Anda di halaman 1dari 7

Soal K3LH

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat

1. Jelaskan tujuan dan sasaran utama dari K3 ?


2. Jelaskan jenis-jenis kerugian akibat kecelakaan kerja ?
3. Jelaskan cara pencegahan terhadap K3 ?
4. Sebutkan beberapa peraturan pemerintah/perundang-undang yang berlaku di
indonesia ?
5. Sebutkan faktor problematik lingkungan yang mempengaruhi proses kerja ?
6. Sebutkan dan jelaskan rambu-rambu berdasarka warna pada OSHA ?
7. Sebutkan standar penggunaan pakaian untuk menjaga keselamatan dari kecelakaan
kerja ?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem grounding!
9. Sebutkan beberapa pencegahaan untuk keselamatan kerja yang umum berlaku
untuk alat pengukur listrik ?
10. Sebutkan bahan –bahan yang digunakan dalam pembuatan PCB ?
Kunci jawaban
1. Tujuan dan sasaran utama dari K3 adalah:
Tujuan keselamatan kerja adalah :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalan melakukan pekerjaan untuk
kesejahtraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
c. Sumber produksi dipeliharadan dipergunakan secara aman dan efisien.

Sasaran utama dari K3


Sasaran keselamatan kerja segala tempat kerja, baik di darat, didalam tanah, di air
maupun di udara. Tempat-tempat kerja seperti diatas tersebar diseluruh sektor kegiatan ekonomi
seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan,pekerjaan umum, jasa.

2. Jenis-jenis kerugian akibat kecelakaan kerja


Secara garis besar kerugian tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Kerugian langsung
Termasuk dalam kerugian langsung adalah:
o Kerusakan dan perbaikan peralatan
o Pertolongan pertama pada kecelakaan
o Biaya pengobatan dan perawatan
o Biaya angkut dan rumah sakit
o Biaya kompensasi cacat
o Upah selama pekerja tidak mampu bekerja.

Kerugian secara tidak langsung


Sering disebut biaya terselubung . kadang kerugian ini jauh lebih besar, yang
termasuk dalam kerugian ini antara lain:
 Hilangnya waktu kerja yang disebab kan oleh karenatenaga kerja lain ikut berhenti
bekerja karena ingin tahu, atau ikut membantu menolong.
 Berhentinya proses produksi sementara, atau menurunkan kapasitas produksi.
 Hilangnya waktu oleh karena unsur-unsur superviisor, pimpinan perlu mengunjungi
tenaga kerja yang sedang menderita karena kecelakaan serta waktu untuk menyelidiki
sebab-sebab kecelakaan.
 Mengatur dan menunjuk tenaga lain untuk menerangkan pekerjaan tenaga kerja yang
kecelakaan
 Melatih, memilih dan mendidik tenaga kerja lain untuk mengganti tenaga kerja yang
kecelakaan.
 Timbulnya stress/ ketegangan serta menurunnya mental tenaga kerja.

3. Cara pencegahaan terhadap kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan


Kecelakaan–kecelakaan kerja dapat dicegah dengan :
1. Peraturan perundang-undangan
Ketentuan –ketentuan yang diwajibkan tentang;
Kondisi-kondisi kerja :
Perencanaan, kontruksi,perawatan dan pemeliharaan pengawasan, cara kerja, tugas-
tugas pengusaha dan pekerja, pelatihan , supervisi, P3K dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi
Pennetapan standar yang harus diikuti, dipenuhi seperti konstruksi yang memenuhi
syarat jenis peralatan industri serta alat perlindungan diri.
3. Pengawasan
Pengawasan terhadap dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundangan yang diwajibkan.
4. Penelitian
Penelitian sifat dan ciri bahan yang berbahaya, pagar pengaman, penguji alat pelindung
diri dan lain-lain
5. Riset medis
Terutama riset terhadap efek fisiologisdan patologis faktor-faktor lingkungan dan
teknologi yang menyebabkkan kecelakaan.
6. Penelitian secara statistik
Untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja
, dalam pekerjaan apa dan apa penyebabnya.
7. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan menyangkut pendidikan keselammatan kerja serta latihan-latihan, peraktek
bagi tenaga kerja terutama tenaga kerja baru.
8. Penggairahan
Penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan untuk meningkatkan sifat untuk
selamat.
9. Asuransi
Intensif finansial untuk meningkatkan pencegahan keselamatan , misalnya penggunaan
premi yang harus dibayar jika tindakan –tindakan kerja sangat baik.
10. Usaha KK pada tingkat perusahaan
Pada tingkat perusahaan kecelakaan aka terjadi pola-pola kecelakaan sangat tergantung
dari pada tingkat kesadaran akan keselamatan oleh semua pihak yang bersangkutan.

4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain:


Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indonesia mempunyai kerangka hukum K3 yang ekstensif, sebagaimana terlihat pada daftar
peraturan perundang-undangan K3 yang terdapat dalam Lampiran II. Undang-undang K3 yang
terutama di Indonesia adalah
 Undang-Undang No. 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini meliputi
semua tempat kerja dan menekankan pentingnya upayaatau tindakan pencegahan primer.
 Undang-Undang No. 23/ 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan mengenai
kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja
dilaksanakansupaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik
tanpa membahayakandiri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat
mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga
kerja (Departmen Kesehatan 2002).

5 Faktor problematik yang mempengaruhi proses kerja adalah


Adanya problematik lingkungan kerja dapat menimbulkan ganguan kesehatan misalanya:
a. Kebisingan
Adanya kebisingan menyebabkan :
 Gangguan kenyamanan
 Gangguan konsentrasi
 Merusak alat pendengaran
 Menyebabkan ketulian
b. Suhu
Suhu tempat kerja yang tinggi menimbulkan probllematik tekanan panas.
Pemaparan panas pada lingkungan kerja dapat menyebabkan :
 Mengurangi kenyamanan kerja
 Mempercepat kelelahan.
 Mengurangi cairan dan elektrolit dalam tubuh
c. Penerangan
Penerangan yang kurang intensitasnya akan mempercepat kecelakkaan dan
menyebabkan kecelakaan kerja.
Penerangan yang memadai dalam proses sebagian akan menguntungkan
o Mudah mengerjakan
o Waktu mengerjakan lebih cepat
o Mengulangi pekerjaan ulangan.
o Mengurangi kecelakaan
6. Rambu-rambu warna pada OSHA adalah:

a. Merah digunakan untuk menandai :


o Alat dan perllengkapan perlindungan bahaya kebakaran
o Tabung yang dapat dibawa –bawa yang berisi cairan yang mudah terbakar.
o Tombol dan saklar stop untuk keadaan darurat.
b. Kuning untuk menandai :
o Perhatian dan bahaya fisik.
o Tabung bekas buang untuk bahan yang mudah meledak dan mudah terbakar.
o Perhatian terhadap starting, pengguna atau pemindahan perlengkapan yang
menjalani perbaikan.
o Titik starting atau sumber daya mesin.
c. Oranye digunakan untuk menandai :
o Bagian yang berbahaya dari mesin
o Pengamanan tombol stater
o Bagian yang riskan (sisi) dari pulley (kerekam), roda gigi, penggulung alat
pemotong, dan jepitan daya
d. Ungu digunakan untuk menandai :
o Bahaya radiasi
e. Hijau digunakan untuk menandai:
Pengamanan meliputi lokasi perlengkapan pertolongan pertama dan kecelakaan (selain
perlengkapan bahaya kebakaran)
7. Standar penggunaan pakaian untuk keselamatan :

a. Topi yang kuat, sepatu pengamanan dan kacamat harus dipakai pada tempat dimana yang
dianjurkan.
b. Alat pengamanan penutup telinga harus dipakai pada tempat yang bising.
c. Pakaian harus pas sempit untuk menghindari bahaya yang mengakibatkan terjerat pada
mesin yang berputar.
d. Permata logam seharusnya tidak terpakai selama bekerja pada rangkain yang berarus, emas
dan perak adalah pengantar listrik yang baik.
e. Rambut yang panjang harus diikat atau dipangkas kalau bekerja disekitar mesin.

8. Sistem grounding adalah sistem pentanahan untuk menghindari terjadinya kejutan aliran
listrik, dimana pentanahan berkaitan dengan hubungan dari bagian-bagian instalasi
pengawatan ke bumi (acommon earth connection). Pada umumnya pentanahan bertujuan
untuk melawan dua bahaya: kebakaran dan sengatan listrik.

9. Pencegahaan untuk keselamatan kerja yang umum berlaku untuk alat pengukur
listrikantara lain:
a. Jangan menggunakan ohm meter pada rangkaian hidup beraliran.
 Jangan menghubungkan amper meter pararel dengan sumber daya.
 Jangan membuat ampermeter dan voltmeter mengalami beban lebih dengan mengukur
arus atau tegangan yang jauh melebihi saklar batas ukuran yang sudah ditentukan.
 Pastikan bahwa setiap terminal berseberangan yang dipakai untuk mengukur, tidak
berhubungan pendek dengan sengaja atau terhubungke tanah dengan ujung colok yang
dipakai untuk mengukur.
 Hindari untuk menyentuh jepitan atau ujung logam terbuka dari ujung colok meter.
 Untuk memperkecil bahaya kecelakaan akibat sengatan listrik, putuskan sambungan
ujung colok meter ke rangkaian.
10. Bahan –bahan yang digunakan dalam pembuatan PCB.

Bahan- bahan dan peralatan yang harus disiapakan adalah;


1. Printer Laser Jet (Tinta toner) jika tidak ada bisa dipakai hasil photocopy
2. Kertas bekas kalender dingding yang tidak kusut.
3. Papan PCB.
4. Amplas kertas halus.
5. Setrika listerik.
6. Ferry cloride (FeCl3)
7. Bor PCB
8. Pisau (cutter)
9. Penggaris Stainless Stell
10. Spidol permanen
11. Komputer +salah satu soft ware (TraxMaker, Protel, Eagle, Dip Trace, ExpressPCB dsb)

Anda mungkin juga menyukai