Anda di halaman 1dari 5

RESENSI FILM AL-FATIH

Untuk Memenuhi Ulangan Tengah Semester Mata Kuliah AKHLAK TASAWUF


Dosen Pembimbing : Badrus Zaman, M.Pd.I.

Disusun oleh :

Shomad Anwar M (23010170196)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Muhammad Al-Fatih
Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan
kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan
mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia jugalah yang
mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambul (Islam keseluruhannya) . Kini nama
tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati
jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.
Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat
wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak
baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat wajib,
tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.
Kejayaan dan kesuksesan hidup ia telah raih di usia yang begitu muda. Ia-pun dikenang
jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Sultan Al Fatih diperoleh berkat keshalehan,
keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam
menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium , Konstantinopel. Kota ini diubahnya
menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.
Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat
malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rasulullah saw SAW menegakkan shalat tahajud
sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau Rasulullah saw SAW shalat tahajud
merupakan kewajiban yang tak bisa beliau tinggalkan dalam setiap perjuanganya.
Jika anda bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang
megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat
Rasulullah saw SAW bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun.
Sementara yang menjadi prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat Rasulullah saw SAW
yang waktu itu sudah tua. Ini menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani
Usamah menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan Rasulullah saw SAW ketika
menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power
Romawi
Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super
power Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail.
Beliau selau kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu
taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, Pemilik dan Penguasa Tunggal Alam
semesta.
Sejak kecil Sultan Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi
remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun
menggantikan sang ayah.
Bagaimana sifat Sultan Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan
dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu.
“sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan
dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya
dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”
Sultan Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai
selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad
Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan
rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya
menegakkan shalat malam dan qiyamullail.
Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi
kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus
ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang
luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru
berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel,
setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel.
Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama
kali di kota itu.
“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani
yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada
seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri.
Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh
hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!”
Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua
tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak
masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak
sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!! !
Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu
hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah
meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk.
Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan
shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun
ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai
muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.
Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali
berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini
pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau
kosong satu malam saja, silakan duduk!!”
Apa yang terjad Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur.
Semua yang hadir dengan cepat duduk!!” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri.
Siapakah dia??? dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power
Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu.
Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya
dengan bersujud kepada Allah SWT, tidak pernah kosong/absen semalampun.
Dalam sejarah ditulis, bahwa pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota
Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan
tentaranya, Sulthan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad,
kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala.
Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang
tinggi pada bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa
kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium
di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel
seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih
bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala.
Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20
Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama
dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid
sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota
Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah
di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih,
akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad II bersama gurunya Syaikh Aaq Syamsudin, beserta
tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha. merencanakan penyerangan ke
Konstantinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 150.000 ribu
pasukan dan meriam -teknologi baru pada saat itu- Muhammad II mengirim surat kepada
Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan
membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia tetap
akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovani
Giustiniani dari Genoa.
Kota dengan benteng 10m tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun
dilindungi oleh parit 7m. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng dua
lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan pelaut
Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit
Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil
pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-mingu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh
membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tsb dan cepat
menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng,
cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam waktu semalam.
Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui Teluk Golden Horn yang sudah
dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui
darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa
memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide ”tergila” pada masa itu namun Taktik
ini diakui sebagai antara taktik peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para
sejarawan Barat sendiri
29 Mei 1453 M, setelah sehari istirahat perang, pasukan Turki Utsmani dibawah komando
Sultan Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan,
irregular di lapis pertama, Anatolian army di lapis kedua dan terakhir pasukan elit Yanisari.
Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine
tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang
kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya.
Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri
lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di
peperangan.
NILAI-NILAI TAUHID AL-FATIH
1. Pada saat berperang selalu ingat ALLAH
2. Berjuang di jalan ALLAH
3. Menjadi tauladan bangsa nya
4. Meyakini kekuasaan ALLAH dalam menciptakan dan mengatur isi alam semesta

Anda mungkin juga menyukai