9.1.1.1 SK Payung Kebijakan Mutu
9.1.1.1 SK Payung Kebijakan Mutu
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PILOHAYANGA
Jln. P. Hippy, Desa Dulohupa, Kec. Telaga, Email : pkm.pilohayanga@gmail.com
TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KINERJA
PUSKESMAS PILOHAYANGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS PUSKESMAS PILOHAYANGA
Menimbang :
a. bahwa agar pelaksanaan kegiatan mutu dan kinerja
Puskesmas dilakukan secara konsisten dan sistematis;
b. bahwa sebagai acuan dalam menyusun pedoman (manual)
mutu dan kinerja Puskesmas;
Memutuskan
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PILOHAYANGA TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS
Kedua : PILOHAYANGA
Kebijakan Mutu dan Kinerja Puskesmas Pilohayanga
Ketiga : sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkandi : Pilohayanga
Pada tanggal : 2019
KEPALA
PUSKESMASPILOHAYANGA
CINDRADEWI TANGAHU
KEBIJAKAN MUTU
DI PUSKESMAS PILOHAYANGA
1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab Admen, UKP dan UKM
wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para Pimpinanwajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu
dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Pilohayanga
dengan pendekatan multi disiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen
Mutu. Semua kegiatan upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun
masyarakat harus melibatkan pasien, keluarga dan masyarakat dan senantiasa
menggali masukan untuk upaya perbaikan secara berkesinambungan sehingga
puskesmas dapat meningkatkan mutu pelayanan.
4. Seluruh karyawan Puskesmas Pilohayanga harus memahami mengenai
sasaran mutu dan bersama-sama melaksanakan semua perbaikan dalam rangka
menjamin mutu pelayanan puskesmas
5. Perencanaan mutu berisi :
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya–upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
6. Penerapan manajemen risiko pada semua linipelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM :
a. Manajemen resiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cidera, dan keadaan potensial
cidera.
b. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk didalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
c. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
d. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
e. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
7. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf.
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan.
d. Sesuai dengan praktik klinisyang sehat.
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen resiko.
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas.
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik.
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait.
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan system
pelayanan.
1. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.