Anda di halaman 1dari 3

Summary Skenario 1 “Promosi Kesehatan” Leila Velayati / 14811001

Promosi kesehatan
Definisi upaya untuk meningkatkan kemapuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat agar dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan(4). Sasaran 1. Sasaran primer, yaitu pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga), 2. sasaran sekunder, yaitu para pemuka masyarakat, 3. Sasaran tersier, yaitu
pembuat kebijakan berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan di bidang
lain(4). Strategi 1) advocacy  untuk memastikan terciptanya kondisi yang menguntungkan bagi
kesehatan. 2) enabling  dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, juga dengan
memberikan informasi dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang
sehat. 3) mediasi  antara kelompok-kelompok yang berbeda untuk memastikan tercapainya
kesehatan(10). Media 1) benda asli (benda hidup atau mati); 2) benda tiruan (ukuran berbeda dari
aslinya); 3) gambar/media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan; 4) gambar alat
optik, seperti foto, slide, film(2).
Kontribusi Apoteker
Bukti ilmiah Kegiatan promosi kesehatan di Australia telah berhasil mengurangi tingkat merokok,
angka kejadian penyakit kardiovaskular dan kanker kulit melalui pendekatan secara organisasi,
ekonomi, dan intervensi pendidikan. Meskipun intervensi pendidikan hanya sedikit mengurangi
perubahan kebiasaan namun dapat mendukung intervensi lainnya(1).
Peraturan Pemerintah Undang-undang RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 1
menyatakan bahwa pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan(3).
Dalam standar kompetensi apoteker Indonesia nomor 6 disebutkan bahwa apoteker harus
mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat, yang meliputi: 1)
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain dalam menangani masalah kesehatan di masyarakat,
2) melakukan survey masalah obat di masyarakat, 3) melakukan identifikasi dan prioritas masalah
kesehatan di masyarakat berdasarkan data, 4) melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan
masyarakat, 5) melakukan evaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan, 6) membuat
dokumentasi pelaksanaan program promosi kesehatan(6).
Need Assessment
Pengertian kumpulan informasi dari suatu kelompok atau individu di suatu daerah yang diperlukan
untuk meningkatkan baik status kesehatan saat ini maupun status kesehatan yang ideal(7).
Langkah-langkah a) Memulai, dengan cara menentukan populasi, apa yang akan dicapai, siapa
yang harus dilibatkan, sumber daya yang dibutuhkan serta resiko dalam menjalankan program; (b)
Mengidentifikasi masalah kesehatan, dengan cara melihat profil populasi target, mengumpulkan
data, menentukan kebutuhan, identifikasi serta penilaian kesehatan, kondisi serta faktor penentu
yang mungkin berpengaruh terhadap profil kesehatan populasi, (c) Menilai prioritas masalah
kesehatan, dengan cara mempertimbangkan kondisi kesehatan serta faktor penentu yang paling
signifikan serta dampak keparahan untuk menentukan efektifitas tindakan; (d) Melaksanakan
rencana, dengan cara mempertimbangkan hasil intervensi yang telah dilakukan, monitoring dan
evaluasi strategi, serta strategi mengidentifikasi resiko serta kunci keberhasilan program dan
pengelolaannya; (e) Meninjau ulang program (evaluasi), untuk mengukur hasil yang telah
dilakukan apakah berjalan dengan benar, sesuai target dan harapan, apakan terdapat perubahan
setelah program berjalan serta untuk memilih prioritas berikutnya(5).
Metode 1. Discrepancy-> berdasarkan pendapat ahli yang berpedoman pada standar tertentu
dimana apabila tidak sesuai standar atau dibawah standar maka terdapat masalah. 2. Marketing
Model-> berdasarkan pada trend yang sedang berkembang, 3. Decision Making Model->
keputusan berdasarkan pendapat kelompok orang tertentu, 4. Parcipatory action model->
menggunakan metode bottom-up dalam need assessment dan selanjutnya dibawa ke lapangan
lagi untuk dilakukan negosiasi(7).
Prioritas masalah NA 1) konsultasi-> wawancara dengan penduduk yang tinggal dan bekerja
dalam komunitas sehingga dapat dipilih wilayah dan masalah yang dirasa penting. 2)
pengumpulan data -> sumber data yang tersedia mengenai keadaan kesehatan masyarakat dan
penggunaan pelayanan kesehatan menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan data mana
yang digunakan. 3) penyajian data-> data hasil analisis di urutkan berdasarkan rasio. 4)
menentukan prioritas -> mempertimbangkan tingkat prevalensi, keparahan, kesuksesan
intervensi(8).
Data
Jenis data: 1. Data primer merupakan data asli yang belum ada sebelumnya diperoleh langsung
dari individu di suatu wilayah, biasanya melalui survei, wawancara, observasi langsung. 2. Data
sekunder merupakan data yang sudah ada karena telah dikumpulkan oleh seseorang untuk tujuan
lain. Sumber data sekunder meliputi catatan penting, data yang sensus, dan jurnal(7).
Cara pengumpulan: 1. Metode kuantitatif, meliputi pengumpulan dan analisis data numerik dalam
bentuk angka atau skor untuk menjelaskan hasil suatu program ataupun intervensi. 2. Metode
kualitatif, meliputi pengumpulan data non numerik, termasuk deskripsi suatu program, terkadang
berasal dari sudut pandang dan pengalamandari partisipan program itu sendiri(7).
Health determinant
Pengertian faktor – faktor yang menentukan status kesehatan seseorang/sekelompok orang(9).
Macam-macam(9) 1. Genetik, faktor bawaan yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
dan potensial seseorang di masa mendatang. 2. Lingkungan dasar, seperti kualitas air minum,
kondisi tempat tinggal, kualitas udara, system transportasi, tempat kerja. 3. Gaya hidup, seperti
diet seimbang, menjaga berat badan, tidak merokok, melakukan olahraga.
REFERENSI
1. Andrew W. Joyce, V Bruce Sunderland, Suzanne Burrow, Alexandra McMannus, Peter Howat,
Bruce Maycock. 2007. Community Pharmacy’s Role in Promoting Healthy Behavious.
Journal of Pharmacy Practice and Research Vol. 37
2. Anonim. 2004. Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI: Jakarta
3. Anonim. 2009. Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Kemenkes
4. Anonim. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
5. Cavanagh, S., dan Chadwick, K.. 2005. Health Need Assessment. National Institute for Health
and Clinical Excellence
6. IAI. 2011. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan
Apoteker Indonesia: Jakarta
7. Fertman, A. 2010. Health Promotion Programs. Jossey-bass. San Francisco: USA
8. Hawe, P. Degeling, D. Hall, J. and Brierley, A. 1998. Evaluating Health Promoting, A Health
Worker’s Guide. MacLennan and Petty Pty Limited; Australia
9. Kemm, J., Close, A. 1995. Health Promotion Theory and Practice. Macmillan Press: London
10. Tones, K., Green, J. 2004. Health Promotion Planning and Strategies. Sage: Washington DC.

Anda mungkin juga menyukai