Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN : DALAM PERSPEKTIF

AKUNTANSI
A. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntasi
Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman
yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui
bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang
tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh system akuntansi terkadang
dapat menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas untuk memanipulasi laporan
informasi system akuntansi. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas
dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih
luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan
pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi
tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih
luas.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai
tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan
rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada
sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-
masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami
dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.

A. Dimensi Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan
demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain,
konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi
keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system
akuntansi, mencerminkan dimensi social dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Bernard Berelson dan GA. Stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai definisi
keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan
perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu
riset ilmiah dan perilaku manusia.

B. Lingkup dan Sasaran Hasil Dari Akuntasi Keperilakuan


Pada masa lalu, para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan dan biaya
yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan.
Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku
manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi
perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari
suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta
cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.

C. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan


Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia.
Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi.
Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keperilakuan
merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu
keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.

D. Beberapa Hal Penting Dalam Perilaku Organisasi


Ada beberapa teori perilaku organisasional yang mencerminkan inti yang ditangani oleh
teori-teori, yaitu :
1. Teori Peran
2. Struktur Sosial
3. Budaya
4. Komitmen Organisasi
5. Konflik Peran
6. Konflik Kepentingan
7. Pemberdayaan Karyawan
Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan
yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang
memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur
akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan
akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling
baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun,
pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para
pengambil keputusan.

Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan
organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang
untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada
efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-
orang di dalam organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting kita mengetahui mengenai sejarah dan perkembangan
akuntansi keperilakuan serta konsep dan ilmu-ilmu lain yang terkait dengan akuntansi keperilakuan
dan tentunya hal ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ilmu
akuntansi itu sendiri.

Sasaran pembelajaran dari pengertian akuntansi keperilakuan adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan Akuntansi Keperilakuan.


2. Pengenalan Tradisional dari Akuntansi
3. System Informasi Akuntansi
4. Dimana Akuntan Bekerja
5. Dimensi Akuntansi Keperilakuan
1. Pengenalan Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari akuntansi dan ilmu sosial. Akuntansi Keperilakuan
banyak mencoba membahas tentang bagaimana perilaku manusia dapat mempengaruhi data-data
akuntansi dan pengambilan keputusan bisnis, serta sebaliknya, bagaimana informasi akuntansi
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis dan perilaku manusia.

2. Pengenalan Tradisional dari Akuntansi


Akuntansi merupakan disiplin ilmu yang memberikan pelayanan dan berfungsi menyediakan
informasi yang relevan dan tepat waktu tentang kondisi profit maupun nonprofit kepada pengguna
internal dan eksternal dalam mengambil keputusan ekonomi. Pengguna internal dari informasi
akuntansi adalah mereka para pemilik bisnis itu sendiri termasuk staff yang melihat pelaporan
akuntansi sebagai dasar financial, investasi dan keputusan operasi dibuat. Pengguna eksternal seperti
stackholder, kreditur, buruh, dan analisis keuangan serta agen pemerintahan. Keseluruhan tentunya
memiliki kepentingan tersendiri terhadap informasi akuntansi.

Perbedaannya dalam hal ini adalah yaitu antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan menekankan pada pelaporan untuk pengguna eksternal, sedangkan akuntansi
manajemen menekankan pada pelaporan internal. Akuntansi keperilakuan merupakan cabang dari
akuntansi. Yang lebih mengarah pada hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi.
Akuntansi keperilakuan ini mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

3. Sistem Informasi Akuntansi


Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat mengukur dan
mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang personal, organisasi, aktivitas
pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil keputusan. Akuntansi dapat juga dilihat sebagai
suatu system informasi. Pada beberapa perusahaan, akuntansi merupakan bagian kuantitatif dari
sisten informasi, dimana system akuntansi menerima informasi dari lingkungan
(perusahaan,pemerintah,supplier,pelanggan,dll), mengukur informasi dan melaporkanya, memproses
dan mengeluarkan laporan kepada lingkungan.

Sistem informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu perusahaan. Desain
system yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran, pelaporan,
penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. Sistem ini menyediakan desain pengendalian
internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan data yang relevan untuk
pelaporan intern dan ekstern.

4. Dimana Akuntan Bekerja


Para akuntan bekerja di perusahaan bisnis, perusahaan non-bisnis, atau pada perusahaan akuntan
public. Akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan bisnis maupun non-bisnis semuanya
bertanggungjawab terhadap desain dan pemeliharaan system informasi akuntansi, perencanaan dan
pengendalian keuangan, serta pelaporan terhadap pengguna intern maupun pengguna ekstern.
Pelaporan kpada pengguna intern menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memelihara dan
mengembangkan efisiensi opersional dan profitabilitas perusahaan, mengembangkan perencanaan
dan kebijakan-kebijakan perusahaan, serta pengambilan keputusan yang sifatnya sewaktu-waktu
(non-rutin)

Perusahaan bisnis maupun non-bisnis, terikat pada perusahaan akuntan public sehingga
menghasilkan audit yang independen dari pelaporan keuangannya. Audit melibatkan proses
pemeriksaan pada penyajian informasi dalam pernyataan keuangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan,
perusahaa akuntan public mengeluarkan laporan audit, yang berupa opini-opini atas penyajian
pernyataan keuangan sesuai dengan Certied Public Accounting (CPA). Perusahaan akuntan public
juga menyediakan klien bisnis dan non-bisnis mereka berupa pajak, petunjuk akuntansi, serta
pelayanan konsultasi manajemen.

5. Dimensi Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi pada dasarnya hanya fokus pada pelaporan informasi keuangan. Beberapa decade terakhir,
para manajer dan akuntan professional telah mengetahui secara gambling kebutuhan informasi
ekonomi yang memenuhi syarat bukan hanya disajikan dari system akuntansi atau pelaporan
pernyataan keuangan. Sebagai bagian dari nonfinansial, informasi yang akurat mengandung arti
terhadap kelengkapan data-data akuntansi yang mengarah paa area perilaku akuntansi: sebagai sub
wilayah akuntansi yang mengintegrasikan dimensi perilaku manusia dengan akuntansi tradisional.
Akuntansi Konvensional

Merupakan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan
dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan
eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan melalui pelaporan
keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya
adalah :

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermafaat bagi investor
serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-
sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tgersebut
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang-utangnya
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan
perusahaan
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan
arus kas masuk ke dalam perusahaan.

Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen
yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki sasaran, input output,
dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.

Akuntansi adalah Sistem

Sistem informasi yang baru dapat juga menimbulkan hubungan kerja yang baru diantara karyawan
yang ada, perubahan pekerjaan, bahkan mungkin perubahan struktur organisasi. Dukungan
manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menent penting yang menentukan
efektukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jackson (1986) mengemukakan
beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi
merupakan hal yang penting, yaitu :

1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan perusahaan.


2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem.
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek teknisnya.
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang akan
diperoleh dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal tersebut.
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan
yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari kesuksesan
suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya ada pada semua tahap yang dinamakan
siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan,
implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson
(1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
yaitu :

1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement)


2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvement)
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control)
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by strong control)

Keterlibatan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem

Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasi


a. Kandungan proses perencanaan a. Pengendalian rencana
a. Integrasi Sistem
strategis implementasi
b. Tingkat rincian rencana
b. Kegunaan rencana b. Keterbatasan sumber daya
proyek
c. Keterpaduan dalam rencana c. Integrasi hardware c. Pencapaian tujuan
perencanaan
d. Pengkoordinasian tindakan
d. Perencanaan proyek
perencanaan

Akuntansi adalah Informasi

Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu informasi. Perusahaan harus berupaya untuk
mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh
manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara
cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-
masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan kompetitif. Agar proyek pengembangan
sistem informasi tidak sia-sia, perlu dipahami tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut
seperti yang diutarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995), yaitu :

1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi
masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem
2. Perancangan sistem yaitu proses menspesifikan rincian solusi yang dipilih oleh proses
analisis sistem
3. Implementasi sistem yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi

Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat menyediakan atau
memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab akuntansi
dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan
peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai