Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Salah satu kewajiban manajerial adalah membuat keputusan terbuka yang merupakan
refleksi dari pemahaman isu-isu etika dan sosial serta isu-isu bisnis disekitar pemanfaatan
system informasi. Pada makalah ini akan dibahas apa saja isu-isu etika,sosial, dan politik
yang disebabkan oleh system informasi? Apakah ada prinsip-prinsip khusus untuk perilaku
yang bisa digunakan sebagai penuntun pengambilan keputusan mengenai dilema etika?
Serta sejumlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada pembahasan ini.

BAB 2
Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi
Teknologi juga dapat membawa perubahan yang cukup besar yang menciptakan isu-isu
sosial yang harus diselesaikan masyarakat. meningkatkan kemampuan jaringan
teknolog informasi internet, yang memiliki kapasitas penyimpanan dan dapat memperluas
jangkauan seperti individu dan organisasi dalam bertindak. Sistem informasi secara online
menimbulkan tantangan-tantangan baru yang menciptakan dilema etika, dimana bisa
menciptakan akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi,
menetapkan standar untuk kualitas sistem pengaman yang melindungi keamana individu
dan masyarakat serta melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas
hidup dalam masyarakat informasi.

Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika
mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang
kandang menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap
pada diri seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik
berasal dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-
undang yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam
beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar.

Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima)
dimensi moral diantaranya :

1. Hak dan Kewajiban Informasi


Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau
membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data
melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.

2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban

Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan interlektual


sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau
organisasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap kekayaan
interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan
mudah menggandakan atau mendistribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya.
Kekayaan interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.

3. Akuntabilitas dan Pengendalian

Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi baru yang
membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk
menuntut tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari
informasi individu serta hak-hak pribadi.

4. Kualitas Sistem

Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk menghindari
kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar
tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis.

5. Kualitas Hidup

Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari
kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi
anak-anak. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka,
seperti mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk
temannya yang jauh.

Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka, kelalaian
dan menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak akan fokus
mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas online telah menguras banyak tenaga
mereka, tidak mengikuti aktivitas lain dan kurangnya sosialisasi dengan teman-teman
bahkan dengan anggota keluarga. Komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan,
seperti cedera stress berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan pada
aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard, sindrom penglihatan komputer, yaitu
kondisi mata yang tegang, karena melihat layar monitor komputer untuk waktu lama dan
dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu stress yang timbul dari penggunaan komputer.
Dalam lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan
pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan
dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah
sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan penyalahgunaan yang
menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.

Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak
sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan
perilakunya. Sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar
dan membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat
signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik.

Teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. Teknologi bisa menjadi sumber keuntungan.
Satu keuntungan besar dari system computer kontemporer adalah kemudahan
menganalisis, kemudahan mengirimkan, dan berbagi pakai informasi digital diantara banyak
orang. Namun pada saat yang sama, kemampuan yang tangguh ini juga menciptakan
peluang-peluang baru untuk berlawanan dengan hukum yang berlaku atau merugikan orang
lain. Keseimbangan antara kenyamanan dan implikasin kebebasan pribadi dalam
penggunaan teknologi m-commerce untuk melacak pelanggan dan mengirimkan e-mail
iklan yang tidak diinginkan, merupakan salah satu isu etika yang menonjol yang
ditimbulkan oleh system informasi kontemporer.

Internet dan e-commerce memunculkan minat baru dalam hal dampak etika dan social dari
system informasi. Internet dan teknologi perusahaan digital yang mempermudah segala
pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi, integrasi, dan penyebaran informasi
mengedepankan perhatian-perhatian baru mengenai penggunaan secara tepat informasi
pelanggan, perlindungan kerahasiaan data pribadi, dan perlindungan hak milik intelektual.
Walaupun perlindungan atas kerahasiaan pribadi dan hak milik intelektual pada internet
sekarang ini sedang mendapat sorotan, namun ada tekanan isu-isu etika lainnya yang
muncul akibat penggunaan system informasi secara luas. Termasuk didalamnya adalah
penetapan tanggung jawab untuk konsekuensi-konsekuensi dari system informasi,
penetapanr standar untuk mengamankan kualitas system yang melindungi keamanan
individu dan masyarakat.

1. Memahami isu-isu etika dan social yang terkait dengan system


Etika adalah prinsip-prinsip mengenai kebenaran dan kekeliruan yang bisa digunakan
individu, bertindak sebagai agen-agen moral bebas, utnuk membuat pilihan-pilihan untuk
menuntun perilakunya. Teknologi informasi dan system informasi mengangkat masalah-
masalah etika baik untuk individu maupun masyarakat karena menciptakan peluang-
peluang untuk perubahan social yang intens, sehingga mengancam kekuatan distribusi yang
ada, uang, hak-hak, dan kewajiban. Seperti layaknya teknologi yang lain, seperti mesin
uap, listrik, telepon, dan radio,teknologi informasi bisa digunakan juga untuk mencapai
perkembangan social, namun bisa juga digunakan untuk melakukan tindakan kejahatan dan
mengancam nilai-nilai sosial. Perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan banyak
keuntungan sekaligus kerugian

Model untuk mempelajari isu-isu etika, social dan politik


Isu-isu etika, social dan politik saling terkait erat. Dilema etika yang mungkin anda hadapi
sebagai seorang manajer biasanya tercermin dalam debat social dan politik. Salah satu cara
untuk mempelajari relasi ini ditunjukan pada gambar diatas.

Kita bisa menggunakan model tersebut untuk menggambarkan dinamika yang


menghubungkan isu-isu etika, social, dan politik. Model ini juga berguna untuk
mengidentifikasi dimensi moral utama dari “masyarakat informasi”, yang bisa memotong
beragam level tindakan individu, social, dan politik.

Dimensi moral era informasi


Isu-isu etika, social, dan politik yang penting yang diangkat oleh system informasi
mencakup dimensi-dimensi moral sebagai berikut:

 Hak-hak informasi dan kewajiban : Hak-hak informasi apa yang dimiliki individu dan
organisasi yang berkaitan dengan informasi mengenai dirinya sendiri? Apa saja yang
dilindunginya? Kewajiban-kewajiban apa yang dimiliki oleh individu dan organisasi
mengenai informasi tersebut?
 Hak kepemilikan : Bagaimana hak milik intelektual tradisional bisa terlindungi dalam
masyarakat digital dimana pelacakan dan pelaporan mengenai kepemilikan sangat susah
dilakukan, dan mengabaikan hak milik seperti itu sangat mudah untuk dilakukan?
 Pertanggung jawaban dan control : Siapa yang bertanggung jawab atas segala kejadian
yang merugikan informasi individu dan kolektif serta hak-hak kepemilikan?
 Kualitas system : Standar baku apa untuk data dan kualitas system yang harus diminta
untuk member perlindungan atas hak-hak individu dan keamanan masyarakat?
 Kualitas hidup : Nilai-nilai apa yang harus dipelihara dalam masyarakat informasi dan
pengetahuan? Institusi apa yang harus kami lindungi dari penyalah gunaan terhadap
informasi? Nilai-nilai cultural dan praktik-praktik apa yang didukung oleh teknologi
informasi baru?
Tren-tren teknologi yang mengangkat isu-isu etika
Isu-isu etika telah lama ada sebelum kehadiran teknologi informasi, isu-isu itu merupakan
perhatian yang terusa-menerus ada pada masyarakat bebas dimanapun. Namun demikian,
teknologi informasi semakin mempertinggi perhatian atas etika, memberi tekanan pada
pengaturan-pengaturan social yang ada, dan membuat hukum yang telah ada menjadi
kuno/ tidak berlaku secara luas atau sedikit pincang. Ada empat tren teknologi yang
bertanggung jawab atas tekanan-tekanan etika dan keempatnya terangkum pada table
dibawah ini.

Tren Dampak

Semakin
banyak
organisasi
bergantung Organisasi
pada sistem bisa dengan
komputer mudah
Kekuatan untuk Biaya atau membangun
komputasi menjalankan ongkos dan
berlipat operasi- penyimpanan memelihara
ganda tiap operasi yang data database
18 bulan penting. menurun individu
secara secara lebih
Perusahaan drastis rinci.
bisa
menganalisis Semakin
Kemajuan- sejumlah Kemajuan- mudah
kemajuan besar data kemajuan menyalin
analisis secara cepat pada internet dan
data dan dan mengakses
membuat teknologi data
profil jaringan personil dari
individu satu lokasi
terinci. ke lokasi
lainnya.
Berlipatgandanya kekuatan komputasi tiap 18 bulan semakin memungkinkan bagi sebagian
besar organisasi untuk memanfaatkan system informasi dalam proses produksinya.
Hasilnya adalah, ketergantungan kita kepada system dan kesalahan-kesalahan yang terjadi
pada system serta kualitas data yang buruk juga semakin meningkat. Aturan-aturan social
dan hukum belum mengatur ketergantungan seperti ini. Standar baku untuk menyakinkan
akurasi dan kemantapan system informasi belum secara universal diterima atau
diupayakan.

Kemajuan-kemajuan dalam bidang teknologi penyimpanan data dan penurunan drastis


biaya penyimpanan data memungkinkan pembuatan beragam database mengenai individu-
karyawan, pelanggan, konsumen dan pemeliharaannya oleh organisasi pulik dan pribadi.
Kemajuan-kemajuan dalam bidang penyimpanan data ini juga memungkinkan semakin
mudahnya penyalahgunaan data pribadi dan kerahasiaan pribadi. Sistem penyimpanan data
yang besar sudah cukup mudah bagi wilayah tertentu dan bahkan bagi perusahaan retail
local untuk digunakan sebagai media identifikasi pelanggan.

Kemajuan-kemajuan dalam teknik analisis data dalam jumlah besar merupakan tren
teknologi ketiga yang menggarisbawahi perhatian terhadap bidang etika,karena
memungkinkan perusahaan untuk menemukan informasi lebih rinci mengenai individu.
Dengan teknologi system informasi kontemporer, perusahaan bisa merangkaikan dan
mengkombinasikan bernmacam ragam informasi yang tersimpan pada computer secara
lebih mudah daripada pada masa lalu.

Suatu teknologi analisis data yang disebut non-obvious relationship awareness (NORA)
memungkinkan bagi sector pemerintahan maupun pribadi untuk melaksanakan proses
profiling secara lebih baik. NORA bisa mengambil informasi mengenai orang-orang dari
beragam sumber terpisah. Teknologi NORA ini bisa memindai data dan mengekstrak
informasi sewaktu data sedang dibuat sehingga bisa, . Teknologi ini bermanfaat sebagai alat
bantu canggih untuk keamanan wilayah negeri, namun memiliki implikasi kerahasiaan
pribadi.

1. Etika pada masyarakat informasi


Etika berkaitan dengan manusia yang memiliki kebebasan memilih. Etika berkaitan dengan
pilihan individu: sewaktu berhadapan dengan beragam alternative tindakan, apa yang
menjadi pilihan moral yang benar? Apa saja fitur-fitur utama dari “pilihan etis”?

Konsep-konsep dasar : Tanggung jawab, Akuntabilitas, dan Pertanggungjawaban


secara hukum
Pilihan etis adalah keputusan yang diambil oleh individu yang bertanggung jawab atas
konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Tanggung jawab (responsibilty) adalah sebuah
elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa anda menerima semua
biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul sebagai konsekuensi dari keputusan
yang anda buat.Akuntabilitas (accountabiilty) adalah ciri-ciri dari sistem dan institusi sosial.
Ini berarti bahwa ada mekanisme yang menentukan siapa yang melakukan tindakan yang
bertanggung jawab, siapa yang bertanggung jawab. Pertanggung jawaban secara hukum
adalah fitur system politik dimana badan hukum berada pada tempatnya yang mengizinkan
oindividu untuk dipulihkan dari kerusakan dan kerugian yang dibuat oleh pelaku lain,
system, atau organisasi. Proses hak adalah fitur terkait masyarakat yang diatur secara
hukum dan merupakan proses yang diketahui dan dipahaminya hukum serta ada
kesanggupan mengarah keotoritas yang lebih tinggin untuk memastikan bahwa hukum
tersebut diterapkan secara benar.

Analisis Etika
1. Identifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas
2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat.
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingannya.
4. Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan
5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda
Prinsip-prinsip etika
Setelah analisis selesai, prinsip atau aturan etika yang digunakan untuk membuat
keputusan adalah :

1. Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan anda
2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan semua orang, tindakan itu tidak baik
untuk dilakukan oleh siapa pun juga
3. Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat
untuk diambil.
4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur
5. Ambil tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit
6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh
seseorang kecuali jika ada pernyataan khusus yang lain.
Walaupun aturan-aturan etika ini tidak bisa member tuntunan praktis, namun tindakan-
tindakan yang belum bisa dikatakan sejalan dengan aturan-aturan ini perlu mendapat
perhatian yang lebih banyakdan diwaspadai. Kemunculan perilaku non-etis yang belum jelas
itu mungkin sama merugikannya dengan perilaku non-etis yang nyata bagi anda dan
perusahaan anda.

Aturan-aturan perilaku professional


Jika sekelompok orang mengklaim bahwa mereka professional, maka mereka memegang
hak-hak dan kewajiban-kewajiban khusus karena klaim khusus mereka atas pengetahuan,
kebijaksanaan, dan rasa hormat. Aturan-aturan professional pelaksanaan dipromulgasikan
oleh perkumpulan para professional seperti American Medical Association (AMA), American
Bar Association (ABA),Association of Information Technology Proffesionals (AITP),
dan Association of Computing Machinery (ACM). Para kelompok professional ini bertanggung
jawab atas peraturan parsial dari profesi mereka dengan menetapkan jalan masuk
kualifikasi dan kompetensi. Kode etik adalah janji-janji oleh kamu profesi untuk mengatur
dirinya sendiri dalam minat umum kemasyarakatan.
Beberapa dilema etika
Sistem informasi telah menciptakan dilemma-dilema etika baru dimasa sekumpulan minat
saling berbenturan satu sama lain. Misalnya, sebagian besar perusahaan telepon terkemuka
diAmerika Serikat memanfaatkan teknologi informasi untuk merampingkan satuan kerjanya.
Perangkat lunak pengenal suara bisa mengurangi kebutuhan atas operator manusia, yaitu
dengan memasangnya pada computer agar mengenali respons pelanggan atas serangkaian
pertanyaan yang sudah terkomputerisasi.

Sebagian besar perusahaan memonitor apa yang sedang dilakukan para karyawannya di
internet dengan maksud mencegah mereka membuang-buang sumber-sumber daya
perusahaan untuk aktivitas non-bisnis. Perkumpulan Komputer Internasional memecat
sedikitnya 10 karyawan dikantornya di Herndon pada bulan Desember 2000 karena
mengirimkan e-mail yang berbau seks secara eksplisit. Perusahaan Xerox memecat 40
pekerjanya di tahun 1999 karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di
Web. Perusahaan yakin mereka mempunyai hak untuk memonitor e-mail karyawan dan
penggunaan web karena fasilitas itu milik mereka dan penggunaannnya dimaksudkan untuk
tujuan bisnis saja, dan menciptakan fasilitas untuk maksud-maksud bisnis.
Dalam tiap kesempatan, Anda bisa menemukan persaingan nilai, dengan kelompok-
kelompok yang berada dalam suatu debat. Perusahaan mungkin beralasan, misalnya,
bahwa mereka punya hak untuk menggunakan system informasi untuk meningkatkan
produktivitas dan memperkecil satuan kerjanya sehingga bisa mengurangi biaya dan tetap
berada pada bisnis. Karyawan-karyawan yang digantikan oleh system informasi mungkin
beralasan bahwa pemilik perusahaan memiliki semacam kewajiban bagi kesejahteraannya.
Pemilik bisnis mungkin merasa bertanggung jawab untuk memonitor e-mail karyawan dan
penggunaan internet untuk meminimalkan kebocoran produktivitas.

Para karyawan mungkin percaya bahwa mereka harus mampu menggunakan internet untuk
mengerjakan tugas-tugas pribadi yang ringan sebagai ganti penggunaan telepon. Suatu
analisis yang lebih dekat mengenai fakta-fakta kadang kala bisa menghasilkan solusi
kompromi yang member “sebagian keuntungan” untuk setiap sisi.

1. Dimensi-dimensi moral dari system informasi


Pada bagian ini, kita akan lebih mendalami lima dimensi moral dari system informasi. Dalam
tiap dimensi kita mengidentifikasi level analisis etika, social, dan politik dan
menggunakancontoh-contoh nyata sebagai ilustrasi dari nilai-nilai terkait, pihak-pihak yang
berkepentingan (Stakeholder), dan pilihan-pilihan yang diambil.

Hak-hak informasi: kebebasan pribadi dan kebebasan dalam era internet


Kebebasan pribadi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari pengawasan
atau intervensi dari individu atau organisasi lain, termasuk negara.Keinginan untuk tidak
diganggu juga terjadi pada tempat kerja; berjuta-juta karyawan menjadi subjek
pengawasan elektronik dan bentuk-bentuk pengawasan berteknologi tinggi. Teknologi
informasi dan system mengancam keinginan individu atas kebebasan pribadi dengan
memungkinkannya invasi kebebasan pribadi secara mudah, murah, dan efektif.

Kebebasan pribadi dilindungi melalui konstitusi di AS, Canada, dan Jerman dalam beragam
cara, juga di Negara-negaara lainnya melalui beragam undang-undang. Di Amerika Serikat,
klaim kebebasan pribadi dilindungi terutama oleh Amandemen Pertama yang member
jaminan kebebasan berbicara dan berkumpul, perlindungan Amandemen keempat melawan
pencarian tak beralasan dan perampasan dokumen-dokumen pribadi atas rumah, dan
jaminan atas proses penggunaan hak. Undang-Undang Kebebasan Pribadi tahun 1974
merupakan yang paling penting diantara perundang-undangan tersebut, karena mengatur
pengumpulan, penggunaan, dan pengungkapan informasi di wilayah Negara bagian. Masa
kini, sebagian besar hukum kebebasan pribadi Negara bagian AS hanya berlaku pada
pemerintah federal dan mengatur hanya beberapa wilayah sector kebebasan pribadi.

Sebagian besar hukum kebebasan pribadi Amerika dan Eropa didasarkan pada aturan yang
disebut Fair Information Practices (FIP) atau Praktik Informasi yang Adil yang pertama-tama
ditetapkan dalam laporan yang dibuat pada tahun 1973 oleh komite penasehat pemerintah
federal (Kementrian Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan AS, 1973). Praktik
Informasi yang Adil (FIP) adalah serangkaian prinsip yang mengatur pengumpulan dan
pemanfaatan informasi mengenai individu. Prinsip-prinsip FIP didasarkan pada gagasan
mengenai “kesaling-ketergantungan minat” antar pemegang dokumen dan individu.
Individu memiliki keikutsertaan dalam transaksi, sedsangkan pemegang dokumen biasanya
perwakilan bisnis atau pemerintahan membutuhkan informasi mengenai individu untuk
mendukung transaksi. Setelah terkumpul, individu mempertahankan minat itu pada
dokumen, dan dokumen mungkin digunakan untuk mendukung aktivitas lain tanpa
persetujuan individu. Ditahun 1998, Komite Perdagangan Federal (Federal Trade
Commission) FTC menyatakan kembali dan memperluas peraturan FIP untuk member
tuntunan bagi perlindunga kebebasan pribadi secara online.

Tabel Prinsip Praktik Informasi yang adil dari FTC


Web site harus
menyingkapkan
praktik-praktik Harus ada
informasinya otoritas sah
sebelum pemilihan yang
mengumpulkan memungkinkan
data. konsumen
Mencakup memilih
identifikasi bagaimana
pengumpulan, informasi
penggunaan mengenai
data, penerima dirinya
data lainnya. digunakan
Perhatian/kesadaran Dan kualitas untuk tujuan
(prinsip inti) data lain selain
untuk
mendukung
Konsumen transaksi,
harus termasuk
dimungkinkan penggunaan
melihat internal dan
kembali dan pengalihannya
menguji Pilihan/Persetujuan kepada pihak
Akses/partisipasi keakuratan dan (prinsip inti) ketiga.
kelengkapan Pengumpulanm
data terkumpul data harus
mengenai bertanggung
dirinya dalam jawab untuk
proses yang memastikan
singkat dan bahwa
murah. informasi
konsumen
Harus ada akurat dan
mekanisme aman dari
untuk pemanfaatan
melaksanakan yang tidak
prinsip-prinsip Keamanan berhak.
PIA. Hal ini
dapat
menyangkut
peraturan diri,
peraturan yang
memungkinkan
konsumen
dipulihkan dari
pelanggaran
atas informasi
dirinya, atau
perundangan
dan hukum
Pelaksanaan federal lain.
FIP dan FTC digunakan sebagai penuntun untuk mengarahkan perubahan-perubahan dalam
perundang-undangan mengenai kebebasan pribadi. Pada bulan juli 1998, Kongres AS
menyetujui Undang-Undang Pelindungan Kebebasan Pribadi Online Anak-Anak (COPPA),
mengharuskan website membuat izin orang tua sebelum melakukan pengumpulan informasi
pada anak-anak dibawah usia 13 tahun. (Hukum ini mengandung bahaya penyalahgunaan).
FTC merekomendasikan perundangan tambahan untuk melindungi kebebasan pribadi
konsumen online dalam jaringan periklanan seperti DoubleClick, yang mengumpulkan
catatan aktivitas web konsumen untuk membuat profil detail yang kemudian digunakan oleh
perusahaan lainnya untuk menargetkan iklan online. Perundangan kebebasan pribadi e-
commerce lainnya berpusat pada perlindungan penggunaan kode identifikasi pribadi
(PIN=Personal Identification Number) online seperti kode jaminan social, pembatasan e-
mail, dan pelanggaran penggunaan program “spyware” yang bisa mencetak aktivitas online
pengguna tanpa sepengetahuan pengguna.

Perlindungan kebebasan pribadi juga ditambahkan pada hukum-hukum yang dikeluarkan


akhir-akhir ini yang mengatur layanan keuangan dan perlindungan pemeliharaan dan
pengiriman informasi kesehatan mengenai individu. Undang-Undang Gramm-Leach-Bliley
1999, yang mencabut batasan-batasan terdahulu mengenai afiliasi antar bank, perusahaan
sekuritas, dan perusahaan asuransi, mencakup beberapa perlindungan kebebasan pribadi
bagi konsumen layanan keuangan. Semua institusi keuangan harus lebih transparan
mengenai kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang dilakukannya untuk melindungi
kebebasan pribadi dalam hal informasi pribadi non-publik, dan untuk memungkinkan
konsumen mengelola sendiri pengaturan bagi-pakai informasi pribadi dengan pihak ketiga.
Undang-Undang Kewajiban Asuransi Kecelakaan (HIPAA) 1996 mencantumkan aturan-
aturan perlindungan kebebasan pribadi unuk catatan-catatan medis yang telah diselesaikan
penyusunannya pada 14 April 2002. Hukum tersebut member wewenang kepada pasien
untuk mengakses catatan medis merek yang disimpan oleh penyedia jasa medis, rumah
sakit, dan pemberi asuransi kesehatan, selain itu juga member hak penuh untuk mengatur
penggunaan atau pengungkapan catatan tersebut.

Tantangan-tantangan internet bagi kebebasan pribadi


Teknologi Internet membawa tantangan-tantangan baru terhadap perlindungan kebebasan
individu. Informasi yang dikirimkan melalui jaringan memiliki peluang melewati beragam
system computer sebelum pada akhirnya sampai ke tujuan akhir. Masing-masing system itu
mampu melakukan pemantauan, penangkapan, dan penyimpanan komunikasi
yang melewatinya.

Sangat dimungkinkan untuk merekam banyak aktivitas online, termasuk newsgroups atau
file-file apa yang diakses oleh seseorang, Website dan halaman Web mana yang telah
dikunjungi oleh seseorang, dan item-item apa yang telah diakses atau dibali melalui Web.
Semua tindakan pemantauan dan pelacakan ini terlaksana di latar belakang tanpa
sepengetahuan pengunjung. Alat-alat untuk memantau kunjungan World Wide Web menjadi
terkenal karena membantu organisasi untuk menentukan siapa yang mengunjungi Website
mereka dan bagaimana menyusun sasaran promosi secara lebih baik. (Sebagian
perusahaanjuga melakukan pemantauan penggunaan Internet pada karyawannya; seberapa
jauh mereka memanfaatkan sumber-sumber milik perusahaan.) Website retail sekarang
memiliki akses ke perangkat lunak yang memungkin mereka untuk memperhatikan perilaku
belanja online dari individu atau kelompok, sementara mereka mengunjungi Web site dan
melakukan pembelian. Tuntutan komersil untuk informasi pribadi ini tampaknya tidak
pernah akan terpuaskan.

Website bisa mempelajari identitas pengunjungnya jika si pengunjung secara sukarela


melakukan registrasi pada Web site tersebut untuk melakukan pembelian produk atau jasa
atau mendapat layanan gratis, misal informasi. Web site juga bisa mengambil informasi
mengenai pengunjung tanpa sepengetahuan mereka melalui teknologi “cookie”. Cookies
adalah file-file berukulan kecil yang disimpan pada hard disk computer sewaktu pengunjung
mengunjungi website tertentu.

Sebagai tambahan atas pengesahan secara hukum, dikembangkan beragam teknologi baru
untuk member perlindungan kebebasan pribadi pengguna selama melakukan interaksi pada
Website. Sebagian besar alat ini digunakan untuk mengenkripsi e-mali, untuk membuat
aktivitas e-mail atau berselancar di Web tampak anonym, atau untuk mencegah agar
computer pengguna tidak menerima “cookies”

Minat sekarang berkembang dalam alat-alat yang bisa membantu pengguna menentukan
jenis data pribadi apa yang bisa diekstrak oleh Website. Platform Acuan Kebebasan Pribadi
(Platform for Prifacy Preference) dikenal dengan sebutan P3P, memungkinkan komunikasi
otomatis mengenai kebijakan-kebijakan kebebasan pribadi antara situs-situs e-commerce
dan para pengunjungnya. P3P memberikan standar untuk mengkomunikasikan kebijakan
kebebasan pribadi Web site kepada para pengguna internet dan untuk membandingkan
kebijakan tersebut dengan acuan-acuan pengguna atau dengan standar lainnya, misalnya
penuntun dari FIP FTC atau Instruksi Perlindungan Data dari Komisi Eropa. Pengguna bisa
menggunakan P3P untuk memilih tingkat privasi yang diinginkan sewaktu berinteraksi
dengan Website.
Standar P3P memungkinkan Website untuk memplubikasi kebijakan menmgenai kebebasan
pribadi dalam format yang bisa dipahami oleh computer. Jika sudah sesuai dengan
aturanm-aturan P3P, kebijakan kebebasan pribadi menjadi bagian dari perangkat lunak
untuk masing-masing bagian dari perangkat lunak untuk masing-masing halaman Web.
Para pengguna yang menggunakan versi Microsoft Internet Explorer versi terakhir bisa
mengakses dan membaca kebijakan kebebasan pribadi P3P dan daftar semua cookie yang
berasal dari Website tersebut. Internet Explorer memungkinkan penggunanya untuk
melakukan pengaturan computer agar menampilkan semua cookie atau sebagian saja
sesuai tingkat privasi. Misalnya, level “medium” m,enerima cookies dari situs “pihak-
pertapa” yang memiliki kebijakan opt-in atau op-out, namun menolak cookies pihak ketiga
yang menggunakan pengidentifikasi informasi pribadi tanpa kebijakan opt-in.

Fungsi
Perlindungan
Kebebasan Pribadi Keterangan Contoh

Pengelolaan Memblokir atau Microsoft


Cookies membatasi cookies Internet
dari penempatannya Explorer 5 dan 6
pada komputer CookieCrusher
pengguna

Mengendalikan iklan
yang muncul (pop-
up) berdasarkan
profil pengguna dan
mencegah iklan
tersebut melakukan
pengumpulan atau
pengiriman
Memblokir Iklan informasi. AdSubstract

Mengacak e-mail
Mengekripsi e-mail atau data sehingga Pretty Good
atau data tidak bisa dibaca Privacy

Memungkinkan
pengguna
berselancar pada
Web tanpa
teridentifikasi atau
mengirimkan e-mail
Menganonimkan anonim Anonimyzer.com

Namun demikian, P3P hanya bekerja dengan Web site yang menjadi anggota konsorsium
World Wide Web yang telah menerjemahkan kebijakan kebebasan pribadi pada Web sitenya
ke dalam format P3P. Teknologi ini akan menampilkan cookies dari Web site yang bukan
bagian dari konsorsium, namun pengguna tidak bisa mendapatkan informasi pengirim atau
pernyataan kebebasan pribadi. Para pengguna juga perlu mendapat pengarahan mengenai
interpretasi pernyataan privasi perusahaan dan level privasi P3P.

Isu-isu etika
Isu-isu etika mengenai kebebasan pribadi dalam era informasi ini adalah sebagai berikut :
Dalam kondisi apa saya (Anda) dianggap menyerang atau melanggar kebebasan pribadi
seseorang? Peraturan-peraturan apa yang berbicara mengenai interferensi
kehidupan orang lain melalui pengawasan secara diam-diam, melalui penelitian pasar, atau
melalui medium apa pun? Apakah kita perlu memeberitau orang yang bersangkutan jika
ingin mengambil data-data informasi dirinya? Haruskah kita mengumumkan kepada orang-
orang bahwa kita menggunakan informasi yang terkumpul untuk tujuan review karyawan.

Isu-isu sosial
Isu-isu sosial mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada perkembangan
“pengharapan kebebasan pribadi” atau norma-norma kebebasan pribadi, dan sikap punlik.
Dalam wilayah kehidupan apa kita, sebagai masyarakat, harus mendorong orang-orang
untuk berfikir bahwa mereka ada pada “wilayah pribadi” sebagai lawan dari sudut pandang
public? Misalnya, haruskah kita sebagai seorang anggota masyarakat mendukung orang-
orang untuk mengembangkan pengharapan kebebasan pribadi sewaktu menggunakan e-
mail, telepon seluler, bulletin board, system posral, tempat kerja, atau jalan raya? Haruskah
pengharapan-pengharapan kebebasan pribadi meluas sampai menimbulkan konspirator
kejahatan?

Isu-isu politik
Isu-isu politik mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada perkembangan
perundang-undangan yang mengatur relasi antara pemegang dokumen/catatan dan
individu. Haruskah kita mengizinkan FBI untuk mengawasi e-mail agar bisa melacak
penjahat atau teroris. Sampai sejauh apa situs-situs e-commerce dan bisnis lainnya
dimungkinkan untuk mempertahankan data pribadi mengenai individu?

Hak-hak kepemilikan : Properti Intelektual


Rahasia Dagang

Produk karya intelektual apapun yang digunakan untuk sebuah tujuan bisnis dapat
diklasifikasikan sebagai rahasia dagang, asalkan hak itu tidak didasarkan pada informasi di
domain publik. Perlindungan untuk rahasia dagang bervariasi di setiap negara.
Hak cipta

Hak cipta (copyright) adalah pengakuan oleh undang-undang yang melindungi pencipta
kekayaan intelektual dari penggandaan hasil karyanya oleh pihak lain untuk tujuan apa pun
selama usia hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah penciptanya meninggal dunia.
Maksud dari undang-undang hak cipta ini adalah mendorong kreativitas dan penciptaan
dengan memastikan bahwa seseirang yang kreatif tersebut menerima manfaat keuangan
dan yang lainnya atas hasil karyanya.

Hak paten
Hak paten (patent) memberikan hak monopoli ekslusif kepada pemilik gagasan yang
melatarbelakangi suatu penemuan selama 20 tahun. Maksud kongres AS dibalik undang-
undang hak paten adalah untuk memastikan bahwa penemuan mesin, perangkat atau
metode yang baru akan menerima upah uang dan lainnya atas usahanya dan masih dapat
memperluas penggunaan dari penemuan itu dengan gagasan tersebut sesuai lisensi hak
paten. Pemberian hak paten ditentukan oleh Badan Hak Paten AS dan mengandalkan hasil
putusan pengadilan.

Isu-isu etika
Isu-isu etika pokok menaruh perhatian pada perlindungan kepemilikan intelektual seperti
perangkat lunak, buku digital, musik digital, video digital. Haruskah saya(Anda)
menggandakan sebagian perangkat lunak atau materi digital yang dilindungi oleh rahasia
dagang, hak cipta, dan atau paten untuk tujuan pribadi? Apakah ada nilai yang
berkelanjutan dalam melindungi kepemilikan intelektual jjika bisa dengan mudahnya
digandakan dan didistribusikan melalui internet.

Isu-isu sosial
Ada beberapa isu sosial yang berhubungan dengan kepemilikan yang diangkat oleh
teknologi informasi baru. Sebagian besar ahli setuju bahwa hukum kepemilikan intelektual
sekarang ini kurang berfungsi dengan era informasi. Laporan penelitian yang dilakukan di
Amerikan menyebutkan bahwa secara rutin beberapa hukum kepemilikan dilanggar-mulai
dari pengutipan tanpa izin terhadap cuplikan dokumen hingga penggandaan buku dan
perangkat lunak. Kemudahan menggandakan perangkat lunak dan content digital semakin
membuat kita sebagai bagian dari masyarakat pelanggar hukum. Pencurian rutin seperti ini
secara signifikan mengancam penyebaran bentuk-bentuk teknologi baru dan, karena itu
mengancam pula kemajuan-kemajuan dalam produktivitas dan kehidupan sosial yang lebih
baik.

Isu-isu politik
Isu politik utama yang berhubungan dengan kepemilikan menaruh perhatian pada
penyusunan ukuran-ukuran perlindungan kepemilikan untuk melindungi investasi yang
dibuat oleh pencipta perangkat lunak, buku-buku digital, dan hiburan digital. Microsoft dan
1400 perangkat lunak lainnya dari perusahaan content informasi tergabung dalam Asosiasi
Industri Informasi dan Perangkat Lunak (SIIA), yang mendorong dikeluarkannya hukum-
hukum baru dan pelaksanaan hukum-hukum yang sudah ada untuk melindungi kepemilikan
intelektual di seluruh dunia. SIIA dibentuk pada 1 januari 1999, dari bergabungnya Asosiasi
Penerbit Perangkat Lunak dengan Ssosiasi Industri Informasi. SIIA menerbitkan hotline anti
pembajakan untuk para individu agar melaporkan aktivitas pembajakan serta
menyebarluaskan program edukasi untukm membantu organisasi melawan pembajakan
perangkat lunak dan telah mempublikasi penuntun untuk karyawan dalam menggunakan
perangkat lunak.

Perkumpulan yang menentang SIIA banyaknya kelompok dan jutaan individu yang yakin
bahwa hukum anti pembajakan tidak bisa dilaksanakan dalam era digital dan bahwa
perangkat lunak seharusnya gratis atau dibayar hanya berdasarkan kerelaan. Menurut
kelompok-kelompok ini, ada keuntungan sosial yang lebih besar dari distribusi perangkat
lunak secara bebas.

Akuntabilitas, Pertanggung jawaban secara hukum, dan Kontrol


Bersamaan dengan dikeluarkannya hukum-hukum kepemilikan dan kebebasan pribadi,
teknologi informasi baru memberi tantangan atas hukum dan praktik-praktik sosial yang
ada yang member perlindungan kepada individu dan institusi. Jikas seseorang merasa
dirugikan disebabkan oleh mesin yang sebagian dikendalikan oleh perangkat lunak, siapa
yang dianggap bertanggung jawab dan dimintaui pertanggung jawaban ? Haruskah papan
pengumuman public atau layanan el;ektronik seperti Amerika Online mengizinkan
p[engiriman materi-materi pornografi atau materi lainnya yang melanggar hukum (Sebagai
pemancar), atau haruskah mereka dianggap tidak bertanggung jawab atas segala bentuk
materi yang dikirimkan oleh penggunannya? Bagaimana dengan internet? Jika anda meng-
outsource proses informasi, dapatkah anda dianggap vendor eksternal yang bertanggung
jawab untuk segala kerugian yang ditanggung oleh konsumen?

Isu-isu etika
Isu-isu etika yang berhubungan dengan pertanggung jawaban disebabkan oleh teknologi
informasi yang baru adalah apakah individu dan organisasi yang menciptakan,
menghasilkan, dan menjual system (baik perangkat keras maupun lunak),secara moril
bertanggung jawab untuk konsekuensi penggunaannya. Jika benar, karena alasan apa?
Pertanggung jawaban secara hukum apa dan kewajiban apa yang harus dipercaya oleh
pengguna, dan apa yang harus dipercaya oleh provider?

Isu-isu sosial
Isu-isu sosial yang berhubungan dengan pertanggung jawaban menaruh perhatian pada
harapan-harapan bahwa masyarakat seharusnya diberi kemungkinan untuk
mengembangkan pelayanan jasa system informasi. Haruskah individu dan organisasi
didorong untuk mengembangkan perangkat cadangan agar bisa dengan mudah
mengantisipasi kegagalan system, atau haruskah organisasi secara ketat dianggap
bertanggung jawab atas layanan system yang diberikan? Jika organisais secara ketat
dianggap bertanggung jawab, dampak apa yang terjadi terhadap pengembangan system
layanan yang baru? Dapatkah masyarakat mengizinkan jaringan dan papan pengumuman
public memasang informasi yang berbau fitnah, ketidakbenaran, dan salah persepsi
sehingga merugikan banyak orang lain? Atau haruskah perusahaan penyedia jasa informasi
membuat sendiri peraturan mereka, termasuk dalam hal penyensoran informasi?

Isu-isu politik
Isu-isu sosial yang berhubungan dengan pertanggungjawaban adalah debat antara
penyedia jasa informasi untuk segala macam bentuknya (mulai dari developer perangkat
lunak sampai penyedia jasa layanan jaringan), yang menginginkan sedapat mungkin
dibebaskan dari pertanggungjawaban secara hukum (dan berarti memaksimalkan
keuntungan mereka), dan layanan individu-pengguna, organisasi, dan komunitas- yang
menginginkan agar organisasi dianggap bertanggung jawab secara hukum karena member
layanan system berkualitas tinggi (dan berarti nmemaksimalkan kualitas layanannya).
Penyedia jasa berargumen bahwa mereka akan menarik diri dari pasar jika dianggap
bertanggungjawab secara hukum, padahal para pengguna layanan berargumen bahwa
hanya jika penyedia jasa mengakui bertanggung jawab secara hukum, maka mereka
merasa mendapat jaminan layanan berkualitas baik dan mengimbangi kerugian-kerugian
yang terjadi. Haruskah perundang-undangan membebankan tanggung jawab atau
membatasi tanggu jawab kepada para penyedia jasa? Perpecah mendasar ini menjadi pusat
beragam konflik politik dan hukum.

Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu:


1. Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang dilakukan
dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik
untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.
2. Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang
dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan
komputer yang dimasukinya.
3. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum
atau mengganggu ketertiban umum.
4. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
5. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan
komputer (computer network system) pihak sasaran.
6. Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan,
perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
7. Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap
hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
8. Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi
seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya
ditujukan terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan
secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain akan dapat merugikan
korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM,
cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, ketika programmer untuk
suatu bank membuat tambahan diprogram sehingga program tersebut tidak dapat
menunjukkan bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampaui batas. sehingga pada
tahun 1984 dalam Kongres AS menyetujui UU federal yang khusus diterapkan untuk
kejahatan computer, yaitu:

1. memberikan saran kepada Kongres mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan


kejahatan komputer terhadap usaha kecil.
2. menetapkan bahwa seseorang yang mendapat akses ke informasi yang berkaitan
dengan pertahanan nasional dan hubungan luar negeri tanpa otorisasi merupakan
pelanggaran.
Dengan demikian hukum bagi penggunakan computer berangsur-angsur mulai dikenal dan
semakin bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer yaitu:

 Aplikasi bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat


 Electronic commerce (e-commerce)
 Electronic data interchange (EDI)
 Desentralisasi server
 Transisi dari single vendor ke multi vendor
 Teknologi yang semakin canggih
Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika
seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku. Hukum paling
mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari
etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.

1. Perlunya budaya etika


Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya.
Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan
harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya.
Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
Bagaimana budaya etika diterapkan merupakan salah satu tugas manajemen puncak yaitu
memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi, melalui semua
tingkatan dan menyentuh semua pegawai.

1. Etika dan jasa informasi


Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi Komputer untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Oleh karena
itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu :

 Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;


 Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut
digunakan secara tepat.
Tiga alasan utama atas minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, adalah :

 Kelenturan logis, kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang


kita inginkan.
 Faktor transformasi, berdasarkan fakta bahwa komputer dapat mengubang secara
drastic cara kita melakukan sesuatu (misalnya penggunaan e-mail, konferensi video,
dan konferensi jarak jauh).
 Faktor tak kasat mata, komputer dipandang sebagai kota hitam. Semua operasi internal
komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal tersebut membuka peluang
pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat
dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
1. Hak sosial dan komputer
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Hak ini
dapat dipandang dari segi komputer atau dari segi informasi yang dihasilkan computer
yaitu:

1. Hak atas komputer


2. Hak atas akses komputer
3. Hak atas keahlian komputer
4. Hak atas spesialis komputer
5. Hak atas pengambilan keputusan
6. Hak atas informasi
7. Hak atas Privacy
8. Hak atas Accuracy
9. Hak atas Property
10. Hak atas Accessibility
Kontrak sosial jasa informasi

Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan bahwa jasa


informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer
akan digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak tersebut menyatakan bahwa :

1. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi seseorang.
Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer. Hak milik
intelektual akan dilindungi.
2. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi. Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus
bertanggung jawab atas kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan
diterapkannya.

Anda mungkin juga menyukai