Anda di halaman 1dari 1

2.

3 Agen untuk mencuci tangan

2.3.1 Hand Sanitizer

Menurut World Health Organization(WHO) pengunaan hand sanitizer berbasis alcohol berfungsi
untuk me-nonaktifkan mikroorganisme ataupun untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri. Selain
itu juga terdapat beberapa alasan mengapa World Health Organization(WHO) menyarankan masyarakat
untuk menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol antara lain: Bekerja secara cepat dan luas dengan
sedikit resiko untuk terjadi resisten terhadap beberapa bakteri, Cocok di gunakan dalam keadaan
dimana tidak adanya tempat untuk membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air, serta
memiliki kapasitas untuk mempromosikan kebersihan tangan yang merupakan hal penting(17).
Meskipun Keefektifan dari hand sanitizer berbasis alkohol secara umum baik, setidaknya terdapat 5
faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan dari hand sanitizer antara lain: Tipe alkohol yang
digunakan, konsentrasi dari alkohol, lamanya kontak dengan alkohol, volume alkohol yang digunakan,
serta kering atau basahnya tangan ketika berkontak dengan alkohol(21). Hand sanitizer mungkin
mengandung satu atau beberapa jenis alcohol, selain mengandung beberapa bahan aktif
didalamnya(22).

Sebagian besar hand sanitizer berbasis alkohol umumnya mengandung isopropanol, ethanol,
serta n-propanol, ataupun kombinasi dari kedua produk tersebut.Aktivitas antimikroba didalam hand
sanitizer berbasis alcohol dapat di hubungkan dengan kemampuan mereka untuk melakukan denaturasi
dan juga meng-koagulasi protein. Dikarenakan kemampuan itu juga nantinya dapat membuat
mikroorganisme mengalami lisis serta menganggu metabolisme bakteri tersebut. Hand sanitizer berbasis
alcohol yang memiliki kandungan alcohol sekitar 60 % - 95 % merupakan produk yang paling sering
digunakan, karena apabila digunakan produk dengan alcohol yang melebihi presentase tersebut dapat
membuatnya menjadi kurang ampuh serta protein menjadi lebih sulit untuk didenaturasi tanpa adanya
air(22).Meskipun terdapat kondisi dimana hand sanitizer dapat berkurang kemampuannya untuk
membunuh bakteri antara lain spora bakteri, oosit protozoa serta beberapa virus yang belum terselimuti
dengan sempurna(non-lipofilik)(23).

Alkohol seperti etanol diketahui sangat baik sebagai agen antimikroba dan merupakan pilihan
utama untuk membersihkan tangan pada tahun 1888. Keberhasilan antimikroba untuk me-nonaktifkan
dan juga menghambat pertumbuhan bakteri secara luas dan cepat dapat dicapai dengan kandungan
etanol(60% - 85%), isopropanol(60% - 80%), dan n-propanol(60% - 80%). Dari ketiga bahan tersebut
etanol merupakan bahan alkohol paling sering digunakan dalam melawan virus. Seringnya digunakan
alkohol dalam membersihkan tangan juga dapat dikarenakan masih tidak adanya tanda-tanda resistensi
dari bakteri. Selain dari kandungan alkohol, hand sanitizer juga terkadang mengandung humektan
seperti glycerin yang memiliki fungsi untuk mencegah kulit kering(24).

2.3.2 Sabun cair

Bahan dasar dari sabun cair terdiri dari beberapa bahan antara lain: air, surfaktan, emolien,
penyeimbang pH, pengawet, serta garam anorganik. Surfaktan merupakan bahan paling penting didalam
kandungan sabun cair, dikarenakan surfaktan berfungsi sebagai menghilangkan atau melepas
kotoran(minyak, debu, lemak).

Anda mungkin juga menyukai