Anda di halaman 1dari 4

SUMMARY SKENARIO 1

BLOK 5: PROMOSI KESEHATAN

PRIORITY HEALTH PROBLEM,


NEED & TARGET ASSESSMENT

Disusun oleh :
RINA MUSTIKA
14811017
Kelompok Tutorial F
Tutor : Romo Sukir
Tanggal : Jum’at, 06 Juni 2014

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014

Page 1 of 4
1. Mahasiswa mampu memahami definisi, tujuan, sasaran, strategi, dan media dari
promkes
Definisi: proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol diri (aware) serta untuk
meningkatkan kesehatan mereka (fisik, mental, emosional atau spiritual)(1). Meliputi semua
kegiatan yang dimaksudkan mencegah penyakit atau untuk mempromosikan kesehatan yang
positif(2). Tujuan: untuk meningkatkan harapan kesehatan, dan untuk mempersempit
kesenjangan/perbedaan kesehatan antar kelompok(3). Sasaran: individual, kelompok,
(4)
masyarakat . Sasaran Promkes secara spesifik: a) sasaran primer (masyarakat). b)Sasaran
Sekunder (tokoh masyarakat, tokoh agama, dsb, akan mengajarkan kepada warga dan
mencontohkan perilaku hidup sehat). c) Sasaran tersier: para pembuat keputusan/penentu
kebijakan melalui peraturan sehingga akan berdampak pada perilaku hidup sehat(10). Strategi→
advocacy: (advokasi) untuk menjamin terciptanya kondisi yang menguntungkan bagi kesehatan;
enabling: memungkinkan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, memberikan
informasi dan ketrampilan yang mereka butuhkan untuk membuat pilhan kesehatannya; mediation:
mediasi antar kelompok yang berbeda untuk mencapai kesehatan yang diharapkan(1). Media:
Menurut bentuknya media penyuluhan dibedakan atas : a. Media visual (penglihatan): yang
berguna dalam membantu menstimulasi indera mata/penglihatan pada waktu terjadinya proses
pendidikan, misalnya slide show. b. Media audio (pendengaran): yang dapat membantu untuk
menstimulasi indra pendengar pada waktu proses penyampaian dalam pendidikan, misalnya
piringan hitam, radio, pita suara. c. Media audio-visual: kombinasi antara media pendengaran dan
penglihatan misalnya televisi. d, Media tempat memperagakan, misalnya papan tulis, papan
tempel. e. Media pengalaman nyata atau media tiruan (simulasi, benda nyata). f. Media
cetak/media massa (buku bacaan, leaflet, folder, poster, brosur)(11).
2. Mahasiswa mampu memahami bukti ilmiah, PP, dan SKA dalam promkes
Bukti ilmiah: community pharmacist di Inggris sangat berperan dalam promkes bagi masyarakat,
yaitu dengan melibatkan > 90% dari populasi/tahun. Pendidikan promosi kesehatan menjadi
bagian dari kurikulum sarjana. Terdapat peningkatan kesehatan pada masyarakat setelah
dilakukannya promkes ke masyarakat(13). PP: dalam Kepmenkes 1027 BAB III tentang pelayanan
disebutkan bahwa : “Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain
dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya(5). SKAI: dalam Standar
Kompetensi Apoteker Indonesia pada pada butir 6 disebutkan bahwa : “Apoteker mampu
berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan kasyarakat”(6).
3. Mahasiswa mampu memahami definisi, prinsip, langkah-langkah, jenis-jenis,
metode, dan prioritas masalah dalam NA
Definisi: proses penilaian kebutuhan dengan mengumpulkan dan mengkaji informasi atau data
untuk mengidentifikasi kebutuhan sekelompok individu(7). Prinsip: adanya proses pengumpulan

Page 2 of 4
data/informasi yang melibatkan pihak (orang) lain(8). Langkah-langkah: persiapan identifikasi
permasalahan utama kesehatan (pengumpulan data: berinteraksi dengan masyarakat) analisis
masalah kesehatan (pengolahan data) keluar hasil dan diketahui kebutuhan kesehatan yang
diperlukan Identifikasi prioritas masalah mana yang akan ditindak lanjuti Implementasi dan
monitoring (penerapan perubahan, monitoring, evaluasi strategi, dan mengukur dampak dari
layanan perubahan tersebut)(8). Menurut Fertman, penilaian kebutuhan terdiri dari 4 dasar a)
Menentukan lingkup penilaian: bekerja dengan informan kunci dan pemangku kepentingan (yaitu,
panitia penasehat) untuk menentukan lingkup pekerjaan dan tujuan dari penilaian kebutuhan. b)
Mengumpulkan data: mengumpulkan data yang hanya dibutuhklan. c) Analisis data: menggunakan
metode yang jelas yang dapat dimengerti/dipahami. d) Pelaporan dan berbagi temuan: dengan
komunikasi yang mudah dimengerti(7). Jenis-jenis: a) Model discrepancy penentuan sasaran,
ukuran penampilan, dan identifikasi ketidak sesuaian. b) Model marketing: penilaian kebutuhan. c)
Model decision making: Terdiri dari tiga tahap yaitu: menganalisis model masalah, kuantifikasi
(pengukuran kuebutuhan dan kepentingan), sintesis (mengetahui kedudukan relatif kebutuhan)(12).
Metode a) Metode kuantitatif: yaitu dengan melibatkan pengumpulan data numerik, biasanya
digunakan dalam melakukan evaluasi promkes. b) Metode kuallitatif: yaitu dengan melibatkan
pengumpulan data non numerik, meliputi deskripsi program, kadangkala prospektif dari
pengalaman peserta program sendiri(7). Prioritas masalah: Prioritas dapat diputuskan atas dasar
ukuran dan dampak keparahan, ketersediaan intervensi dan tindakan yang efektif dan dapat
diterima(8).
4. Mahasiswa mampu memahami jenis data, cara pengumpulan dan analisis data
Jenis-jenis data: Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti untuk
memperoleh data spesifik yang dibutuhkan dan membantu studi melalui survey, wawancara,
Focus Group Discussion (FGD). Data sekunder merupakan data statistik yang sudah ada yang
berasal dari tempat lain (catatan penting, data sensus, jurnal)(7). Cara pengumpulan data:
Pengamatan (Observasi), Quesioner, Wawancara (Interview), dokumentasi(9). Analisis data:
pengolahan data dengan analisis statistik (SPSS) (7).
5. Mahasiswa mampu memahami definisi dan macam-macam health determinant
Definisi: faktor-faktor serta perilaku individu yang dapat mempengaruhi kesehatan(2). Macam-
macam: a) Lingkungan fisik udara, air, cemaran, dan sanitasi. b) Lingkungan sosial pengaruh
kehidupan sosial disekitarnya seperti hubungan pertemanan ataupun keluarga. c) Perilaku dan
gaya hidup merokok, minum alkohol, makan kurang gizi, dan rendahnya aktivitas fisik. d)
Pendidikan: Pendidikan rendahkesehatan rendah. e) Faktor ekonomi: Ekonomi
rendahmenurunnya pemeliharaan kesehatan. f) Biologi dan genetic keluarga. Genetik dapat
seseorang rentan terpapar penyakit tertentu dan masalah kesehatan(2).

Page 3 of 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Tones, K., 2004, Health Promotion Planning and Strategies, Sage, British Library
2. John, Kemm., and Anne, Close., 1995, Health Promotion Theory and Practice, Macmillan
Press, London.
3. Ellul, M., 1999, Health Promotion and the Community Pharmacist
4. Dignan, M.B., & Carr P.A., 1992, Program Planning for Health Education and Promotion.
Second Edition. USA: Lea & Febiger.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004/
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Menteri Kesehatan Riepublik
Indonesia, Jakarta
6. IAI, 2011, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
7. Fertman, CL. & Allensworth, DD., 2010, Health Promotion Program. San Fransisco, US: A
Wiley Imprint.
8. Hawe, P., Degeling, D., Hall, J., and Brierley, A., 1998, Evaluating Health Promotion: a
Health Worker’s Guide, Maclennan & Petty Pty Limited, Autralia.
9. Rokhman, dan Aminah, S., 1997, Teknik Pengumpulan Data, Lokakarya Fungsi Non
Peneliti, Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor
10. Ambarwati, 2013, konsep dan prinsip promosi kesehatan,
http://enyretnaambarwati.com/2010/03/konsep-dan-prinsip-promosi-kesehatan.html,
diakses 05 Juni 2014.
11. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.
12. Machfoedz, I., dan Suryani, E., 2009, Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan, Fitramaya, Yogyakarta
13. Anderson, C., 200, Health Promotion in Community Pharmacy: the UK situation, UK

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai