Anda di halaman 1dari 5

Cara ini biasa digunakan pada gedung baja dimana steel beam sebagai pengganti tulangan besi pada

gedung beton menopang beban yang ada :

Contoh seperti berikut (mengacu pada proyek ware house cikupa WH – 10)

Missal pada lantai 2 gudang terdapat lantai mezzanine seperti berikut

Terlihat bahwa ada 4 steel beam yang menopang lantai mezzanine


Beban yang bekerja untuk lantai mezzanine adalah sebagai berkut

DL = 120 kg/m2

LL = 250 kg/m2

Dinding = 120 kg/m2

Pertama ini adalah data dari lantai mezzanine dari panjang dan nama beam

1.822 m 1.822 m 1.356 m

Garis A Garis B Garis C Garis D


Setelah itu dignakan cara area yakni setiap steel beam menanggung area yang ada, dibawah ini adalah
setiap garis serta area yang ditangggungnya

A
r
e
a
Area g
garis Area garis 2 Area garis 3 a
1 ri
s

Garis A Garis B Garis C Garis D

data untuk area yang ditanggung adalah sebagai berikut

Garis A menanggung

DL = 120kg/m2 x (1.822/2 ) =

LL = 250 kg/m2 x (1.822/2) =

Dinding = 120kg/m2 x tinggi dinding yang ada = hasilnya nanti ditambahkan dengan beban DL
Garis B menanggung

DL = 120kg/m2 x ((1.822/2 ) + (1.822/2) =

LL = 250 kg/m2 x ((1.822/2) + (1/822/2) =

Dinding = 120kg/m2 x tinggi dinding yang ada = hasilnya nanti ditambahkan dengan beban DL

Yang dimaksud ditambahkand dengan beban DL yakni pada saat memasukkan beban di SAP caranya
pilih batang - Assign – frame load – distributed – pada pilihan options dipilih add to existing load

Intinya adalah setiap steel beam menanggung areanya yang ada

Perletakan setiap beban tergantung dari steel beam yang terpanjang, ini karena bondek dipasang pada
arah kuat. Untuk steel bem yang lebih pendek beban yang dimasukkan hanya beban dinding (bila ada)
tanpa beban mati/beban hidup

PERLU DIPERHATIKAN SAAT MEMASUKKAN BEBAN HIDUP/MATI harus dimasukkan pada


arah kuat / steel beam yan lebih pendek

Untuk lebih jelas dapat dilihat dari Data Sap Proyek Ware house Cikupa perbandingan arah
perletakan beban LL antara WH – 10 dan WH – 23

Anda mungkin juga menyukai