Anda di halaman 1dari 3

Astri Wulandari

1. Definisi, tujuan, sasaran, metode, media Promosi Kesehatan (PromKes) 14811032

Definisi Kegiatan yang dilakukan dalam mempromosikan kesehatan yang berguna bagi masyarakat
untuk mencegah penyakit dengan mengontrol health determinant(1,2).
Tujuan Menningkatkan dan mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas serta menurunkan jumlah
biaya kesehatan. Yang terpenting, promosi kesehatan menciptakan budaya yang
menumbuhkan vitalitas, motivasi, dan keefektifan manusia. Dengan cara ini, promosi
kesehatan memiliki dampak positif pada kebijakan dan praktek yang menguntungkan bagi
organisasi dan kemampuan kerja individu(3).
Sasara Individuals : Penyuluhan pendidikan difokuskan pada kebutuhan individu dalam bentuk
n memberikan pendidikan kepada pasien. Program berupa wawancara dan konseling yang
bermanfaat bagi pasien dengan perhatian khusus. Kelompok : Ketika merencanakan
penyuluhan kesehatan yang berfokus pada individu, tenaga kesehatan merencanakan
program untuk mengakomodasi preferensi pribadi paling, tapi ketika kelompok, penyesuaian
rencana untuk individu harus dicocokkan dengan kebutuhan kelompok secara keseluruhan
Program rencana pada kelompok mungkin lebih murah, sedikit perhatian individu, lebih
cepat dan sedikit staf. Komunitas : Penyuluh kesehatan berfokus pada perubahan system
delivery total health care atau area geografis. Contoh program KB, skrining penyakit kronis,
berbagai kesehatan sekolah dan kesehatan ibu dan anak(4).
Strategi Advocacy : Memastikan mendapatkan dukungan dan persetujuan dari pihak-pihak yang
terkait (tokoh masyarakat informal dan fomal) untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan serta menciptakan lingkungan sehat di masyarakat. Enabling : Menciptakan
lingkungan yang mendukung, sehingga dapat memberikan informasi dan keterampilan yang
mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang sehat. Mediasi : Antara kelompok-kelompok
yang berbeda untuk memastikan tercapainya kesehatan yang dibutuhkan(5).
Media Brosur, pamflet, iklan, pemutaran film, penyuluhan, bermain peran.
2. Bukti ilmiah, Peraturan Perundangan, Standar Kompetensi Apoteker PromKes
Bukti Dalam situs American Journal of Health Promotion terdapat jurnal dengan judul “Identifying
ilmiah Patients at Risk for High Medical Costs and Good Candidates for Obesity Intervention”
tujuannya mengembangkan alat untuk menilai pasien yang cenderung beresiko memiliki
pengeluaran medis yang tinggi pada tahun berikutnya sehingga perlu memahami dan
mengurangi obesitas mungkin dapat mengurangi resiko tersebut. Hasil : Sebuah model logistic
dapat mengetahui BMI terhadap resiko biaya medis tinggi di masa depan sehingga intervensi
penurunan BB untuk pasien obesitas dapat memberikan penghematan yang signifikan(6).
PP Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit(7).
SKA Nomor 6 : Apoteker harus mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan
masyarakat, meliputi : 1) Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam menangani
masalah kesehatan di masyarakat 2) Melakukan survey masalah obat di masyarakat 3)
Melakukan identifikasi dan prioritas masalah kesehatan di masyarakat berdasarkan data 4)
Melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan masyarakat 5) Melakukan evaluasi
pelaksanaan program promosi kesehatan 6) Membuat dokumentasi pelaksanaan program
promosi kesehatan(8).
3. Definisi, prinsip, proses, metode, macam, dan prioritas masalah dalam Need Assessment
Definisi Pendekatan formal dalam mengumpulkan data untuk mengidentifikasi kebutuhan,
dukungan dan sumber daya sekelompok untuk menentukan tujuan prioritas(9,10).
Prinsip a)Pengumpulan data b) menganalisis data c) merumuskan masalah/kebutuhan dan sumber
daya.
Proses Persiapan dengan identifikasi masyarakat  Identifikasi kebutuhan/masalah dan sumber
dan daya (pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif)  analisis data  diketahui kebutuhan
penentu yang diperlukan  Identifikasi prioritas masalah untuk perubahan ke arah yang lebih baik
an (Identifikasi masalah yang paling penting untuk segera ditindak lanjuti. Prioritas dapat
prioritas diputuskan atas dasar ukuran dan dampak keparahan, ketersediaan intervensi dan
masalah tindakan yang efektif dan dapat diterima, prioritas masalah lokal dan pengaturan
kemitraan(11).
Metode Data kuantitatif melibatkan dan menganalisis data angka contohnya nilai pretes postes.
Data kualitatif melibatkan data non-numerik (kategori, golongan atau sifat), meliputi
deskripsi program, gambaran pengalaman. Data diambil dari wawancara dengan informan,
observasi, dan diskusi kelompok dengan orang yang berpengalaman. Kedua data ini bukan
pilihan atau saling meniadakan melainkan saling melengkapi untuk menunjang Need
Assesment yang dilakukan(10).
Macam- a) Discrepanci (Gap Model) : Perbedaan/kesenjangan, yaitu membuat tujuan untuk sistem
macam ideal, mengevaluasi seberapa baik tujuan yang diidentifikasi tercapai, menentukan
kesenjangan yang harus dilakukan, memprioritaskan kesenjangan menurut criteria yang
disepakati, menentukan kesenjangan yang merupakan kebutuhan. b) Marketing Model :
memilih populasi sasaran, memilih posisi yang kompetitif, mengembangkan pemasaran
yang efektif yang dapat memenuhi kebutuhan populasi sasaran c) Decision Making Model
: Kadang hanya mementingkan sekelompok orang saja, misalnya tokoh masyarakat sering
bias dengan yang ada dimasyarakat. Budaya menyenangkan pemimpin jawabannya yang
baik atau malah ekstrim yang cenderung menjelekkan bila terkait dengan dana d)
Participatory action model : mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang sebelumnya
sudah ada frame yang dibangun berdasarkan kondisi lapangan, kemudian dianalisis dan
selanjutnya dibawa ke lapangan lagi untuk dilakukan negosiasi(4,9).
4. Jenis data, cara pengumpulan dan analisis data
Jenis Data primer : data baru, original dan tidak ada sebelumnya, diperoleh langsung dari
data seseorang di lokasi melalui survey, wawancara, kelompok diskusi, atau observasi langsung.
Data primer merupakan informasi baru yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan
spesifik. Data sekunder : sudah ada sebelumnya karena dikumpulkan oleh seseorang,
kelompok atau instansi untuk tujuan tertentu. Data berasal dari individu/populasi yang sedang
dikaji ataupun tidak biasanya dalam bentuk publikasi(10).
Cara Data kuantitatif melibatkan dan menganalisis data angka contohnya nilai pretes postes
pengu Data kualitatif melibatkan data non-numerik (kategori, golongan atau sifat), meliputi deskripsi
mpula program, gambaran pengalaman. Data diambil dari wawancara dengan informan, observasi,
n data dan diskusi kelompok dengan orang yang berpengalaman.
Kedua data ini bukan pilihan atau saling meniadakan melainkan saling melengkapi untuk
menunjang Need Assesment yang dilakukan(10).
Analisi a) Merumuskan analisis b) menetapkan model uji statistic yang dipergunakan c) menetapkan
s data besarnya signifikansi daerah penolakan d) melakukan perhitungan uji statistic dengan
menggunakan data yang diperoleh dari sampel e) menetapkan keputusan/kesimpulan
berdasarkan hasil perhitungan uji statistic yang dipergunakan(12).
5. Definisi dan macam-macam health determinant
Definisi Keadaan yang menentukan status kesehatan seseorang dalam kesehariannya yaitu kondisi
dimana seseorang itu lahir, tumbuh, tinggal, dan bekerja. Determinan kesehatan juga kadang
disebut dengan penyebab dari suatu penyebab karena sehat itu bukan hanya dilihat dari
tingkah laku maupun faktor resiko tetapi juga bagaimana tingkatan sosial dan ekonomi dapat
mempengaruhi kesehatan(13).
Macam a) Genetik (menentukan potensi kesehatan individu dilihat dar gen tetapi kejadian potensi
- genetic dapat disebabkan lingkungan dan gaya hidup) b) lingkungan (menjelaskan dimana
macam orang sedikit atau tidak mengontrol terhadap air minum yang sehat, rekreasi air, kualitas air,
rumah, kualitas udara, polusi global seperti rumah kaca, tempat kerja) c) gaya hidup
(menggambarkan dimana orang mempunyai control yang besar seperti pemilihan diet
seimbang, pemeliharaan BB (Berat Badan), tidak merokok, mengikuti praktek sex aman,
olahraga)(1).
DAFTAR PUSTAKA
1) Kemm, J., and Close, A., 1995, Health Promotion Theory and Practice, Macmillan Press, London.
2) Anonim, 2014, Health Promotion, Australian Health Promotion Association, available at
http://www.healthpromotion.org.au/component/content/article/3-general/92-what-is-health-promotion
(diakses tanggal 5 Juni 2014).
3) Erickson, J.C., 2014, Health Promotion, available at
http://www.prevent.org/data/files/initiatives/johnerickson.pdf (diakses tanggal 5 Juni 2014).
4) Dignan, M.B., and Carr, P.A., 1992, Program Planning for Health Education and Promotion, Second Edition,
Lea & febriger, USA.
5) Tones, K., and Green, J., 2004, Health Promotion Planning and Strategies, Sage, Washington DC.
6) Snider, J.T., Bognar, K., Globe, D., Ng-Mak, D., Sullivan,J., Summers, H., and Goldman, D., 2014,
Identifying Patients at Risk for High Medical Costs and Good Candidates for Obesity
Intervention, American Journal of Health Promotion , Vol. 28, No. 4, 218-227, available at
http://www.ajhpcontents.com/doi/abs/10.4278/ajhp.121116-QUAN-561 (diakses tanggal 5 Juni
2014).
7) Anonim, 2009, Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, KeMenKes RI, Jakarta.
8) IAI, 2011, Standar kompetensi Apoteker Indonesia, Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, Jakarta.
9) Hawe, P., Degeling, D., Hall, J., and Brierley, A., 1998, Evaluating Health Promoting : A Health Workers’s
Guide, MacLennan & Petty Pty Limited, Australia.
10) Fertman, C.I., and Allensworth, D.D., 2010, Health Promotion Programs : From Theory To Practice, Jossey-
Bass, A Wiley Imprint.
11) WHO, 2001, Community Health Needs Assessment : An Introductary Guide for Family Health in Europe,
WHO Regional Office for Europe, Copenhagen.
12) Bindra, R., 2008, The Uses Of Epidemiology And Other Methods In Defining Health Service Needs And In
Policy Development, Departemen Of Health England, UK.
13) Marmot, M. and Wilkinson, R., 1999, Social Determinants of Health, Oxford University Press, Oxford.

Anda mungkin juga menyukai