Akuntabilitas Dan Transparansi Pemerinta PDF
Akuntabilitas Dan Transparansi Pemerinta PDF
TIM PENELITI
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
2
RINGKASAN
3
PRAKATA
Assalamu’alaikumwarohmatullahiwabarokatuh
Laporan kemajuan ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan segala
kerendahan hati ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus
kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat langsung dalam
penyusunan laporan kemajuan Peneliitian Dosen Tingkat Jurusan (PDTJ) ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhirnya, semoga
laporan kemajuan ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
Wassalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh
Peneliti
4
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Target Luaran ........................................................................................3
5
5.2.6 Pelaporan ADD di Desa Balunijuk Kec. Merawang Kab Bangka ......24
5.2.7 Pertanggungjawaban ADD di Desa Balunijuk Kab Bangka ...............26
5.2.8 Kendala Pertanggungjawaban Pemerintah Desa .................................27
LAMPIRAN
!6
6
DAFTAR TABEL
Tabel 5.4 Alokasi Dana Desa Tahun 2016 Desa Balunijuk Kecamatan
Merawang .....................................................................................23
Tabel 5.5 Pengeluaran Dana ADD Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang
Tahun Anggaran 2016 ...................................................................25
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ........................................................................................................ 33
8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Desa merupakan keseluruhan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah
terbatas (William Ogburn, M.F Nimkoff: 2011). Menurut Undang-Undang NO. 32
Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menyatakan bahwa Desa sebagai sebuah
pemerintahan yang otonom dengan diberikannya hak-hak istimewa, antara lain
terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa
(Kades) serta proses pembangunan desa. Terkait dengan pengelolaan keuangan
Desa dan sejalan dengan berkembangnya ilmu akuntansi khususnya dalam bidang
akuntansi pemerintahan yang mengkhususkan pencatatan dan pelaporan transaksi-
transaksi yang terjadi di badan pemerintahan, adanya tuntutan akuntabilitas dan
transparansi atas pencatatan transaksi-transaksi dan pelaporan kinerja
pemerintahan oleh pihak-pihak yang berkepentingan menjadi kebutuhan yang
tidak dapat diabaikan. Pelaksanaan otonomi daerah sendiri perlu dipahami sebagai
istilah dari desentralisasi. Desentralisasi memungkinkan berlangsungnya
perubahan mendasar dalam karakteristik hubungan kekuasaan antara daerah
dengan pusat, sehingga daerah diberikan keleluasaan untuk menghasilkan
keputusan-keputusan politik tanpa intervensi pusat. Dalam mewujudkan sistem
pemerintahan yang baik (good governance), perlu adanya peningkatan dalam
prinsip demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
(Dwipayana, 2003:6). Menurut Bastian, (2015:13), Prinsip desentralisasi terkait
dengan penempatan kabupaten atau kota sebagai wilayah pembangunan otonom
yang mempunyai kewenangan untuk mengelola perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan wilayah yurisdiksinya.
Otonomi Daerah dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah adalah hak wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
1
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang-Undang
tentang Desa tersebut dengan nyata dan bertanggungjawab menegaskan bahwa
tujuan dan maksud dari pemberian otonomi pada dasarnya adalah untuk
memberdayakan daerah, termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
memajukan masyarakat desa yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
Karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu pembentukan Alokasi Dana
Desa (ADD) sebagai perwujudan dari desentralisasi keuangan menuju desa yang
mandiri.
Alokasi Dana Desa menurut Sanusi (2004) adalah dana yang harus
dialokasikan pemerintah kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima dari kabupaten yang
penggunaannya untuk 30% belanja aparatur dan operator dan 70% untuk belanja
publik dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan
desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, pelaporan, pertanggung-jawaban dan pengawasan memberikan
kewenangan pengelolaan keuangan desa dan adanya Alokasi Dana Desa atau
ADD (berdasarkan PP No.72 tahun 2005), menuntut desa untuk semakin terbuka
dan responsibilitas terhadap proses pencatatan akuntansi sehingga desa dapat
mengelola keuangan dan melaporkannya secara transparan, akuntabel dan
partisipatif.
Ketika laporan keuangan desa dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan
baik, maka kinerja pemerintahan desa akan berkembang dengan baik pula.
Sedangkan kenyataan yang terjadi saat ini terkait Laporan Keuangan Desa,
menurut Hanifah, 2015, secara prinsip masih banyak desa yang memiliki
permasalahan terkait laporan keuangan desa, antara lain: (1) sering terjadi
keterlambatan laporan keuangan dalam penyampaian dari desa ke Kecamatan, (2)
Masih lemahnya perangkat desa dalam pemahaman PP No. 32 tahun 2004, (3)
Masih lemahnya skill (ketrampilan) terkait kreativitas laporan keuangan, (4)
Masih lemahnya infrastruktur terkait teknologi informasi (internet), (5) Dalam
2
laporan keuangan yang dibuat oleh kepala desa selama ini masih bersifat
konvensional (tradisional). Permasalahan seperti diatas muncul salah satunya
karena tidak berlakunya standar pelaporan keuangan di desa. Sejalan dengan hal
itu maka diperlukan adanya akuntansi dan manajemen keuangan yang baik di
tiap-tiap desa.
Berdasarkan Latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana penerapan transparansi dan akuntabilitas pemerintah desa dalam
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan alokasi dana desa yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta pertanggungjawaban alokasi dana desa
di Desa Balunijuk, Kabupaten Bangka yang bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat menuju desa yang sejahtera dan mandiri.
3
3. Luaran tambahan (kalau memungkinkan) berupa prosiding pada seminar
ilmiah karena hasil dari penelitian ini (direncanakan) akan diseminarkan di
Universitas Bangka Belitung.
4. Luaran tambahan (jika memungkinkan) berupa pengayaan ajar, bahwa
materi dari penelitian ini merupakan topik salah satu mata kuliah yang
peneliti ajarkan di Universitas Bangka Belitung khususnya terkait dengan
mata kuliah statistika ekonomi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup
masyarakat banyak.
Kedua, prinsip akuntabilitas. Akuntabilitas adalah prinsip
pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan
dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak
hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk
menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran
tersebut.
Ketiga, prinsip value for money. Prinsip ini berarti diterapkannya tiga
pokok dalam proses penganggaran yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektif. Ekonomi
berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan
kualitas tertentu pada harga yang murah. Efisiensi berarti bahwa penggunaan dana
masyarakat tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal (berdayaguna).
Efektifitas berarti bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target-
target atau tujuan kepentingan publik.
6
Transparansi pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip good
governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dengan
dilakukannya transparansi tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual
dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk (1)
membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan
(realisasi v.s anggaran), (2) menilai ada tidaknya korupsi dan manipulasi dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran, (3) menentukan
tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait, (4) mengetahui
hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi
sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait (Mahmudi,
2010).
7
publik pasti akan melakukan penganggaran yang pada dasarnya merupakan cara
untuk mencapai visi dan misinya (Mardiasmo, 2002:106). Untuk itu manajemen
keuangan dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang harus dipatuhi
sebagai salah satu cara untuk mengawasi kebijakan keuangan daerah. Seperti yang
telah dijelaskan Mardiasmo (2002:105-106), prinsip manajemen keuangan daerah
meliputi akuntabilitas, value for money, transparansi, pengendalian, dan kejujuran.
8
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan pemberian bantuan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah untuk: (1)
Menunjang operasional penyelenggaraan pemerintahan desa, (2) Menanggulangi
kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial, (3) Meningkatkan perencanaan
dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat,
(4) Meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan, (5) Meningkatkan
pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan
peningkatan sosial, (6) Meningkatkan ketrentraman dan ketertiban, (7)
Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan
kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, (8) Mendorong peningkatan
keswadayaan dan gotong royong masyarakat, (9) Meningkatkan pendapatan desa
dan masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dan usaha
lainnya, (10) Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
desa, dan (11) Menunjang program kegiatan pemerintah, pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten.
9
Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam APBDes oleh karena itu
dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi Prinsip
Pengelolaan Alokasi Dana Desa sebagai berikut: (1) Pengelolaan keuangan ADD
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam
APBDes; (2) Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur
masyarakat; (3) Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
administratif, teknis, dan hukum; (4) ADD dilaksanakan dengan menggunakan
prinsip hemat, terarah dan terkendali.
10
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
11
BAB IV
METODE PENELITIAN
12
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga
teknik pengumpulan data, yaitu observasi langsung, wawancara dan analisis
dokumen Desa Balunijuk, Kabupaten Bangka. Teknik observasi dilakukan untuk
mengamati secara langsung bagaimana prinsip-prinsip akuntabilitas dan
transparansi diterapkan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
Balunijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Wawancara digunakan oleh
peneliti karena teknik ini memegang peran yang sangat penting dalam
memperoleh informasi dan mengumpulkan data yang lengkap bagi peneliti.
Analisis dokumen digunakan sebagai sumber data yang dapat mendukung data
dari wawancara dan observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan dan catatan penting yang dimiliki Desa Balunijuk terkait dengan
perencanaan dan pelaksanaan ADD.
Terdapat beberapa informan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini
yang terlibat langsung serta dianggap memenuhi kriteria penelitian yaitu yang
memahami dan dapat memberikan informasi secara akurat serta valid tentang
pengelolaan Alokasi Dana Desa. Informan-informan tersebut antara lain
Pemerintah desa Selaku Tim Pelaksana Desa dan perwakilan masyarakat desa.
Sebagai informan dari unsur pemerintah desa, diwakili oleh Kepala Desa,
Sekretaris Desa dan Bendahara yang berkompeten dalam pengelolaan ADD.
13
lebih jauh dalam menganalisis data tersebut. (2) Penyederhanaan Data yaitu data
yang didapatkan disederhanakan dengan cara membuang atau mengurangi data
yang tidak diperlukan sehingga data yang terpilih dapat diproses ke langkah
selanjutnya yaitu (3) Proses Analisis Data, analisis data dilakukan pada saat
pengumpulan data sedang berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. (4) Hasil Interpretasi diperoleh dari hasil pemahaman
coding data pada penelitian ini kemudian dikaitkan dengan teori yang ada
sehingga interprestasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut.
Penelitian ini juga menyertakan kutipan, narasi dan gambar untuk
menggambarkan interprestasi dan pandangan Kepala Bagian Pemerintahan Desa
Balunijuk dan tim pendamping ADD di tingkat Kabupaten.
14
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
15
proses pengolahan data yang didahului dengan (1) Mengorganisir data, yaitu data
yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian melalui wawancara dibaca
berulang-ulang oleh peneliti agar data atau hasil yang telah didapatkan oleh
peneliti dapat dimengerti dengan benar. Hasil wawancara yang diperoleh disusun
secara sistematis dengan tujuan untuk memudahkan peneliti lebih jauh dalam
menganalisis data tersebut. tahap selanjutnya, (2) Penyederhanaan data dengan
cara mengurangi data yang tidak diperlukan sehingga data yang terpilih dapat
diproses ke langkah selanjutnya yaitu (3) Proses analisis data yang dilakukan pada
saat pengumpulan data sedang berlangsung dan pengumpulan data telah selesai
dilakukan. Selanjutnya, yaitu (4) Hasil Interpretasi yang merupakan tahap terakhir
dari proses pengolahan data dimana data yang diperoleh dikaitkan dengan teori-
teori yang ada sehingga hasil interpretasi yang disajikan tidak bersifat bias.
Berdasarkan tahap-tahap teknik analisis data tersebut, maka hasil dan
pembahasan penelitian ini didahului dengan menjelaskan profil Desa Balun ijuk
yang berada di dalam Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
16
Tabel 5.1
Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan/Desa di Kecamatan
Merawang, 2016
Kelurahan/Desa Luas Daerah Jumlah Kepadatan
(Km²) Penduduk Penduduk
(orang) Per Km²
(1) (2) (3) (4)
1. Kimak 48,93 3,291 67
2. Jada Bahrin 56,00 1,748 31
3. Balun Ijuk 12,02 4,481 327
4. Pagarawan 11,67 5,177 443
5. Baturusa 10,80 4,617 427
6. Air Anyir 12,90 2,093 162
7. Riding Panjang 21,10 3,192 151
8. Dwi Makmur 8,55 771 90
9. Jurung 13,30 1,815 136
10. Merawang 12,00 2,144 178
Rata-rata per 207,27 29,329 141
Kecamatan
Jumlah penduduk Kecamatan Merawang pada Tahun 2016 berjumlah
9.329 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki berjumlah 15.295 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sejumlah 14.034 jiwa. Merujuk pada hal ini maka sangat
penting untuk diperhatikan bahwa penduduk disamping sebagai sumber daya
pembangunan, tetapi juga sekaligus sebagai subjek dari seluruh pembangunan.
Dapat dilihat kepadatan penduduk Kecamatan Merawang pada tahun
2016 dengan sebaran masing-masing Desa pada tabel 5.2;
17
Tabel 5.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Desa/Kelurahan Kecamatan
Merawang Tahun 2016 (Orang)
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
1. Kimak 1,733 1,558 3,291
2. Jada Bahrin 917 831 1,748
3. Balun Ijuk 2,301 2,180 4,481
4. Pagarawan 2,798 2,379 5,177
5. Baturusa 2,378 2,239 4,617
6. Air Anyir 1,111 982 2,093
7. Riding Panjang 1,646 1,546 3,192
8. Dwi Makmur 405 366 771
9. Jurung 966 849 1,815
10. Merawang 1,040 1,104 2,144
Jumlah 15,295 14,034 29,329
5.2.2. Program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Balun Ijuk Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka
Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah perlu dialokasikan untuk mempercepat pembangunan
18
desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa serta menuju desa yang
mandiri. Landasan hukum diperlukan untuk melaksanakan program alokasi dana
desa. Berikut adalah landasan hukum penyelenggaraan program Alokasi Dana
Desa di Desa Balun ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka:
1. Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa
2. Undang-undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Desa
5. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
6. Peraturan Bupati
Besarnya jumlah ADD dihitung dengan menggunakan formulasi
berdasarkan azas adil dan azas merata. Azas Adil adalah besarnya bagian Alokasi
Dana Desa (ADD) yang dibagi secara proporsional untuk di setiap Desa
berdasarkan nilai bobot desa yang disebut sebagai ADD proporsional. Azas
Merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa atau yang
disebut dengan ADD minimal.
Besaran Alokasi Dana Desa pada Desa Balunijuk Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka menetapkan 4 indikator sebagai dasar perhitungannya. Berikut
adalah 4 indikator tersebut:
1. Kemiskinan (sebagai variabel independen utama).
2. Keterjangkauan (sebagai variabel independen utama).
3. Luas wilayah (sebagai variabel independen tambahan).
4. Jumlah penduduk (sebagai variabel independen tambahan).
19
5.2.3. Implementasi alokasi Dana Desa di Desa Balun Ijuk Kecamatan
Merawang KabupatenBangka
Progam ADD di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka telah dilaksanakan sejak disahkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka. Pelaksanaan ADD di Desa Balun Ijuk yang telah berjalan selama 8 tahun
pada tahun 2016 akan menjadi hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut
dikarenakan sudah pasti telah direncanakan, dikelola dan dilaksanakan lebih
matang dan baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengelolaan
Alokasi Dana Desa Tahun 2016.
Dari pendapatan dana ADD yang dipersiapkan oleh Kabupaten Bangka
untuk Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang pada tahun anggaran 2016 sejumlah
Rp. 702.212.986,49, paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) akan digunakan
untuk membiayai belanja aparatur dan operasional Pemerintah Desa dan BPD.
Selanjutnya, paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dana tersebut akan
digunakan untuk belanja program pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya, dari penjelasan diatas diketahui bahwa anggaran dana ADD
yang berasal dari akumulatif DAU dan APBD yang merupakan hak fiskal desa
yang diperoleh langsung dari pemerintah kabupaten, jumlah besaran dananya
selalu meningkat setiap tahun dan perhitungan besarannya sendiri telah
disesuaikan dengan aturan yang diterbitkan pada Permendagri Nomor 113 Tahun
2014 tentang pengelolaan keuangan desa.
Implementasi Alokasi Dana Desa di Desa Balun Ijuk Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka akan diketahui lebih jelas dari mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban Alokasi Dana
Desa secara lengkap.
20
5.2.4. Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Balun Ijuk Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka
Perencanaan ADD di Desa Balun Ijuk berdasarkan hasil wawancara
dengan Kepala Desa, secara teori sudah sepenuhnya melaksanakan penerapan dari
azas umum Pengelolaan Keuangan Desa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
partisipasi masyarakat dalam perencanaan dari penggunaan dana ADD melalui
beberapa rapat yang dimulai dari tingkat Dusun yang disebut dengan Musyawarah
Dusun (Musdus), lalu rapat tingkat Desa yang disebut dengan Musyawara Desa
(Musdes) dan terakhir Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Desa
(Musrenbang) yang ketiganya dilakukan satu kali dalam setahun. Rapat tersebut
membahas tentang Rencana Prioritas Penggunaan Dana Alokasi Dana Desa
(ADD) Tahun Anggaran 2017 yang disusun oleh Pemerintah Desa/Kepala Desa,
Kadus, BPD, SMD, RT, Perangkat Desa, Tokoh Agama, Karang Taruna , Kepala
Sekolah dan Lembaga Kemasyarakatan.
Rapat Musrenbang Tingkat Desa merupakan forum pembahasan rencana
usulan kegiatan Pembangunan Desa yang berpedoman yang berpedoman pada
prinsip-prinsip Perencanaan Pembangunan Partisipasi Masyarakat (P3MD).
Prinsip Partisipasi (Mardiasmo, 2002:24) adalah keterlibatan masyarakat dalam
pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
Partisipasi Masyarakat dalam hal pengambilan keputusan perencanaan
pembangunan dana ADD di Desa Balun ijuk dapat dikatakan cukup baik. Hal ini
diperkuat dengan sampel data tingkat kehadiran masyarakat dalam rapat
musyawarah desa Balun Ijuk:
21
Tabel 5.3
Tingkat Kehadiran Rapat Musrenbang Tingkat Desa di Desa Balunijuk
Kecamatan Merawang
Daftar yang Jumlah Jumlah
No Diundang Undangan Hadir %
1 Perangkat Desa 14 14 100
2 Badan Pemusyawaratan 11 9 82
Desa
3 Sarjana Membangun 1 1 100
Desa
4 Bhabinkamtibmas 1 1 100
5 PKK desa Balunijuk 2 2 100
6 Tokoh Masyarakat 15 15 100
7 Tokoh Agama 10 6 60
8 RT 4 4 100
9 Karang Taruna Bina 2 2 100
Insan
10 Kepala Sekolah 4 4 100
Jumlah 64 58 91
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa Balunijuk
Kecamatan Merawang (diolah)
22
Tabel 5.4
Alokasi Dana Desa Tahun 2016 Desa Balunijuk Kecamatan Merawang
N0 Uraian Besarnya (Rp) Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1 Penyelenggaraan
Pemerintah Desa:
- Belanja Aparatur 406.800.000
- Operasional Pemdes 92.616.486,5
Jumlah (1) 499.416.486,5
2 Pemberdayaan
Masyarakat: Pengadaan bangunan
- Pembangunan & pendidikan, Ketentraman dan
Pemeliharaan Sarana 4.296.500 Ketertiban, Kerukunan umat
dan Prasarana 83.150.000 beragama, Bantuan Anak
Pendidikan 115.350.000 yatim & masy Kurang
- Pembinaan mampu, Keg workshop
Kemasyarakatan pemerintah desa
- Pemberdayaan
Masyarakat
Jumlah (2) 202.796.500
Jumlah (1+2) 702.212.986,49
Sumber: Laporan Rekapitulasi Dana ADD Tahun 2016 Desa Balunijuk Kecamatan Merawang
(diolah)
23
1. Tim pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa (ADD) mengawali kegiatan
dengan penyusunan program kegiatan yang didanai dari Alokasi Dana Desa
setelah pertauran desa tentang Alokasi Dana Desa ditetapkan.
2. Tim Pelaksana Bidang Pemerintah menangani/mengelola kegiatan ADD untuk
penyelenggaraan pemerintah.
3. Tim Pelaksana Bidang Pemberdayaan Masyarakat menangani/mengelola
kegiatan ADD untuk pemberdayaan Masyarakat.
Ditinjau dari mekanisme panyaluran dana ADD untuk pelaksanaan
program kegiatan ADD di Tahun 2016 telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
ADD. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Desa yang menyatakan
bahwa segala pelaksanaan program kegiatan ADD seperti pembangunan fisik
serta sarana dan prasarana di desa dilakukan setelah dana diterima oleh Kepala
Desa.
Dalam hal pelaksanaan kegiatan program ADD harus menjunjung tinggi
prinsip transparansi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan, hal ini menjadi
penting karena masyarakat desa mempunyai hak untuk mengetahui informasi
tentang penyelenggaraan pemerintah, kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaan serta hasil yang dicapai. Pemerintah Desa Balun ijuk dalam
penerapan prinsip partisipatif dan transparansi sudah mengarah pada implementasi
yang cukup baik, hal ini dibuktikan dengan pernyataan Kepala Desa yang
menyatakan bahwa terdapat papan informasi yang dipasang di setiap masjid serta
pemasangan baliho-baliho di sekitar jalan di Desa Balun Ijuk.
24
kegiatan dan penyerapan dana, (2) masalah yang dihadapi dan pemecahannya, (3)
pencapaian hasil Alokasi Dana Desa (ADD).
Pelaporan ADD dibuktikan dengan Pertanggungjawaban pelaksanaan
kegiatan program ADD kepada pemerintah tingkat atas yang dilaporkan secara
periodik, yaitu satu kali dalam setahun. Pelaporan ADD Desa Balun ijuk telah
dibuat secara terperinci dalam laporan rekapitulasi dana ADD tahun 2016.
Laporan ADD tersebut ditujukan sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas
mengenai segala aktifitas yang telah dilaksanakan kepada pemberi dana dan juga
masyarakat yang memerlukan informasi. Hal ini sesuai dengan pemaparan hasil
wawancara dengan Kepala Desa Balun ijuk sebagai berikut:
“Sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas dalam
pertanggungjawaban pengelolaan ADD kami membuat laporan rekapitulasi dana
ADD yang dilaporkan setiap satu kali dalam setahun”.
Penggunaan Alokasi Dana Desa di Desa Balunijuk Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka sebesar Rp.702.212.986,49 Tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.5
Pengeluaran Dana ADD Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Tahun Anggaran
2016
No Keterangan Masuk Keluar
(Anggaran) (Realisasi)
1 Pendapatan Alokasi Dana Desa 702.212.986, 5
2 Pembayaran Penghasilan Tetap dan 406.800.000 397.000.000
Tunjangan Kades, Perangkat, Pimpinan
BPD, Pemdes & PPKD
3 Pembayaran Kegiatan Operasional Kantor 45.466.486,49 45.400.000
Desa
4 Kegiatan Penyelenggaraan 2.850.000 2.850.000
Musrenbangdes
5 Kegiatan Perencanaan Pembangunan Desa 3.500.000 -
6 Penyusunan Perdes tentang APBDes 3.960.000 3.960.000
25
No Keterangan Masuk Keluar
(Anggaran) (Realisasi)
7 Penyusunan Revisi RPJMDesa 2016 & 9.420.000 4.110.000
RKPDesa
8 Pengelolaan Penyusunan Profil Desa 17.800.000 5.490.000
9 Penyusuna Perdes Tentang Perubahan 3.760.000 3.760.000
APBdes
10 Penyusunan Laporan Tahunan 2.680.000 2.680.000
11 Penetapan dan Penegasan Batas Desa 3.180.000 -
12 Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana 4.296.500 -
dan Prasarana Pendidikan
13 Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban 4.075.000 4.075.000
14 Pembinaan Kerukunan Umat Beragama 3.450.000 3.450.000
15 Pembinaan PKK 17.725.000 14.725.000
16 Penyelenggaraan Hari Besar Nasional 57.900.000 57.900.000
17 Pelatihan Kades, Perangkat Desa dan BPD 80.200.000 75.859.000
18 Pemberdayaan Bagi Anak Yatim dan 35.150.000 32.650.000
Masyarakat Kurang Mampu
Jumlah 702.212.986,5 653.909.000
Sumber: Laporan Rekapitulasi Dana ADD Tahun 2016 Desa Balunijuk Kecamatan Merawang
(diolah)
26
Desa harus mengembangkan prinsip-prinsip aspiratif, partisipasi, transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan serta pertanggungjawabannya.
Pemerintah Desa Balun Ijuk selalu berusaha menerapkan prinsip
transparansi dengan masyarakat desa agar terciptanya kepercayaan masyarakat
desa kepada pemerintah desa yang dipercaya untuk menjalankan amanah dalam
mengelola dana yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pemerintah Desa Balun ijuk selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam
melaksanakan serta mengelola ADD. Bentuk pertanggungjawaban Desa kepada
masyarakat desa adalah dengan dibuatnya papan informasi serta baliho-baliho
terkait ADD dan dibuatnya laporan realisasi dana ADD.
27
berubah-ubah karena perubahan undang-undang ataupun perubahan dari
perubahan bupati, selain itu tidak adanya aturan yang baku terkait syarat
pelaporan pertanggungjawaban seiring dengan banyaknya aturan pengelolaan
keuangan ADD yang harus dipenuhi oleh pemerintah desa”
Kendala lain dalam pelaporan keuangan ADD Desa Balunijuk yang
dituturkan oleh Kepala desa adalah keharusan menggunakan pihak ketiga untuk
pembuatan laporan keuangan ADD apabila program yang dikerjakan diatas 100
juta.
28
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan program Alokasi dana Desa di Desa Balun ijuk Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka telah menerapkan konsep pembangunan
partisipatif masyarakat desa yang dibuktikan dengan penerapan prinsip
partisipatif atau keterlibatan masyarakat.
2. Pelaksanaan program kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa Balun ijuk
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka telah menerapkan prinsip-prinsip
partisipasif, transparan serta akuntabel.
3. Pelaporan Alokasi Dana Desa di Desa Balun ijuk Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka telah dilaksanakan dengan baik yang telah dibuktikan
dengan pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan ADD dan
APBDesa kepada pemerintah tingkat atas dan dilaporkan setiap setahun
sekali.
4. Pelaporan Alokasi Dana Desa yang dibuat oleh pemerintah Desa Balun Ijuk
semuanya telah sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh kabupaten.
5. Pertanggungjawaban administrasi dan kompetensi sumber daya manusia
pengelola keuangan sudah baik, hal ini dibuktikan dengan rutinnya
pemerintah desa yang mengikuti pelatihan-pelatihan pengelolaan keuangan.
6. Kendala Pertanggungjawaban pelaporan keuangan Alokasi Dana Desa di Desa
Balunijuk adalah tidak adanya aturan yang baku terkait syarat penyusunan
pelaporan keuangan ADD karena adanya perubahan aturan setiap tahun dan
banyaknya aturan yang harus diikuti dengan berbagai syarat yang berbeda
satu sama lain.
29
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan tentang penerapan prinsip
Transparansi dan Akuntabilitas Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan
Alokasi Dana Desa di Desa Balun ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka,
maka saran yang dapat penulis ajukan terkait penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa Balun ijuk Kecamatan Merawang diharapkan tetap
menerapkan prinsip-prinsip pastisipatif, transparansi dan akuntabilitas yang
telah diimplementasikan dalam pengelolaan keuangan ADD agar keinginan
terwujudnya Desa yang mandiri dan pemerintahan desa yang baik tetap dapat
dipertahankan.
2. Fokus pada program Alokasi Dana Desa dengan melakukan pembangunan
fisik dan melakukan perbaikan secara terus menerus dengan tetap mengikuti
peraturan perundang-undangan yang ada.
3. Keterlibatan masyarakat Desa dalam membangun desa agar lebih diaktifkan
lagi oleh pemerintah desa agar dapat terwujud akuntabilitas dan transparansi
dalam pertanggungjawaban pengelolaan Alokasi Dana Desa.
4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperbanyak variabel lain dalam program
Alokasi Dana Desa dan memperbanyak jumlah desa yang akan diteliti.
30
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa. Jumlah Alokasi Dana Desa.
2015. Banyuwangi.
Faridah. Dan Bambang Suryono. 2015. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa
Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDES).
https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article. Diakses Tanggal 25 Juni 2017.
Kumalasari, D. Dan I.B, Riharjo. 2016. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa
Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa. https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article.
Diakses tanggal 16 Juni 2017.
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi Offset. Yogyakarta.
2010. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset. Yogyakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa. Jakarta.
31
32