Inhibitor Trombosit
Aspirin, inhibitor trombosit yang paling luas digunakan, menghambat
tromboksan 𝐴2 , suatu agonis trombosit, dan mencegah pembentukan thrombus
dan vasokontriksi arteri. Aspirin digunakan untuk mengurangi mortalitas pada
pasien yang mengalami IMA; mengurangi insiden IMA non-fatal dan mortalitas
pada pasien yang mengalami angina stabil, angina tidak stabil, atau infark
miokardium sebelumnya; dan mencegah penutupan tandur setelah bedah tandur
bypass arteri koronaria (TBAK) dan thrombus arteri koronari setelah angioplasty.
Aspirin juga diindikasikan untuk mengurangi resiko stroke nonfatal dan kematian
pada pasien yang memiliki riwayat stroke iskemik atau iskemia sementara akibat
embolus trombosit. Pasien dengan riwayat intoleransi aspiron, perdarahan GI atau
GU, ulkus peptikum, insufisiensi ginjal atau hati yang berat, atau gangguan
perdarahan tidak boleh mendapatkan aspirin.
Dosis aspirin yang umum berkisar dari 75 sampai 325 mg setiap hari.
Pasien dapat meminum aspirin selama beberapa minggu atau tidak tentu
bergantung pada indikasi. Pasien yang mengalami SKA harus segera mengunyah
160 sampai 325 mg aspirin, kecuali jika dikontraindikasikan. Aspirin 325 mg
supositoria direkomendasikan untuk pasien yang tidak mampu meminum obat
oral atau untuk pasien yang mengalami mual berat, muntah atau gangguan GI
atas. Aspirin dapat menyebabkan nyeri lambung, mual, muntah, perdarahan GI,
hemoragi intracranial atau subdural, trombositopenia, koagulopati, dan masa
protombin memanjang.
Antagonis reseptor adenosin difosfat, yakni tiklopidin dan klopidogrel
mencegah aktivasi trombosit dan agregasi trombosit yang disebabkan oleh
adenosine difosfat, yang menyebabkan inhibisi fungsi trombosit yang ireversibel
dan nonkompetitif. Tiklopidin terutama digunakan untuk pasien yang tidak dapat
menoleransi aspirin. Dosis 250 mg diberikan dua kali sehari bersama makanan
untuk meningkatkan absorpsi dan meminimalkan iritasi GI. Dosis muatan 500 mg
dapat diberikan untuk mencapai inhibisi trombosit lebih cepat. Inhibisi agresi
trombosit maksimum terjadi setelah 8 sampai 11 hari terapi. Setelah pemberian
tiklopidin dihentikan, waktu perdarahan dan fungsi trombosit kembali normal
dalam 2 minggu. Efek merugikan tiklopidin yang utama antara lain perdarahan,
neutropenia, agranulositosis, purpura trombositopenik trombotik, peningkatan
aminotransferase hati, dan iritasi GI.
Klopidogrel diindikasikan untuk mengurangi terjadinya aterosklerotik
yang baru pada pasien yang mengalami aterosklerosis seperti yang dibuktikan
oleh stroke atau IMA baru-baru ini atau penyakit perifer. Obat ini biasanya
digunakan selama 4 minggu setelah pemasangan stent arteri koronari dan
merupakan alternative aspirin. Pada percobaan Clopidogrel versus Aspirin in
Patients at Risk of Ischemic Events (CAPRIE), pasien yang menderita penyakit
aterosklerotik secara random ditentukan untuk mendapatkan klopidogrel dan
aspirin. Pasien yang mendapatkan klopidogrel memiliki angka reduksi 8,7% pada
episode stroke iskemik, IMA, atau kematian vaskuler, plus secara signifikan
mengurangi gangguan GI dan hemoragi GI. Dosis klopidogrel adalah 75 mg
setiap hari dengan atau tanpa makanan. Dosis muatan 300 sampai 600 mg sering
kali digunakan untuk mencapai awitan aksi yang cepat. Klopidogrel mencapai
inhibisi trombosit keadaan tetap setelah 3 sampai 7 hari terapi. Setelah pemberian
klopidogrel dihentikan, waktu perdarahan dan fungsi trombosit kembali normal
dalam 3 sampai 7 hari. Efek merugikan klopidogrel yang utama antara lain
gangguan perdarahan, gangguan GI, purpura trombositopenik trombotik, dan
neutropenia. Pasien yang mendapatkan klopidogrel sedikit yang mengalami
gangguan GI, hemoragi, dan fungsi hati abnormal daripada pasien yang mendapat
aspirin.
Kontra indikasi Inhibitor IIb/IIIa
a. Perdarahan internal
b. Neoplasma intracranial, malformasi
arteriovenosa, atau aneurisma
c. Stroke
d. Stroke hemoragik
e. Trombositopenia
f. Disesksi aorta
g. Pembedahan atau trauma yang baru terjadi
h. Hipertensi berat
i. Perikarditis
j. Penggunaan bersama inhibitor GP IIb/IIIa
yang lain
k. Ketergantungan pada dialysis atau kreatinin
serum ≥ 4,0 mg/dl (eptifibatid)
Keterangan :
1. IKP adalah Insiden Keselamatan Pasien ( setiap kejadian yang tidak
disengaja dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
cidera pada pasien ).
2. USA adalah Unstable Angina ( angina tidak stabil ).
3. SKA adalah Sindrom Koroner Akut
4. TBAK adalah Tandur Bypass Arteri Koronaria