A. Stratifikasi Sosial
B.Sistem Kekerabatan
Salah satu contoh adalah kata ‘’Siri’’ Pengganti kekerabatan di Sulawesi selatan dengan makna
Kehormatan atau rasa malu.
Salah satu alas an masyarakat Sulawesi selatan memiki watak yang keras karena adanya nilai ‘’Siri’’ (
kehormatan) mereka yang jangan sampai dipermalukan.
Dalam masyarakat Bugis-Makasssar diperbolehkan main hakim sendiri dalam beberapa hal tertentu.
Bahkan jika tidak mai hakim sendiri akan diejek dan dipermalukan.
Th. Chabat adalah salah seorang penulis tentang Bugis-Makassar yangh memulai penelitiannya pada tahu
1940an. Menurutnya sendiri tinfdak main hakim dapat diatasi dengan pemberian hukuman yang lain
namun tidak ada perubahan.
Bagi orang yang tidak memiliki Siri, ibaratnya sudah tidak ada alasan untuk hidup menrut masyarakat
Bugis-Makassar.
2. Darah merah
1. Berdarah bangsawan
3. Budak/ hamba
H.J Friedriey juga mengatakan bahwa hanya ada 2 lapisan yang bias dijadiakn budak yaitu golongan 2
dan 3.
Orang-orang dulu ketika berbicara taua bertutur kata sangat berhati-hati karena bias-bisa nyawa adalah
taruhannya.
Pendapat menurut C.T Bertling 1939 lapisan social ada 3 lapisan sebelumnya asli, berdasarkan lontara
yang i abaca. Dan untuk menguatkan hal tersebut ia mengambil argument dari bahasa lontara yaitu asal
usul bangsawan Wajo berasal dari turunan putri luwu yang dijilat kerbau putih karena penyakit kulit.
Saat itu Tuan Putri diusir karena penyakitnya. Dia pun berjalan kearah selatan dan tinggal dihutan. Saat
itu ia bersama pengawalnya bercocok tanam dan dating kerbau kemudian menjilat tubuh tuan putri. Dan
sembuh. Setelah itu ada Pangeran Bone berburu dan melihat tuan putri disana.
Pada zaman Ini lapisan social mulai kabur karena adanya perkawinan yang berbeda kasta sehingga lahir
anak yang istilahnya bercampur darahnya. Ketika laki-laki bangsawan menikahi perempuan biasa, maka
anaknya tetap berdarah bangsawan, sedangkan perempuan yang berdarah bansawan menikahi laki- laki
biasa maka anaknya berdarah biasa.
Cerita tentang Lagaligo yang menjadi dasar munculnya bansawan di tanah Bugis.
To Manurung.
Salah satu Antropolog memiliki hipotesa bahwa To Manurung di Sulawesi berasal dari Kalimantan.
Seorang pendatang yang merasa sebagai bangsawan.
Ada orang yang menyembunyikan kelas sosialnya karena terkadang tidak sesuai dengan pekerjaan
mereka.
Orang yang sedikit darah birunya namun memiliki perekonomian/ pengetahuan yang bagus maka
akan digolongkan sebagai tau deceng.
Gelar andi muncul pada tahun 1920 di zaman Belanda.
Dibawah Andi adalah Daeng yang darah putihnya sudah sedikit.
Ada juga yang mengganti gelar Daeng menjadi Andi, karena terkadang gelar Daeng dianggap
biasa.
Dari dulu sampai sekarang cara membedakan bangsawan dengan orang biasa yaitu :
Nama
Dari dulu hanya bangsawan yang boleh meakai baju bodo berwarna hijau (pakaian)
Gerak gerik tempo dulu jika raja lewat atau mau lewat didepan kerajaan maka kendaraan
(sepeda) harus di dorong.
Hubungan antara karaeng (Ajjoareng) dan pengikutnya (ana’-ana dalam bahasa Makassar),(joa dalam
bahasa Bugis).
Jika ada hewan ternak yang diambil dari kalangan pengikut, maka raja lah yang akan
menggantikannya.
Harga diri karaeng menyatu dengan pengikutnya, sehingga jika pengikutnya diejek maka karaeng
juga akan ikut tersinggung.
Pengikut yang sudah bujang dan tinggal dirumah karaengnya maka pengikut akan dinikahkan
dan karaeng yang akan menanggung biayanya.
Pengikut akan sangat setia dengan karaeng karena mendapat perlindungan.
Semakin banyak pengikut maka akan semakin bergengsi karaeng itu.