Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

HASIL WAWANCARA PENGUSAHA KECIL MENENGAH


(USAHA KECIL MENENGAH)

Dosen pengampu : Nurman susanto, M.Ikom

Disusun oleh :
Febri Pria Utama (1870200034)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Saat ini banyak orang yang memilih membuka bisnis usaha sebagai cara untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang sudah memiliki pekerjaan utama
ataupun bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan. Bidang bisnis yang bisa
dikerjakan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar saat itu ataupun dengan
skill dan hobi yang dimiliki. Untuk membuka usaha, sebenarnya tak perlu langsung
membuka usaha yang besar dan dengan modal yang besar pula. Berbisnis bisa
dimulai dengan usaha berskala kecil.
Usaha dengan skala kecil yang dimaksudkan di sini adalah usaha yang dibangun
dengan investasi dana yang nilainya kecil. Tentunya, jumlah dana yang dimaksud di
sini setiap orang memiliki ukurannya masing-masing. Namun mungkin banyak orang
yang sedikit meragukan, bagaimana bisa membangun bisnis dengan modal yang
kecil?
Peluang bisnis usaha sendiri dengan modal kecil yang sangat menguntungkan dan
bisa menjanjikan penghasilan besar, cocok untuk pemula yang ingin sukses merintis
wirausaha, tentunya tidak terlepas dari cara atau strategi anda dalam menentukan
target konsumen yang harus dibidik dengan tepat. Sehingga bentuk peluang bisnis
dan usaha yang paling sesuai bagi pemiliki modal kecil sebaiknya lebih
mengedepankan kreatifitas, karena hal ini bertujuan agar mereka tetap mampu
bersaing pada era ekonomi global seperti sekarang ini bahkan sampai masa yang
akan datang.

II. Maksud dan Tujuan


• Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
• Memperoleh informasi tentang kewirausahaan.
• Sebagai contoh inspiratif dalam memulai suatu usaha baru
• Mengembangkan jiwa berwirausaha bagi generasi muda

III. Topik Wawancara


• Berani mengubah usaha kecil menjadi usaha besar.

IV. Waktu dan Tempat Kegiatan


Wawancara ini dilaksanakan pada:
• Hari / Tanggal : Minggu, 22-September-2019
• Pukul : 16.00
• Tempat : bengkel bapak efrid wibisono
V. Tim Kerja dan Narasumber Kegiatan Wawancara

Narasumber : Bapak Efrid Wibisono


Pewawancara : Febri pria utama
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI

I. Sejarah Pemilik dan Berdirinya Usaha


Nama pemilik usaha : Efrid Wibisono
Tempat tanggal lahir : Bengkulu, 27 Juni 1987
Alamat : Pekik nyaring, bengkulu tengah
Usaha Bapak Efrid ini berdiri sejak tahun 2008, dimana usaha ini diawali dengan
usaha tambal ban dan ganti oli, dengan memanfaatkan ruang kecil di samping kios
pamannya. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang dengan
membuka kios sendiri lalu membuka bengkel yang agak besar.
Kami memilih Bapak Efrid Wibisono menjadi tokoh pengusaha dalam paper ini adalah
karena melihat hasil dari usahanya. Di umur yang masih muda dan dengan ijazah
SMA, dia sudah bisa punya rumah sendiri, satu mobil angkutan umum, dan sebuah
sepeda motor. Bapak Efrid ini mengajarkan kepada kami bahwa kerja keras dan tidak
gampang putus asa merupakan kunci untuk bisa hidup.

II. Modal dan Keuntungan


Menurut Bapak Efrid, modal awal usahnya adalah dari hasil kerjanya di bengkel
tempat sebelumya dia bekerja. Dari gajinya itu, dia membeli satu buah kompresor
untuk menunjang pekerjaannya dalam menambal ban dan ganti oli. Kompresor yang
dia beli adalah kompresor bekas seharga 2 juta Rupiah. Jadi diperkirakan total yang
dia keluarkan saat awal membuka usahanya adalah Rp. 2.500.000, dimana alat
penunjang kerjanya seperti pemanas ban dia rakit sendiri dan sisa Rp. 500.000 adalah
untuk membeli bahan dasar kerjanya seperti binen, oli, dan beberapa alat kerja
lainnya.
Untuk keuntungan pada usaha awalnya, karena tempatnya merupakan satu-satunya
tempat tambal ban dan isi oli terdekat di sekitar Rangkat kampung maumere, bapak
Efrid mendapatkan keuntungan bersih kira-kira 1 jutaan per bulannya. Setelah
mendapatkan modal yang cukup, akhirnya dia memutuskan untuk membuka kios
sendiri, plus tempat tambal ban dan ganti oli. Dari modal usaha kios dan usaha
bengkel kecilnya, secara bertahap dia membeli peralatan untuk bengkel yang lebih
lengkap. Setelah dirasa cukup, akhirnya dia berhasil membuka bengkelnya tepat di
samping kiosnya. Dari usaha bengkel dan kiosnya ini, keuntungan bersih yang dia
dapatkan sudah semakin membaik; yaitu kira – kitra 5 jutaan sebulan.
Sejalan dengan usaha bengkelnya, kadang-kadang jika ada orang yang menjual
motor rusak parah, dia akan membelinya, lalu memperbaikinya dan menjualnya
kembali dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini jugalah yang menurut bapak Efrid
menambah penghasilannya.

BAB III
LAPORAN HASIL WAWANCARA

I. Daftar Pertanyaan :
1. Apa latar belakang Bapak memilih usaha ini?
“Sebelum saya memulai usaha ini, saya memang sudah bekerja di salah satu bengkel
di kota (Ruteng). Sebagai seorang anak yang baru tamat SMA waktu itu saya hanya
jadi pesuruh ka’e-ka’e di bengkel atau hanya mengerjakan pekerjaan kecil seperti
mengganti oli dan tambal ban. Dari pekerjaan saya di bengkel inilah saya belajar
bagaimana caranya memperbaiki motor atau mobil, berawal dari hanya menonton
ka’e-ka’e kerja lalu akhirnya saya hafal cara kerjanya. Kalau mau dibilang, saya bukan
seorang yang tamatan permesinan. Saya belajar sendiri dari pengalaman kerja di
bengkel. Dari pengalaman inilah akhirnya saya berencana membuka tempat tambal
ban dan ganti oli, dan memanfaatkan ruang kosong di samping kiosnya om.”

2. Bagaimana sejarah perkembangan usaha ini hingga sekarang?


“Awalnya dulu pas tahun 2008, saya berniat buka tempat tambal ban dan ganti oli.
Waktu itu saya benar-benar bosan harus disuruh-suruh terus di bengkel tempat saya
kerja. Mungkin karena saya baru tamat SMA, jadi mereka (ka’e-ka’e) belum bisa
kerja yang rumit, padahal saya mau sekali coba. Akhirnya waktu itu saya keluar
dengan modal gaji yang tidak banyak dan kebetulan ada teman yang jual
kompresor. Akhirnya saya beli itu kompresor dan buka tempat tambal ban dan ganti
oli di ruangan kosong samping saya punya amang punya kios.”

3. Apa kendala yang dialami Bapak selama menjalani usaha ini?


“Kalo bicara kendala, saya kira banyak sekali kendala yang saya hadapi. Mungkin
yang pertama adalah modal. Jujur, saya tidak suka pinjam uang. Jadi semua barang-
barang bengkel ini saya beli dari uang hasil kumpul usaha. Walaupun pelan, tetapi
setidaknya akhirnya ada hasil.”

4. Bagaimana cara Bapak untuk mengatasi masalah tersebut?


“Seperti yang saya bilang tadi, saya lebih memilih untuk kumpul sedikit-sedikit. Kalo
saya ada target mau beli barang baru, saya selalu usahakan simpan uang dulu untuk
bisa secepatnya beli.”

5. Berapa modal yang Bapak keluarkan untuk membuka usaha ini?


“Kalo modal awal saya buka usaha dulu, seperti yang saya bilang tadi; Rp. 2.500.000.
Sekarang, tiap bulannya saya mungkin keluarkan modal kira-kira 2 jutaan untuk beli
barang bengkel dan barang kios supaya selalu terisi. Untuk barang bengkel, karena
mahal, biasanya saya beli setelah tahu kerusakan yang harus diperbaiki. Kecuali oli
dan barang kecil lainnya, biasanya saya beli per dus.”

6. Berapa penghasilan perbulan/perharinya?


“Kalo penghasilan bersih perbulan, biasanya saya bisa dapat 5-6 juta.itu dari usaha
bengkel dan kios. Kadang saya beli motor yang rusak atau alat-alat lain yang rusak
lalu saya perbaiki dan jual kembali. Dari situ biasanya saya dapat penghasilan yang
besar. Misalnya ada genset rusak dan orang jual Rp. 300.000, saya bisa jual lagi
sekitar Rp.800.000 sampai Rp. 1.000.000.”

7. Apakah sebelumnya Bapak pernah berpikir/ berkeinginan untuk membuka


usaha lain selain usaha-usaha yang sudah Bapak tekuni?
“Saya belum berpikir untuk buka usaha lain. Saya hanya punya rencana untuk buka
bengkel ini menjadi lebih besar. Mungkin karena ini saja keterampilan saya, jadi saya
mau menjadi benar-benar berhasil jadi anak bengkel. Sementara yang mengurus kios
sekarang saya serahkan ke istri saya. Saya mau menjadi lebih fokus di bengkel.”

8. Menurut Bapak, apa tips untuk menjadi pengusaha?


“Pokoknya kalo kita ada kemampuan atau keterampilan, kerja saja! Coba fokus di satu
bidang dan tekuni itu. Jangan putus asa karena masalah itu akan datang terus. Dan
juga, pimtar-pintar atur uang.”
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti Bapak Efrid tidaklah mudah. Akan
sangat banyak rintangan untuk menjadi sukses seperti yang kita inginkan. Sukses
bukanlah hal yang instan. Dari pengalaman Bapak Efrid pelajaran penting yang dapat
diteladani, yaitu sebagai wirausahawan sejati adalah jeli melihat peluang, percaya diri,
tekun, berpikiran positif, dan berani mengambil risiko.
Mental dan semangat kewirausahaan harus ditumbuhkan sejak dini, wirausaha
adalah penyokong utama, kebangkitan ekonomi suatu negara, semakin banyak
jumlah wirausaha dalam suatu negara, semakin besar potensi negara tersebut untuk
menjadi negara maju. Menjadi wirausaha adalah hak setiap individu tanpa
terkecuali.Hal yang paling dibutuhkan dalam kewirausahaan adalah sikap dan mental
wirausaha yang kokoh, penuh inovasi dan tidak takut gagal dalam menghadapi
rintangan, sehingga keberlanjutan usaha akan tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai