Kisahnya berawal dari dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah rumah di kaki
Gunung Kerinci.Mereka yatim piatu, sang kakak bernama Calungga sedangkan adiknya
bernama Calupat.Sang kakak bersifat pemberang, kasar dan berani.sedangkan adiknya
berwatak halus serta cerdas.Sifat itu dipengaruhi oleh sepasang Mustika yang diwariskan oleh
kedua orangtua mereka.Calungga mendapat batu merah sedangkan Calupat mendapat batu
putih.Batu merah akan membuat pemiliknya menjadi pemberani dan kesaktian luar biasa,
sementara batu putih membawa keberuntungan dan kejayaan bagi pemiliknya.
Pada suatu hari ketika sedang berburu di hutan, Calungga menemukan sebuah telur
yang sangat besar, sebesar kelapa dengan kulit yang putih berkilau.Karena tertarik Calungga
membawa telur tersebut pulang.Calupat merasa heran pada telur yang dibawa kakaknya,
Calupat mengusulkan untuk menyimpan telur itu selama tiga hari sambil meminta petunjuk
dewa.Tetapi sewaktu Calupat sedang memancing, telur tersebut telah direbus oleh Calungga
sampai habis dan tertidur kekenyangan.
Ketika adiknya pulang, Calungga terbangun dengan rasa haus yang luar biasa
sehingga diminumnya semua air di rumah.Tetapi rasa haus itu tidak hilang meski badannya
sudah gembung oleh air.Calungga lalu pergi ke sungai dan minum sepuasnya sehingga
tubuhnya makin menggelembung dan memanjang.Keesokan harinya Calupat pergi ke sungai
dan mendapati kakaknya yang sudah berubah wujud.Di badan Calungga muncul sisik-sisik
sebesar nyiru dengan warna yang berkilauan dan memakai batu Mustika merah delima di
kepalamya.Saat itu Calungga masih terus minum air sehingga sungai di sekitar Gunung
berapi banyak yang kering.
Tiga musim berlalu, Calupat kembali ke Danau Gedang, di tepi Danau Gedang ia
berdiri dan memanggil kakaknya.Seketika dari air muncul seekor naga yang tak lain adalah
kakaknya.Tak kuasa hidup seorang diri, Calupat menceritakan keinginannya untuk pergi ke
tempat dimana banyak orang tinggal
(suatu desa).Calungga mengabulkan
keinginan adiknya, ia mengantarkan dan
menggendong Calupat di punggungnya
lalu mengarungi danau hingga sampai ke
sungai Sempit tempat keluarnya air danau
dan tidak cukup untuk badannya yang
besar.Namun, dengan kesaktiannya naga
Calungga berhasil menjebol sambil
berenang menuju hilir hingga tiba di
sebuah negeri di pinggir sungai.Di tempat itulah Calupat menetap.Beberapa tahun
kemudian,berkat kecerdasan dan sifatnya yang baik, ia berhasil menjadi pemimpin di negeri
tersebut.Naga Calungga sendiri setelah mengantar adiknya lalu menyelam ke dalam sungai
dan pergi entah kemana.
Sementara itu, karena saluran pelepasan jebol oleh Naga Calungga, air Danau Gedang
melimpah sehingga permukaan danau surut dan terbentuklah daratan luas yang sekarang
dikenal dengan Dataran Kerinci (Renah Kincai).Danau Gedang yang tersisa berubah nama
menjadi Danau Kerinci, dan sungai tempat keluarnya Naga Calungga dikenal dengan Sungai
Batang Merangin.
Tapi versi lain mengatakan bahwa kedatangan Naga Calungga dan Calupat datang di
hadapan penduduk membuat Calupat digelari Sang Hyang Jaya Naga.