasi dilakukan dengan
dasar hasil evaluasi pengukuran dan data penyelidikan tanah
terbaru, kegiatannya meliputi :
1. Bangunan Utama
Evaluasi Bangunan Utama ditujukan untuk
mengevaluasi gambar desain yang ada terhadap
kemungkinan perubahan akibat perbedaan dengan
kondisi fisik lapangan, misalnya parameter tanah
atau kondisi topografi, terutama dalam menentukan

CV. MEGACOPOLE RAYA 34


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

lokasi bangunan utama yang akan dilaksanakan.


Kondisi yang harus dievaluasi terutama masalah
stabilitas bangunan baik terhadap keamanan geser
guling maupun piping.

2. Bangunan Pelengkap
Bangunan pelengkap meliputi sarana air bersih,
sarana air limbah, drainase yang harus dicek
kembali apakah gambar desain yang telah ada sesuai
dengan kondisi lapangan.

5.4.3. Pelaksanaan Penggambaran

1. Pengecekan Construction Drawwing


Sebelum dilaksanakan pelaksanaan gambar konstruksi,
perencana mempunyai kewajiban untuk penyiapan
Contruction Drawing yang terlebih dahulu harus disetujui
oleh Pemimpin Kegiatan. Dimana untuk melaksanakan
kegiatan ini Pemimpin Kegiatan secara teknis dibantu
oleh konsultan perencana.

2. Pengecekan Metoda Pelaksanaan


Dalam kegiatan ini konsultan melakukan metode
perencanaan pelaksanaan yang dianjukan pelaksana dan
memberikan solusi yang diperlukan dalam menyelesaikan
proyek.
3. Pengecekan Managemen Alat dan Bahan
Penyiapan data peralatan dan bahan yang digunakan oleh
Kontraktor dalam penyelesaian pekerjaan merupakan
permasalahan yang cukup penting yang harus direncanakan
pula.

4. Pelaksanaan

CV. MEGACOPOLE RAYA 35


TAHAP I LAPORAN PENDAHULUAN

Pelaksanaan yang harus dilakukan ditujukan untuk


mendapatkan kualitas bangunan yang memadai, kegiatan ini
merupakan kegiatan Quality Control, meliputi :
 Penentuan titik referensi pengukuran
 Penentuan As rencana bangunan
 Pengawasan kemajuan pekerjaan
 Supervisi Borrow area
 Menyiapkan Trial embankment
 Penyiapan trial mix, mortal
 Penyiapan trial mix beton
 Penyiapan alat pengeboran lengkap dengan kedalaman di
atas 100 meter.
 Pengecekan as-built drawwing

CV. MEGACOPOLE RAYA 36

Anda mungkin juga menyukai