Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh factor-faktor yang mempengaruhi mekanisme
pengaturan keseimbangan antara lain system buffer, system respirasi, fungsi ginjal, gangguan system
kardiovaskular maupun gangguan fungsi sususnan saraf pusat. Gangguan keseimbangan asam basa
serius biasanya menunjukkan fase akut ditandai dengan peregeseran ph menjauhi batas nilai normal.
Secara umum, analisis keseimbangan asam basa ditujukan untuk mengetahui jenis gangguan
keseimbangan asam basa yang sedang terjadi pada pasien. Gangguan keseimbangan asam basa
dikelompokkan dalam 2 bagian utama yaitu respiratorik dan metabolic. Kelainan respiratorik didasarkan
pada nilai pCO2 yang terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer
dengan ekskresinya di paru, sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3-, BE, SID (strong ions
difference), yang terjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan
peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraseluler.

1. Asidosis Respiratorik

Terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu eliminasi CO2 sehingga akhirnya
terjadi peningkatan PCO2 (hiperkapnia). Beberapa factor yang menimbulkan asidosis respiratorik:

• Inhibisi pusat pernafasan : obat yang mendepresi pusat pernafasan (sedative, anastetik), kelebihan O2
pada hiperkapnia

• Penyakit neuromuscular : neurologis (poliomyelitis, SGB), muskular (hipokalemia, muscular dystrophy)

• Obstruksi jalan nafas : asma bronchial, PPOK, aspirasi, spasme laring

• Kelainan restriktif : penyakit pleura (efusi pleura, empiema, pneumotoraks), kelainan dinding dada
(kifoskoliosis, obesitas), kelainan restriktif paru (pneumonia, edema)

• Overfeeding

Prinsip dasar terapi asidosis respiratorik adalah mengobati penyakit dasarnya dan dukungan ventilasi .
hiperkapnia akut merupakan keadaan kegawatn medis karena respon ginjal berlangsung lambat dan
biasanya disertai dengan hipoksemia, sehingga bila terapi yang ditujukan untuk penyakit dasar maupun
terapi oksigen sebagai suplemen tidak member respon baik maka mungkin diperlukan bantuan ventilasi
mekanik baik invasive maupun non invasive.

2. Alkalosis Respiratorik

Terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PCO2 (hipokapnia) yang dapat menyebabkan
peningkatan ph. Hiperventilasi alveolar timbul karena adanya stimulus baik langsung maupun tidak
langsung pada pusat pernafasan, penyakit paru akut dan kronik, overventilasi iatrogenic (penggunaan
ventilasi mekanik).

Beberapa etiologi alkalosis respiratorik:


• Rangsangan hipoksemik :penyakit jantung dengan edema paru, penyakit jantung dengan right to left
shunt, anemia gravis

• Stimulasi pusat pernafasan di medulla : kelainan neurologis, psikogenik (panic, nyeri), gagal hati dengan
ensefalopati, kehamilan

• Mechanical overventilation

• Sepsis

• Pengaruh obat : salisilat, hormone progesterone

3. Asidosis Metabolik

Ditandai dengan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri.
Kompensasi umumnya terdiri dari kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hydrogen
berinteraksi dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru sementara itu
ginjal mengupayakan ekskresi ion hydrogen ke urin dan memproduksi ion bikarbonat yang dilepaskan ke
cairan ekstraseluler.

Beberapa penyebab asidosis metabolik:

• Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh : asidosis laktat, ketoasidosis, intoksikasi salisilat,
intoksikasi etanol

• Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh : diare, renal tubular acidosis

• Adanya retensi ion H di dalam tubuh :penyakit ginjal kronik

Dari persamaan Henderson-Hasselbalch pH dipengaruhi oleh rasio kadar bikarbonat (HCO3-) dan asam
karbonat darah (H2CO3) sedangkan kadar asam karbonat darah dipengaruhi oleh tekanan CO2 darah
(pCO2). Bila rasio ini berubah, pH akan naik atau turun. Penurunan pH darah di bawah normal yang
disebabkan penurunan kadar bikarbonat darah disebut asidosis metabolik. Sebagai kompensasi
penurunan bikarbonat darah, akan dijumpai pernafasan cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul)
sehingga tekanan CO2 darah menurun (hipokarbia). Di samping itu ginjal akan membentuk bikarbonat
baru (asidifikasi urine) sehingga pH urine akan asam. Penurunan kadar bikarbonat darah bisa disebabkan
hilangnya bikarbonat dari dalam tubuh (keluar melalui saluran cerna atau ginjal) ataupun disebabkan
penumpukan asam-asam organik, -baik endogen maupun eksogen-, yang menetralisir bikarbonat.

Khusus penilaian terhadap faktor penyebab asidosis metabolic terdapat dua cara yaitu cara tradisional
dengan kesenjangan anion (anion gap), dan cara kuantitatif kimia-fisik (stewart) dengan menghitung
strong ion gap dan atau BE gap. Menurut analisis stewart, untuk mencari factor penyebab asidosis
metabolic diperlukan pemeriksaan elektrolit natrium, klor dan juga albumin.

4.Alkalosis Metabolik
Suatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2
dan kadar HCO3 dalam arteri berubah. Usaha tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh paru
dengan menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri dan meningkatnya
konsentrasi HCO3 dalam urin.

Penyebab alkalosis metabolik:

• Terbuangnya ion H- melalui saluran cerna atau melalui ginjal dan berpindahnya ion H masuk ke dalam
sel

• Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh

• Pemberian bikarbonat berlebihan

Anda mungkin juga menyukai