TINJAUAN PUSTAKA
distal. Serat tendon quadriceps menyelimuti bagian anterior dari patella dan
bersatu dengan patellar ligament pada bagian distal. Artikulasi yang dibentuk oleh
bentuk varian dari morfologi patella, dimana tipe I dan II bentuk yang stabil,
sedangkan varian lain mempunyai bentuk lebih cenderung untuk terjadinya lateral
subluksasi. 6
Femoral trochlea dipisahkan dari medial dan lateral femoral condyle oleh
ridge (bubungan). Pada fleksi 10-20 derajat, bagian distal pole dari patella
melakukan kontak pertama kali dengan trochlea, pada saat sudut fleksi
ditingkatkan area kontak berpindah ke proksimal dan lateral. Area kontak yang
Gambar 2.2 Area Kontak dari Patellofemoral pada sudut fleksi yang berbeda.
Fungsi biomekanik yang utama dari patella adalah untuk meningkatkan kinerja
dari mekanisme quadriceps. Beban yang melewati sendi akan meningkat seiring
dengan fleksi sendi lutut, tetapi dengan area kontak yang juga meluas maka
tekanan yang didapat juga akan tersebar. Jika dilakukan tahanan ketika akan
melakukan ekstensi, maka tekanan yang didapat akan meningkat tetapi daerah
yang mendapat tekanan akan menyusut, dimana hal ini akan menyebabkan nyeri
pada patellofemoral . 6
Gambar 2.3 Merchant View dari sendi patellofemoral normal. (Dari Insall & Scott, Surgery of
The Knee)
Pengetahuan terhadap anatomi dan biomekanik dari patella fundamental untuk
mengetahui perbedaan patologis yang dapat terjadi pada anterior lutut. Ketinggian
dari patella yang abnormal dapat terlihat dari banyak kondisi yang melibatkan
sendi patellofemoral. Patella alta yang dikenal sebagai patella letak tinggi yang
abnormal berhubungan dengan kondisi nyeri pada anterior sendi lutut. instabilitas
dari patella dan Osgood Schlatter’s, sedangkan patella baja atau infera, merupakan
sebuah kondisi dimana patella letak rendah yang abnormal, biasanya kondisi ini
dapat menyebabkan nyeri pada anterior sendi lutut, dan terbatasnya fleksi dari
sendi lutut, biasanya disebabkan oleh komplikasi dari pembedahan dan trauma.7
pemeriksaan radiografi sendi lutut, dimana ada 3 pemeriksaan standar yang dapat
dilakukan yaitu, anteroposterior, lateral dan axial (sunrise atau merchant). Dalam
merupakan proyeksi lateral. Lateral view diambil dalam posisi sendi lutut fleksi
30 derajat dan pasien berbaring miring pada sisi lutut yang akan dilakukan
pemeriksaan. Pada posisi ini patellar tendon tidak berada dalam keadaan tension.
Kaset akan berada diposisi lateral dari sendi lutut dan sinar x-ray akan diarahkan
tegak lurus dari kaset. Rotasi harus dihindari untuk mencegah terjadinya
pengaburan dari marker pengukuran pada tulang (tibia tubercle). Pada proyeksi
ini maka akan terlihat adanya gambaran dari tendon quadriceps, patella, patellar
Quadriceps dan patellar tendon dapat dievaluasi cukup baik dengan proyeksi ini.6
2.3 Metode Pengukuran Ketinggian Patella
Pada saat ini berkembang tehnik untuk pengukuran dari ketinggian patella.
Secara garis besar bisa dibagi menjadi 2 grup : posisi dari patella dengan femur
1) Indirect Method
• Metode Insall-Salvati
Metode ini pertama sekali dikenalkan oleh Insall dan Salvati pada 1971. Ini
terbukti lebih mudah digunakan, tidak memerlukan sudut fleksi tertentu, dan nilai
normalnya berkisar antara 1,0 (0,8-1,2) lebih mudah untuk diingat. Walaupun
tidak mudah untuk menentukan batas pengukurannya pada tulang, dan juga
ukuran dari patella bisa bervariasi dan pertumbuhan tulang patella yang abnormal
radiografi digital dapat dibedakan dengan mudah patellar tendon dengan jaringan
lunak disekitarnya. Pengukuran ini tidak tepat dilakukan pada penderita Osgood
Schlatter. 7
diantaranya :
dilakukan (20-70 0)
• Independen dalam ukuran dari sendi dan juga pembesaran
radiografi.
Insall dan Salvati menjelaskan ketinggian patella normal dengan panjang dari
patellar tendon. Pengukuran dilakukan dengan 114 sampel pada penderita cedera
meniscus. Semua sampel merupakan orang dewasa, dan pada foto tidak ada yang
antara lain :
Panjang dari tendon patella hampir sama dengan panjang dari patella. Nilai
rata-ratanya adalah 1,02 dengan SD 0,13. Telah disimpulkan juga bahwa pada
lutut normal, panjang dari patellar tendon tidak berbeda dengan panjang patella
Pada studi lain yang dilakukan oleh Jacobsen dan Bertheussen dengan 50
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Agletti yang melakukan pengukuran
pada 150 lutut normal dengan menggunakan metode Insall Salvati. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa patella letaknya lebih tinggi pada wanita (1,06)
permukaan artikular dari patella dengan garis tegak lurus antara inferior dari
patella dengan garis horizontal dari tibia plateau. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Seil dkk serta Berg dkk, keduanya menemukan bahwa tehnik ini
observasi :
1. Marker radiografi pada tibial tubercle bisa sulit dinilai pada kasus
Osgood Schlatter.
ukurannya,
perpendicular dari bagian terbawah dari batas artikular patella ke tibia plateau
(A) dan panjang dari permukaan artikular patella (B) yang diukur dalam posisi
kaki fleksi 30 derajat. Rasio A/B pada 171 lutut normal didapatkan nilai 0,80 (SD
menggunakan bentuk dari patella. Mereka menemukan bahwa pada pasien dengan
patella alta dan dengan patella dengan bentuk yang panjang bisa menyebabkan
false nilai normal Insall Salvati index. Untuk mengatasi masalah ini maka
antara bagian inferior artikular patella dan tibial tuberositas dan dengan panjang
dari permukaan artikular. Dengan kata lain pada metode ini mempunyai referensi
poin bagian distal yang sama dengan Insall-Salvati, sedangkan pada bagian
proksimal sama dengan referensi poin pada metode Caton. Pada studi ini
dilakukan pemeriksaan dengan 100 sampel lutut, yang didapatkan hasil rasio
normal 1,5 (range 1,2-2,1). Rasio 2 atau lebih bisa dinyatakan sebagai patella
alta.6
• Metode Caton-Deschamps
antara batas inferior dari permukaan artikular patella dengan sudut anterosuperior
dari tibia plateau. Bagaimanapun, dijumpai masalah dalam menentukan batas dari
artikular patella dan juga batas pada tibia plateau. Akan tetapi menurut Berg,
metode ini juga lebih baik setelah metode pengukuran berdasarkan Blackburne
dan Peel, dalam melihat kesalahan inter-observer. Batas nilai normal pada
pengukuran ini terlalu luas (0,6-1,3). Metode ini sulit digunakan pada penderita
OA sendi lutut. 6
Metode diatas merupakan metode yang paling popular dan relatif lebih mudah
digunakan. Pengambilan radiografi dari sendi lutut tidak memerlukan sudut yang
pasti asalkan patellar tendon tidak dalam keadaan yang tension (ketat) yaitu dalam
a
Gambar 2.4 (a) Metode Caton-Deschamps. (b) metode Insal-Salvati, (c) metode
Blackburne-Peel, (d) metode Modified Insal-Salvati .(dari Pottner, Pakzad : The
Evaluation of Patellar Height : A Simple Method. The Journal of Bone and Joint Surgery
2011 ;93:73-80).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Portner dkk yang dipublikasikan di The
Journal of Bone & Joint Surgery pada 2011 menjelaskan bahwa metode
metode penilaiannya tetap pada radiografi lateral knee joint. Lebih mudah
dibentuk oleh garis tangensial dari tulang subchondral medial tibia plateau dan
garis yang ditarik dari posterior tibia plateau ke inferior artikular dari patella.
Rata-rata sudut yang dibentuk pada pengukuran ini antara 25 derajat, sudut <20
derajat dianggap patella infera (baja), dan >30 derajat dianggap patella alta.4
lateral dari sendi lutut dengan posisi sendi lutut fleksi 30 derajat, tetapi
Metode pengukuran lainnya yang ada dijelaskan oleh Hepp pada 1984 yaitu
• Blumensaat’s line
fleksi 30 derajat, bagian pole bawah dari patella berada dalam garis proyeksi
antara pole inferior dari patella dengan “Blumensaat line” garis proyeksi antara
anterior batas atas femoral trochlea. Dimana nilai normal adalah 0. Pengukuran
dengan metode ini posisi lutut harus dalam keadaan fleksi 30 derajat. Tetapi
pada anak-anak. Studi ini hanya satu-satunya yang dilakukan pada anak-anak
karena pada anak-anak metode pengukuran yang ada pada orang dewasa tidak
bisa digunakan karena proses ossifikasi pada anak-anak belum terjadi sempurna.
Pada studi ini dilakukan pengukuran serial radiografi dengan interval 6-12 bulan
selama lebih dari 10 tahun. Pengukuran dilakukan dengan cara jarak antara
superior pole dari patella ke tibia plateau dikurangi dengan panjang dari patella.
melakukan pengukuran antara garis yang ditarik dari titik tengah dari patella ke
titik tengah dari tibia dibandingkan dengan garis tengah epiphyseal ossifikasi tibia.
Walaupun penelitian ini melibatkan jumlah sampel yang kecil 59 lutut pada 36
anak, metode ini memberikan nilai yang stabil pada semua pemeriksaan dengan
sudut fleksi sendi lutut yang berbeda antara 30 derajat -90 derajat.1
Tabel 2.2 Metode Pengukuran Indirect (dari Philips, Silver, Schranz, Mandalia. The
Measurement of Patellar Height. Journal Bone and Joint Surgery (Br) 2010 ;92-B: 1045-53
Tabel 2.3 Metode Pengukuran Ketinggian patella pada anak-anak (dari Philips, Silver,
Schranz, Mandalia. The Measurement of Patellar Height. Journal Bone and Joint Surgery (Br)
2010 ;92-B: 1045-53
Posisi patella berhubungan dengan panjang dari patella tendon. Patella alta erat
trochlear grove. Patella alta, telah diidentifikasi pada kasus-kasus dari instabilitas
patellofemoral. 6
1) Patella Infera (Baja)
disebabkan oleh posisi inferior dari patella bila dibandingkan dengan lutut. Pada
terutama setelah transfer tibial tubercle, ACL rekonstruksi, pergantian sendi lutut,
juga dianggap sebagai faktor resiko dari cedera pada anterior cruciate ligament
dan juga dapat menyebabkan kondisi kekakuan dan menimbulkan rasa nyeri.
Pemendekan dari ligamen patellar yang disebabkan oleh rekonstruksi ACL terkait
dengan faktor jenis kelamin dan lebih cenderung terjadi pada wanita. 6,9,16
lutut dan nyeri pada bagian anterior lutut. Berdasarkan Caton-Deschamps nilai 0,6
atau kurang yang dikatakan sebagai patella infera, sedangkan pada Insall-Salvati
2) Patella Alta
Patella alta merupakan suatu kondisi dimana terjadi migrasi superior dari
patella. Patella alta dapat disebabkan oleh keadaan seperti subluksasi dari patella
atau dislokasi dan juga dihubungkan dengan kondisi seperti chondromalacia dan
patella. Efek dari kontraksi quadriceps ini lebih terlihat pada pasien dengan
signifikan dari panjang patellar ligament antara posisi ekstensi penuh dan fleksi
300, dan panjangnya relatif sama pada pada posisi lutut 30-1100. Terjadi
kompleks dan rumit untuk digunakan. Dibutuhkan studi yang lebih besar dan
jumlah populasi yang lebih luas yang melibatkan segala usia, jenis kelamin, dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seyahi, dkk pada tahun 2004
disebabkan oleh karena metode ini sangat bergantung dari sudut fleksi sendi lutut
! :*'7-4-;!+$2$;!+$#!
)$2$<! )&<%!=(00-*!,$(##>$!
?%&%! ! =-4$#6! )*#+(!
2.5 Kerangka Teori
!
• .*/%-0! • 1*'-2! • )*#+(! • 1*'&2$4!
1*'&2(0! • =(7($!! :$%*44&< @*2A*! • 1$%!:$+! 5*+($4! ,$%*2$4!
• F$C0-4!
! !
• 3$0%-0! • :$%*44$! *'&2$4!! • =(7($4!@*2A*! .*%(#$/-4-'! .*%(#$/-4-'!
4$%*2$4! • )*#+(! • B&''&#! • G-20$!
!
• 3$0%-0! 1*'&2 C*2&#*$4! • B2-/($%*!
5*+($4! &%(7($4! #*2A*! ,(6!
• 3$0%-0! )H*4*%$4! • )-C! • 5*#(0/- • )$2%&2(-0! • 94(&%(7($4!G$#+!
'*+($4(0! "7#&2'$4(%$0! ! D*#(/-4$2!"2%! 0! • D2$/(4(0! • ,$%!
4-0! • 9#<!D*#(/-4$2! • )*'(%*# :$%*44&<*'&2$4!4(6!
• 3$0%-0! "2%! +(#&0-0!
'*+($4(0! • :&C4(%*$4!$2%! ,(6!J!
• =2&/;4*$2! !
&74(8--0! • ! 5*#(0/-0!
+>0C4$0($! =2$-'$!
• 3$0%-0! "7#&2'$4(%$ !
• G(C$2%(%*!
9#%*2'*+(-0! 0!
:$%*44$! • :*20(0%*#%!
! )/($%(/!"2%!
!
• :*20(0%*#%!
K(04&H$0(!
!
E-$+2(/*C0! 12$H%-2! • K**C!
=*#+&#! • ?BK! C&C4(%*$4!$2%!
• F*#(%$4! ! !
• :&C4(%*$4!"2%!
$70*#/*!"B,!
:$%*44$! L#%!)>#+!
• I>C&C4$0($!
:$%*44$2!=*#+&#! "4%$M9#<*2$!
5*#(0/-0! !
• 5*#(0/$4!
! B>0%!
"7#&2'$4(%$0! • "#&'$4&-0!
?%&%! "%%$/;'*#%! !
• I>C*2%2&C;(/!
! '-0/4*!
• !
2.6 Kerangka Konsep
,&'-.!/$*$*!
:1*1!,&'-.!#$*$*!#)*&3)#!
• J&'.(!8&#)%.'!
• K.C!I<&3)(.!
6&'7$8$3)'!9&*.'77.)'!6)*&##)!
• K.C!E3)$%)!
• 9&#).')'!
<)*1#17.(!#$*$*!
0&*1-&!2.3&4*! 0&*1-&!5'-.3&4*!
"#$%&'())*+(! ;1<<!
B')8=)')8! 2&C)()!
0.4@&#.! 91(@.'1!
,$7.%1*1!