Indonesia dikenal sebagai negara terbesar kedua dengan sumber daya
hayati yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Di Indonesia terdapat lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan, lebih kurang 7.500 jenis diantaranya termasuk tanaman berkhasiat obat (Kotranas, 2006). Tanaman yang berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman obat. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit (Flora, 2008). Banyak tamanan obat saat ini sedang diteliti untuk mengetahui kandungan bahan aktif didalamnya yang berkhasiat sebagai pengobatan, salah satunya adalah tanaman kencur (Kaempferia galanga L)
Kencur (Kaempferia galanga L) termasuk salah satu jenis empon-empon
atau tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Kencur tumbuh di berbagai tempat di dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 80-700 m di tanah yang subur dan gembur (Syukur dan Hernani, 2001). Kencur merupakan tanaman yang mudah didapat dan bernilai ekonomis cukup tinggi sehingga banyak dibudidayakan dan diperdagangkan bagian akar yang berada dalam tanah yang disebut dengan rimpang atau rhizoma. Bagian rimpangnya digunakan sebagai bahan baku industri obat tradisional, bumbu dapur, bahan makanan, maupun minuman penyegar lainnya (Rostiana dkk., 2003).
Banyak senyawa di dalam kencur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku ataupun bahan tambahan, salah satunya adalah kandungan etil para metoksi sinamat (EPMS). Berdasarkan hasil penelitian Umar et al. (2012), kandungan metabolit sekunder yang terdapat di dalam ekstrak rimpang kencur diantaranya asam propionat sebanyak 4,7%, pentadekan sebanyak 2,08%, 1, 81% asam tridekanoat, 1,21-decosadiene sebanyak 1,47%, betasitosterol sebanyak 9,88%, dan komponen terbesar adalah etil para metoksi sinamat (EPMS) dengan persentase sebanyak 80,05%. Jika dilihat dari struktur kimianya, etil para metoksi sinamat (EPMS) ternyata mirip dengan oktil para metoksi sinamat (OPMS) yang selama ini banyak digunakan sebagai bahan aktif tabir surya. Senyawa yang memiliki struktur molekul mirip biasanya memiliki potensi yang hampir sama, di samping itu keduanya juga merupakan golongan sinamat yang telah lama digunakan sebagai bahan tabir surya ( Umar et al, 2012 ).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, masalah yang dapat diidentifikasi diantaranya adalah: 1. Bagaimana cara isolasi senyawa etil para metoksinamat (EPMS) dalam kencur? 2. Bagaimana cara identifikasi senyawa etil para metoksinamat (EPMS) dalam kencur? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui cara isolasi senyawa etil para metoksinamat (EPMS) dalam kencur 2. Mengetahui cara identifikasi senyawa etil para metoksinamat (EPMS) dalam kencur? 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti ilmiah yang berkaitan dengan tanaman Kencur (Kaempferia galanga L) diantaranya adalah: 1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tanaman kencur memiliki banyak kandungan senyawa terutama senyawa etil para metoksinamat (EPMS) yang memiliki banyak manfaat. 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Alam Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) Jalan Soekarno Hatta No.354 Bandung. Dilakukan pada bulan September 2019 sampai dengan Januari 2020.