Anda di halaman 1dari 5

PENYELESAIAN DERET PANGKAT

PERSAMAAN DIFFERENSIAL

A. Penyelesaian Deret Pangkat Secara Umum

Penyelesaian persamaan differensial dengan metode deret pangkat menghasilkan


penyelesaian dalam bentuk deret pangkat. Suatu deret pangakat merupakan deret tak
hingga berbentuk:


∑ anxn = a0 + a1x + a2x2 + ...
n=0
Peneyelesaian persamaan differensial dengan metode deret adalah sebagai
berikut:

Untuk suatu persamaan differensial yang diberikan:

yn + P(x)y + Q(x)y = 0
mula-mula nyatakan semua fungsi yang diberikan dalam persamaan tersebut

dengan deret pangkat dari x (atau deret pangkat dari x-x0)


y = ∑ anxn = a0 + a1x + a2x2 + ...
n=0
dan masukkan deret ini beserta turunannya:


y’ = ∑ nanxn-1 = a1 + 2a2x + 3a3x2 + ...
n=0


y” = ∑ n(n-1)anxn-2 = 2a2 + 3.2a3x + 4.3a4x2 + ...
n=0
Selanjutnya kumpulkan pangkat-pangkat x yang sama dan samakan jumlah

koefisien tiap pangkat x yang terjadi dengan nol.

B. Konvergensi

Konvergensi adalah nilai pembuat nol dari suatu deret. Bila suatu deret memiliki

semua suku bernilai nol kecuali pada suku pertama, misal a0, maka deret itu konvergen

pada x=x0.

C. Metode Frobenius

Suatu persamaan differensial:

2
d2y dy
x + xP(x) + Q(x)y = 0
dx2 dx

dengan fungsi-fungsi P(x) dan Q(x) analaitik pada x = 0 memupunyai penyelesaian


dalam bentuk:

y(x) = ∑ anxn+c
n=0
di mana pangkat c dapat merupakan bilangan yang sembarang (dan c dipilih sehingga a0
≠ 0). Untuk menyelesaikannya, mula-mula nilai c harus diketahui dari persamaan
penunjuk, kemudian tentukan hubungan untuk an. Agar lebih jelas, penyelesaiannya
adalah sebagai berikut:

Fungsi P(x) dan Q(x) dijabarkan dalam bentuk pangkat:


P(x) = ∑ Pnxn = P0 + P1x + P2x2 + ...
n=0


Q(x) = ∑ Qnxn = Q0 + Q1x + Q2x2 + ...
n=0
Kemudian diferensiasikan menjadi persamaan:

y’ = ∑ (n+c)anxn+c-1
n=0
y” =

∑ (n+c)(n+c-1)anxn+c-2
n=0

Substitusi semua deret tadi ke persamaan awal, sehingga diperoleh:

∞ ∞ ∞ ∞ ∞
∑ (n+c)(n+c-1)anxn+c-2 + ∑ Pnxn ∑ (n+c)anxn+c-1 + ∑ Qnxn ∑ anxn+c = 0.
n=0 n=0 n=0 n=0 n=0

Jumlah semua koefisien setiap pangkat x disamakan dengan nol dan dihasilkan
persamaan mengandung koefisien-koefisien an yang tidak diketahui. Pangkat terkecil
berupa xc memiliki persamaan terkait berupa:

[c(c-1) + P0c + Q0]a0 = 0. Karena a0 ≠ 0, maka c2 + (P0 – 1)c + Q0 = 0. Persamaan


terakhir adalah persamaan penunjuk (indicial) dan bentuk akar-akarnya, c1 dan c2
menentukan penyelesaian yang diperoleh.

B.1 Contoh Kasus

1. Jika c2 – c1 adalah bilangan integer, maka ada dua penyelesaian bebas linier

y1(x) = ∑ anxn+c1

y2(x) = ∑ bnxn+c2
d2y dy
2. Jika c1 = c2 = c, maka ada dua penyelesaian:

y1(x) = ∑ anxn+c1

y2 = [∂u (x,c)] / [∂c]c=c1 di mana u(x,c) = ∑ bnxn+c


3. Jika c2 – c1 adalah bilangan bulat, ada dua hal yang jadi perhatian:

(a) Kalau akar minimum (c1) menyebabkan koefisien aj ∞ (j merupakan bilangan


bulat dari c2 – c1 = j), maka penyelesaian pertama ditentukan dengan menggunakan akar
maksimum (c2) yaitu

y1(x) = ∑ anxn+c2
Sedangkan penyelesaian kedua nya ditentukan dengan menggunakan akar minimum (c1)

y2 = ∂/∂c (c – c1)u(x,c)│c=c1, di mana u(x,c) = ∑ bnxn+c

(b) jika aj merupakan bilangan yang tak bisa ditenukan maka ada
satu penyelesaian yang mengandung 2 konstanta a0 dan aj dengan
menggunakan akar minimum (c1)

C. Transformasi Laplace

Transformasi Laplace merupakan salah satu metode menyelesaikan persamaan


differensial dengan cara mengubah bentuk persamaan differensial ke dalam bentuk
aljabar. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

F(s) = L{f(t)} = ∫ e –st f(t)dt

di mana fungsi F(s) dari variabel s disebut transformasi Laplace


dari fungsi asal f(t) dan dinotasikan dengan L(f). Selanjutnya
fungsi asal f(t disebut transformasi invers dari F(s) dan
dinotasikan dengan L-1(f).
f(t = L-1(F).
C.1 Sifat-sifat Transformasi Laplace
(a) L{af(t) + bg(t)} = aL{f(t)} + bL{g(t)}
(b) {dnf(t)}/{dtn} = snF(s) – sn-1f(0) – sn-2d/dtf(0) - ... – s dn-2/dtn-
2
f(0) – dn-1/dtn-1f(0)
(c) L{∫f(t)dt dari 0 sampai t} = F(s)/s

C.2 Penyelesaian PDB dengan Transformasi Laplace


Untuk menyelesaikan persamaan differensial seperti a2
d2y(t)/dt2+ a1 dy(t)/dt +a0y(t) = bx(t) dengan menggunakan trans.
Laplace maka setiap ruas persamaan harus ditentukan dahulu,
sehingga:
L{ a2 d2y(t)/dt2+ a1 dy(t)/dt +a0y(t)} = L{bx(t)}
dan setelah ditransformasikan masing-masing komponen, didapat
fungsi Y(s) yang dapat dinyatakan sebagai:

/
Y(s) = bX(s) + (a2s + a1)y(0) + a2 dy(0)/dt a2s2 + a1s + a0

Kemudian fungsi y(t) dapat ditentukan sebagai invers Y(s), y(t) =


L-1{Y(s)}.

C.4 Teorema Konvolusi


Sifat lain dari Transformasi Laplace adalah hasil kali dari
transformasi. Jika diberikan dua transforasi F(s) dan G(s) yang
f(t) dan g(t) sebagai inversnya diketahui, dan diinginkan invers
dari hasil kali H(s) = F(s)G(s) dari invers f(t) dan g(t) yang
diketahui itu, maka invers h(t) adalah:
h(t) = (f * g)(t) = ∫ f( g(t-d, yang disebut teorema konvolusi.

Anda mungkin juga menyukai