Apda
Apda
AKUNTANSI
A. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntasi
Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman
yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui
bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang
tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh system akuntansi terkadang
dapat menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas untuk memanipulasi laporan
informasi system akuntansi. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas
dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih
luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan
pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi
tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih
luas.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai
tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan
rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada
sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-
masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami
dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.
Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan
organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang
untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada
efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-
orang di dalam organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting kita mengetahui mengenai sejarah dan perkembangan
akuntansi keperilakuan serta konsep dan ilmu-ilmu lain yang terkait dengan akuntansi keperilakuan
dan tentunya hal ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ilmu
akuntansi itu sendiri.
Perbedaannya dalam hal ini adalah yaitu antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan menekankan pada pelaporan untuk pengguna eksternal, sedangkan akuntansi
manajemen menekankan pada pelaporan internal. Akuntansi keperilakuan merupakan cabang dari
akuntansi. Yang lebih mengarah pada hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi.
Akuntansi keperilakuan ini mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Sistem informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu perusahaan. Desain
system yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran, pelaporan,
penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. Sistem ini menyediakan desain pengendalian
internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan data yang relevan untuk
pelaporan intern dan ekstern.
Perusahaan bisnis maupun non-bisnis, terikat pada perusahaan akuntan public sehingga
menghasilkan audit yang independen dari pelaporan keuangannya. Audit melibatkan proses
pemeriksaan pada penyajian informasi dalam pernyataan keuangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan,
perusahaa akuntan public mengeluarkan laporan audit, yang berupa opini-opini atas penyajian
pernyataan keuangan sesuai dengan Certied Public Accounting (CPA). Perusahaan akuntan public
juga menyediakan klien bisnis dan non-bisnis mereka berupa pajak, petunjuk akuntansi, serta
pelayanan konsultasi manajemen.
Merupakan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan
dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan
eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan melalui pelaporan
keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya
adalah :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermafaat bagi investor
serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-
sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tgersebut
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang-utangnya
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan
perusahaan
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan
arus kas masuk ke dalam perusahaan.
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen
yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki sasaran, input output,
dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.
Sistem informasi yang baru dapat juga menimbulkan hubungan kerja yang baru diantara karyawan
yang ada, perubahan pekerjaan, bahkan mungkin perubahan struktur organisasi. Dukungan
manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menent penting yang menentukan
efektukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jackson (1986) mengemukakan
beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi
merupakan hal yang penting, yaitu :
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari kesuksesan
suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya ada pada semua tahap yang dinamakan
siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan,
implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson
(1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
yaitu :
Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu informasi. Perusahaan harus berupaya untuk
mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh
manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara
cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-
masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan kompetitif. Agar proyek pengembangan
sistem informasi tidak sia-sia, perlu dipahami tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut
seperti yang diutarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995), yaitu :
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi
masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem
2. Perancangan sistem yaitu proses menspesifikan rincian solusi yang dipilih oleh proses
analisis sistem
3. Implementasi sistem yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat menyediakan atau
memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab akuntansi
dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan
peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut.