Anda di halaman 1dari 10

Departemen Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE PADA Ny. N
DI RUANGAN INTERNA (BAJI PAMAI)
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

OLEH
Alivia Bertha Basieang, S.Kep
18.04.018
CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2018/2019
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medik
1. Definisi
Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung dan usus halus
yang disertai dengan muntah dan diare. (Caring for Children, Jane Ball, Ruth
Bindler, 2015).
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi/anak lebih 3 kali dalam
sehari disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.
(Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, 2012).
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang melembek sampai mencair disertai bertambahnya
frekuensi berat (mencret) 3x atau lebih dalam sehari (24 jam).
2. Macam –macam diare:
a. Diare (mencret)
b. Muntah berak (muntaber)
c. Disentri (mejen, berak berdarah)
d. Diare menerus
3. Bahaya diare adalah:
1. Penderita akan kehilangan cairan tubuh (dehidrasi).
2. Penderita menjadi lesu dan cemas.
3. Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak lagi.
• Perjalanan diare sehingga menimbulkan dehidrasi
Tubuh mengambil air dan garam yang diperlukan dari makanan dan
minuman (input). Pengeluaran air dan garam melalui BAB, BAK, keringat
dan napas (Output). Bila pencernaan sehat, air dan garam dari usus akan
masuk peredaran darah. Bila ada diare, usus tidak bekerja dengan normal.
Air dan garam sedikit yang masuk darah dan lebih banyak yang keluar
melalui usus. Oleh karena itu dalam tinja akan lebih banyak terkandung air
dan garam. Hilangnya air dan garam dalam jumlah besar dari tubuh
menyebabkan timbulnya dehidrasi. Dehidrasi terjadi bila output air dan
garam lebih banyak dibanding inputnya. Semakin banyak tinja yang
dikeluarkan berarti semakin banyak orang tersebut kehilangan cairan.
Dehidrasi dapat juga disebabkan oleh muntah yang banyak yang sering
menyertai diare. Dehidrasi lebih cepat terjadi pada bayi dan anak kecil,
pada iklim panas, kering dan pada keadaan panas.
4. Klasifikasi
Dibedakan menjadi 3 disertai tanda dan tindakan yaitu:
1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan)
Tanda-tandanya:
• Buang air besar cair 1-2 kali sehari.
• Muntah tidak ada.
• Haus tidak ada.
• Masih mau makan.
• Masih mau bermain.
Tindakan:
• Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari
biasanya.
• ASI diteruskan.
• Makanan diberikan seperti biasanya.
• Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke puskesmas
terdekat.
2. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang.
Tanda-tandanya:
• Buang air besar cair 4-9 kali sehari.
• Kadang muntah 1-3 kali sehari.
• Kadang panas.
• Haus.
• Tidak mau makan.
• Badan lesu dan lemas.
Tindakan:
• Beri oralit.
• Teruskan pemberian makanan.
• Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang.
• Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke puskesmas terdekat.
3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat.
Tanda-tandanya:
• Buang air besar cair terus menerus.
• Muntah terus menerus.
• Haus sekali.
• Mata cekung.
• Bibir kering dan biru.
• Tangan dan kaki dingin.
• Sangat lemah.
• Tidak mau makan.
• Tidak kencing 6 jam atau lebih.
• Kadang-kadang dengan kejang atau panas tinggi.
Tindakan:
• Segera dibawa ke R.S / puskesmas / fasilitas perawatan.
• Oralit dan ASI diteruskan selama bisa minum.
5. Penularan Diare
Diare sering disebabkan oleh kuman penyakit yang ditularkan melalui:
a. Pemberian susu pengganti ASI (PASI)
Pemberian PASI dengan botol yang kurang bersih.
b. Air yang tercemar
Pemakaian air untuk keperluan sehari-hari, misalnya: mandi, mencuci
beras, mencuci sayuran, untuk diminum (tidak dimasak) yang sudah
tercemar oleh kotoran si penderita dapat berbahaya bagi orang sehat.
c. Berak di sembarang tempat
Pembuangan kotoran / berak di sembarang tempat akan menularkan diare.
d. Makanan yang tercemar
Makanan yang tercemar oleh kuman penyakit yang ditularkan lewat lalat
yang hinggap di kotoran si penderita. Apabila lalat ini kemudian hinggap
di makanan, maka penyakit ini akan menular kepada orang yang sehat.
e. Tangan kotor
Tangan yang kotor dapat mengandung kuman penyakit. Bila tangan
tersebut memegang makanan untuk dimakan.
6. Tanda dan gejala
a. Diare (mencret)
Berak encer (biasanya 3x atau lebih dalam sehari). Pada anak yang mulai
mencret masih senang bermain dan masih mau makan kadang-kadang
disertai:
- Muntah, panas
- Gelisah, rewel
- Badan lesu dan lemas
- Haus atau mungkin tidak bisa minum.
b. Muntaber
- Berak encer terus menerus
- Mata cekung
- Air mata kering
- Mulut dan lidah kering
- Anak tidak bisa minum
- Bila kulit perut dicubit, lipatan kulit tidak segera kembali
- Anak lemas, tidak mau makan dan tidak mau bermain
- Kencing lebih jarang daripada biasanya
- Pada bayi ubun-ubun cekung
- Kadang-kadang disertai panas tinggi dan kejang.
c. Disentri
- Berak lembek disertai darah dan lendir.
d. Diare menerus
- Diare yang terjadi lebih dari 1 minggu.
Perhatikan: Apabila menemukan penderita muntaber atau diare disertai darah
atau diare berlangsung lebih dari 1 minggu bawalah penderita
tersebut ke puskesmas/rumah sakit terdekat.
7. Pencegahan Diare
Diare dapat terjadi oleh berbagai macam penyebab, seperti:
- Kuman penyakit
- Keracunan makanan
- Tidak tahan makanan tertentu atau alergi.
Banyak sedikitnya kejadian diare dipengaruhi oleh 3 faktor utama:
1) Keadaan lingkungan
2) Perilaku masyarakat
3) Pelayanan kesehatan.
Perbaikan lingkungan, perubahan perilaku masyarakat sehingga sesuai dengan
syarat kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan dapat menurunkan
angka kesakitan diare dan selanjutnya menurunkan pula angka kematian diare.
Diare dapat dicegah dengan cara :
a. Pemberian ASI
Pemberian ASI pada bayi dapat mencegah diare, karena ASI terjamin
kebersihannya dan cocok untuk bayi. Hanya memberi ASI pad 4-6 bulan
pertama dan meneruskan pemberian ASI sedikitnya hingga 2 tahun.
b. Air bersih
Pemakaian air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk minum gunakan
air matang.
c. Makanan tambahan
Mulai memberi makanan tambahan pada umur 4-6 bulan. Makanan yang
baik seperti biji-bijian atau tepung lainnya dicampur kacang-kacangan,
sayuran, daging atau ikan atau ditumbuh. Berikan susu dan cairan lain
dengan cangkir dan sendok jangan botol susu.
d. Berak pada tempatnya
Sebaiknya berak pada jamban atau kakus yang sehat. Pastikan seluruh
keluarga menggunakan jamban. Membuat tinja anak dalam jamban atau
membakarnya.
e. Higiene makanan
Perhatikan kebersihan makanan mulai dari mencuci, memasak,
menghidangkan dan menyimpan makanan.
f. Higiene perorangan
Biasakanlah cara hidup sehat sehari-hari, misal: cuci tangan (sebelum
makan, masak dan sesudah buang air besar), mandi, kebersihan pakaian.
g. Pemberian imunisasi campak
h. Peningkatan daya tahan tubuh dengan meningkatkan keadaan gizi.
8. Penanggulangan Diare
 Tiga cara mengobati penderita diare:
1) Berikan anak lebih banyak cairan dibanding biasanya.
Jenis cairan seperti: sari makanan, campuran tepung, sup atau air tajin,
cairan harus kental namun masih bisa diminum, bila dianjurkan
berikan oralit 200 cc.
2) Berikan anak makanan yang cukup banyak
Jenis makanan seperti ASI yang merupakan makanan terbaik bagi bayi
berikan pada bayi yang masih menetek makin sering makin baik,
makanan lunak seperti pisang, bubur, nasi tim tetap diberikan seperti
biasanya.
3) Bawalah anak pada petugas kesehatan
Ibu harus membawa anak pada petugas kesehatan bila anak tidak
membaik dalam 3 hari atau timbul salah satu dari tanda/gejala berikut:
- tinja encer yang banyak
- muntah berulang-ulang
- rasa haus yang nyata
- makan dan minum sedikit
- demam
- tinja berdarah.
 Larutan terbaik untuk penderita diare adalah Oralit
Cara memberikannya adalah sebagai berikut:
- Minumkan segera larutan oralit sampai penderita tidak merasa haus
lagi (biasanya anak balita memerlukan 3 bungkus oralit 200 cc dalam 3
jam pertama).
- Jika anak muntah pemberian larutan oralit dihentikan dahulu,
kemudian dilanjutkan lagi. Larutan oralit diberikan sedikit demi
sedikit dan sering sampai habis.
- Selanjutnya berikan lagi larutan oralit 1 gelas (200 cc) setiap kali
diare.
- Bila sampai dengan hari kedua anak masih terus diare, atau bila
keadaan anak menjadi lebih parah, anak harus segera dibawa ke
puskesmas/RS terdekat untuk mendapat pertolongan selanjutnya.
Selama dalam perjalanan larutan oralit terus diberikan.
 Beberapa hal penting mengenai makanan dan minuman selama dan
sesudah diare:
- Penderita diare jangan dipuasakan.
- Bayi yang masih menetek, pemberian ASI supaya diteruskan, makin
sering makin baik. Bayi yang mendapat susu pengganti ASI (susu
formula) dapat diteruskan, boleh dengan pengenceran setengahnya.
- Bila penderita baru mulai diare, berikan segera di rumah cairan yang
ada seperti: air tajin, air buah, air sayur, air kelapa atau LGG. Bila
cairan tersebut tidak ada, penderita dapat diberi minum air putih atau
air teh asalkan bersama-sama makanan.
- Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur, nasi tim tetap
diberikan seperti biasanya. Janganlah mengencerkan makanan
pendamping ASI ini.
- Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya lunak, mudah
dicerna dan tidak merangsang. Makanan diberikan sedikit dan
berulang-ulang.
- Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan perlu ditambah
(ekstra makanan).
 Cara membuat dan memberikan larutan Oralit
a. Cara membuat
1) Sediakan 1 gelas (gelas belimbing)
Air yang telah dimasak/air teh (200 cc).
2) Masukkan 1 bungkus ORALIT 200 cc
3) Aduklah sampai larut benar
b. Cara memberikan:
Untuk anak balita yang diare  3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1
gelas setiap diare sampai diare berhenti.

Takaran Pemberian ORALIT

Umur 3 jam pertama atau sampai tidak Selanjutnya setiap


haus lagi atau sampai tidak kali mencret
gelisah lagi

Di bawah 1 tahun 1½ gelas ½ gelas

1 tahun s/d 5 tahun 3 gelas 1 gelas

Di atas 5 tahun 6 gelas 1 ½ gelas

Dewasa 12 gelas 2 gelas

 Cara membuat larutan gula garam (LGG)


1) Tuangkan air matang ke dalam gelas bersih (gelas belimbing) 200 cc.
2) Tuangkan gula + garam dengan ukuran tepat (setara dengan 1 sendok teh
munjung gula pasir dan ¼ sendok teh garam dapur).
3) Aduk sampai larut benar.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman Depkes R.I “Pelatihan Tata Laksana Penderita

Diare”, 2012.

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman Depkes R.I “Marilah Memberantas Diare”, 2013.

Departemen Kesehatan R.I “ Cara menanggulangi Mencret’, 2016.

Anda mungkin juga menyukai