Anda di halaman 1dari 27

1

KADAR GLUKOSA DAN TRIGLISERIDA AYAM RAS PETELUR FASE


LAYER YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG EKSTRAK DAUN
PEGAGAN (Centella asiatica L)

USULAN PENELITIAN

VINA RISTIANI NURMALIA

200110160273

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

KADAR GLUKOSA DAN TRIGLISERIDA AYAM RAS PETELUR FASE


LAYER YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG EKSTRAK DAUN
PEGAGAN (Centella asiatica L)

USULAN PENELITIAN

VINA RISTIANI NURMALIA


200110160273

Menyetujui :

Dr. Ir. Denny Rusmana, S.Pt., M.Si., IPM.


Pembimbing Utama

Ir. Andi Mushawwir, S.Pt., M.P., IPM.


Pembimbing Anggota

Mengesahkan :

Dr. Ir. H. Iman Hernaman, M.Si., IPU.


Wakil Dekan

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala yang telah memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan proposal usulan penelitian yang berjudul “Kadar Glukosa dan

Trigliserida Ayam Ras Petelur Fase Layer Yang Diberi Ransum Mengandung

Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica L)”. Tujuan penulisan ini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi di Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Denny Rusmana, S.Pt.,

M.Si., IPM. selaku pembimbing utama sekaligus Ketua Program Studi Fakultas

Peternakan dan pembimbing anggota Ir. Andi Mushawwir, S.Pt., M.P., IPM. yang

telah membimbing penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini. Tidak lupa

penulis menyampaikan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Husmy Yurniarty, M.Si.,

IPU. Dekan Fakultas peternakan dan Wakil Dekan Dr. Ir. H. Iman Hernaman,

M.Si., serta kepala Laboratorium Biokimia dan Fisiologi Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Kurnia A. Kamil, M.Agr.Sc., M.Phil.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Diding Latipudin, M.Si.

selaku pemilik kandang ayam ras petelur dan terimakasih penulis ucapkan kepada

para pembahas.

Terimakasih kepada orangtua tercinta Ibu Neneng Atih Suryati dan Bapak

Sobar Warsoni (Alm), serta kakak Rifkiani Fauziah, Yudi Arianto dan Vani

Restiana Nurmalina yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa

kepada penulis selama penulis melaksanakann studi di Fakultas Peternakan

Universitas Padjajaran. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-

iii
teman angkatan 2016 dan tim penelitian yang telah memberikan semangat dan

dukungannya.

Penulis berharap, semoga usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang memerlukannya.

Semoga amal dan segala budi yang telah diberikan semua pihak mendapat imbalan

pahala dari Allah SWT.Aamiin.

Sumedang, Oktober 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Bab Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................ v

DAFTAR TABEL .................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ viii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................. 2
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................ 2
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................. 3
1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................. 6

II BAHAN DAN METODE PENELITIAN

2.1 Objek dan Bahan Penelitian ................................................. 7


2.1.1 Ternak Percobaan ........................................................ 7
2.1.2 Ekstrak Daun Pegagan .................................................. 7
2.1.3 Ransum ........................................................................ 7
2.1.4 Bahan Analisis Penelitian ............................................. 8
2.1.5 Peralatan Penelitian ...................................................... 9

2.2 Metode Penelitian ................................................................ 10


2.2.1 Prosedur Penelitian ....................................................... 10
2.2.2 Peubah yang Diamati .................................................... 13
2.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis statistik .................. 13

v
Bab Halaman
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 15

LAMPIRAN ............................................................................. 17

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Kandungan Nutrien dan EM Ransum ......................................... 8
2. Prosedur Pengukuran Kadar Glukosa Darah .............................. 11
3. Prosedur Pengukuran Kadar Trigliserida Darah ......................... 12
4. Koefisien Ortogonal Polinomial untuk Empat Perlakuan ............ 14
5. Analisis Sidik Ragam Ortogonal Polinomial .............................. 14

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Proses Pembuatan Ekstrak Daun Pegagan .................................. 17
2. Rencana Biaya Penelitian .......................................................... 18
3. Rencana Jadwal Kegiatan .......................................................... 19

viii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ayam ras petelur merupakan salah satu jenis ternak unggas yang mampu

memproduksi telur dalam jumlah yang banyak. Telur ayam merupakan komoditas

yang cukup mudah diperoleh atau merupakan barang yang banyak dikonsumsi oleh

semua kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Dengan harga

telur yang terjangkau dan pemeliharaan yang relatif mudah, peternakan ayam

petelur ini banyak dikembangkan oleh peternak.

Sumber makanan (pakan) akan dimetabolisme menjadi glukosa atau gula

didalam darah, apabila kadar glukosa didalam darah berlebih maka sisa glukosa

didalam darah tersebut akan dirubah menjadi glikogen dan asam lemak. Asam

lemak tersebut akan diubah menjadi lemak atau disebut juga sebagai trigliserida.

Oleh karena itu, kadar trigliserida tidak boleh terlalu tinggi karena akan berbahaya.

Sel lemak yang terlalu banyak menumpuk disekitar organ-organ tubuh sangat

berbahaya bagi kesehatan karena dapat menghambat peredaran darah yang

kemudian menyebabkan berbagai masalah. Trigliserida tinggi akan menyebabkan

terjadinya litogenesis. Kemudian dengan kadar trigliserida yang tinggi pada

pembuluh darah akan meningkatkan jumlah deposit lemak abdomen yang diduga

dapat memicu penebalan pada dinding pembuluh darah dan saluran reproduksi,

sehingga mempengaruhi terhadap jumlah produksi telur yang akan dihasilkan.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, diketahui bahwa pegagan

mempunyai khasiat yang baik sebagai herbal atau obat untuk pemeliharaan

kesehatan. Salah satu manfaat daun pegagan yaitu dapat memperbaiki sel yang
2

rusak dan dapat melancarkan metabolisme. Berdasarkan hal tersebut penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Kadar Glukosa dan Trigliserida

Ayam Ras Petelur Fase Layer Yang Diberi Ransum Mengandung Ekstrak Daun

Pegagan ( Centella asiatica L )”.

1.2 Identifikasi Masalah

(1) Adakah pengaruh dari ekstrak daun pegagan dalam ransum terhadap kadar

glukosa dan trigliserida ayam ras petelur fase layer.

(2) Berapa dosis ekstrak daun pegagan dalam ransum yang dapat
mempertahankan kadar glukosa dan trigliserida ayam ras petelur fase layer.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(1) Mengetahui adakah pengaruh dari ekstrak daun pegagan dalam ransum

terhadap kadar glukosa dan trigliserida ayam ras petelur fase layer.

(2) Mengetahui berapa dosis ekstrak daun pegagan dalam ransum yang dapat

mempertahankan kadar glukosa dan trigliserida ayam ras petelur fase layer.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

memberikan informasi ilmiah bagi peneliti serta praktisi dibidang peternakan

mengenai kadar glukosa dan trigliserida ayam ras petelur fase layer yang diberi

ransum mengandung ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica L ).


3

1.5 Kerangka Pemikiran

Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

untuk diambil telurnya. Ayam petelur adalah ayam yang sangat efisien untuk

menghasilkan telur dan mulai bertelur umur ± 5 bulan dengan jumlah telur sejitar

250-300 butir per ekor per tahun (Susilorini, dkk., 2008).

Glukosa merupakan sumber dasar dari energi pada hewan. Sejumlah kecil

dari cadangan karbohidrat dalam tubuh hewan terdapat dalam hati dan urat daging

dalam bentuk glikogen yang mempunyai pati dalam sifat-sifat tertentu maupun

dalam fungsinya. Glukosa dalam peredaran darah umumnya secara terus menerus
dikeluarkan untuk memberi makan jaringan tubuh (Anggorodi, 1980). Glukosa

merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme karbohidrat yang paling sederhana

atau monosakarida. Bentuk monosakarida yang lain adalah fruktosa dam galaktosa

(Sherwood, 2001).

Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi

berbagai proses metabolik; suatu fungsi yang hampir sama dengan karbohidrat.

Akan tetapi, beberapa lipid, terutama kolesterol, fosfolipid dan sejumlah kecil
trigliserida, dipakai diseluruh tubuh untuk membentuk membran dari semua sel dan

untuk melakukan fungsi-fungsi seluler yang lain (Guyton, 1997). Trigliserida

banyak disimpan didalam jaringan adiposa dan berfungsi sebagai sumber energi

yang utama dala tubuh (Muchtadi, dkk, 1993). Trigliserida memiliki fungsi utama

sebagai cadangan energi karena merupakan bentuk lemak yang efisien dan tidak

banyak membutuhkan tempat, serta dapat menghasilkan energi lebih besar

dibandingkan karbohidrat atau protein dengan jumlah yang sama (Pilliang dan

Djojosoebagio, 2000).
4

Pegagan (Centella asiatica L) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat

tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. Pegagan merupakan tanaman rumput-

rumputan yang belum banyak dibudidayakan dan hanya tumbuh liar di pekarangan

rumah dan di hutan (Wijayakusuma et al., 1994; Musyarofah, 2006). Pegagan

(Centella asiatica L) merupakan tanaman yang mengandung antioksidan dengan

komponen utama pentacyclic triterpenes (asam asiatic, asam madecassic,

asiaticoside dan madecassoside). Pegagan terbukti mempunyai aktivitas

antioksidan, antiinflamasi dan antimikroba. Daun pegagan juga mengandung

klorofil yang berpeluang dikembangkan sebagai bahan suplemen pangan atau


pangan fungsional. Pegagan tidak terlalu menyebabkan efek samping karena dapat

dicerna oleh tubuh dan toksisitasnya rendah (Rusmiati, 2007).

Pegagan mengandung bahan aktif seperti triterpenoid glikosida (terutama

asiatikosida, asam asiatik, asam madekasik, madekasosida (Hashim, dkk., 2011).

Triterpenoid merupakan senyawa paling penting yang terdapat pada tanaman

pegagan karena kandungan tersebut dapat menenangkan, meningkatkan fungsi

mental dan dapat merevitalisasi pembuluh darah agar peredaran darah lancar
(Prabowo, 2002). Herba pegagan dapat meningkatkan uptake glucose, merangsang

sel langerhans pangkreas untuk mensekresi hormon insulin (Chauhan et al., 2010).

Fraksi triterpenoid pegagan dapat digunakan sebagai obat diabetes mikroangiopati

dengan meningkatkan mikrosirkulasi dan menurunkan permeabilitas pembuluh

darah kapiler (Jamil et al., 2007).

Asiatikosida merupakan glikosida triterpen, derivat alfaamarin dengan

molekul gula yang terdiri atas dua glukosa dan satu rhamnosa. Aglikon triterpen

pada pegagan disebut asiatikosida yang mempunyai gugus alkohol primer, glikol,

dan satu karboksilat teresterifikasi dengan gugus gula. Asiatikosida bergugus polar
5

karena ikatan glikosida antara molekul gula dan gugus benzene (Pramono S, 1992).

Asiatikosida merupakan bagian dari triterpenoid yang berfungsi merevitalisasi

pembuluh darah dan stimultan pertumbuhan jaringan ikat (Prasetyorini dkk, 2012).

Asiatikosida, asam asiatik dan asam madekasik juga berperan penting dalam

mempercepat sintesis kolagen (Hashim dkk, 2011). Kehadiran kolagen sangat

penting untuk pembentukan sel-sel jaringan pengikat. Jaringan ikat misalnya

jaringan adiposa berfungsi untuk menjaga kadar glukosa darah tetap dalam keadaan

normal karena didalam jaringan adiposa terkandung glikogen dan triasilgliserol

(Puspa A, 2016).
Madekasosida merupakan senyawa triterpenoid glikosida yang dapat

menstimulasi pembentukan protein dan lipid. Trigliserida dibentuk di hati dari lipid

atau karbohidrat yang dikonsumsi dan disimpan sebagai lemak dibawah kulit dan

di organ-organ lainnya (Baraas, 1993). Oleh karena itu, jika pembentukan lipid

terganggu maka akan menurunkan kadar trigliserida. Selain itu, madekasosida juga

berperan sebagai antilipid (Li dkk, 2009).

Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pemberian ektrak etanol dan


metanol pegagan dosis 250 mg/kg bb, masing-masing menunjukkan aktivitas

antidiabetes sebesar 48% dan 30% pada tikus wistar jantan yang terinduksi aloksan

dosis 120 mg/kg bb (Chauhan et al., 2010). Ekstrak etanol pegagan dosis 600 mg/kg

BB/hari paling efektif dalam menurunkan kadar gula darah dan tikus model

diabetes melitus tipe 2 . Studi pada tikus induksi emulsi lipid menunjukkan bahwa

ekstraksi pegagan menggunakan etanol 80 % dosis 1000 mg dan 2000 mg

menurunkan kadar glukosa plasma, trigliserida, dan kolesterol total (Supkamonseni

N, dkk., 2014).
6

Berdasarkan uraian kerangka berpikir dapat ditarik hipotesis bahwa dengan

pemberian ekstrak daun pegagan pada ransum ayam ras petelur fase layer yang

diberi dosis 0,5% sampai 1,5% akan menyebabkan kadar glukosa dan trigliserida

ada pada kadar yang normal.

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019 di

kandang milik Pak Diding di Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pembuatan ekstrak daun pegagan dilakukan di Laboratorium Sentral Universitas


Padjadjaran, dan perhitungan sampel darah akan dilakukan di Laboratorium

Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.


7

II

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

2.1 Objek dan Bahan Penelitian

2.1.1 Ternak Percobaan

Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam ras petelur berumur

119 minggu sebanyak 60 ekor. Ternak dipelihara selama satu bulan dengan

menggunakan kandang sistem battery.

2.1.2 Ekstrak Daun Pegagan

Proses pembuatan ekstrak daun pegagan yaitu dengan melakukan

pengeringan daun terlebih dahulu, setelah kering dilakukan penggilingan untuk

mendapatkan hasil tepung. Selanjutnya diekstraksi dengan etanol 70%. Daun

pegagan yang telah diekstraksi kemudian di maserasi/perendaman selama 2x24

jam, kemudian memisahkan ampas dan cairannya dengan disaring menggunakan

corong glass dan kertas saring.

2.1.3 Ransum

Ransum percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran

konsentrat 801 MS (PT.Gold Coin Indonesia), jagung dan dedak padi. Konsentrat

801 MS dengan bentuk mash dengan komposisi bahan terdiri atas bungkil kacang

kedelai, tepung batu, DCP, tepung daging dan tulang, asam amino, vitamin, mineral

dan antioksidan.
8

Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum


Kandungan nutrient Jumlah Keterangan
EM (kkal/kg) 2000-2100
PK (%) 34-36
LK (%) 2 MIN
SK (%) 9 MAX
Ca (%) 9,0-12,0
P (%) 0,8 MIN
Kadar Air (%) 12 MAX
Abu (%) 35 MAX
Aflatoksin (µg/kg) 40 MAX
Sumber : PT. Gold Coin Indonesia

2.1.4 Bahan Analisis Penelitian

1. Ayam Ras Petelur

2. Ransum

3. Desinfektan (Alkohol 70%)

4. Darah

5. Etanol 70% digunakan sebagai cairan untuk mengekstrak daun pegagan

6. Buffer dan Reagent Glukosa

a. Enzim-Buffer

- Buffer fosfat 150 mmol/L


- Glukosa oksidase (GOD) ≥ 20 000 UI/L

- Peroksidase (POD) ≥ 1000 UI/L

- 4-Amino-antipyrine (PAP) 0.8 mmol/L

- Kloro-4-fenol 2 mmol/L

b. Standar

- Glukosa 5.55 mmol/L

7. Buffer dan Reagen Trigliserida

a. Buffer

- Pipes 100 mmol/L


9

- Magnesium Klorida 9.8 mmol/L

- Kloro-4-fenol 3.5 mmol/L

- Pengawet

b. Enzim

- Lipase ≥ 1000 IU/L

- Peroksidase (POD) ≥ 1700 IU/L

- Gliserol 3 fosfat oksidase (GPO) ≥ 3000 IU/L

- Gliserol Kinase (GK) ≥ 660 IU/L

- 4-Amino-antipyrine (PAP) 0.5 mmol/L


- Adenosin trifosfat Na (ATP) 1.3 mmol/L

c. Standar

- Gliserol 2.28 mmol/L

- Setara dengan triolein atay trigliserida 2.28 mmol/L

2.1.5 Peralatan Penelitian

Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Syringe yang menyuntik bagian vena pektoralis dan mengambil darah.


2. Vakutainer ber-EDTA 3 mL untuk tempat sampel berupa darah ayam.

3. Cooling Box untuk membawa sampel darah.

4. Alat sentrifugasi untuk memisahkan darah dan plasmanya.

5. Kertas label untuk menandai vakutainer sesuai dengan darah yang diambil.

6. Alat tulis untuk mencatat hal penting selama penelitian.

7. Laptop untuk mengolah data.

8. Kamera untuk mendokumentasikan proses penelitian.

9. Spektrofotometer, alat untuk menghitung kadar metabolit darah.


10

2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Pembersihan kandang, bahan dan alat yang akan digunakan pada saat

penelitian.

b. Pembuatan ekstrak daun pegagan.

c. Pencampuran ransum dengan ekstrak daun pegagan.

2. Tahap Persiapan Pakan

a. Pembuatan ekstrak daun pegagan


Daun pegagan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak

terkena sinar matahari langsung sampai kering kira-kira selama tiga hari.

Daun pegagan yang telah kering, kemudian digiling hingga menjadi

tepung dan direndam dalam etanol 70% selama dua hari. Kemudian hasil

rendaman tersebut dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas

Whatman No 40. Hasil saringan tersebut di evaporator dengan alat

Rotary evaporator Bunchi R-300 dengan suhu 60oC yang bertujuan


untuk memisahkan etanol 70% dengan ekstrak daun pegagan yang

berbentuk kental. Selanjutnya melakukan pengovenan dengan suhu 80oC

sehingga didapatkan ektrak buah mengkudu dalam bentuk tepung.

b. Pencampuran ransum dan ekstrak daun pegagan

Ekstrak daun pegagan selanjutnya dicampurkan dengan ransum

untuk mendapatkan ransum perlakuan. Setelah dicampurkan, ransum

tersebut siap diberikan pada ayam ras petelur dengan masing-masing

perlakuan.
11

3. Tahap Pemeliharaan

Untuk mengetahui bobot awal ayam, ayam ditimbang terlebih dahulu

yang selanjutnya ayam dimasukan ke dalam kandang yang sudah diberi

kode acak pada setiap perlakuan dan ulangan Pemeliharaan ayam ras petelur

dilakukan selama 30 hari dengan pemberian pakan diberikan 2 kali sehari

pada pagi dan sore hari dan pemberian air minum diberikan secara ad

libitum.

4. Tahap Pengambilan Data dan Analisis Sampel

Pengambilan data dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambil


sampel darah dengan jumlah ayam 20 ekor menggunakan syringe dari vena

pektoralis eksterna yang terdapat dibawah sayap setelah dibersihkan

menggunakan alkohol 70%. Darah yang diambil dari setiap ekornya yaitu

sebanyak 3 mL. Sampel darah ditampung dalam vacutainer ber-EDTA

mencegah proses pembekuan darah. Selanjurnya vakutainer dimasukkan ke

dalam cooling box pada saat akan dibawa ke laboratorium.

Pengukuran Kadar Glukosa Darah


Pengukuran glukosa dalam darah ditentukan dengan uji

“homogeneus direct method” menggunakan alat spektrofotometer. Prosedur

pengukurannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Prosedur Pengukuran Kadar Glukosa Darah


Masukkan dengan
pipet ke dalam cuvet Tanpa Pengujian
Standar
yang teridentifikasi Perlakuan sampel
dengan baik
Reagen 1 mL 1 mL 1 mL
Air Demineralisasi 10 µL
Standar 10 µL
Sampel 10 µL
12

Campuran didiamkan selama 10 menit pada suhu 37°C atau 20 menit

pada suhu kamar. Baca absorbansi pada 500 nm (460-560) terhadap reagen

tanpa pelakuan. Warna stabil selama 15-20 menit pada 37°C, kemudian

perlahan-lahan berkurang.
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar glukosa darah (mg/dL) = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

Pengukuran Kadar Trigliserida Darah

Pengukuran kadar trigliserida darah menggunakan metode

Calorimetric Enzimatic Test Using glicerol-3-phosphateoxidase (GPO).


Analisis dilakukan menggunakan spektofotometer. Prosedur

pengukurannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Prosedur Pengukuran Kadar Trigliserida Darah


Masukkan dengan pipet
Tanpa Pengujian
ke dalam cuvet yang Standar
Perlakuan sampel
teridentifikasi dengan baik
Reagen 1 mL 1 mL 1 mL
Air Demineralisasi 10 µL
Standar 10 µL
Sampel 10 µL

Campuran didiamkan selama 5 menit pada suhu 37°C atau 20 menit

pada suhu kamar. Catat absorbansi pada 500 nm (480-520) terhadap reagen

tanpa pelakuan. Reaksi akan stabil selama 1 jam.

𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar trigliserida (mg/dL) = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
13

2.2.2 Peubah yang diamati

Peubah yang diukur dalam percobaan ini adalah kadar glukosa dan

trigliserida ayam ras petelur fase layer. Alat yang digunakan untuk mengukur kedua

peubah tersebut adalah Spektrofotometer.

2.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik

Penelitian dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4

perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuannya adalah sebagai berikut:

P0 = Ransum komersial tanpa ekstrak daun pegagan


P1 = Ransum komersial + 0,5% ekstrak daun pegagan
P2 = Ransum komersial + 1% ekstrak daun pegagan
P3 = Ransum komersial + 1,5% ekstrak daun pegagan
Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan metode ortogonal

polinomial. Suatu derajat polinomial ke-n digunakan untuk mengetahui hubungan

antara peubah respon Y dan peubah prediktor X diujikan sebagai berikut :

𝒀 = 𝒂 + 𝜷₁𝑿 + 𝜷₂𝑿² + … + 𝜷ₙ𝑿ⁿ


Keterangan :
𝒂 = Intersepsi
𝜷₁ = (i= 1,2, ....,n) = koefisien regresi parsial yang berasosiasi dengan derajat
polinomial ke-i sampai ke-n
y = Respon
x = Perlakuan

Perhitungan untuk mendapatkan koefisien ortogonal polinomial untuk

derajat polinomial pertama (linier), derajat polinomial kedua (kuadratik) dan

derajat polinomial ketiga (kubik), sebagai berikut :


𝐿 = 𝑎 + 𝑋₁
𝑄₁ = 𝑏 + 𝑐𝑋₁ + 𝑋ᵢ²
14

𝐶₁ = 𝑑 + 𝑒𝑋₁ + 𝑓𝑋₁² + 𝑋₁²

Untuk mengetahui setiap perlakuan saling ortogonal maka perlu disusun

koefisien pembanding seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Koefisien Ortogonal Polinomial untuk Empat Perlakuan


Persamaan Koefisien Ortogonal Polinomial
P₁ P₂ P₃ P₄
Linear -3 -1 +1 +3
Kuadratik +1 -1 -1 +1
Kubik -1 +3 -3 +1
Sumber : (Gasperz, 2006)

Setelah dihitung menggunakan koefisien ortogonal polinomial dilanjutkan

dengan analisis sidik ragam. Analisis sidik ragam bertujuan untuk melihat

persamaan garis berbeda nyata. Untuk melihat persamaan garis berbeda nyata maka

dilakukan uji dengan analisis sidik ragam ortogonal polinomial.

Tabel 5. Analisis Sidik Ragam Ortogonal Polinomial


Sumber
db JK KT Statistik Uji F
Keragaman
Perlakuan p-1 JKP KTP KTP/KTG
- Linier 1 JK linier KT linier KT linier/KTG
- Kuadratik 1 JK kuadratik KT kuadratik KT kuadratik/KTG
- Kubik 1 JK kubik KT kubik KT kubik/KTG
Galat p(k-1) JKG KTG
Total pk-1 JKT
Sumber : (Gasperz, 2006)

Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai

statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polinomial

didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata. Hal tersebut menghasilkan

hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai derajat ppolinomial yang signifikan

(Widiharih, 2001).
15

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, H.R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT.Gramedia


Baraas, F. 1993. Mencegah Serangan Jantung dengan Menekan Kolesterol.
Cetakan Pertama. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Chauhan, P.K., Pandey, I.P., Dhatwalia, V.K., amd Singh. 2010. Anti-Diabetic
Effect of Ethanolic and Methanolic Leaves Extract of Centella asiatica on
Alloxan induced Diabetic Rats, International Journal of Pharma and Bio
sciences, VI (2) : 1-6.
Gaspersz, Vincent. 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah.
Gramedia Pustaka.
Guyton A.C. and Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC. pp: 927-941.
Hashim, P., Sidek, H., Helan, M.H.M., Sabery, A., Palanisamy, U.D, dan Ilham, M.
2011. Triterpene Composition and Bioactivities of Centella asiatica.
Molecules, 16: 1310-1322.
Jamil, S. S., Nizami, Q., and Salam, M., 2007, Centella asiatica (Linn.) Urban: A
Review, Natural Product Radiance, 6 (2) : pp.158-170.
Li, Y.-H., Huang, J.-W., dan Tsai, M.-T. 2009. Entrepreneurial Orientation and
Film Performance: The Role Of Knowledge Creation Process. Industrial
Marketing Management, 38(4), 440-449. Doi:
10.1016/j.indmarman.2008.02.004.
Muchtadi, T. R. 1993. Asam Lemak Omega 9 dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.
http://www.intiboga.com/omegalink.html
Pilliang, W. G. dan S. Djojosoebagjo. 2000. Fisiologi Nutrisi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Prabowo, W. 2002. Centella Anti Radang. PT.Intisari Mediatama. Jakarta.
Pramono, S. 1992. Profil Kromatografi Ekstrak Herba Pegagan Yang Berefek
Antihipertensi. Bul. Warta Tumbuhan Obat Indonesia I(2): 37-39.
Prasetyorini., Lohitasari, B., & Amirudin, A. Formulasi Granul Instan Ekstrak
Herba Pegagan (Centella asiatica) dan Analisis Asiatikosida. Ekologia.
2012;12(1):19-25
16

Puspa, Agnia. 2016. Homeostatis Glukosa Dalam Darah Manusia.


https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/homeostatis-glukosa-dalam-
darah-manusia
Rusmiati. 2007. Pengaruh Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L) terhadap
Viabilitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus muskulus L). J. Biosci. 4(2):34-
38.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. EGC. Jakarta.
Supkamonseni N, Thinkratok A, Meksuriyen D, Srisawat R. Hypolipidemic and
Hypoglycemic Effects of Centella asiatica (L.) Extract in Vitro and in Vivo.
Indian J Exp Biol. 2014;52(10):965-71
Susilorini, T. E., dan M. E., Sawitri. 2008. Budidaya Ternak Potensial. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Syifaiyah, Baiq. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella
asiatica) Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Hati Mencit (Mus musculus)
Yang Diinduksi Dengan Parasetamol. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Malang. Malang.
Nadhifah, Umi Hawwin. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) Dosis Tinggi Sebagai Bahan Antifertilitas
Terhadap Kadar Enzim GPT-GOT dan Gambaran Histologi Hepar Mencit
(Mus musculus) Betina. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang.
Wibowo, Naufal Tri. 2017. Kadar Glukosa dan Trigliserida Ayam Petelur Fase
Akhir Produksi yang diberi Ransum Mengandung Daun Pegagan (Centella
astiatica L.). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Wijayakusuma, H., A.S. Wirian, T. Yaputra, S. Dalimartha, dan B. Wibowo. 1994.
Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid 1. Pustaka Kartini. Jakarta.
17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses Pembuatan Ekstrak Daun Pegagan

Daun Pegagan

Pengeringan

Penggilingan

Ekstraksi Etanol 70%

Maserasi/perendaman selama 24 jam

Memisahkan ampas dan cairannya dengan menyaring


menggunakan corong glass dan kertas saring

Cairan hasil penyaringan dilakukan evaporasi dengan


menggunakan alat Rotary evaporator bunchi R-300 dengan
suhu 60°C untuk memisahkan etanol 70% sehingga
menghasilkan ekstrak berbentuk cairan kental

Selanjutnya memindahkan ekstrak kental kedalam loyang


alumunium dan dioven dengan suhu 60°C hingga kering

Penumbukan/penghancuran dengan menggunakan


mortal/alue sehingga menghasilkan ekstrak daun pegagan

Menimbang ekstrak dengan timbangan analitik


18

Lampiran 2. Rencana Biaya Penelitian


No. Rincian Jumlah Harga (Rp) Total Biaya
1 Pra Penelitian
a. Perbanyakan
proposal usulan 7 berkas 15.000 105.000
penelitian
b. Seminar usulan 150.000
penelitian
2 Penelitian

a. Daun Pegagan 40 Kg 10.000 400.000


b. Akomodasi 30 Hari 20.000 600.000
Peneliti
c. Pembuatan 5.000.000
Ekstrak
3 Pasca Penelitian
a. Biaya cetak 50.000
skripsi
b. Perbanyakan 300.000
skripsi
4 Biaya tak terduga 50.000
Jumlah 6.655.000
19

Lampiran 3. Rencana Jadwal Kegiatan

Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
N
Kegiatan 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
o
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi kepustakaan

2 Bimbingan up

3 Seminar up

4 Perbaikan draft up

5 Penelitian

6 Bimbingan skripsi

7 Sidang skripsi

8 Perbaikan skripsi

9 Wisuda

Anda mungkin juga menyukai