Penugasan Jurnal Penelitian (Autorecovered)
Penugasan Jurnal Penelitian (Autorecovered)
1. Subjek penelitian adalah atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek
yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel dan
teknik sampling (acak/non-acak) yang digunakan.
2. Sample penelitian merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian
yang jenis dan jumlahnya dipilih dengan cara tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya.
3. Sample penelitian diperlukan karena sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi
yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.
4. Cara menghitung sample
Rumus slovin
Dari notasi diatas, n adalah jumlah sampel minimal, nilai N adalah populasi sedangkan
nilai e adalah error margin. Berangkat dari ide perihal margin error inilah mungkin sang
pencipta dari rumus ini memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk menetapkan
besar sampel minimal berdasarkan tingkat kesalahan atau margin of error.
5. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pernyataan-pernyataan penelitian.
6. Arti dari P <0,05. Nilai P adalah besarnya nilai probabilitas yang dihasilkan dari konversi
nilai statistik dari hasil penelitian dalam kondisi hipotesis nol diterima. Batas penerimaan
terhadap hipotesis nol adalah nilai alpa. Dan nilai alpa yang paling terkenal adalah 5 %..
Nilai 0.05 sendiri sebenarnya menggambarkan 5% penyimpangan dari distribusi normal.
Nilai P<0,05 menunjukkan ada nya perbedaan nyata antara faktor resiko dan outcome
signifikan atau hasil yang signifikan.
7. Interval kepercayaan adalah taksiran rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan
nilai yang diperoleh pada sampel. Perhitungan IK mempunyai rumus tersendiri untuk
masing-masing uji hipotesis. Derajat atau interval kepercayaan umumnya diperoleh
dengan nilai rata-rata atau estimasi ditambah dan dikurang oleh standar error yang
dikalikan nilai alpha.
8. Standar devisi adalah nilai statistik yang dimanfaatkan dalam menentukan sebaran data
dalam sampel dan seberapa dekat titik data individu ke rata-rata sampel.
9. EBM a, b, c, d, e adalah Evidence-based Medicine (EBM) adalah pengintegrasian antara
(1) bukti ilmiah berupa hasil penelitan yang terbaik dengan (2) kemampuan klinis dokter
serta (3) preferensi pasien dalam proses pengambilan keputusan pelayanan kedokteran.
Sedang Geddes (2000) menyatakan bahwa EBM adalah strategi yang dibuat berdasarkan
pengembangan teknologi informasi dan epidemiologi klinik dan ditujukan untuk dapat
menjaga dan mempertahankan ketrampilan pelayanan medik dokter dengan basis bukti
medis yang terbaik
Rekomendasi EBM
A : Rekomendasi kuat Bukti Tingkat I atau temuan yang konsisten dari berbagai
penelitian tingkat II, III, atau IV. Dokter harus mengikuti rekomendasi yang kuat
kecuali ada alasan yang jelas dan meyakinkan untuk pendekatan alternative
B : Rekomendasi Bukti dan temuan Level II, III, atau IV umumnya konsisten
secara umum, dokter harus mengikuti rekomendasi tetapi harus tetap waspada
terhadap informasi baru dan peka terhadap preferensi pasien
C : Pilihan Bukti Level II, III, atau IV, tetapi temuan tidak konsisten. Dokter harus
fleksibel dalam pengambilan keputusan mengenai praktik yang tepat, meskipun
mereka dapat menetapkan batasan pada alternatif; preferensi pasien harus memiliki
peran yang berpengaruh besar
D : Pilihan Bukti Level V: sedikit atau tidak ada bukti empiris yang sistematis.
Dokter harus mempertimbangkan semua opsi dalam pengambilan keputusan dan
waspada terhadap bukti baru yang dipublikasikan yang menjelaskan keseimbangan
manfaat versus bahaya; preferensi pasien harus memiliki peran yang berpengaruh
besar
10. Variable adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian.
11. Drop out adalah objek yang tidak dapat melanjutkan sebagai sample dalam penelitian.
12. Maksimum drop out adalah 20% dari jumlah sample awal.
13. Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam satuan alat ukur. Dengan menggunakan skala
pengukuran, maka alat ukur yang digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Setelah
proses pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif yang berupa angka-angka tersebut
baru lah kemudian ditentukan analisis statistik yang cocok untuk digunakan.
14. Subjek terpilih adalah bagian dari sample yang memenuhi kriteria pemilihan yaitu kriteria
inklusi dan eksklusi dan direncanakan untuk diteliti langsung.
15. Subjek yang diteliti adalah besaran sempel terpilih dikurangi besarnya drop out atau loss
to follow up.
16. Cross sectional adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,
maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau
outcome lain secara serentak pada individu- individu dari suatu populasi pada suatu saat
17. Cohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan
kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan
dihitung besarnya kejadian penyakit.
18. Case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan
menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu
kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko).
19. Cohort retrospectif adalah pada studi ini, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi
dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur
melalui catatan historis.
20. Studi kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada
awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa
yang akan datang.
21. Perbedaan case control dan cohort
Informasi Bisa terjadi recall Tidak akan terjadi Bisa terjadi recall bias
bias recall bias
Rumus OR = ad / bc RR = a / (a+b) : c / RP = a/(a+b) : c/(c+d)
(c+d)
22. Ratio prefalensi prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko dibanding prevalensi pada
kelompok tanpa factor risiko
23. Odd ratio adalah insiden pada kelompok dengan faktor risiko dibanding insiden pada
kelompok tanpa faktor resiko.
24. Confounding factor adalah distorsi dalam memprediksi hubungan atau asosiasi antara
faktor eksposur dan outcome (hasil) sehingga asosiasi sebenarnya tidak tampak atau
ditutupin oleh faktor lainnya
25. Matching adalah memilih kontrol dengan karakteristik yang sama dengan kasus dalam
semua variabel yang mungkin berperan sebagai faktor risiko kecuali variabel yang diteliti
26. Bias adalah merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian tidak
sesuai dengan kenyataan
27. Kekurangan dan kelebihan disain penelitian
Kekuatan studi kohort, meliputi:
Pada awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit,
kemudian diikuti sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit
yang diteliti, sehingga sekuens waktu antara faktor risiko dan penyakit atau efek
dapat diketahui secara pasti.
Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.
Dapat menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena
penelitian dimulai dari faktor risiko sampai terjadinya penyakit.
Dapat meneliti paparan yang langka.
Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak
sebuah paparan. Misalnya, apabila kita telah mengidentifikasi kohort berdasarkan
pemakaian kontrasepsi oral (pil KB), maka dengan studi kohort dapat diketahui
sejumlah kemungkinan efek kontrasepsi oral pada sejumlah penyakit, seperti infark
miokardium, kanker payudara, dan kanker ovarium.
Dapat memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi.
Bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil
Hubungan sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan.
Kelemahan dari studi Case control adalah ketika responden penelitian sulit mengingat
kembali riwayat paparan yang dialami terutama jika paparan sudah dilewati selama
bertahun-tahun, sehingga dalam penelitian kasus control sangat rawan recall bias,
disamping bias seleksi.
Kelebihan dari studi Case control yaitu waktu penelitian relative singkat, murah dan
cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang.
Kelebihan Cross-sectional
Mudah dalam pengguanaan dan penerapannya
Biayanya relatif murah, karena tidak memerlukan follow-up (tindak lanjut)
Relatif cocok dan sesuai untuk sekedar mendeskripsikan distribusi penyakit yang
berhubungan dengan status paparan
Kekurangan Cross-sectional
Kurang tepat jika digunakan untuk analisis klausal, mengingat penelitian dan
penilaian dalam analisis klausal menuntut adanya sekuensi waktu yang jelas antara
paparan dengan penyakit, yaitu paparan mendahului penyakit.
28. Nested case control study adalah secara harfiah berarti terdapatnya bentuk studi kasus-
kontrolyang bersarang (nested) di dalam rancangan penelitian kohort. Data yang
digunakan adalah data yang diperoleh dari studi kohort. Setelah penelitian kohort selesai
maka diperoleh sejumlah subyek dengan efek yang positif yang berasal dari kelompok
yang terpajan dan kelompok control. Keunggulan studi in, yaitu penghematan biaya karena
pemeriksaan laboratorik pada faktor risiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan
kantrol bukan pada semua subyek penelitian studi kohort, selain itu studi ini lebih unggul
dibanding studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya ditarik dari populasi yang
sama dengan populasi kasus.
29. Cohort berganda : Pada studi kohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal,
penelitian dimulai dengan kedua kelompok subyek dari populasi yang berbeda, yakni satu
kelompok dengan faktor risiko dan kelompok lain tanpa faktor risiko. Desain ini lebih
sering digunakan ketimbang studi kohort dengan kelompok pembanding internal.
Pendekatan metodologis pada rancangan penelitian kohort berganda ini dapat
dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif.
30. Cara analisis
Analisis data
Analisis non-statistik
Analisis statistik
Analisis non-statistik
Data kualitatif, yaitu data-data yang tidak dapat di-angkakan, analisis non-
statistik lebih tepat digunakan
Data kualitatif biasanya diolah atau dianalisis berdasarkan isinya (subtansinya).
Analisis non statistik ini sering juga disebut dengan analisis isi (content
analysis), yang mencakup analisis deskriptif, kritis, komparatif, dan sintesis.
Penelitian yang menggunakan data kualitatif disebut penelitian kualitatif.
Analisis statistik
Untuk data kuantitatif, iaitu data yang berupa angka atau bisa diangkakan, analisis
statistik lebih tepat digunakan
Statistik deskriptif dan statistik inferensial
Statistik deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan (menggambarkan)
keadaan yang sebenarnya (fakta) dari satu sampel penelitian -> penelitian
deskriptif
Penelitian deskriptif tidak untuk menguji suatu hipotesis.
Statistika Inferensial
Digunakan untuk mengolah data kuantitatif dengan tujuan untuk menguji kebenaran suatu
teori baru yang diajukan peneliti yang dikenal dengan hipotesis -> penelitian inferensial.
Dalam penelitian inferensial, teknik analisis statistik yang digunakan merujuk kepada
suatu pengujian hipotesis.