Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Mata Kuliah - Sumber Daya Perairan 1

“ 5 JENIS – JENIS IKAN PELAGIS BESAR “

Di Susun Oleh

Nama : RINALDI AMINUDIN


NIM : 12302143117001

MSP (MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN)

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN (STP) HATTA-SJAHRIR


BANDA NAIRA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Hukum Sumber Daya Perairan 1
dengan judul “5 Jenis Jenis Ikan Pelagis Besar”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banda Naira, 09 September 2019

Rinaldi Aminudin
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………..


Daftar Isi ……………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang ……………………………………………………………..
- Rumusan Masalah …………………………………………………………
- Tujuan ……………………………………………………………………..

BAB II. PEMBAHASAN


- Defenisi Ikan Pelagis..……………………………………………………..
- Lima Jenis Jenis Ikan Pelagis …………………………………………….
- Karakteristik Ikan Pelagis …........................................................................

BAB III. PENDAHULUAN


- Kesimpulan ….……………………………………………………………..
- Saran ……………. …………………………………………………………

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang
belakang yang selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang,
berdarah dingin, bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan
pelagis merupakan ikan yang hidup di permukaan air. Ikan pelagis tergolong
dalam ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Pada umumnya ikan pelagis
memiliki nilai jual yang tinggi dan banyak diburu oleh masyarakat karena
memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Ikan pelagis sangat berperan dalam rantai makanan karena merupakan
pemangsa (konsumen II dan III) didalam proses rantai makanan. Sehingga tidak
salah jika ikan pelagis ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik itu dalam
bentuk utuh (mentah) maupun yang telah diolah menjadi olahan-olahan.
Ikan pelagis khususnya ikan pelagis besar banyak diekspor hingga keluar
negeri. Salah satu contohnya yaitu ikan tuna yang di ekspor ke Negara jepang
setiap tahunnya sehingga sektor kelautan dan perikanan banyak menyumbang
pendapatan untuk Negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
- Gambaran Apa itu Ikan Pelagis ?
- Lima Jenis – Jenis Ikan Pelagis Besar !
- Bagaimana Karakteristik Ikan Pelagis Besar ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini agar masyarakat umum dapat mengetahui
seperti apa dan bagaimana aspek kehidupan ikan pelagis besar.
BAB II
PEMBAHASAN

Deskripsi Umum Ikan Pelagis


Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di permukaan air hingga kolom air
antara 0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup membentuk
gerombolan (schooling)dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi (ruaya),
mencari makan, bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan ukurannya ikan pelagis
dibedakan menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

2.1 Jenis-jenis Ikan Pelagis Besar


Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang
belakang yang selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang,
berdarah dingin, bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan
ekonomis penting sebagian besar merupakan ikan pelagis. Ikan pelagis umumnya
hidup di daerah neritik (kedalaman 0 – 200 meter) dan membentuk schooling
juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain (antara produsen
dengan ikan ikan besar) sehingga perlu upaya pelestarian.
Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan pelagis kecil dan
pelagis besar. Menurut komnas kajiskanlaut, 1998. Yang termasuk ikan-ikan
utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya; tuna dan cakalang
(madidihang, tuna mata besar, albakora tuna sirip biru, cakalang), marlin (ikan
pedang, setuhuk biru, setuhuk hitam, setuhuk loreng, ikan layaran), tongkol dan
tenggiri (tongkol dan tenggiri), dan cucut (cucut mako).
1. Ikan Tuna (dari Famili Scombridae)
Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari
famili scombridae, terutama genus thunnus. Ikan ini adalah perenang handal
(pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang
memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai
merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari
pada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip
biru (thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air
dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air
yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam.
Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial
tinggi (anonim. 2010)
a. Taksonomi Ikan Tuna
Menurut saanin (1984), klasifikasi ikan tuna adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
b. Morfologi Ikan Tuna
Ikan tuna termasuk dalam keluarga scombroidae, tubuhnya seperti
torpedo disebut fusiform sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan
moncong meruncing. Mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang
biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari
sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip
dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke
dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh
ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap
pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang
berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (ditjen
perikanan, 1983). Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua
lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit
satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah
barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar
sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian
tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang
belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.
c. Jenis-jenis Ikan Tuna
Berikut merupakan jenis-jenis ikan tuna yang ada di perairan indonesia
menurut nontji (2002) ada lebih dari 48 spesies tuna. Marga thunnus
sendiri memiliki 9 spesies,(nanun hanya 3 spesies yang saya ambil )
diantaranya :
2.1.1 Tuna Mata Besar
nama lain :bigeye tuna
jenis :thunnus obesus
ukuran :umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
karakter : ukuran tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan
ukurannya.
Distrbusi Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) menyebar dari samudera pasifik
melalui perairan di antara pulau-pulau di indonesia sampai ke samudera
hindia. Ikan ini terutama ditemukan di perairan sebelah selatan jawa, sebelah
barat daya sumatera selatan, bali, nusa tenggara, laut banda dan laut maluku.
Menurut uda (1952) dalam laevastu dan hela (1970), tuna mata besar
merupakan jenis yang memiliki toleransi suhu yang paling besar, yaitu
berkisar antara 11-28oC dengan kisaran suhu penangkapan antara 18-23oC.

2.1.2 Tuna Sirip Panjang


nama lain : albacore, longfin tuna
jenis : thunnus alalunga
ukuran : umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
karakter : dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga tuna
yang tangguh sekalipun.
Sebaran Tuna Albakora (Thunnus alalunga) sangat dipengaruhi oleh suhu.
Jenis ini menyenangi suhu yang relatif lebih rendah, albakora juga memiliki
ukuran yang relative lebih kecil dibandingkan dua jenis tuna di atas.
Sedangkan tuna sirip biru (thunnus maccoyi) didapatkan menyebar hanya di
belahan bumi selatan. Oleh karena itu jenis ini sering disebut sebagai
southern bluefin tuna. Ikan ini tidak terlalu banyak tertangkap oleh nelayan
Indonesia.
Jenis tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan
subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh
perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis
lintang (latitude) (nakamura, 1969 dalam yunus, 2000) . Di indonesia
(uktolseja et al., 1991 dalam yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar
di seluruh perairan di indonesia. Khususnya di perairan indonesia bagian
barat meliputi samudera hindia, sepanjang pantai utara dan timur aceh, pantai
barat sumatera, selatan jawa, bali dan nusa tenggara. Di perairan indonesia
bagian timur meliputi laut banda flores, halmahera, maluku, sulawesi,
perairan pasifik di sebelah utara irian jaya dan selat makasar.

1.2.3 Ikan Layang


Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan salah satu jenis ikan laut yang
sering dijadikan sebagai teman nasi. Orang banyak yang menyukai ikan ini
disamping rasanya enak ikan ini juga mempunyai nilai giji yang tinggi. Tingkat
konsumsi ikan di negara kita masih rendah bila dibandingkan dengan negara-
negara di tetangga kita, oleh karena itu sangatlah cocok bila ikan
layang (decapterus russelli) ini dijadikan sebagai makanan yang dikonsumsi
sehari-hari sebagai salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan di
masyarakat (anonim, 2010a).
Klasifikasi Ikan Layang menurut Anonim (2010b) adalah sebagai berikut
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Percoidei
Famili : Carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus russelli ruppell
Ikan layang (decapterus russelli) mempunyai nama umum round scad. Ikan
layang (decapterus russelli) merupakan ikan yang mempunyai kemampuan
bergerak dengan cepat di air laut. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai
karena bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat
halus. Ikan layang (decapterus russelli) bentuk tubuh seperti cerutu tetapi agak
pipih, sirip dada lebih pendek dari panjang kepala, maxilla hampir mencapai
lengkung mata terdepan, ikan layang (decapterus russelli) dalam keadaan segar
seluruh tubuhnya berwarna merah jambu, dan pada bagian belakang tutup
insang terdapat totol hitam. Ciri-ciri ikan layang(decapterus russelli) adalah
bentuk tubuh memanjang dan agak gepeng, sirip dada berbentuk falcate dan
ujung sirip tersebut mencapai awal dari sirip punggung kedua (anonim 2010b).

2.1.4 Ikan Cucut


Ikan cucut dan pari merupakan ikan bertulang rawan yang termasuk ke dalam
kelas chondrichthyes. Tercatat setidaknya 900 sampai 1100 jenis cucut dan
pari di dunia yang termasuk ke dalam kelompok ini (demski & wourms,
1993). Bahkan menurut compagno (2002), kini tercatat sekitar 1200 jenis
ikan cucut dan pari (chondrichthyes) yang ada di dunia, baik yang sudah
teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi. Kelas chondrichthyes ini
terbagi menjadi dua sub kelas yaitu sub kelas holocephalii dan sub kelas
elasmobranchii. Ikan cucut termasuk ke dalam sub kelas elasmobranchii,
yang merupakan kelompok yang dominan dan ikan-ikan bertulang rawan
(demski & wourms, 1993).
Selama ini orang awam selalu mendeskripsikan ikan cucut sebagai
ikan laut dengan ukuran tubuh yang besar dan cenderung membahayakan
hidup manusia apabila kita menjumpainya. Anggapan tersebut tidak
sepenuhnya benar, karena temyata ikan cucut tidak hanya hidup di laut tetapi
ada pula yang ditemukan di perairan tawar seperti ikan cucut sentani yang
dijumpai di danau sentani, irian jaya (wibowo & susanto, 1995). Walaupun
begitu, umumnya ikan-ikan bertulang rawan memang hidup di perairan yang
memiliki salinitas tinggi atau dengan kata lain cenderung hidup di laut, dan
hanya sekitar 5% saja yang hidup di perairan tawar (compagno, 1990). Selain
itu, ukuran ikan cucut pun bermacam-macam mulai dari yang memiliki
panjang tubuh hanya puluhan sentimeter pada saat dewasa sampai pada yang
memiliki ukuran mencapai belasan meter, tergantung dari jenis dan habitat
ikan cucut tersebut. Pada umumnya, rata-rata panjang maksimum tubuh ikan
cucut dapat mencapai 1,5m (compagno dalam compagno, 1990). Walaupun
demikian,
Klasifikasi Ikan Cucut
Phillum : vertebrata
Sub phillum : craniata
Super kelas : gnathustomata
Kelas : chondrichthyes (cartilaginous fishes)
Sub kelas : holocephali (chimaeras and fossil relatives)
Bangsa : chimaeriformes (chimaeras or silver sharks)
Cohort : euselachii (modern sharks and fossil relatives)
Subcohort : neoselachii (modern sharks)
Superorder : squalomorphi squalomorph sharks)
Bangsa : hexanchiformes (cow and frilled sharks)
Bangsa : squaliformes (dogfish sharks)
Bangsa : squatiniformes (angel sharks)
Bangsa : pristiophoriformes (sawsharks)
Bangsa : rajiformes (batoids) — pari
Superorder : galeomorphi (galeomorph sharks)
Bangsa : heterodontiformes (bullhead sharks)
Bangsa : lamniformes (mackerel sharks)
Bangsa : orectolobiformes (carpet sharks)
Bangsa : carcharhiniformes (ground sharks)
Ke-sepuluh bangsa dari kelas chondrichthyes tersebut dapat
ditemukan di indonesia, akan tetapi hingga saat ini belum ada jumlah yang
pasti mengenai jumlah jenis ikan cucut dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya
yang hidup di perairan indonesia.
Morfologi Ikan Cucut
Sebagai ikan bertulang rawan, cucut memiliki ciri-ciri morfologi yang amat
berbeda dengan ikan-ikan bertulang sejati (teleostei). Ciri yang paling
mencolok terlihat adalah dari bentuk insangnya yang tidak berkatup, bentuk
sirip, serta bentuk sisiknya yang placoid. Seperti telah disebutkan di atas,
umumnya orang mendeskripsikan bentuk ikan cucut sebagai sosok ikan
raksasa yang mengerikan dan ketika berenang menyembulkan sirip
punggungnya ke permukaan air, sehingga orang selalu berharap tidak
menjumpainya ketika berenang di laut. Gambaran tersebut hanyalah mewakili
sebagian dari beragam jenis ikan cucut atau hiu yang ada di dunia, karena
umumnya cucut memiliki bentuk tubuh yang ' stream-line’ atau aerodinamis,
dengan didukung oleh rangka tubuh yang terdiri dari tulang rawan yang
bersifat ringan dan elastis. Tubuh cucut cenderung lentur dan dapat bergerak
dengan fleksibel dan cepat. Berdasarkan bentuk tubuhnya apabila dipotong
melintang di tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Dean cucut memiliki
bentuk potongan tubuh yang beibeda-beda di ketiga bagian tersebut, tidak
seperti halnya ikan-ikan bertulang sejati yang memiliki bentuk potongan
tubuh yang sama (seperti bentuk tubuh yang compress atau depress). Bentuk
potongan tubuh cucut apabila dipotong di bagian kepala memiliki bentuk
yang cenderung depress(elips), sedangkan dibagian badannya berbentuk
bulat, dan di bagian ekor memiliki bentuk seperti kepala hanya berukuran
lebih kecil.
Jenis Ikan Cucut
Nama Indonesia : cucut buaya/areuy
Nama Internasional : crocodile shark
Nama Latin : pseudocarcharias spp.
Nama Lokal : cucut (pelabuhan perikanan banjarmasin)
Daerah Sebar : tersebar di perairan pesisir dan laut lepas pada waktu
tertentu memasuki estuaria, perairan selatan jawa
Deskipsi : tubuh besar tetapi ramping, panjang 70 - 110 cm,
warna kehitaman cenderung didasar perairan
Distribusi Ikan Cucut secara umum
Cucut dapat ditemukan di seluruh perairan laut di dunia, mulai dari
perairan tropis hingga ke daerah sub tropis, dan dari perairan pantai hingga ke
lautan terbuka. Pada umumnya cucut hidup pada kedalaman 50 meter dari
permukaan laut, tapi beberapa jenis cucut bahkan ada yang dapat hidup
hingga kedalaman 800 meter (pyers, 2000). Jenis-jenis cucut pelagis (pelagic
sharks) umumnya mempunyai penyebaran yang luas di perairan dunia. Jenis
yang mempunyai penyebaran yang amat luas contohnya adalah cucut
biru, prionace glauca (blue shark), ikan ini melakukan migrasi musiman di
perairan pasifik dari 20° hingga 57° lintang utara, dengan jarak lebih dari
2800 km (strasburg dalam bres, 1993). Bahkan menurut pyers (2000),
berdasarkan penelitian terhadap cucut biru yang diberi tanda (tagging) dan
kemudian di lepas di perairan dekat inggris, pernah tertangkap kembali di
perairan pantai brazil. Hal ini menunjukkan jauhnya migrasi ikan tersebut.
Jenis lain yang melakukan migrasi yang luas adalah cucut mako (isurus sp.)
Yang bermigrasi pada perairan dengan temperatur antara 17 hingga 22°c,
mereka dapat menempuh perjalanan migrasi hingga 2000 km (mojetta, 1997).
Hal tersebut menunjukkan cucut memiliki sebaran yang luas di dunia. Selain
jenis-jenis yang melakukan migrasi, ada pula jenis-jenis yang memang biasa
ditemukan di perairan pantai ataupun perairan yang bertemperatur hangat di
seluruh dunia seperti cucut macan(galeocerdo cuvier) dan cucut putih
raksasa (carcharodon carcharias). Cucut putih raksasa biasa ditemukan di
perairan pantai subtropis ataupun tropis, bahkan ditemukan pula di lautan
terbuka di dekat pulau-pulau kecil (pyers, 2000). Jenis cucut ini diyakini
sebagai cucut terganas dan paling ditakuti manusia, tapi ikan cucut ini tidak
ditemukan di perairan indonesia.

2.1.5 Jenis-jenis Ikan Marlin (Xiphias sp)


Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang
terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh
dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan
migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya
kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg)
untuk marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan
perenang cepat, dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora (abdiawan
2008).
Klasifikasi Ikan Marlin menurut Anonim (2008) dalam Abdiawan (2008)
adalah :
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class : Asteichthyes
Ordo : Perciformer
Famili : Scombroidei
Genus : Xiphias
a. Marlin Hitam
Nama Lain : black marlin, white marlin, silver marlin
Jenis : makaira indica
Ukuran : perkiraan berat maximum 1.000 kg.
Karakter : sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya
menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal.
Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat
menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.
b. Marlin Biru
Nama Lain : blue marlin, pacific blue marlin
Jenis : makaira mazara (marlin biru pacific), makaira nigricans
(marlin biru atlantic)
Ukuran : dapat mencapai berat 1.200 kg lebih (pacific)
Karakter : lebih kuat dari marlin hitam dan untuk menangkap marlin
biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam
dibandingkan dengan marlin hitam atau marlin loreng.

2.2 Karakteristik Ikan Pelagis Besar


Salah satu contoh dari ikan pelagis besar yaitu Tuna dan Cakalang ,
adalah ikan perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling) sewaktu mencari
makan. Kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang
ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat
meliputi skala ruang (wilayah geografis) yang cukup luas, termasuk diantaranya
beberapa spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera.
Distribusi ikan Tuna dan Cakalang di laut sangat ditentukan oleh berbagai
faktor, baik faktor internal dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari
lingkungan. Faktor internal meliputi jenis (genetis), umur dan ukuran, serta
tingkah laku (behaviour). Perbedaan genetis ini menyebabkan perbedaan dalam
morfologi, respon fisiologis dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Faktor
eksternal merupakan faktor lingkungan, diantara adalah parameter oseanografis
seperti suhu, salinitas, densitas dan kedalaman. (sumber : Atlas Nasional
Indonesia – Potensi dan Sumber Daya).
BAB III
PNUTUP

3.1 Kesimpulan
Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di permukaan air hingga kolom air
antara 0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup membentuk
gerombolan (schooling)dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi
(ruaya), mencari makan, bahkan memijah.
Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik (kedalaman 0 – 200 meter) dan
membentuk schooling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain
(antara produsen dengan ikan ikan besar) sehingga perlu upaya pelestarian.
Karakteristik Ikan Pelagis Besar yaitu Salah satu contoh dari ikan pelagis
besar yaitu Tuna dan Cakalang , adalah ikan perenang cepat dan hidup
bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan dapat
mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang (wilayah geografis)
yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar
dan bermigrasi lintas samudera.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan pendataan mengenai ikan pelagis sekaligus mencari
daerah penyebaran ikan pelagis karena perubahan iklim mengakibatkan
terjadinya proses migrasi (ruaya) yang tinggi untuk mencari daerah baru yang
cocok bagi ikan pelagis.
DAFTAR PUSTAKA

BRES, M. 1993. The behaviour of sharks. Reviews in Fish Biology and Fisheries
3:133-159.
COMPAGNO, L.J.V. 1990. Alternative life his-tory styles of cartilaginous fishes in
time and space. Environmental Biology of Fishes 28:33-75.
COMPAGNO, L.J.V. 2002. FAO Species cata-logue for Fishery purpose. Sharks of
the world an annotated and illustrated catalogue of sharks species known to date.
Vol.2. Bullhead, mackerel and carpet sharks (Heterodontiformes, Lamniformes and
Orectolobiformes). FAO. Rome. 269 pp.
DEMSKIL.S and J.P.WOURMS., 1993. The Reproduction and Development of
Sharks, Skates, Rays and Ratfishes: In-troduction, History, Overview, and Fu-ture
Prospects. In The Reproduction and Development of Sharks, Skates, Rays and
Ratfishes. (L.S. Demski and J.P. Wourms, eds.). Kluwer Academic Publishers.
London: 7-21.
http://naskleng.blogspot.com/2008/05/ekosistem-padang-lamun-definisi.html
http://web.ipb.ac.id/%7Eitkipb/SIELT/lamun.php?load=klasifikasi.php
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/21/iptek/638686.htm
http://pksplipb.or.id/index.php?option=com

Anda mungkin juga menyukai