Oleh :
Kelompok 2
PARAKAN
2019
NAMA ANGGOTA
NO NAMA NIM
Persalinan
bayi lahir
Procedure pembedahan
Taking in, taking hold, letting go
Terdapat luka post
pemberian ASI tidak aekuat
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah darah lengkap, hemoglobin (Hb) / hematokrit (Ht) :
mengkaji perubahan dan kadar praoperasi dan mengevaluasi efek
kehilangan darah pada pembedahan
2. Urinalisasi kultur urine, darah, vagina, dan lokhea : pemeriksaan
tambahan didasarkan pada kebutuhan individual
H. Penatalaksanaan
Penatalakanaan yang diberikan pada pasien Post SC diantaranya:
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Analgesik diberikan setiap 3 – 4 jam atau bila diperlukan
seperti Asam Mefenamat, Ketorolak, Tramadol.
b. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan partum yang
hebat.
c. Pemberian antibiotik seperti Cefotaxim, Ceftriaxon dan lain-
lain. Walaupun pemberian antibiotika sesudah Sectio Caesaria
efektif dapat dipersoalkan, namun pada umumnya
pemberiannya dianjurkan.
d. Pemberian cairan parenteral seperti Ringer Laktat dan NaCl.
2. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian.
b. Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat
c. Mobilisasi
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari
tempat tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari
kedua penderita sudah dapat berjalan ke kamar mandi dengan
bantuan.
d. Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan
pada hari kelima setelah operasi
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data pengkajian yang ditemukan pada pasien Post SC Menurut (Doenges,
2001) yaitu:
1. Biodata
a. Identitas pasien
Yang berisi : Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b. Penanggung jawab
Yang berisi : Nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada daerah sekitar jahitan sectio
caesaria
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka jahitan operasi
c. Riwayat penyakit dahulu
1) Apakah pernah dilakukan sectio caesaria sebelumnya
2) Apakah ada abortus pada kehamilan sebelumnya
3) Apakah ada perdarahan pada kehamilan sebelumnya
4) Apakah mempunyai riwayat hipertensi
5) Apakah mempunyai riwayat diabetes mellitus
6) Apakah mempunyai riwayat jantung
7) Apakah mempunyai riwayat asma
d. Riwayat penyakit keluarga
1) Apakah didalam keluarga ada yangpernah mengalami sectio
caesaria
2) Apakah didalam keluarga pernah mengalami abortus
3) Adakah didalam keluarga pernah mengalami perdarahan /
anemia
4) Adakah didalam keluarga mempunyai riwayat hipertensi,
diabetes
mellitus, asma, jantung
3. Riwayat kehamilan
GPA
4. Riwayat persalinan
5. Riwayat haid / menstruasi
a. Menarche pada umur
b. Siklus haid (teratur 28 hari)
c. Gangguan menstruasi (dismenorea, amenorea, dll)
6. Pola kesehatan fungsional
a. Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira–kira 600–
800 ml
7. Integritas ego
a. Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan
sampai ketakutan, marah dan menarik diri
b. Klien / pasangan dapat memiliki kepercayaan atau salah terima
peran dalam pengalaman kelahiran
c. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi
situasi baru
8. Eliminasi
a. Kateter mungkin terpasang
b. Bising usus tidak ada, samar atau jelas
9. Makanan / cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal
10. Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anesthesia spiral
epidural.
11. Nyeri / ketidaknyamanan
a. Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber :
misalnya trauma bedah / insisi, nyeri penyerta, distensi kandung
kemih / abdomen, efek–efek anestesia
b. Mulut sering kering
12. Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler
13. Keamanan
a. Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau keringatau
utuh
b. Jalur parenteral, bila digunakan paten, dan sisi bebas eritema,
bengkak dan nyeri tekan
B. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Deficit perawatan diri : mandi berhubungan dengan nyeri
3. Resiko infeksi
4. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemberian ASI
C. Rencana keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
Rencana tujuan atas diagnosa ini adalah : setelah dilakukan tindakan
keperawatan manajemen nyeri , selama 3 x 30 menit, status tingkat
nyeri pasien, menurun dari level sedang menjadi ringan dengan kriteria
hasil : klien tampak rileks, skala nyeri berkurang, klien dapat
beristirahat dengan cukup
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
a. Oberservasi TTV
b. Lakukan pengkajian komprehensif nyeri yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri dan factor pencetus
c. Ajarakan pasien teknik distraksi dan relaksasi
d. Berikan lingkungan yang nyaman
e. Kolaborasi pemberian analgesic
2. Deficit perawatan diri : mandi berhubungan dengan nyeri
Rencana tujuan atas diagnosa ini adalah : setelah dilakukan tindakan
keperawatan bantuan perawatan diri : mandi/kebersihan, selama 3 x 15
menit, status perawatan diri : kebersihan/mandi dapat ditingkatkan dari
cukup terganggu menjadi sedikit terganggu dengan kriteria hasil : klien
dapat mencuci tangan dengan baik, klien dapat mempertahankan
kebersihan tubuh
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
a. Monitor kebersihan tangan dan kuku sesuai dengan kemampuan
merawat diri pasien
b. Observasi kebutuhan kebersihan tubuh diri klien
c. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu merawat diri
secara mandiri
d. Ajarkan klien dan keluarga tentang cuci tangan 6 langkah dengan
tepat
e. Kolaborasi dengan klien dan keluarga tentang cara merawat tubuh
3. Resiko Infeksi
Rencana tujuan atas diagnosa ini adalah : setelah dilakukan tindakan
keperawatan perlindungan infeksi, selama 3 x 30 menit, status
keparahan infeksi tidak ada dengan kriteria hasil : luka klien tidak
terjadi kemerahan, klien tidak mengalami demam, tidak ada tanda-
tanda infeksi
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
a. Monitor adanya tanda dann gejala infeksi sistemik dan local
b. Perika kondisi setiap sayatan bedah atau luka
c. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
d. Anjurkan peningkatan mobilitas dan latihan, dengan tepat
e. Kolaborasi pemberian antibiotic
4. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemberian ASI
Rencana tujuan atas diagnose ini adalah : setelah dilakukan tindakan
keperawatan konseling laktasi, selama 3 x 30 menit, status
keberhasilan menyusui : bayi meningkat dari sedikit adekuat menjadi
sepenuhnya adekuat dengan kriteria hasil : reflek menghisap bayi kuat,
kesejajaran tubuh yang sesuai dan bayi menempel dengan baik, ibu
menyusui minimal 5-10 menit per payudara
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah :
a. Monitor kemampuan bayi untuk menghiap
b. Berikan informasi mengenai manfaat kegiatan menyusui baik
fisiologis maupun psikologis
c. Berikan materi pendidikan sesuai kebutuhan
d. Intruksikan posisi menyusui yang bervariasi (misalnya,
menggendong bayi dengan posisi kepalanya berada di siku/cross
cradle, menggendong bayi di bawah lengan pada sisi yang
digunakan untuk menyusui /football hold,dan miring)
e. Diskusikan cara untuk memfasilitasi perpindahan ASI (mis., teknik
relaksasi, pijatan payudara dan lingkungan yang tenang
f. Kolaborasi dengan keluarga untuk mendorong klien memberikan
asi esklusif
DAFTAR PUSTAKA