Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

A. Pengkajian
1. Identitas data
a. Nama : By. Z
b. Umur : 5 hari
c. Agama : Islam
d. Kultur : Indonesia
e. Diagnose : Hiperbilirubinemia
f. Nama Ayah/ Ibu : Ny A
g. Pekerjaan Ayah / Ibu :-
h. Pendidikan Ayah / Ibu :-

2. Keluhan utama / alasan masuk rumah sakit : Ny. A mengatakan, tubuh pasien
tampak kuning dan feses berwarna seperti dempul
3. Riwayat kesehatan sekarang (PQRST) :
a. P (Provokativ / paliatif) : Ny. A mengatakan tubuh pasien tampak kuning
dan feses berwarna seperti dempul
b. Q (qualitas / quantitas) : Ny. A mengeluh, warna kulit bayi kuning sejak
lahir namun hingga minggu ke tiga, warna kuning di tubuh semakin terlihat jelas
c. R (region) : Warna kuning berawal badan bagian atas dan
bawah, lengan dan kak dan lutut dan mata
d. S ( Saverity / scale ) : tubuh pasien tampak lemah dan refleks
menghisap berkurang
e. T (Timing) :-

4. Riwayat kehamilan dan kelahiran :


a. Prenatal :
Ibu mengatakan mempunya rwayat kencng manis
b. Natal
Ny. A mengatakan bayi lahir kurang bulan, 36 minggu
c. Postnatal
Tidak terjadi perdarahan hebat, bayi reflek sucking lemah, bayi tampak lemah
5. Riwayat kesehatan masa lalu : Ibu pasien mengatakan melahirkan dengan bantuan
timmedis.

6. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu pasien mengatakan mempunyai riwayat kencing


manis
7. Genogram fisik

Ayah Ibu

By. Z

8. Pemeriksaan fisik :
- Kepala dan Rambut : Rambut kemerahan dan masih jarang
- Abdomen : Peristaltik meningkat
- Genetalia : Warna kemerahan pada Kulit daerah anus
- Integumen : Warna kuning diseluruh tubuh Kebutuhan dasar
9. Pemeriksaan penunjang
a. Bilirubin : 15 mg/dl

b. Feses : Hitam seperti dempul

10. Keadaan Umum


- Keadaan/Penampilan Umum : Tampak sakit (kuning)
- Kesadaran : Menangis lemah
- BB sebelum sakit :-
- TB saat ini :-
- BB saat ini :-
- Status gizi : Kurang
- Tanda-tanda Vital :
- Nadi :-
- Suhu :-
- Respirasi :-
11. Analisa data
No Data PES (Problem, Etiologi, Symptom) Masalah
1 DS : Peningkatan kadar bilirubin Kerusakan
Ny. A mengatakan integritas kulit
tubuh pasien (Berkurangnya enzim
glukoroniltransferase)
tampak kuning
DO :
- Bilirubin 15
mg/dl
- Sistem
Gangguan ekskresi pada intra/ekstra
Integumen :
hepatik
Warna kuning
badan bagian
atas dan
bawah,
Kulit kering
lengan dan
kaki dan lutut

DS :
Ny. A mengatakan Perubahan
feses seperti (Akibat kadar protein berkurang dan Nutrisi kurang
dempul peningkatan bilirubin) dari kebutuhan
DO : berhubungan
- Pemeriksaan dengan protein
feses tampak berkurang dan
seperti Perubahan
dempul kadar bilirubin
- Urine tampak
pekat

12. Diagnose keperawatan


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice
2. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan protein berkurang
dan Perubahan kadar bilirubin

B. Asuhan keperawatan (perencanaan)


Diagnose Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan 1. Anjurkan 1. Penggunaan pakaian
tindakan kepada keluarga longgar bertujuan
keperawatan selama pasien (terutama menghindari luka/lesi
proses keperawatan ibu), untuk pada kulit
diharapkan menggunakan
integritas kulit pakaian yang 2. Menjaga kebersihan
kembali baik / longgar kulit bertujuan untuk
normal. mencegah biang
Kriteria Hasil : 2. Jaga kebersihan keringat & integritas
- -Integritas kulit kulit agar tetap kulit yang baik bisa
yang baik bisa bersih dan dipertahankan
Kerusakan integritas
dipertahankan kering 3. Mobilisasi pasien agar
kulit berhubungan
- -Tidak ada luka perfusi jaringan dalam
dengan jaundice
/ lesi pada kulit 3. Mobilisasi keadaan baik
- -Perfusi pasien setiap 2
jaringan baik jam sekali 4. Mengidentifikasi
- -ibu pasien adanya perbaikan
4. Monitor kulit
Menunjukkan warna kulit
akan adanya
pemahaman
kemerahan. 5. Mencegah terjadinya
dalam proses
agar cidera berulang
perbaikan kulit
5. Oleskan lotion /
dan mencegah
minyak / baby
terjadinya
oil pada daerah
cedera berulang
yang tertekan
2. Perubahan Nutrisi Setelah dilakukan 1. Pantau asupan 1. Memantau asupan
kurang dari tindakan ASI dan ASI dan

kebutuhan keperawatan selama timbang BB menimbang BB


proses keperawatan tiap hari
berhubungan tiap hari
diharapkan
dengan protein
Protein dan Kadar
berkurang dan
bilirubin mencapai
Perubahan kadar
tingkat Normal
bilirubin

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah
berlebihan sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998)
Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang
mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai
joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi
Smith,G,1988).
Untuk mendapat pengertian yang cukup mengenai masalah ikterus pada
neonatus, perlu diketahui sedikit tentang metabolisme bilirubin pada neonatus.
Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh.
Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degredasi hemoglobin darah dan sebagian
lagi dari hem bebas atau eritropoesis yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin tadi
dimulai dengan proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain.
Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas atau bilirubin IX
alfa. Zat ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam lemak, karenanya mempunyai sifat
lipofilik yang sulit diekskresi dan mudah melalui membran biologik seperti plasenta
dan sawar darah otak. Bilirubin bebas tersebut kemudian bersenyawa dengan albumin
dan dibawa ke hepar. Di dalam hepar terjadi mekanisme ambilan, sehingga bilirubin
terikat oleh reseptor membran sel hati dan masuk ke dalam sel hati. Segera setelah ada
dalam sel hati, terjadi persnyawaan dengan ligandin (protein-Y) protein Z dan glutation
hati lain yang membawanya ke retikulum endoplasma hati, tempat terjadinya proses
konjugasi.
Prosedur ini timbul berkat adanya enzim glukotonil transferase yang kemudian
menghasilkan bentuk bilirubin indirek. Jenis bilirubin ini dapat larut dalam air dan pada
kadar tertentu dapat diekskresikan melalui ginjal. Sebagian besar bilirubin yang
terkonjugasi ini dikeskresi melalui duktus hepatikus ke dalam saluran pencernaan dan
selanjutnya menjadi urobilinogen dan keluar dengan tinja sebagai sterkobilin. Dalam
usus sebagian diabsorbsi kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorbsi
enterohepatik.
Sebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek pada
hari-hari pertama kehidupan. Hal ini terjadi karena terdapatnya proses fisiologik
tertentu pada neonatus. Proses tersebut antara lain karena tingginya kadar eritrosit
neonatus, masa hidup eritrosit yang lebih pendek (80-90 hari) dan belum matangnya
fungsi hepar. Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2-3 dan mencapai
puncaknya pada hari ke 5-7, kemudian akan menurun kembali pada hari ke 10-14 kadar
bilirubin pun biasanya tidak melebihi 10 mg/dl pada bayi cukup bulan dan kurang dari
12 mg/dl pada bayi kurang bulan. Pada keadaan ini peninggian bilirubin masih
dianggap normal dan karenanya disebut ikterus fisiologik. Masalah akan timbul apabila
produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau konjugasi hati menurun sehingga kumulasi
di dalam darah. Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat menimbulkan
kerusakan sel tubuh t3, misal kerusakan sel otak yang akan mengakibatkan gejala sisa
dihari kemudian.

B. SARAN
Sebagai generasi penerus dibidang keperawatan kita harus lebih memahami dan
lebih mengerti apa, mengapa, dan bagaimana terjadinya hiperbilirubinemia. Agar
kita bisa memberikan penanganan yang tepat kepada pasien kita kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn.E,dkk. Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC:


Jakarta, 2000
Lefever Kee.J. Pemeriksaan Labolatorium dan Diagnostik. Edisi 2. EGC: Jakarta, 2002
R. Nikmatur, Walid.S. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. AR-RUZZ: Jogjakarta, 2009
Http://blogspot.com, di unduh pada tanggal 11 Februari 2013.
Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.
Http://www.trinoval.web.id/2010/04/askep-hiperbilirubin.html
Http://nursingart.blogspot.com/2008/08/askep-anak-dengan-hiperbilirubinemia.html

Anda mungkin juga menyukai