Anda di halaman 1dari 3

1.

DEFINISI  Virus :

Meningitis merupakan salah satu infeksi  Enterovirus


pada susunan saraf pusat yang mengenai
 Jamur :
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang
juga disebut sebagai meningens. Meningitis  Cryptococcus neoformans
dapat disebabkan oleh berbagai jenis
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur  Coccidioides immitris
dan parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong
ke dalam meningitis yang disebabkan oleh
bakteri yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini,
Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
tubuh yang lain. penyebab paling utama dalam terjadinya
penyakit meningitis.

2. EPIDEMIOLOGI
4. FAKTOR RESIKO
 Insiden meningitis TB sebanding dengan TB
primer, umumnya bergantung pada status Faktor predisposisi berkembangnya infeksi
sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, TB adalah malnutrisi, penggunaan
status gizi dan faktor genetik yang kortikosteroid, keganasan, cedera kepala,
menentukan respon imun seseorang. infeksi HIV dan diabetes melitus.

 Penyakit ini dapat menyerang semua 5. PATOFISIOLOGI


umur, anak-anak lebih sering dibanding
dengan dewasa terutama pada usia 5. Anatomi Fisiologi
Jarang ditemukan pada usia dibawah 6 Otak dan sumsum otak belakang diselimuti
bulan dan hampir tidak pernah ditemukan meninges yang melindungi struktur syaraf yang
pada usia dibawah 3 bulan halus, membawa pembuluh darah dan dengan
sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal.
Meninges terdiri dari tiga lapis, yaitu:
3. ETIOLOGI
 Pia mater : berada dalam otak dan
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan sumsum tulang belakang dan menyediakan
oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, darah untuk struktur.
jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah
ke cairan otak.  Arachnoid : Merupakan selaput halus yang
memisahkan pia meter dan dura meter.

 Dura mater : Merupakan lapisan paling


Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : luar yang padat dan keras berasal dari
jaringan ikat tebal dan kuat.
 Bakteri:

 Pneumococcus

 Meningococcus

 Haemophilus influenza

 Staphylococcus

 Escherichia coli

 Salmonella

 Mycobacterium tuberculosis
Stadium I : Stadium awal

Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa Gejala prodromal non spesifik : apatis,


iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam,
BTA masuk tubuh
anoreksia

Stadium II : Intermediate
Tersering melalui inhalasi
Gejala menjadi lebih jelas, Mengantuk, kejang,
Jarang pada kulit, saluran cerna
Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis
↓ saraf kranial(terutama N.III dan N.VII, gerakan
involunter, Hidrosefalus, papil edema
Multiplikasi
Stadium III : Advanced

Penurunan kesadaran, Disfungsi batang otak,
Infeksi paru / focus infeksi lain dekortikasi, deserebrasi

Penyebaran hematogen 7. DIAGNOSIS


Meningens a) Anamnesis : ditegakkan berdasarkan gejala


klinis, riwayat kontak dengan penderita TB

b) Lumbal pungsi
Membentuk tuberkel


Gambaran LCS pada meningitis TB :
BTA tidak aktif / dormain
 Warna jernih / xantokrom

 Jumlah Sel meningkat MN > PMN


Bila daya tahan tubuh menurun
 Limfositer

 Protein meningkat
Rupture tuberkel meningen
 Glukosa menurun <50 % kadar glukosa

darah
Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid


Pemeriksaan tambahan lainnya :
MENINGITIS
 Tes Tuberkulin

 Ziehl-Neelsen ( ZN )

 PCR ( Polymerase Chain Reaction )

c) Rontgen thorax
6. MANIFESTASI KLINIS
 TB apex paru
Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi
 TB milier
dalam 3 stadium :
d) CT scan otak

 Penyengatan kontras ( enhancement ) di Nama Obat DOSIS


sisterna basalis

 Tuberkuloma : massa nodular, massa INH Dewasa : 10-15 Anak: 20 mg/kgBB/hari


ring-enhanced mg/kgBB/hari
 Komplikasi : hidrosefalus 11. + piridoksin
50 mg/hari

e) MRI Streptomisin 20 mg/kgBB/hari i.m selama 3 bulan


Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan
PCR, ELISA dan aglutinasi Latex. Baku emas
Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam
diagnosis meningitis TB adalah menemukan M.
pertama
tb dalam kultur CSS. Namun pemeriksaan kultur
CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan 12. Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari
memberikan hasil positif hanya pada kira-kira
setengah dari penderita Rifampisin Dewasa : 600 Anak 10-20
mg/hari mh/kgBB/hari

8. DIAGNOSIS BANDING Regimen : RHZE / RHZS

9. KOMPLIKASI

10. TATALAKSANA FARMAKO 11. PROGNOSIS

 Rifampicin ( R ) Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik


sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
Efek samping : Hepatotoksik mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis
 INH ( H ) nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
vitamin B6 atau mental atau meninggal

 Pyrazinamid ( Z ) tergantung :

Efek samping : Hepatotoksik  umur penderita.

 Streptomycin ( S )  jenis kuman penyebab

Efek samping : Gangguan pendengaran dan  Berat ringan infeksi


vestibuler
 Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
 Ethambutol ( E ) Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang
diberikan
Efek samping : Neuritis optika
 Adanya dan penanganan penyakit.

12. RUJUK

Anda mungkin juga menyukai