Anda di halaman 1dari 86

ht

tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.g
o.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.g
o.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id

B
BAAB
B

1
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK tahun 2010 dan ini tentu akan
REGIONAL BRUTO (PDRB) mencerminkan struktur ekonomi terkini.
Salah satu indikator penting untuk
Terdapat tiga pendekatan yang
mengetahui kondisi ekonomi di suatu
biasanya digunakan dalam menghitung
wilayah/regional dalam suatu periode
angka-angka PDRB, yaitu:
tertentu adalah data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar a. Menurut Pendekatan Produksi,
harga berlaku maupun atas dasar harga Menurut pendekatan ini, PDRB
konstan. PDRB pada dasarnya merupakan adalah jumlah nilai tambah atas
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh barang dan jasa yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara berbagai unit produksi di wilayah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai suatu negara dalam jangka waktu
barang dan jasa akhir yang dihasilkan o .id
tertentu (biasanya satu tahun). Unit-
.g
oleh seluruh unit ekonomi. unit produksi tersebut dalam
s

penyajiannya dikelompokkan menjadi


bp

PDRB atas dasar harga berlaku


17 kategori lapangan usaha yaitu: 1.
u.

menggambarkan nilai tambah barang


ria

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan,


dan jasa yang dihitung menggunakan
://

2. Pertambangan dan Penggalian, 3.


tp

harga yang berlaku pada setiap tahun.


Industri Pengolahan, 4. Pengadaan
ht

Sedangkan PDRB atas dasar harga


Listrik dan Gas, 5. Pengadaan Air,
konstan menunjukkan nilai tambah
Pengolahan Sampah, Limbah dan
barang dan jasa yang dihitung
Daur Ulang, 6. Konstruksi, 7.
menggunakan harga pada suatu tahun
Perdagangan Besar dan Eceran,
tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, 8.
harga berlaku dapat digunakan untuk
Transportasi dan Pergudangan, 9.
melihat pergeseran serta struktur
Penyediaan Akomodasi dan Makan
ekonomi. PDRB atas dasar harga konstan
Minum, 10. Informasi dan
digunakan untuk mengetahui
Komunikasi, 11. Jasa Keuangan dan
pertumbuhan ekonomi pada suatu
Asuransi, 12. Real Estat, 13. Jasa
periode ke periode (tahun ke tahun atau
Perusahaan, 14. Administrasi
triwulan ke triwulan). Dalam publikasi ini
Pemerintahan, Pertahanan dan
tahun dasar yang digunakan adalah
Jaminan Sosial Wajib, 15. Jasa c. Menurut Pendekatan Pengeluaran,
Pendidikan, 16. Jasa Kesehatan dan PDRB adalah semua komponen
Kegiatan Sosial, 17. Jasa lainnya. permintaan akhir yang terdiri dari :
Setiap kategori lapangan usaha (1) pengeluaran konsumsi akhir
tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub rumah tangga (2) pengeluaran
kategori lapangan usaha. konsumsi akhir lembaga non profit
yang melayani rumah tangga (3)
b. Menurut Pendekatan Pendapatan pengeluaran konsumsi akhir
PDRB menurut pendekatan ini pemerintah, (4) pembentukan modal
merupakan jumlah balas jasa yang tetap domestik bruto, (5) perubahan
diterima oleh faktor-faktor produksi inventori, dan (6) ekspor neto (ekspor
yang ikut serta dalam proses produksi dikurangi impor).
di suatu negara dalam jangka waktu
o .id
Secara konsep ketiga pendekatan
.g
tertentu (biasanya satu tahun). Balas
tersebut akan menghasilkan angka yang
s
bp

jasa faktor produksi yang dimaksud


sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan
u.

adalah upah dan gaji, sewa tanah,


sama dengan jumlah barang dan jasa
ria

bunga modal dan keuntungan;


akhir yang dihasilkan dan harus sama
://

semuanya sebelum dipotong pajak


tp

pula dengan jumlah pendapatan untuk


ht

penghasilan dan pajak langsung


faktor-faktor produksi. PDRB yang
lainnya. Dalam definisi ini, PDRB
dihasilkan dengan cara ini disebut
mencakup juga penyusutan dan pajak
sebagai PDRB atas dasar harga pasar,
tidak langsung neto (pajak atas
karena di dalamnya sudah dicakup pajak
produksi dan impor dikurangi
tak langsung neto.
subsidi).
1.2. KEGUNAAN STATISTIK PDRB menunjukkan basis perekonomian

Data pendapatan regional adalah suatu negara.

salah satu indikator makro yang dapat 4. PDRB harga berlaku menurut

menunjukkan kondisi perekonomian pengeluaran menunjukkan produk

nasional setiap tahun. Manfaat yang barang dan jasa digunakan untuk

dapat diperoleh dari data ini antara lain tujuan konsumsi akhir, investasi dan

adalah: diperdagangkan dengan pihak luar


negeri.
1. PDRB harga berlaku nominal
5. Distribusi PDRB menurut pengeluaran
menunjukkan kemampuan sumber
menunjukkan peranan kelembagaan
daya ekonomi yang dihasilkan oleh
dalam menggunakan barang dan jasa
suatu negara. Nilai PDRB yang besar
yang dihasilkan oleh berbagai sektor
menunjukkan kemampuan sumber
daya ekonomi yang besar, begitu juga
o .id
ekonomi.
.g
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga
s

sebaliknya.
bp

konstan bermanfaat untuk mengukur


2. PDRB harga konstan (riil) dapat
u.

laju pertumbuhan konsumsi akhir,


ria

digunakan untuk menunjukkan laju


investasi dan perdagangan luar
://

pertumbuhan ekonomi secara


negeri.
tp

keseluruhan atau setiap sektor dari


ht

7. PDRB per kapita atas dasar harga


tahun ke tahun.
berlaku menunjukkan nilai PDRB per
3. Distribusi PDRB harga berlaku
kepala atau per satu orang penduduk.
menurut sektor menunjukkan
8. PDRB per kapita atas dasar harga
struktur perekonomian atau peranan
konstan berguna untuk mengetahui
setiap sektor ekonomi dalam suatu
pertumbuhan nyata ekonomi per
negara. Sektor-sektor ekonomi yang
kapita penduduk suatu wilayah.
mempunyai peran besar
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id

B
BAAB
B

2
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR residen suatu wilayah, baik yang
RUMAH TANGGA dilakukan di dalam maupun di luar
i. Pendahuluan wilayah domestik suatu region. Jenis-

Sektor rumah tangga mempunyai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi

peran yang cukup besar dalam diklasifikasikan menurut COICOP

perekonomian. Hal ini tercermin dari (Classifications of Individual Consumption

besarnya sumbangan konsumsi rumah by Purpose) seperti yang

tangga dalam pembentukan PDRB direkomendasikan oleh UN (United

pengeluaran. Di samping berperan Nations), sebagai berikut:

sebagai konsumen akhir barang dan jasa, 1. Makanan dan minuman tidak
rumahtangga juga berperan sebagai beralkohol
produsen dan penyedia faktor produksi 2. Minuman beralkohol,
untuk aktivitas produksi yang dilakukan
o .id tembakau, dan narkotik
.g
oleh sektor institusi lain. 3. Pakaian dan alat kaki
s
bp

ii. Konsep dan definisi 4. Perumahan, air, listrik, gas, dan


u.

bahan bakar lainnya


ria

Pengeluaran konsumsi akhir rumah


5. Furniture, perlengkapan
://

tangga (PKRT) adalah pengeluaran atas


tp

rumahtangga, dan
barang dan jasa oleh rumah tangga untuk
ht

pemeliharaan rutin
tujuan konsumsi. Rumah tangga
6. Kesehatan
didefinisikan sebagai individu atau
7. Angkutan
kelompok individu yang tinggal bersama
8. Komunikasi
dalam suatu bangunan tempat tinggal.
9. Rekreasi/hiburan dan
Mereka mengumpulkan pendapatan,
kebudayaan
dapat memiliki harta dan kewajiban,
10. Pendidikan
serta mengkonsumsi barang dan jasa
11. Penyediaan makan minum dan
secara bersama-sama, utamanya
penginapan/hotel
kelompok makanan dan perumahan.
12. Barang dan jasa lainnya
iii. Cakupan

PKRT mencakup seluruh


pengeluaran atas barang dan jasa oleh
Namun karena keterbatasan data, maka adalah biaya sewa yang dibayar,
12 COICOP tersebut dikelompokkan baik dibayar penuh maupun tidak
kembali menjadi hanya tujuh COICOP, penuh karena mendapat
yaitu: keringanan biaya (subsidi atau
1. Makanan, Minuman, dan Rokok transfer).
2. Pakaian dan Alas Kaki
 Barang yang diproduksi dan
3. Perumahan, Perkakas,
digunakan sendiri;
Perlengkapan, dan
 Pemberian/hadiah dalam bentuk
Penyelenggaraan Rumah Tangga
barang yang diterima dari pihak
4. Kesehatan dan Pendidikan
lain;
5. Transportasi, Komunikasi,
Rekreasi, dan Budaya  Barang dan jasa yang dibeli

6. Hotel dan Restoran


o .id
langsung (direct purchase) oleh
.g
7. Lainnya residen di luar wilayah atau di luar
s

negeri (diperlakukan sebagai


bp

Konsumsi rumah tangga mencakup juga impor)


u.
ria

hal-hal sebagai berikut:


Terdapat beberapa catatan yang perlu
://

 Imputasi jasa persewaan rumah


diketahui berkaitan dengan PKRT ini,
tp

milik sendiri (owner occupied


ht

yaitu:
dwellings);
 Pembelian langsung oleh non-
Nilai perkiraan sewa rumah milik
residen, diperlakukan sebagai
sendiri harus diperhitungkan
ekspor dari wilayah tersebut)
karena rumah tangga pemilik,
 Pembelian barang yang tidak
dianggap menghasilkan jasa
diproduksi kembali (diduplikasi),
persewaan rumah bagi dirinya
seperti barang antik, lukisan, dan
sendiri. Imputasi sewa rumah
hasil karya seni lainnya
diperkirakan atas dasar harga
diperlakukan sebagai investasi atas
pasar, meskipun status rumah
barang berharga, bukan konsumsi
tersebut milik sendiri. Apabila
rumah tangga.
rumah tangga benar-benar
menyewa, maka yang dihitung
 Pengeluaran rumah tangga untuk bentuk data atau indikator
keperluan biaya antara dan suplai komoditas dan jenis
pembentukan modal di dalam pengeluaran tertentu,
aktivitas usaha rumah tangga, tidak  Indeks Harga Konsumen (IHK).
termasuk dalam pengeluaran
2. Metode penghitungan
konsumsi rumah tangga. Contoh,
pembelian barang dan jasa untuk Penghitungan PKRT didasarkan

keperluan usaha, perbaikan besar pada hasil Susenas. Akan tetapi, karena

rumah, dan pembelian rumah. hasil estimasi data pengeluaran rumah


tangga yang berasal dari Susenas
 Pengeluaran untuk keperluan
cenderung underestimate (terutama
transfer baik dalam bentuk uang
untuk kelompok bukan makanan dan
atau barang, tidak termasuk
sebagai pengeluaran konsumsi
o .id
kelompok makanan jadi), maka perlu
dilakukan penyesuaian (adjustment).
.g

rumah tangga.
s

Dalam melakukan adjustment, digunakan


bp

iv. Penghitungan PKRT Tahunan data sekunder dalam bentuk data atau
u.
ria

1. Sumber data indikator supply dari berbagai sumber


://

data di luar Susenas. Setelah diperoleh


Sumber data yang digunakan untuk
tp

hasil adjustment, maka yang dilakukan


ht

mengestimasi PKRT adalah:


adalah mengganti hasil Susenas dengan
 Survei Sosial Ekonomi Nasional
hasil penghitungan yang didasarkan pada
(Susenas) BPS, dalam bentuk
data sekunder. Penggantian dilakukan
pengeluaran konsumsi per-
pada level komoditas, kelompok
kapita seminggu untuk
komoditas, atau jenis pengeluaran
makanan, dan pengeluaran per-
tertentu. Hal ini dilakukan karena hasil
kapita sebulan untuk kelompok
penghitungan dari data sekunder
bukan makanan,
dianggap lebih mencerminkan PKRT yang
 Jumlah penduduk pertengahan sebenarnya.
tahun, Langkah penghitungan di atas

 Data Sekunder (dari BPS menghasilkan besarnya PKRT atas dasar

maupun dari luar BPS), dalam harga berlaku (ADHB). PKRT atas dasar
harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh 2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR
dengan cara men_deflate PKRT ADHB LNPRT
dengan IHK tahun dasar 2010. i Pendahuluan
Untuk lebih jelasnya, langkah
Sektor Lembaga Non-Profit yang
langkah penghitungan PKRT dapat
Melayani Rumah Tangga (LNPRT) muncul
diringkas sebagai berikut:
sebagai sektor tersendiri dalam suatu
1. Estimasi PKRT hasil Susenas: perekonomian wilayah. Sektor ini
a. Makanan = pengeluaran konsumsi berperan dalam menyediakan barang
perkapita seminggu x (30/7) x 12 x dan jasa bagi anggotanya maupun bagi
jumlah penduduk pertengahan rumahtangga secara gratis atau pada
tahun tingkat harga yang tidak berarti secara
b. Bukan makanan = pengeluaran
.id
ekonomi. Harga yang tak berarti secara
konsumsi perkapita sebulan x 12 x
o
ekonomi artinya harga tersebut biasanya
.g

jumlah penduduk pertengahan dibawah harga pasar (tidak mengikuti


s
bp

tahun harga pasar yang berlaku).


u.

2. Data poin kesatu dikelompokan


ria

ii Konsep dan definisi


menjadi tujuh kelompok COICOP,
://

LNPRT merupakan bagian dari


tp

dengan beberapa komoditas yang


ht

mungkin dikontrol secara tersendiri; lembaga non profit (LNP). Sesuai dengan

3. Terhadap data poin ketiga dilakukan fungsinya, LNP dibedakan atas LNP yang

koreksi dengan menggunakan data melayani rumah tangga dan LNP yang

sekunder atau indikator suplai melayani bukan rumahtangga.

komoditas dari jenis pengeluaran Karakteristik unit LNP adalah sebagai


tertentu; berikut:
4. Diperoleh nilai PKRT tahun 2010 yang
 LNP umumnya adalah lembaga
telah di-adjust;
formal, tetapi terkadang
5. Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK
merupakan lembaga informal
Kota (Provinsi/Kota terdekat);
yang keberadaannya diakui oleh
6. PKRT ADH Konstan 2010 diperoleh
masyarakat;
dengan membagi hasil poin keempat
 pengawasan terhadap jalannya
dengan hasil poin kelima.
organisasi dilakukan oleh kemasyarakatan, Organisasi sosial,
anggota terpilih yang punya hak Organisasi profesi, Perkumpulan
sama, termasuk hak bicara atas sosial/kebudayaan/olahraga/hobi,
keputusan lembaga; Lembaga swadaya masyarakat, Lembaga
keagamaan, dan Organisasi bantuan
 setiap anggota mempunyai
kemanusiaan/beasiswa.
tanggung jawab tertentu dalam
organisasi, dan tidak berhak iii. Cakupan
menguasai profit atau surplus, Nilai PK-LNPRT sama dengan nilai
karena profit yang diperoleh dari output non-pasar yang dihasilkan LNPRT.
kegiatan usaha produktif Nilai output non pasar tersebut dihitung
dikuasai oleh lembaga; berdasarkan nilai seluruh pengeluaran
 kebijaksanaan
.id
lembaga LNPRT dalam rangka melakukan kegiatan
o
diputuskan secara kolektif oleh operasionalnya. Pengeluaran yang
.g

dimaksud terdiri dari:


s

anggota terpilih, dan kelompok


bp

ini berfungsi sebagai pelaksana  Konsumsi antara, contoh :


u.

dari dewan pengurus; dan


ria

pembelian alat tulis, barang


://

 istilah nonprofit tidak berarti cetakan, pembayaran listrik, air,


tp

bahwa lembaga ini tidak dapat telepon, teleks, faksimili, biaya


ht

menciptakan surplus melalui rapat, seminar, perjamuan,


kegiatan produktifnya, namun transportasi, bahan bakar,
surplus yang diperoleh biasanya perjalanan dinas, belanja barang
diinvestasikan kembali pada dan jasa lain, sewa gedung, sewa
aktivitas sejenis. perlengkapan kantor dll.
 Kompensasi tenaga kerja,
LNPRT merupakan lembaga yang
contoh: upah, gaji, lembur,
melayani anggotanya atau rumahtangga,
honor, bonus dan tunjangan
serta tidak dikontrol oleh pemerintah.
lainnya
Anggota dari lembaga yang dimaksud
 Penyusutan
disini adalah yang bukan berbentuk
badan usaha. LNPRT dibedakan atas
tujuh jenis lembaga, yaitu: Organisasi
 Pajak lainnya atas produksi cuma-cuma, nilainya
(dikurangi subsidi), contoh : PBB, diperkirakan sesuai harga
STNK, BBN dll. pasar yang berlaku. Rata-rata
pengeluaran lembaga menurut
iv. Penghitungan PK-LNPRT Tahunan jenisnya dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
1. Sumber data

 Hasil Survei Khusus Lembaga xij


xij 
Non-profit (SK-LNP). Informasi ni
yang diperoleh dari hasil SKLNP x ij :Rata-rata pengeluaran
menurut jenis lembaga dan
adalah rata-rata pengeluaran
jenis pengeluaran
menurut jenis lembaga dan jenis xij : PK-LNPRT hasil survei

.id
pengeluaran. menurut jenis lembaga dan
jenis pengeluaran
o
 Hasil up-dating direktori LNPRT.
.g
ni : Jumlah sampel LNPRT
s

Informasi yang diperoleh dari menurut jenis lembaga


bp

hasil up-dating direktori LNPRT i : Jenis lembaga LNPRT,


u.

j : jenis pengeluaran LNPRT,


ria

adalah jumlah populasi LNPRT


 Mengestimasi PK-LNPRT,
://

menurut jenis lembaga.


tp

dengan menggunakan
 Indeks Harga Konsumen (IHK)
ht

rumusan sebagai berikut:


7 19
2. Metode penghitungan
X   x ij  N i
i 1 j 1
PK-LNPRT diestimasi dengan
X : PK-LNPRT ADH Berlaku
menggunakan metode langsung,
N i : Populasi LNPRT menurut
yaitu menggunakan hasil SKLNP.
Tahapan estimasi PK-LNPRT adalah jenis lembaga

sebagai berikut: Hasil penghitungan di atas akan


diperoleh besarnya PK-LNPRT atas
 Menghitung rata-rata
dasar harga berlaku (ADHB). PK-
pengeluaran menurut jenis
LNPRT atas dasar harga konstan
lembaga dan jenis pengeluaran
(ADHK) 2010, diperoleh dengan
(barang dan jasa). Barang dan
cara men_deflate PK-LNPRT ADHB
jasa yang diperoleh secara
dengan IHK tahun dasar 2010.
2.3. PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR aktivitas memproduksi barang dan jasa
PEMERINTAH maupun aktivitas investasi.
i. Pendahuluan
ii. Konsep dan Definisi
Unit pemerintah adalah unit
Besarnya nilai pengeluaran
institusi yang dibentuk melalui proses
konsumsi akhir pemerintah (PK-P) sama
politik, serta mempunyai kekuasaan di
dengan nilai produksi barang dan jasa
bidang lembaga legislatif, yudikatif
yang dihasilkan pemerintah untuk
maupun eksekutif atas unit institusi lain
dikonsumsi pemerintah itu sendiri. PK-P
yang berada di dalam batas-batas
mencakup pembelian barang dan jasa
wilayah suatu negara/wilayah.
yang bersifat rutin, pembayaran upah
Pemerintah juga mempunyai berbagai
dan gaji pegawai, transfer sosial dalam
peran dan fungsi lainnya, seperti sebagai
.id
bentuk barang, perkiraan penyusutan
penyedia barang dan jasa bagi kelompok
o
barang modal, dan nilai output dari Bank
.g

atau individu rumah tangga, sebagai


Indonesia, dikurangi dengan nilai
s
bp

pemungut dan pengelola pajak atau


penjualan barang dan jasa yang
u.

pendapatan lainnya, berfungsi


dihasilkan unit produksi yang tak dapat
ria

mendistribusikan pendapatan atau


dipisahkan dari aktivitas pemerintahan.
://
tp

kesejahteraan melalui aktivitas transfer,


Aktivitas unit produksi pemerintah
ht

serta terlibat di dalam produksi non-


yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
pasar.
pemerintahan secara umum, mencakup
Dalam suatu perekonomian, unit
kegiatan sebagai berikut:
pemerintah bisa berperan sebagai
1. Memproduksi barang yang sama atau
konsumen maupun produsen, serta
sejenis dengan barang yang diproduksi
sebagai regulator yang menetapkan
oleh perusahaan. Contoh, aktivitas
berbagai kebijakan di bidang fiskal dan
pencetakan publikasi, kartu pos,
moneter. Sebagai konsumen, pemerintah
reproduksi karya seni, pembibitan
akan melakukan aktivitas konsumsi atas
tanaman di kebun percobaan dsb.
barang dan jasa akhir. Sedangkan sebagai
Aktivitas menjual barang-barang
produsen, pemerintah akan melakukan
semacam itu bersifat insidentil dari
fungsi pokok unit pemerintah.
2. Memproduksi jasa. Contoh, aktivitas bagian dari pemerintah Provinsi; d. PK-
penyelenggaraan rumah sakit, Pemerintah Desa/ Kelurahan/Nagari yang
sekolah, perguruan tinggi, museum, ada di wilayah Provinsi bersangkutan.
perpustakaan, tempat rekreasi dan iv. Penghitungan PDRB Tahunan
penyimpanan hasil karya seni yang 1. Sumber Data
dibiayai oleh pemerintah. Dalam hal Data dasar yang digunakan
ini pemerintah memungut biaya yang untuk menghitung PK-P Provinsi
umumnya tidak lebih dari seluruh Tahunan adalah:
biaya yang dikeluarkan. Pendapatan a. Data realisasi APBN
yang diterima dari aktivitas semacam Tahunan (Kemenkeu)
ini disebut sebagai penerimaan non- b. Data realisasi APBD
komoditi (pendapatan jasa). Tahunan (Kemenkeu)
o .id c. Statistik Keuangan Daerah
.g
iii. Cakupan (BPS)
s
bp

Sektor pemerintahan terdiri dari d. Output Bank Indonesia (BI)


u.

pemerintah pusat dan pemerintah e. Gaji Pegawai Negeri Sipil


ria

daerah. Dalam melakukan aktivitasnya, (PNS) dari Kementerian


://
tp

unit pemerintah pusat akan mengacu Keuangan serta Indeks


ht

pada dokumen Anggaran Pendapatan Harga dari BPS.


dan Belanja Negara (APBN), sedangkan
unit pemerintah daerah (baik Provinsi, 2. Metode Penghitungan
Kabupaten/Kota, maupun Desa) a. PK-P Provinsi ADH Berlaku
mengacu pada Anggaran Pendapatan dan
Secara umum, PK-P ADH
Belanja Pemerintah Daerah (APBD).
Berlaku dihitung menggunakan
Pengeluaran konsumsi akhir rumusan berikut:
pemerintah (PK-P) Provinsi mencakup: a.
PK-Pemerintah Kabupaten/Kota yang
berada di wilayah provinsi; b. PK-
Pemerintah Provinsi yang bersangkutan;
c. PK-Pemerintah Pusat yang merupakan
PK-P ADH Berlaku =

Output non pasar – penjualan barang dan jasa + output Bank Indonesia

Output non-pasar dihitung dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto, Indeks


pendekatan biaya yg dikeluarkan, yaitu: Harga Konsumen (IHK) umum.
Belanja pengadaan barang/jasa, bantuan
sosial dalam bentuk barang (yg dibeli 2.4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
dengan harga pasar ), belanja pegawai, (PMTB)
dan penyusutan. i Pendahuluan
Untuk level Provinsi, PK-P Provinsi
Aktivitas investasi merupakan salah
ADH Berlaku, dihitung berdasarkan
satu faktor utama yang akan
penjumlahan dari pengeluaran akhir
konsumsi pemerintah Provinsi itu sendiri
o .id
mempengaruhi perkembangan ekonomi
.g
suatu negara/wilayah. Investasi disini
+ pengeluaran akhir konsumsi
s
bp

terdiri dari investasi fisik dan investasi


pemerintah seluruh pemerintahan
u.

finansial. Dalam konteks PDB/PDRB,


Kabupaten/Kota yang ada di wilayah
ria

aktivitas investasi fisik ini tercermin pada


Provinsi tersebut + pengeluaran akhir
://

komponen Pembentukan Modal Tetap


tp

seluruh pemerintah
ht

Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori.


desa/kelurahan/nagari yang ada di
wilayah provinsi tersebut + pengeluaran PMTB erat kaitannya dengan

pemerintah Pusat yang menjadi bagian keberadaan aset tetap (fixed asset) yang

dari Provinsi yang bersangkutan. dilibatkan dalam proses produksi. Secara

b. PK-P Provinsi ADH Konstan garis besar aset tetap dapat diklasifikasi

Pengeluaran konsumsi pemerintah menurut jenis barang modal seperti:

ADH Konstan dihitung dengan bangunan dan konstruksi lain, mesin dan

menggunakan metode deflasi. Deflator perlengkapan, kendaraan, tumbuhan,

yang digunakan adalah Indeks Harga ternak, dan barang modal lainnya.

Perdagangan Besar (IHPB) umum tanpa ii Konsep dan definisi


ekspor, Indeks Upah, Indeks Implisit dari
PMTB didefinisikan sebagai
Produk Domestik Bruto komponen
penambahan dan pengurangan aset
tetap pada suatu unit produksi, dalam iii Cakupan
kurun waktu tertentu. Penambahan PMTB terdiri dari:
barang modal mencakup pengadaan,
1. Penambahan dikurangi pengurangan
pembuatan, pembelian, sewa beli
aset (harta) baik barang baru maupun
(financial leasing) barang modal baru dari
barang bekas, seperti bangunan
dalam negeri serta barang modal baru
tempat tinggal, bangunan bukan
dan bekas dari luar negeri (termasuk
tempat tinggal, bangunan lainnya,
perbaikan besar, transfer atau barter
mesin dan perlengkapan, alat
barang modal), dan pertumbuhan aset
transportasi, aset tumbuhan dan
sumberdaya hayati yang dibudidaya.
hewan yang dibudidaya (cultivated
Sedangkan pengurangan barang modal
asset), produk kekayaan intelektual
mencakup penjualan, transfer atau

.id
(intellectual property products), dan
barter, dan sewa beli (financial leasing)
o
sebagainya;
.g
barang modal bekas pada pihak lain.
s

2. Biaya alih kepemilikan aset non-


bp

Pengecualian kehilangan yang


finansial yang tidak diproduksi,
u.

disebabkan oleh bencana alam tidak


ria

dicatat sebagai pengurangan. seperti lahan dan aset yang


://

dipatenkan;
tp

Barang modal mempunyai usia


ht

pakai lebih dari satu tahun, serta akan 3. Perbaikan besar aset, yang bertujuan

mengalami penyusutan sepanjang usia meningkatkan kapasitas produksi dan

pakai-nya. Istilah ”bruto” usia pakainya (seperti overhaul mesin

mengindikasikan bahwa di dalamnya produksi, reklamasi pantai,

masih mengandung unsur penyusutan. pembukaan, pengeringan dan

Penyusutan atau konsumsi barang modal pengairan hutan, serta pencegahan

(Consumption of Fixed Capital) banjir dan erosi).

menggambarkan penurunan nilai barang iv Penghitungan PMTB Tahunan


modal yang digunakan dalam proses
1. Sumber data
produksi secara normal selama satu
a. Output industri konstruksi
periode.
hasil penghitungan PDRB
menurut industri konstruksi
dari BPS Prov/Kab/Kota. (ESDM).

b. Nilai impor dua digit HS, k. Statistik Peternakan, Ditjen


yang merupakan barang Peternakan.
modal impor dari KPPBC 3. Metode penghitungan
(Kantor Pengawasan dan
Penghitungan PMTB dapat
Pelayanan Bea Cukai)
dilakukan melalui metode langsung
setempat.
maupun tidak langsung, tergantung pada
c. Indeks Produksi Industri ketersediaan data yang mungkin
Besar Sedang dari Statistik diperoleh di wilayah masing-masing.
Industri Kecil & Rumah Pendekatan “langsung” adalah dengan
tangga (level provinsi). cara menghitung pembentukan modal
d. Laporan keuangan o .id
(harta tetap) yang dilakukan oleh
perusahaan. berbagai sektor ekonomi (produsen)
.g
s

secara langsung. Sedangkan pendekatan


bp

e. Publikasi Statistik Industri


“tidak langsung” adalah dengan
u.

Besar dan Sedang level


ria

menghitung berdasarkan alokasi dari


provinsi.
://

total penyediaan produk (barang dan


tp

f. IHPB dari Statistik Harga


jasa) yang menjadi barang modal di
ht

Perdagangan Besar.
berbagai industri, atau disebut sebagai
g. Publikasi Statistik pendekatan “arus komoditas”. Dalam hal
Pertambangan dan ini penyediaan atau “supply” dari barang
Penggalian (migas dan non- modal dapat berasal dari produksi dalam
migas). negeri (domestik) maupun dari produk

h. Publikasi Statistik Listrik, luar negeri (impor).

Gas, dan Air Minum. Pendekatan Langsung

i. Publikasi Statistik Penghitungan PMTB secara


Konstruksi. langsung dilakukan dengan cara

j. Data Eksplorasi Mineral dari menjumlahkan seluruh nilai PMTB yang


Kementrian Energi dan terjadi di setiap industri (lapangan

Sumber Daya Mineral usaha). Barang modal tersebut dinilai


atas dasar harga (ADH) pembelian, di penyediaan produk barang yang
dalamnya sudah termasuk biaya-biaya dihasilkan oleh berbagai industri (supply),
yang dikeluarkan, seperti biaya yang kemudian sebagian di antaranya
transportasi, biaya instalasi, pajak-pajak, dialokasi menjadi barang modal.
serta biaya lain yang terkait dengan Penghitungan PMTB dalam bentuk
pengadaan barang modal tersebut. Bagi bangunan, dilakukan dengan
barang modal yang berasal dari impor di menggunakan rasio tertentu dari nilai
dalamnya termasuk bea masuk dan output industri konstruksi, baik ADH
pajak-pajak yang terkait dengan Berlaku maupun ADH Konstan.
pengadaan atau alih kepemilikan barang Penghitungan PMTB dalam bentuk
modal tersebut. mesin, alat angkutan dan barang modal
Pada dasarnya data untuk lainnya dibedakan atas barang modal
penghitungan PMTB secara langsung .id
yang berasal dari produksi domestik, dan
o
.g

dapat diperoleh dari laporan keuangan yang berasal dari impor. Untuk barang
s
bp

perusahaan. Data yang tersedia meliputi modal domestik, dapat diperoleh dengan
u.

informasi/data tentang perubahan atas dua cara. Pertama, dengan mengalokasi


ria

aset tetap (PMTB) yang dinilai ADH output mesin, alat angkutan dan barang
://
tp

berlaku atau harga pembelian modal lain yang menjadi pembentukan


ht

(perolehan). Untuk memperoleh nilai modal. Nilai tersebut masih harus


PMTB ADH Konstan, maka PMTB ADH ditambah dengan biaya angkut dan
Berlaku tersebut di “deflate” (dibagi) margin perdagangan, sehingga diperoleh
dengan indeks harga perdagangan besar PMTB ADH Berlaku. Untuk memperoleh
(IHPB) yang sesuai dengan kelompok nilai ADH Konstan adalah dengan men-
barang modal. deflate PMTB (ADH Berlaku) dengan IHPB
yang sesuai dengan jenis barang modal.
Pendekatan Tidak Langsung
Pendekatan ke dua, yang harus
Penghitungan PMTB dengan cara
dilakukan bila data output tidak tersedia
tidak langsung, disebut sebagai
adalah dengan cara “ekstrapolasi” atau
pendekatan arus komoditas (commodity
mengalikan PMTB ADH Konstan dengan
flow approach). Pendekatan ini dilakukan
indeks produksi jenis barang modal yang
dengan cara menghitung nilai
sesuai. Untuk itu penghitungan PMTB mineral, dihitung dengan cara
diawali dengan menghitung PMTB ADH mengumpulkan data laporan keuangan
Konstan terlebih dahulu. Selanjutnya perusahaan terbuka di bidang industri
untuk memperoleh PMTB ADH Berlaku, pertambangan. Dengan menggunakan
nilai PMTB ADH Konstan tersebut di data panel, pertumbuhan ADH Berlaku
“reflate” (dikalikan) dengan indeks harga dari aktivitas pertambangan itu menjadi
masing-masing jenis barang modal yang pengali nilai eksplorasi mineral pada
sesuai (sebagai inflator). Hal ini periode sebelumnya. Sedangkan PMTB
mensyaratkan bahwa PMTB ADH Konstan ADH Konstannya diperoleh dengan
di tahun-tahun sebelumnya sudah men_deflate nilai ADH Berlaku dengan
tersedia secara lengkap. indeks implisit dari PDRB industri
pertambangan. Selain itu, data dari
Penghitungan PMTB dalam bentuk
mesin, alat angkutan, dan barang modal
o .id
ESDM dan BP Migas diharapkan menjadi
.g
dasar atau data kontrol untuk data
lain yang berasal dari impor, dilakukan
s
bp

tahunannya.
dengan menggunakan dua cara.
u.

Untuk perangkat lunak, PMTB ADH


Pertama, PMTB ADH Berlaku
ria

Berlaku diperoleh dengan cara


diperoleh dari total nilai barang impor.
://
tp

mengumpulkan data laporan keuangan


Selanjutnya, barang modal tersebut
ht

perusahaan terbuka di bidang software.


dirinci menurut kelompok utama seperti
Untuk ADH Konstan diperoleh dengan
mesin-mesin, alat angkutan dan barang
men_deflate nilai ADH Berlaku dengan
modal lain. Apabila rincian tersebut tidak
indeks implisit industri jasa perusahaan.
tersedia dapat digunakan rasio tertentu
sebagai alokator (barang modal impor Penghitungan PMTB hasil karya
kode HS 2 digit). Kedua, untuk hiburan, sastra, dan seni original
memperoleh PMTB ADH Konstan adalah (entertainment, literary, or artistic
dengan cara men_deflate PMTB ADH original products), data dikumpulkan
Berlaku dengan menggunakan indeks adalah nilai sinetron dan program acara
harga yang sesuai. televisi yang dapat dibuat. Sedangkan
data impor film diperoleh dari nilai impor
PMTB ADH Berlaku untuk barang
film. PMTB ADH Konstannya diperoleh
modal tak berwujud seperti eksplorasi
dengan cara men_deflate nilai ADH inventori menggambarkan bagian dari
Berlaku dengan indeks implisit industri investasi yang direalisasikan dalam
jasa hiburan dan IHPB barang impor. bentuk barang jadi, barang setengah jadi,
serta bahan baku dan bahan penolong
Terdapat beberapa permasalahan
pada satu periode tertentu. Ketersediaan
yang terjadi dalam penghitungan PMTB
data perubahan inventori menjadi
melalui pendekatan tak langsung (arus
penting untuk memenuhi kebutuhan
komoditas), yaitu:
analisis tentang aktivitas investasi.
a. Rasio penggunaan output industri
yang menjadi barang modal ii Konsep dan definisi
cenderung statis. Untuk memperbaiki
diperlukan survei dalam skala yang Pengertian sederhana dari
besar.
inventori (persediaan) adalah barang
b. Nilai margin perdagangan dan
.id
yang dikuasai oleh produsen untuk
angkutan (Trade and Transport o
Margin) sulit diperoleh. tujuan diolah lebih lanjut (intermediate
.g

c. Selang (lag) waktu antara data tahun consumption) menjadi barang dalam
s
bp

pengukuran (referensi) dengan data


publikasi yang diperoleh dari sumber bentuk lain, yang punya nilai ekonomi
u.

data tertentu, terlalu lama. maupun nilai manfaat yang lebih tinggi.
ria

Termasuk dalam pengertian ini adalah


://
tp

2.5. PERUBAHAN INVENTORI barang yang masih dalam proses


ht

i Pendahuluan pengerjaan (work in progress), serta

Dalam aktivitas ekonomi, inventori barang jadi yang belum dipasarkan dan

berfungsi sebagai salah satu komponen masih dikuasai oleh pihak produsen.

yang dibutuhkan untuk keberlangsungan Perubahan inventori adalah selisih


proses produksi, di samping tenaga kerja antara nilai inventori pada akhir periode
dan barang modal. akuntansi dengan nilai inventori pada

Dalam PDB/PDRB, komponen awal periode akuntansi. Perubahan

Perubahan Inventori merupakan bagian inventori menjelaskan tentang

dari Pembentukan Modal Bruto, atau perubahan posisi barang inventori, yang

yang lebih dikenal sebagai investasi fisik dapat bermakna pertambahan (tanda

yang terjadi pada kurun waktu tertentu positif) atau pengurangan (bertanda

di dalam suatu wilayah. Perubahan negatif).


Bagi produsen, keberadaan a. Inventori menurut industri,
inventori diperlukan untuk menjaga seperti produk atau hasil
kelangsungan proses produksi, sehingga perkebunan, kehutanan,
perlu pencadangan baik dalam bentuk perikanan, pertambangan,
bahan baku atau bahan penolong. industri pengolahan, gas kota,
Ketidakpastian yang disebabkan air bersih, serta konstruksi;
pengaruh eksternal juga menjadi faktor b. Berbagai jenis bahan baku &
pertimbangan bagi pengusaha untuk penolong (material & supplies),
melakukan pencadangan (khususnya yaitu semua bahan, komponen
bahan baku). Bagi pedagang, pengadaan atau persediaan untuk diproses
inventori lebih dipengaruhi oleh unsur lebih lanjut menjadi barang jadi;
spekulatif dengan harapan untuk

.id
c. Barang jadi, yaitu barang yang
memperoleh keuntungan yang lebih
o
telah diproses tetapi belum
.g
besar. Sedangkan bagi pemerintah,
terjual atau belum digunakan,
s
bp

kebijakan pencadangan khususnya


termasuk barang yang dijual
u.

komoditas strategis utamanya ditujukan


dalam bentuk yang sama seperti
ria

untuk menjaga stabilitas ekonomi,


pada waktu dibeli;
://

politik, dan sosial. Karena menyangkut


tp

d. Barang setengah jadi, yaitu


ht

kepentingan masyarakat luas (publik),


maka perlu ada pencadangan untuk barang-barang yang sebagian

beberapa komoditas bahan pokok seperti telah diolah atau belum selesai

beras, terigu, minyak goreng dan gula (tidak termasuk konstruksi yang

pasir. Bagi rumah tangga pengadaan belum selesai).

inventori lebih ditujukan untuk e. Barang dagangan yang masih


kemudahan dalam mengatur perilaku dikuasai oleh pedagang besar
konsumsinya saja. maupun pedagang eceran untuk

iii Cakupan tujuan dijual;

Inventori dapat diklasifikasikan f. Ternak untuk tujuan dipotong;

menurut jenis barang adalah sebagai g. Pengadaan barang oleh


berikut: pedagang untuk tujuan dijual
atau dipakai sebagai bahan (IHPB) terpilih.
bakar atau persediaan; dan
 Data eksternal lain, seperti data
h. Persediaan pada pemerintah, persediaan beras dari Bulog, data
yang mencakup barang strategis semen dari Asosiasi Semen
seperti beras, kedelai, gula pasir, Indonesia (ASI), gula dari Dewan
dan gandum. Gula Indonesia (DGI), dan ternak
dari Ditjennak Kementan.

iv Penghitungan Perubahan Inventori 2. Metode Penghitungan

Tahunan Terdapat dua metode yang

1. Sumber data digunakan dalam penghitungan


komponen perubahan inventori, yaitu
Sumber data yang digunakan untuk
penghitungan komponen perubahan
o .id
pendekatan langsung dan pendekatan
tidak langsung. Pendekatan langsung
.g

inventori adalah :
s

adalah pendekatan dari sisi “korporasi”,


bp

 Laporan keuangan perusahaan- sedangkan pendekatan tidak langsung


u.
ria

perusahaan terkait dari survei atau adalah pendekatan dari sisi “komoditas”.
://

dari mengunduh website Bursa Efek


Dilihat dari sisi manfaatnya,
tp

Indonesia (www.idx.co.id);
ht

pendekatan secara langsung


 Laporan Keuangan Perusahaan menghasilkan data yang relatif lebih baik
BUMN/BUMD dibanding dengan pendekatan tidak

 Data komoditas pertambangan dari langsung. Pendekatan komoditas hanya

publikasi statistik pertambangan dapat dilakukan jika data posisi inventori

dan penggalian; tersedia secara rinci dan


berkesinambungan.
 Data Inventori Publikasi Tahunan
Industri Besar Sedang. Pendekatan Langsung

 Data komoditas perkebunan; Dengan menggunakan pendekatan


langsung, akan diperoleh nilai posisi
 Indeks harga implisit PDRB industri
inventori di suatu waktu tertentu
terpilih, dan
(umumnya di akhir tahun). Sumber data
 Indeks harga perdagangan besar
utama adalah laporan neraca akhir tahun perubahan volume stok akhir dan stok
(balance sheet) perusahaan. Untuk awal dikalikan rata-rata harga pembelian,
memperoleh nilai perubahan inventori atau harga penjualan bila data harga
ADH berlaku, diperlukan data inventori di pembelian tidak tersedia. Perubahan
tahun yang berurutan. Langkah barang inventori ADH Konstan dihitung
penghitungan inventori dari laporan dengan : a. men_deflate nilai perubahan
keuangan, adalah sebagai berikut : inventori ADH Berlaku dengan indeks
harga yang sesuai, b. mengalikan
 Menghitung posisi inventori
perubahan volume stok akhir dan stok
ADH Konstan, dengan cara
awal dikalikan dengan harga barang di
men_deflate stok awal dan akhir
tahun dasar.
dengan IHPB akhir tahun;
 Menghitung perubahan Keterbatasan dan masalah yang
inventori ADH Konstan dengan
o .id
dihadapi di dalam menghitung
.g

mengurangkan posisi di tahun komponen Perubahan Inventori adalah


s
bp

berjalan dengan di tahun bahwa:


u.

sebelumnya; dan  Data inventori yang dibutuhkan


ria

 Menghitung perubahan
://

adalah dalam bentuk posisi atau


tp

inventori ADH Berlaku dengan pada satu saat untuk periode


ht

meng_inflate perubahan waktu yang berurutan;


inventori ADH Konstan dengan  Tidak seluruh komoditas inventori
IHPB rata-rata tahunan. tersedia data volume dan
harganya;
Pendekatan Tidak Langsung  Data perubahan inventori yang
Pendekatan tidak langsung disebut tersedia dalam bentuk volume
juga dengan pendekatan arus komoditas umumnya tidak disertai data
(commodity flow). Data utama yang harganya. Jika data harga
digunakan adalah data volume dan harga inventori tidak tersedia, maka
masing-masing barang inventori. Nilai dapat diasumsikan indeks harga
perubahan barang inventori ADH Berlaku komoditas inventori mengikuti
diperoleh dengan cara menghitung indeks implisit PDRB yang sesuai;
 Diperlukan adjustment dengan impor di suatu wilayah menjadi semakin
cara me_mark-up, guna untuk berkembang.
melengkapi estimasi untuk ii Konsep dan definisi
industri yang datanya tidak
Ekspor-impor di suatu wilayah
tersedia;
didefiniskan sebagai alih kepemilikan
2.6. EKSPOR IMPOR
ekonomi (baik penjualan/pembelian,
i Pendahuluan
barter, hadiah ataupun hibah) atas
Aktivitas ekspor-impor dalam suatu barang dan jasa antara residen wilayah
wilayah diyakini telah terjadi sejak lama, tersebut dengan non-residen yang
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan berada di luar wilayah tersebut.
sebagai wilayah pemerintah. Ragam
iii Cakupan

.id
barang dan jasa yang diproduksi serta
Ekspor-Impor pada suatu wilayah terdiri
o
disparitas harga, menjadi faktor utama
.g
dari:
munculnya aktivitas ekspor impor.
s
bp

Daerah yang tidak dapat memenuhi a. Ekspor/impor barang dari/ke


u.

kebutuhan-nya sendiri berusaha Luar Negeri ke/dari provinsi


ria

mendatangkan dari daerah atau bahkan tersebut


://
tp

negara lain. Di sisi lain, daerah yang b. Ekspor/impor jasa dari/ke


ht

memproduksi barang dan jasa melebihi Luar Negeri ke/dari provinsi

dari kebutuhan domestik, terdorong tersebut

untuk memperluas pasar ke luar daerah Cakupan jasa meliputi jasa

atau bahkan ke luar negeri. pengangkutan, asuransi,


komunikasi, pariwisata, dan
Seiring perkembangan zaman,
jasa lainnya
aktivitas produksi dan permintaan
c. Net Ekspor antar daerah
masyarakat atas barang dan jasa semakin
- Ekspor antar daerah
meningkat dan beragam. Kemajuan di
- Impor antar daerah
bidang transportasi dan komunikasi juga
turut memperlancar arus distribusi
barang dan jasa. Kondisi tersebut
semakin mendorong aktivitas ekspor-
iv Penghitungan Ekspor-Impor Tahunan dalam US$. Penghitungan ekspor barang
luar negeri dilakukan dengan mengalikan
1. Sumber data
nilai barang (sesuai PEB) dengan kurs
a. Data Statistik Pemberitahuan
transaksi beli rata-rata tertimbang.
Ekspor Barang (PEB) dari BPS (dalam
Sedangkan Impor barang luar negeri
US$)
dilakukan dengan mengalikan nilai
b. Data Statistik Pemberitahuan
barang (sesuai PIB) dengan kurs transaksi
Impor Barang (PIB) dari BPS (dalam
jual rata-rata tertimbang. Nilai ekspor-
US$)
impor jasa berasal dari Neraca
c. Neraca Pembayaran Indonesia
Pembayaran Indonesia (NPI) yang
dari BI
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
d. Laporan Simopel, yaitu laporan
Disamping itu nilai ekspor-impor tersebut

.id
(bulanan) bongkar muat barang di
masih ditambah/dikurangi dengan nilai
o
pelabuhan;
.g
pembelian langsung (direct purchase)
e. Informasi lalu lintas barang yang
s
bp

dan transaksi yang tidak terdokumentasi


keluar masuk provinsi di jembatan
u.

(undocumented transaction) baik oleh


timbang;
ria

residen maupun non residen. Sedangkan


f. Informasi lalu lintas barang yang
://

net ekspor antar wilayah merupakan nilai


tp

keluar masuk provinsi dari hasil survei


ht

sisa (residu) antara PDRB lapangan usaha


g. Kurs transaksi rata-rata
dengan PDRB Pengeluaran.
tertimbang dari Bank Indonesia

2. Metode Penghitungan

Ekspor Impor barang luar negeri


dinilai menurut harga free on board (fob)
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id

B
BAAB
B

3
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
3.1. Gambaran Umum Perekonomian Riau 2012 - 2016
Secara umum, perekonomian produksi (supply side), maupun melalui
Indonesia tumbuh melambat di tengah perlambatan pada komponen sisi
perekonomian global yang belum stabil. permintaan akhir (demand side).
Tidak terkecuali Provinsi Riau. Secara Pada sisi produksi, melambatnya
tahunan, pertumbuhan ekonomi ekonomi Riau dalam rentang tahun 2012-
Indonesia tahun 2012 sampai dengan 2016 diindikasikan terutama oleh
2016 secara berturut-turut yaitu 6,03 turunnya produksi minyak dalam
persen, 5,56 persen, 5,01 persen, 4,88 beberapa tahun terakhir. Seiring
persen, dan 5,02 persen. Sementara itu, bertambahnya usia, produktivitas dari
Provinsi Riau dalam rentang yang sama sumur-sumur minyak di Riau mengalami
secara berturut-turut hanya mampu penurunan. Selain itu, gejolak harga dunia
tumbuh 3,76 persen, 2,48 persen, 2,71 .id
komoditas utama Riau seperti minyak
o
.g

persen, 0,22 persen, dan 2,23 persen. mentah dan kelapa sawit yang tidak stabil
s
bp

Perlambatan ekonomi Riau tersebut turut berkontribusi terhadap


u.

tergambar oleh perlambatan pada sisi perlambatan tersebut.


ria
://

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Provinsi Riau


Gambar 1.
tp

Tahun 2011 - 2016 (Persen)


ht

7
6,17 6,03
6 5,56
5,01 4,88 5,02
5 5,57
3,76
Dalam Persen

3 2,71
2,48
2,23
2
Riau
1 0,22
Indonesia

0
2011 2012 2013 2014 2015* 2016**

* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Gambar 2. Perbandingan Distribusi PDRB Menurut Pengeluaran
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 dan 2016
50 46,04

40
35,30
32,46
30 26,68
24,05 25,25
Persen

20

10
5,21 5,20
3,54 3,68
0,34 0,46 1,73
0
2012 -0,81 2016
-5,05 -4,07
-10
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
o .id
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
Pembentukan Modal Tetap Bruto
.g

Perubahan Iventori Ekspor ke Luar Negeri


s
bp

Impor dari Luar Negeri Net Ekspor Antar daerah


u.

Pada sisi pengeluaran, perlambatan akhir rumah tangga dan pembentukan


ria

ekonomi Riau tercermin dari kinerja modal tetap bruto pada tahun 2016.
://
tp

ekspor selama beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Kontribusi


ht

Berkurangnya produksi minyak pada sisi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga


produksi berimbas pada turunnya ekspor mengalami peningkatan dari 26,68 persen
ke luar negeri pada sisi permintaan akhir. pada tahun 2012 menjadi 35,30 persen
Kontribusi Ekspor ke luar negeri pada pada tahun 2016. Selain itu,
perekonomian Riau berkurang dari 46,04 Pembentukan Modal tetap Bruto juga
persen pada tahun 2012 menjadi hanya mengalami peningkatan dari 24,05 persen
25,25 persen pada tahun 2016. Ekspor ke pada tahun 2012 menjadi 32,46 persen
luar negeri Riau yang dulunya pada tahun 2016. Kedua komponen ini
mendominasi perekonomian Riau dari sisi menggantikan peran Ekspor ke luar negeri
permintaan akhir, kini hanya mampu sebagai penopang utama dalam
menduduki ranking tiga setelah konsumsi perekonomian Riau dari sisi pengeluaran.
3.2. Gambaran Perekonomian Riau Menurut Kabupaten Kota Tahun 2016
Gambar 3. Kontribusi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota
Provinsi Riau Tahun 2016

o .id
.g
s
bp
u.
ria
://

Sejalan dengan pertumbuhan


tp

perkembangan ekonomi menurut


ht

ekonomi nasional yang mulai membaik kabupaten/kota di Provinsi Riau yang


pada tahun 2016, ekonomi Riau juga cenderung membaik di tahun 2016,
mengalami peningkatan dibandingkan walaupun masih ada kabupaten yang
dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini
Ekonomi Riau tahun 2016 sebesar 2,23 dapat dilihat pada Gambar 3.
persen lebih lebih baik dibandingkan Kabupaten Bengkalis, Kota
tahun 2015 sebesar 0,22 persen. Hal ini Pekanbaru, dan Kabupaten Siak
didukung dengan membaiknya harga merupakan penyumbang terbesar dalam
beberapa komoditas unggulan Riau, perekonomian Riau tahun 2016. Secara
seperti CPO dan berkurangnya bencana berturut-turut ketiga kabupaten kota
asap secara drastis di Riau, menyebabkan tersebut menyumbang sebesar 19,36
ekonomi Riau tumbuh sebesar 2,23 persen, 13,52 persen, dan 11,55 persen.
persen. Kondisi ini juga mempengaruhi Dari ketiga kabupaten kota tersebut
hanya Kota Pekanbaru yang tumbuh lebih perannya saat ini semakin berkurang.
baik dibandingkan Provinsi Riau sebesar Kontribusi Kabupaten Bengkalis dalam
2,23 persen. Kota Pekanbaru tumbuh 5,96 perekonomian Riau berkurang dari 25,56
persen dan menjadi kabupaten/kota persen pada tahun 2012 menjadi 19,36
dengan pertumbuhan tertinggi di Riau persen pada tahun 2016. Hal ini juga
pada tahun 2016. Hal tersebut cukup dialami oleh Kabupaten Siak.
beralasan mengingat pembangunan yang Kontribusinya dalam perekonomian Riau
tengah gencar dilakukan Kota Pekanbaru berkurang dari 14,31 persen pada tahun
terutama bidang infrastruktur. Besarnya 2012 menjadi hanya 11,55 persen pada
kontribusi Kota Pekanbaru didukung oleh tahun 2016. Situasi ini menyebabkan
kekuatan aktivitas perekonomian di luar Kabupaten Siak harus turun satu
minyak, yakni sektor konstruksi, peringkat menjadi penyumbang ketiga
perdagangan, dan industri. .id
terbesar dalam perekonomian Riau disalip
o
.g
Sementara itu, Kabupaten Siak oleh Kota Pekanbaru yang tumbuh lebih
s
bp

hanya tumbuh sebesar 0,35 persen. baik dalam periode yang sama.
u.

Disaat yang sama, Kabupaten Bengkalis


Gambar 4.
ria

bahkan turun 2,24 persen. Hal ini


://

dikarenakan kontribusi minyak dalam


tp
ht

perekonomian kedua kabupaten ini


sangat signifikan. Sehingga, ketika
produksi minyak saat ini mengalami
penurunan sebagaimana yang telah
disampaikan pada subbab sebelumnya,
kedua kabupaten ini menjadi cukup
tertekan.
Kondisi ini menyebabkan terjadi
perubahan komposisi perekonomian
antar Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.
Kabupaten Bengkalis yang tadinya cukup
dominan dalam perekonomian Riau,
3.3. Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Kota Tahun 2016
Produk Domestik Regional Bruto Gambar 5.
Distribusi PDRB Provinsi Riau Menurut
menurut Pengeluaran Provinsi Riau Pengeluaran Tahun 2016
didominasi oleh tiga komponen, yaitu :
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga,
Pembentukan Modal Tetap Bruto dan Net
Ekspor. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
berkontribusi sebesar 35,30 persen.
Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 32,46
persen. Net Ekspor atau Ekspor diikurangi
dengan impor berkontribusi sebesar 26,37
persen terhadap perekonomian Riau.
o .id
.g

Secara umum, kabupaten kota memiliki struktur yang tidak jauh berbeda dengan
s
bp

Provinsi Riau. Tiga komponen utama tersebut juga mendominasi perekonomian kabupaten
u.

kota meskipun dengan besaran komposisi dan urutan ranking yang cukup bervariasi.
ria

Gambar 6. Distribusi PDRB Kabupaten Kota Menurut Pengeluaran


://

Tahun 2016
tp
ht
Kabupaten Bengkalis, Kabupaten disusul oleh Pembentukan Modal Tetap
Siak, Kabupaten Rokan Hilir dan Bruto. Sedangkan, penyumbang terbesar
Kabupaten Pelalawan memiliki dalam perekonomian Kabupaten Meranti
karakteristik yang hampir sama dimana dan Indragiri Hilir adalah Pengeluaran
penyumbang terbesar dalam Konsumsi Rumah Tangga disusul oleh Net
perekonomiannya adalah Net Ekspor Ekspor bukan oleh Pembentukan Modal
disusul oleh Pengeluaran Konsumsi Tetap Bruto. Kondisi ini menggambarkan
Rumah Tangga dan Pembentukan Modal bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto
Tetap Bruto. Sumbangan Net ekspor (PMTB) atau investasi yang terjadi di
dalam perekonomian mereka cukup besar kedua kabupaten ini relatif masih lebih
sekitar 50 persen. Bahkan di Kabupaten rendah dibandingkan net ekspor nya.
Bengkalis, kontribusinya mencapai 63,79 Beda halnya dengan Kota Dumai dan
persen. .id
Kabupaten Kuantan Singingi dimana
o
.g
Sebagian besar ekspor di penyumbang terbesar dalam
s
bp

kabupaten-kabupaten ini adalah minyak perekonomiannya adalah Pembentukan


u.

mentah hasil produksi sektor Modal Tetap Bruto (PMTB). Lebih dari 45
ria

pertambangan. Turunnya produksi persen perekonomiannya disumbangkan


://

minyak yang berimbas pada penurunan oleh PMTB menunjukkan investasi yang
tp
ht

volume ekspor beberapa tahun terakhir relatif cukup besar terjadi pada kedua
cukup menggoyang perekonomian kabupaten ini.
kabupaten-kabupaten ini terutama
Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Gambar 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Riau, Kabupaten Siak
Kedua Kabupaten ini selalu tumbuh
dan Kabupaten Bengkalis
lembih lambat dibandingkan Provinsi Riau Tahun 2012-2016
3,76

dalam rentang beberapa tahun terakhir. 2,48 2,71


2,07 2,23

Sementara itu, Kabupaten 0,22 0,35


-0,65 -0,21
Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, dan -0,97
-2,33 -2,44
Kabupaten Rokan Hulu memiliki -2,74
-3,27
-3,85
karakteristik dimana penyumbang
2012 2013 2014 2015 2016
terbesar dalam perekonomiannya adalah
Kabupaten Siak Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga


Kota Pekanbaru memiliki Kontribusinya dalam perekonomian Kota
karakteristik yang cukup berbeda Pekanbaru sebesar 8,54 persen.
dibandingkan dengan kabupaten kota lain di Kondisi ini menyebabkan kelebihan
Provinsi Riau. Struktur PDRB menurut permintaan. Sehingga, Kota Pekanbaru
pengeluarannya didominasi oleh permintaan membutuhkan banyak komoditas dari luar
untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto, untuk mencukupi kebutuhan permintaan
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan tersebut baik untuk PMTB, pengeluaran
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah. PMTB Konsumsi Rumah Tangga maupun untuk
berkontribusi sebesar 90,58 persen dari total Pengeluaran Konsumsi Pemerintah.
PDRB nya menunjukkan relatif besarnya Akibatnya, berbeda dengan Kabupaten Kota
investasi yang terjadi di Kota Pekanbaru baik lain yang menikmati surplus ataupun net
itu dalam bentuk bangunan maupun ekspor positif, Kota Pekanbaru justru
nonbangunan (mesin, kendaraan dan mengalami defisit atau net ekspor negatif.
lainnya). Sementara itu, Pengeluaran
.id
Defisit ini kemudian ditutupi dengan impor
o
Konsumsi Rumah Tangga nya juga relatif baik dari dalam maupun dari luar negeri.
.g
s

besar yaitu 54,37 persen terhadap total Sehingga, Net ekspornya berkontribusi
bp

perekonomian Kota Pekanbaru. Hal ini sejalan sebesar -58,66 persen terhadap total
u.

dengan jumlah penduduk Kota Pekanbaru perekonomian Kota Pekanbaru. Net ekspor
ria

yang relatif cukup banyak. Selain itu, negatif ini juga menunjukkan bahwa di Kota
://
tp

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga Pekanbaru lebih banyak barang yang diimpor
ht

banyak terpusat di Kota Pekanbaru. masuk daripada yang diekspor ke luar.

Gambar 8. Distribusi PDRB Kota Pekanbaru Menurut Pengeluaran


Tahun 2016
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 19.952.697,57 21.476.719,67 24.021.736,43 25.194.832,72 27.520.560,22
INDRAGIRI HULU 27.471.420,89 29.872.282,45 33.762.481,76 34.583.109,62 37.030.725,87
INDRAGIRI HILIR 37.694.896,75 41.437.777,71 47.821.678,35 51.796.677,00 57.383.243,65
PELALAWAN 29.013.693,83 31.018.734,42 35.401.165,31 38.176.433,57 41.165.592,46
SIAK 79.303.427,52 82.129.724,43 85.735.522,14 77.235.451,69 78.943.381,95
KAMPAR 53.584.006,16 61.515.508,33 68.816.910,00 66.285.164,73 69.674.659,16
ROKAN HULU 19.966.871,41 21.645.415,45 25.355.416,52 27.159.524,22 29.449.285,41
BENGKALIS 141.633.036,77 156.624.440,27 165.899.036,53 135.506.263,07 132.313.995,26
ROKAN HILIR 58.953.747,42 65.200.092,05 74.545.552,92 70.692.968,31 73.459.605,60
KEP. MERANTI 11.840.437,48 13.100.964,46 15.127.124,09 15.150.690,73 16.046.158,33
PEKANBARU 55.692.016,42 60.492.459,55 73.841.218,20 83.662.331,92 92.381.597,75
DUMAI 18.956.363,45 21.231.766,16 23.628.466,85 25.430.569,61 27.945.396,02

TOTAL Kabupaten/Kota 554.062.615,68 605.745.884,95 673.956.309,10 650.874.017,19 683.314.201,68

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

KONSUMSI RUMAH TANGGA ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 7.352.884,62 8.397.435,03 9.679.507,93 10.908.744,32 11.834.255,05


INDRAGIRI HULU 9.500.176,36 10.687.253,09 12.050.487,43 13.428.881,46 14.335.575,35
ht

INDRAGIRI HILIR 15.760.793,01 17.704.828,32 20.171.848,75 22.523.630,55 23.930.691,71


PELALAWAN 7.681.737,75 8.735.826,39 9.955.059,37 11.136.434,28 12.037.204,54
SIAK 9.925.302,03 11.685.081,40 13.807.411,61 15.458.574,70 16.587.219,87
KAMPAR 18.433.506,45 21.245.780,62 24.579.081,31 28.105.839,04 30.019.385,84
ROKAN HULU 11.557.728,81 13.250.571,83 15.284.480,37 17.369.751,53 19.400.612,24
BENGKALIS 13.479.835,86 15.585.432,98 18.245.931,38 20.459.136,14 22.886.826,06
ROKAN HILIR 12.628.188,26 14.576.654,88 16.715.673,01 18.826.963,58 21.252.527,48
KEP. MERANTI 3.782.376,41 4.284.964,73 4.825.885,17 5.288.460,86 5.823.176,16
PEKANBARU 30.249.979,50 34.771.404,45 40.950.771,77 45.898.661,67 50.228.168,73
DUMAI 6.660.434,71 7.486.866,33 8.427.816,09 9.329.145,68 10.026.517,27

TOTAL Kabupaten/Kota 147.012.943,78 168.412.100,04 194.693.954,19 218.734.223,81 238.362.160,30

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 41


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
KONSUMSI LNPRT ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 79.183,76 93.040,90 110.944,17 119.121,21 127.587,10
INDRAGIRI HULU 116.326,31 133.306,12 161.868,87 174.164,20 182.978,24
INDRAGIRI HILIR 188.185,69 223.673,40 272.897,46 291.182,05 301.864,96
PELALAWAN 96.221,46 112.131,77 127.637,63 134.573,48 141.841,14
SIAK 122.722,44 145.772,16 177.211,07 185.162,03 191.829,41
KAMPAR 216.443,45 253.750,44 309.755,11 331.864,13 349.742,33
ROKAN HULU 140.641,47 164.777,74 196.498,64 209.742,10 226.188,37
BENGKALIS 154.047,24 180.021,15 218.234,72 232.388,56 258.461,68
ROKAN HILIR 169.332,82 192.676,59 240.957,42 253.005,29 265.655,55
KEP. MERANTI 72.040,78 83.049,64 107.399,44 113.430,20 120.141,39
PEKANBARU 457.825,06 550.595,98 682.903,13 740.800,71 810.734,97
DUMAI 79.717,04 93.824,09 110.232,46 114.070,07 124.607,38

TOTAL Kabupaten/Kota 1.892.687,53 2.226.619,98 2.716.540,12 2.899.504,03 3.101.632,52

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

KONSUMSI PEMERINTAH ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 917.704,99 975.126,64 971.976,14 1.123.261,62 1.203.032,86


INDRAGIRI HULU 1.021.150,22 1.080.138,41 1.064.583,78 1.163.159,60 1.251.894,63
ht

INDRAGIRI HILIR 1.333.663,29 1.382.762,41 1.339.617,55 1.493.029,63 1.610.668,09


PELALAWAN 831.356,17 886.080,35 877.407,16 976.080,85 1.032.137,99
SIAK 1.353.538,65 1.485.913,66 1.455.649,69 1.642.929,92 1.709.362,48
KAMPAR 1.695.340,55 1.832.175,51 1.831.030,33 2.103.862,43 2.277.029,74
ROKAN HULU 959.091,40 1.014.571,52 1.036.266,37 1.164.796,91 1.306.418,44
BENGKALIS 2.108.670,31 2.253.912,62 2.175.678,06 2.544.727,34 2.719.757,81
ROKAN HILIR 1.220.136,21 1.301.106,82 1.229.103,59 1.352.751,41 1.488.838,20
KEP. MERANTI 408.459,53 426.133,01 422.643,55 466.584,08 494.778,30
PEKANBARU 6.266.885,99 6.766.986,23 6.645.466,36 7.505.389,70 7.887.746,51
DUMAI 1.469.570,16 1.534.033,96 1.509.825,51 1.643.947,55 1.793.812,69

TOTAL Kabupaten/Kota 19.585.567,46 20.938.941,14 20.559.248,08 23.180.521,04 24.775.477,75

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 42


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 7.516.667,11 8.448.997,47 9.805.937,60 11.360.934,99 12.709.695,37
INDRAGIRI HULU 9.035.948,68 9.824.331,96 11.150.899,22 12.641.499,78 13.974.229,96
INDRAGIRI HILIR 8.330.268,98 9.463.010,58 10.748.862,48 12.408.707,40 13.748.658,82
PELALAWAN 4.355.185,30 4.762.159,23 5.475.999,48 6.332.408,47 7.206.108,04
SIAK 9.521.360,58 10.787.123,82 12.661.637,26 14.510.889,61 16.465.686,41
KAMPAR 14.251.069,58 15.679.113,67 17.936.383,32 20.599.108,97 21.970.060,39
ROKAN HULU 4.150.188,16 4.555.814,00 5.261.787,62 6.095.462,40 6.898.973,58
BENGKALIS 12.436.818,70 13.753.043,96 16.081.621,05 19.048.016,09 21.584.683,19
ROKAN HILIR 4.198.826,55 4.508.258,88 5.046.381,53 5.973.690,92 6.809.984,93
KEP. MERANTI 2.611.771,24 2.860.309,07 3.258.104,24 3.644.015,37 4.024.898,88
PEKANBARU 47.954.268,54 53.036.148,66 62.226.918,05 73.910.498,31 83.676.771,71
DUMAI 9.965.099,40 10.828.356,46 11.225.919,14 12.403.321,54 13.720.961,75

TOTAL Kabupaten/Kota 134.327.472,82 148.506.667,75 170.880.450,99 198.928.553,83 222.790.713,03

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERUBAHAN INVENTORI ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 1.135.477,57 1.284.756,71 1.152.331,63 -17.117,22 -27.513,79


INDRAGIRI HULU 1.671.960,61 1.788.606,94 1.921.453,77 554.223,96 688.403,04
ht

INDRAGIRI HILIR 2.225.129,76 2.519.760,88 2.185.776,09 -285.865,09 -48.291,83


PELALAWAN 1.904.636,75 2.211.857,46 1.880.892,08 584.119,50 803.310,42
SIAK 4.601.900,22 4.904.787,14 4.271.993,53 901.438,85 1.667.175,23
KAMPAR 3.175.388,20 3.195.253,63 2.382.437,21 952.952,23 1.235.010,21
ROKAN HULU 1.177.357,80 1.405.104,38 1.207.336,57 350.980,10 544.255,58
BENGKALIS 5.222.478,07 8.321.055,28 5.054.895,43 357.590,80 455.277,83
ROKAN HILIR 2.499.388,75 3.717.997,32 2.999.641,56 636.173,98 880.995,01
KEP. MERANTI 664.740,14 906.106,88 899.317,67 48.002,99 73.193,78
PEKANBARU 3.330.673,16 3.664.057,06 4.248.672,45 2.376.314,89 3.969.940,16
DUMAI 1.113.589,82 1.248.071,52 1.337.477,39 831.617,13 1.375.908,20

TOTAL Kabupaten/Kota 28.722.720,84 35.167.415,20 29.542.225,39 7.290.432,12 11.617.663,85

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 43


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
EKSPOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 22.103.070,12 23.088.905,61 24.961.068,79 25.460.711,89 27.868.594,44
INDRAGIRI HULU 25.310.293,53 27.651.727,98 31.092.389,04 30.582.863,21 32.328.689,83
INDRAGIRI HILIR 34.918.468,40 37.676.264,61 46.000.058,20 49.480.322,26 55.055.624,87
PELALAWAN 40.081.738,03 41.757.007,53 47.947.829,41 50.972.726,67 53.561.931,41
SIAK 102.676.868,52 107.220.146,67 112.986.452,90 105.895.392,44 110.473.200,85
KAMPAR 56.020.430,89 64.388.404,19 71.270.474,18 80.803.066,03 82.026.490,80
ROKAN HULU 20.692.778,88 22.131.992,03 26.200.814,36 28.005.767,10 29.968.968,62
BENGKALIS 151.894.287,44 166.897.428,12 178.235.762,56 145.461.530,08 141.356.534,57
ROKAN HILIR 63.900.137,11 70.183.779,83 80.265.161,62 76.192.290,89 76.610.649,61
KEP. MERANTI 12.454.551,28 13.623.162,61 15.380.220,70 15.535.301,07 15.766.265,21
PEKANBARU 36.530.679,74 41.138.988,97 48.545.391,03 57.468.386,73 68.641.103,69
DUMAI 20.195.875,08 22.897.760,60 26.602.844,88 28.078.730,80 30.915.466,63

TOTAL Kabupaten/Kota 586.779.179,02 638.655.568,75 709.488.467,66 693.937.089,16 724.573.520,53

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

IMPOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 19.152.290,60 20.811.542,69 22.660.029,84 23.760.824,08 26.195.090,81


INDRAGIRI HULU 19.184.434,82 21.293.082,05 23.679.200,36 23.961.682,58 25.731.045,19
ht

INDRAGIRI HILIR 25.061.612,38 27.532.522,49 32.897.382,18 34.114.329,79 37.215.972,97


PELALAWAN 25.937.181,63 27.446.328,31 30.863.659,82 31.959.909,67 33.616.941,08
SIAK 48.898.264,92 54.099.100,42 59.624.833,91 61.358.935,87 68.151.092,30
KAMPAR 40.208.172,96 45.078.969,73 49.492.251,47 66.611.528,10 68.203.060,15
ROKAN HULU 18.710.915,11 20.877.416,04 23.831.767,40 26.036.975,91 28.896.131,43
BENGKALIS 43.663.100,85 50.366.453,85 54.113.086,67 52.597.125,94 56.947.545,87
ROKAN HILIR 25.662.262,27 29.280.382,25 31.951.365,82 32.541.907,76 33.849.045,18
KEP. MERANTI 8.153.501,90 9.082.761,48 9.766.446,67 9.945.103,85 10.256.295,39
PEKANBARU 69.098.295,57 79.435.721,80 89.458.904,59 104.237.720,10 122.832.868,02
DUMAI 20.527.922,76 22.857.146,79 25.585.648,61 26.970.263,15 30.011.877,90

TOTAL Kabupaten/Kota 364.257.955,77 408.161.427,90 453.924.577,34 494.096.306,82 541.906.966,29

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 44


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
Net Ekspor ATAS DASAR HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 2.950.779,52 2.277.362,92 2.301.038,95 1.699.887,81 1.673.503,63
INDRAGIRI HULU 6.125.858,71 6.358.645,93 7.413.188,68 6.621.180,63 6.597.644,64
INDRAGIRI HILIR 9.856.856,02 10.143.742,12 13.102.676,02 15.365.992,46 17.839.651,90
PELALAWAN 14.144.556,40 14.310.679,22 17.084.169,59 19.012.816,99 19.944.990,33
SIAK 53.778.603,60 53.121.046,25 53.361.618,98 44.536.456,57 42.322.108,55
KAMPAR 15.812.257,93 19.309.434,47 21.778.222,71 14.191.537,93 13.823.430,65
ROKAN HULU 1.981.863,77 1.254.575,99 2.369.046,96 1.968.791,18 1.072.837,19
BENGKALIS 108.231.186,59 116.530.974,27 124.122.675,88 92.864.404,14 84.408.988,70
ROKAN HILIR 38.237.874,84 40.903.397,58 48.313.795,80 43.650.383,13 42.761.604,43
KEP. MERANTI 4.301.049,38 4.540.401,13 5.613.774,03 5.590.197,23 5.509.969,81
PEKANBARU -32.567.615,83 -38.296.732,83 -40.913.513,56 -46.769.333,37 -54.191.764,33
DUMAI -332.047,68 40.613,80 1.017.196,27 1.108.467,64 903.588,73

TOTAL Kabupaten/Kota 222.521.223,25 230.494.140,84 255.563.890,32 199.840.782,34 182.666.554,24

.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 45


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 18.333.198,91 19.336.933,71 20.331.154,81 19.896.297,62 20.669.001,02
INDRAGIRI HULU 23.708.459,37 25.180.129,97 26.571.896,38 25.791.041,41 26.741.091,11
INDRAGIRI HILIR 32.444.458,39 34.769.508,24 37.160.800,90 37.920.056,74 39.754.987,14
PELALAWAN 25.920.879,25 27.360.638,95 29.058.309,27 29.774.301,57 30.654.906,26
SIAK 53.226.798,43 51.987.673,97 51.485.182,58 51.379.175,67 51.558.108,04
KAMPAR 41.668.546,69 44.297.582,79 45.816.465,83 46.314.066,60 47.609.043,87
ROKAN HULU 18.069.053,50 19.150.561,51 20.396.303,11 20.800.530,53 21.829.011,14
BENGKALIS 91.397.010,80 88.411.085,59 85.003.796,73 82.676.908,31 80.656.262,96
ROKAN HILIR 41.418.231,33 42.405.063,91 44.445.781,75 44.676.806,30 45.705.251,42
KEP. MERANTI 9.909.809,44 10.329.760,17 10.788.977,45 11.096.024,24 11.453.445,60
PEKANBARU 48.351.736,61 51.053.167,00 54.575.479,50 57.615.100,51 61.048.603,07
DUMAI 18.909.845,70 19.605.667,85 20.132.375,72 20.516.493,52 21.468.403,79

TOTAL Kabupaten/Kota 423.358.028,43 433.887.773,64 445.766.524,04 448.456.803,02 459.148.115,42

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

KONSUMSI RUMAH TANGGA ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 6.120.871,80 6.495.694,48 6.893.903,84 7.341.639,64 7.739.284,20


INDRAGIRI HULU 8.054.202,83 8.528.675,20 9.001.391,67 9.395.053,07 9.758.873,86
ht

INDRAGIRI HILIR 13.414.184,73 14.009.485,41 14.753.859,25 15.524.494,92 16.118.820,55


PELALAWAN 6.456.201,54 6.847.466,97 7.295.542,49 7.685.352,25 8.061.343,32
SIAK 7.974.646,85 8.580.302,57 9.181.935,23 9.708.187,29 10.178.343,69
KAMPAR 15.150.403,56 16.204.049,91 17.412.643,40 18.696.670,93 19.634.314,42
ROKAN HULU 9.550.027,02 10.170.086,57 10.868.217,07 11.587.242,92 12.450.116,12
BENGKALIS 11.034.849,53 11.797.110,67 12.693.835,64 13.482.811,39 14.528.985,25
ROKAN HILIR 10.534.279,70 11.212.663,32 11.935.167,45 12.647.527,53 13.379.558,19
KEP. MERANTI 3.247.039,22 3.438.468,37 3.637.688,37 3.839.479,31 4.032.738,22
PEKANBARU 24.814.736,25 26.467.089,27 28.466.199,13 30.037.557,99 31.782.377,77
DUMAI 5.623.792,19 5.930.453,96 6.246.229,23 6.571.914,42 6.856.034,61

TOTAL Kabupaten/Kota 121.975.235,23 129.681.546,71 138.386.612,78 146.517.931,67 154.520.790,21

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 46


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
KONSUMSI LNPRT ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 70.722,42 76.132,68 86.958,75 87.675,73 89.995,49
INDRAGIRI HULU 97.674,83 102.762,03 119.015,24 120.798,62 122.493,14
INDRAGIRI HILIR 160.556,12 174.676,47 200.164,21 198.732,24 197.659,09
PELALAWAN 83.814,92 89.722,73 98.921,06 99.345,16 101.259,06
SIAK 105.701,97 114.102,00 130.971,75 131.255,68 132.382,65
KAMPAR 183.330,04 197.830,27 228.137,86 230.051,89 234.560,91
ROKAN HULU 119.246,79 128.130,67 146.123,10 146.915,45 152.160,33
BENGKALIS 133.730,55 142.403,35 164.786,87 165.064,15 172.718,80
ROKAN HILIR 143.708,07 149.581,15 172.817,82 174.545,99 176.274,17
KEP. MERANTI 59.386,01 62.898,59 72.025,46 72.669,50 74.077,81
PEKANBARU 390.210,72 427.896,82 492.545,99 502.987,96 529.646,32
DUMAI 69.786,85 73.739,06 84.089,25 85.761,01 89.279,03

TOTAL Kabupaten/Kota 1.617.869,29 1.739.875,82 1.996.557,35 2.015.803,38 2.072.506,80

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

KONSUMSI PEMERINTAH ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 793.902,24 839.046,59 819.253,38 848.858,88 860.191,68


INDRAGIRI HULU 870.421,56 922.571,31 917.465,48 948.685,14 979.300,86
ht

INDRAGIRI HILIR 1.144.807,19 1.195.188,23 1.170.106,05 1.201.818,99 1.227.175,68


PELALAWAN 715.332,31 768.313,14 759.160,07 779.689,65 787.724,81
SIAK 1.132.289,91 1.240.372,82 1.211.797,86 1.254.360,39 1.290.758,42
KAMPAR 1.481.321,68 1.609.111,85 1.616.952,66 1.706.485,70 1.743.584,71
ROKAN HULU 824.160,87 883.994,95 880.345,86 910.165,00 941.292,64
BENGKALIS 1.737.051,74 1.857.429,52 1.802.446,97 1.919.661,32 2.028.361,29
ROKAN HILIR 1.114.821,41 1.166.061,60 1.141.973,59 1.164.813,06 1.187.652,53
KEP. MERANTI 348.940,87 365.257,10 364.913,28 372.433,04 376.385,47
PEKANBARU 5.537.978,56 6.005.830,21 5.868.760,06 5.927.447,66 5.791.116,36
DUMAI 1.343.356,64 1.415.616,54 1.388.523,84 1.392.635,35 1.408.276,02

TOTAL Kabupaten/Kota 17.044.384,98 18.268.793,88 17.941.699,11 18.427.054,18 18.621.820,47

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 47


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 6.693.227,02 7.204.245,26 7.375.722,51 7.653.071,28 7.929.213,10
INDRAGIRI HULU 8.088.223,62 8.519.907,12 8.760.058,41 9.059.504,41 9.345.753,05
INDRAGIRI HILIR 7.045.501,47 7.415.485,10 7.794.140,83 8.023.073,77 8.350.193,52
PELALAWAN 4.019.781,22 4.172.437,11 4.265.963,52 4.457.750,90 4.650.172,47
SIAK 8.711.796,83 9.374.079,65 9.787.538,58 10.143.172,15 10.485.276,49
KAMPAR 12.724.617,16 13.343.734,06 13.591.552,58 13.981.165,60 14.306.538,25
ROKAN HULU 3.781.274,40 3.910.911,97 3.986.849,57 4.116.092,42 4.342.352,50
BENGKALIS 10.939.235,25 11.106.192,61 11.728.949,46 12.429.929,17 13.207.499,08
ROKAN HILIR 3.697.962,71 3.822.445,61 3.898.211,92 4.212.568,97 4.526.926,01
KEP. MERANTI 2.308.386,78 2.422.327,28 2.483.778,41 2.566.871,85 2.645.056,50
PEKANBARU 42.627.948,00 45.156.639,26 46.238.443,93 49.166.852,92 51.354.690,74
DUMAI 9.265.841,59 9.776.973,83 9.227.047,35 9.351.821,55 9.528.641,38

TOTAL Kabupaten/Kota 119.903.796,04 126.225.378,86 129.138.257,08 135.161.874,98 140.672.313,10

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERUBAHAN INVENTORI ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 829.283,94 684.384,73 436.551,17 -6.694,77 -7.670,33


INDRAGIRI HULU 1.364.584,61 1.099.778,77 812.841,63 275.631,01 249.793,74
ht

INDRAGIRI HILIR 1.783.644,72 1.308.975,31 981.517,39 -163.212,99 -21.190,99


PELALAWAN 1.469.463,41 1.214.034,35 937.229,55 366.485,47 403.820,21
SIAK 2.720.319,94 1.897.082,45 1.397.362,68 368.498,84 459.994,92
KAMPAR 2.360.239,35 1.288.691,01 870.947,39 441.500,74 468.432,27
ROKAN HULU 838.198,23 598.902,02 454.384,53 176.617,43 200.337,15
BENGKALIS 3.020.892,12 1.851.810,18 978.875,31 93.283,17 90.177,49
ROKAN HILIR 1.620.420,31 1.234.685,05 723.365,07 180.841,27 160.747,79
KEP. MERANTI 571.720,30 486.628,75 392.123,94 22.202,98 24.969,03
PEKANBARU 2.786.904,13 2.437.685,45 2.359.683,63 1.387.107,45 1.679.727,94
DUMAI 983.026,29 860.915,27 824.714,38 544.011,70 569.840,98

TOTAL Kabupaten/Kota 20.348.697,36 14.963.573,35 11.169.596,66 3.686.272,28 4.278.980,19

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 48


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
EKSPOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 21.617.273,10 22.520.669,40 23.629.448,38 23.793.788,18 25.885.369,30
INDRAGIRI HULU 22.866.892,61 24.829.066,20 26.719.261,64 24.865.159,05 26.516.207,08
INDRAGIRI HILIR 31.783.530,82 34.928.471,23 40.232.263,30 40.530.325,88 42.765.529,10
PELALAWAN 36.842.166,59 38.670.919,78 40.795.491,79 42.260.488,29 43.136.413,01
SIAK 74.638.281,80 75.856.798,66 75.282.601,07 75.226.540,22 74.337.803,87
KAMPAR 45.868.632,59 50.533.887,81 52.202.045,43 63.701.869,28 65.620.185,49
ROKAN HULU 20.329.257,43 22.185.888,16 23.788.229,97 25.427.456,17 27.643.639,98
BENGKALIS 100.396.917,53 100.918.116,74 96.973.339,11 93.542.809,55 93.270.071,36
ROKAN HILIR 46.776.724,33 49.612.817,51 51.904.202,83 46.626.581,23 47.201.473,75
KEP. MERANTI 11.525.759,58 12.157.858,73 12.334.214,64 12.930.516,40 12.354.659,35
PEKANBARU 35.205.046,15 37.693.181,78 43.430.893,71 49.434.699,16 52.798.378,36
DUMAI 18.886.481,15 19.755.801,68 20.990.892,12 22.329.581,99 25.090.891,14

TOTAL Kabupaten/Kota 466.736.963,70 489.663.477,66 508.282.883,97 520.669.815,40 536.620.621,79

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

IMPOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 17.792.081,61 18.483.239,43 18.910.683,22 19.822.041,32 21.827.382,42


INDRAGIRI HULU 17.633.540,69 18.822.630,66 19.758.137,69 18.873.789,89 20.231.330,62
ht

INDRAGIRI HILIR 22.887.766,66 24.262.773,51 27.971.250,13 27.395.176,06 28.883.199,81


PELALAWAN 23.665.880,74 24.402.255,14 25.093.999,21 25.874.810,15 26.485.826,61
SIAK 42.056.238,87 45.075.064,18 45.507.024,59 45.452.838,89 45.326.452,00
KAMPAR 36.099.997,69 38.879.722,11 40.105.813,49 52.443.677,54 54.398.572,18
ROKAN HULU 17.373.111,25 18.727.352,84 19.727.846,99 21.563.958,86 23.900.887,58
BENGKALIS 35.865.665,93 39.261.977,48 39.338.436,63 38.956.650,44 42.641.550,30
ROKAN HILIR 22.469.685,20 24.793.190,32 25.329.956,92 20.330.071,75 20.927.381,04
KEP. MERANTI 8.151.423,32 8.603.678,67 8.495.766,64 8.708.148,84 8.054.440,79
PEKANBARU 63.011.087,20 67.135.155,79 72.281.046,95 78.841.552,63 82.887.334,43
DUMAI 17.262.439,01 18.207.832,49 18.629.120,45 19.759.232,49 22.074.559,37

TOTAL Kabupaten/Kota 324.268.918,17 346.654.872,63 361.149.082,90 378.021.948,87 397.638.917,14

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 49


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
Net Ekspor ATAS DASAR HARGA Konstan (JUTA RUPIAH)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 3.825.191,49 4.037.429,97 4.718.765,16 3.971.746,86 4.057.986,89
INDRAGIRI HULU 5.233.351,92 6.006.435,54 6.961.123,95 5.991.369,16 6.284.876,46
INDRAGIRI HILIR 8.895.764,16 10.665.697,72 12.261.013,17 13.135.149,81 13.882.329,29
PELALAWAN 13.176.285,85 14.268.664,63 15.701.492,58 16.385.678,14 16.650.586,39
SIAK 32.582.042,93 30.781.734,48 29.775.576,47 29.773.701,33 29.011.351,87
KAMPAR 9.768.634,90 11.654.165,69 12.096.231,94 11.258.191,74 11.221.613,32
ROKAN HULU 2.956.146,19 3.458.535,32 4.060.382,98 3.863.497,31 3.742.752,40
BENGKALIS 64.531.251,60 61.656.139,26 57.634.902,48 54.586.159,11 50.628.521,05
ROKAN HILIR 24.307.039,13 24.819.627,18 26.574.245,91 26.296.509,48 26.274.092,72
KEP. MERANTI 3.374.336,26 3.554.180,06 3.838.448,00 4.222.367,56 4.300.218,56
PEKANBARU -27.806.041,05 -29.441.974,01 -28.850.153,24 -29.406.853,47 -30.088.956,07
DUMAI 1.624.042,14 1.547.969,19 2.361.771,67 2.570.349,50 3.016.331,77

TOTAL Kabupaten/Kota 142.468.045,53 143.008.605,03 147.133.801,07 142.647.866,53 138.981.704,65

.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 50


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 5,93 5,47 5,14 -2,14 3,88
INDRAGIRI HULU 8,39 6,21 5,53 -2,94 3,68
INDRAGIRI HILIR 7,91 7,17 6,88 2,04 4,84
PELALAWAN 3,02 5,55 6,20 2,46 2,96
SIAK 2,07 -2,33 -0,97 -0,21 0,35
KAMPAR 5,82 6,31 3,43 1,09 2,80
ROKAN HULU 6,12 5,99 6,50 1,98 4,94
BENGKALIS -0,65 -3,27 -3,85 -2,74 -2,44
ROKAN HILIR 3,65 2,38 4,81 0,52 2,30
KEP. MERANTI 6,70 4,24 4,45 2,85 3,22
PEKANBARU 7,82 5,59 6,90 5,57 5,96
DUMAI 3,66 3,68 2,69 1,91 4,64

TOTAL Kabupaten/Kota 3,94 2,49 2,74 0,60 2,38

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN KONSUMSI RUMAH TANGGA (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 6,12 6,12 6,13 6,49 5,42


INDRAGIRI HULU 6,98 5,89 5,54 4,37 3,87
ht

INDRAGIRI HILIR 5,10 4,44 5,31 5,22 3,83


PELALAWAN 6,49 6,06 6,54 5,34 4,89
SIAK 6,95 7,59 7,01 5,73 4,84
KAMPAR 6,99 6,95 7,46 7,37 5,02
ROKAN HULU 6,21 6,49 6,86 6,62 7,45
BENGKALIS 6,40 6,91 7,60 6,22 7,76
ROKAN HILIR 6,69 6,44 6,44 5,97 5,79
KEP. MERANTI 6,96 5,90 5,79 5,55 5,03
PEKANBARU 7,07 6,66 7,55 5,52 5,81
DUMAI 6,27 5,45 5,32 5,21 4,32

TOTAL Kabupaten/Kota 6,55 6,32 6,71 5,88 5,46

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 51


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN KONSUMSI LNPRT (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 4,65 7,65 14,22 0,82 2,65
INDRAGIRI HULU 5,17 5,21 15,82 1,50 1,40
INDRAGIRI HILIR 6,30 8,79 14,59 -0,72 -0,54
PELALAWAN 6,03 7,05 10,25 0,43 1,93
SIAK 4,66 7,95 14,78 0,22 0,86
KAMPAR 6,12 7,91 15,32 0,84 1,96
ROKAN HULU 6,09 7,45 14,04 0,54 3,57
BENGKALIS 4,30 6,49 15,72 0,17 4,64
ROKAN HILIR 4,29 4,09 15,53 1,00 0,99
KEP. MERANTI 7,73 5,91 14,51 0,89 1,94
PEKANBARU 7,02 9,66 15,11 2,12 5,30
DUMAI 6,77 5,66 14,04 1,99 4,10

TOTAL Kabupaten/Kota 5,89 7,54 14,75 0,96 2,81

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN KONSUMSI PEMERINTAH (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 1,38 5,69 -2,36 3,61 1,34


INDRAGIRI HULU 1,47 5,99 -0,55 3,40 3,23
ht

INDRAGIRI HILIR 1,29 4,40 -2,10 2,71 2,11


PELALAWAN 1,10 7,41 -1,19 2,70 1,03
SIAK 1,62 9,55 -2,30 3,51 2,90
KAMPAR 0,89 8,63 0,49 5,54 2,17
ROKAN HULU 1,31 7,26 -0,41 3,39 3,42
BENGKALIS 1,14 6,93 -2,96 6,50 5,66
ROKAN HILIR 1,05 4,60 -2,07 2,00 1,96
KEP. MERANTI 1,34 4,68 -0,09 2,06 1,06
PEKANBARU 0,58 8,45 -2,28 1,00 -2,30
DUMAI 0,65 5,38 -1,91 0,30 1,12

TOTAL Kabupaten/Kota 0,97 7,18 -1,79 2,71 1,06

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 52


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 9,38 7,63 2,38 3,76 3,61
INDRAGIRI HULU 7,54 5,34 2,82 3,42 3,16
INDRAGIRI HILIR 7,67 5,25 5,11 2,94 4,08
PELALAWAN 7,81 3,80 2,24 4,50 4,32
SIAK 10,49 7,60 4,41 3,63 3,37
KAMPAR 9,36 4,87 1,86 2,87 2,33
ROKAN HULU 9,69 3,43 1,94 3,24 5,50
BENGKALIS 9,50 1,53 5,61 5,98 6,26
ROKAN HILIR 7,44 3,37 1,98 8,06 7,46
KEP. MERANTI 8,95 4,94 2,54 3,35 3,05
PEKANBARU 9,96 5,93 2,40 6,33 4,45
DUMAI 7,54 5,52 -5,62 1,35 1,89

TOTAL Kabupaten/Kota 9,19 5,27 2,31 4,66 4,08

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN PERUBAHAN INVENTORI (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI -13,43 -17,47 -36,21 -101,53 14,57


INDRAGIRI HULU 0,45 -19,41 -26,09 -66,09 -9,37
ht

INDRAGIRI HILIR 17,32 -26,61 -25,02 -116,63 -87,02


PELALAWAN 0,24 -17,38 -22,80 -60,90 10,19
SIAK -13,39 -30,26 -26,34 -73,63 24,83
KAMPAR 9,05 -45,40 -32,42 -49,31 6,10
ROKAN HULU 0,89 -28,55 -24,13 -61,13 13,43
BENGKALIS 3,51 -38,70 -47,14 -90,47 -3,33
ROKAN HILIR 11,79 -23,80 -41,41 -75,00 -11,11
KEP. MERANTI 2,65 -14,88 -19,42 -94,34 12,46
PEKANBARU -1,66 -12,53 -3,20 -41,22 21,10
DUMAI 0,41 -12,42 -4,20 -34,04 4,75

TOTAL Kabupaten/Kota 0,85 -26,46 -25,35 -67,00 16,08

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 53


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 8,01 4,18 4,92 0,70 8,79
INDRAGIRI HULU 11,65 8,58 7,61 -6,94 6,64
INDRAGIRI HILIR 11,39 9,89 15,18 0,74 5,51
PELALAWAN 1,97 4,96 5,49 3,59 2,07
SIAK 2,08 1,63 -0,76 -0,07 -1,18
KAMPAR 6,52 10,17 3,30 22,03 3,01
ROKAN HULU 9,00 9,13 7,22 6,89 8,72
BENGKALIS 1,50 0,52 -3,91 -3,54 -0,29
ROKAN HILIR 6,73 6,06 4,62 -10,17 1,23
KEP. MERANTI 6,91 5,48 1,45 4,83 -4,45
PEKANBARU 11,08 7,07 15,22 13,82 6,80
DUMAI 0,23 4,60 6,25 6,38 12,37

TOTAL Kabupaten/Kota 5,11 4,91 3,80 2,44 3,06

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN IMPOR (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 8,47 3,88 2,31 4,82 10,12


INDRAGIRI HULU 10,45 6,74 4,97 -4,48 7,19
ht

INDRAGIRI HILIR 11,25 6,01 15,28 -2,06 5,43


PELALAWAN 2,83 3,11 2,83 3,11 2,36
SIAK 3,41 7,18 0,96 -0,12 -0,28
KAMPAR 8,47 7,70 3,15 30,76 3,73
ROKAN HULU 9,82 7,80 5,34 9,31 10,84
BENGKALIS 11,94 9,47 0,19 -0,97 9,46
ROKAN HILIR 13,07 10,34 2,16 -19,74 2,94
KEP. MERANTI 7,21 5,55 -1,25 2,50 -7,51
PEKANBARU 9,60 6,54 7,66 9,08 5,13
DUMAI 2,22 5,48 2,31 6,07 11,72

TOTAL Kabupaten/Kota 8,22 6,90 4,18 4,67 5,19

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 54


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN NET EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 5,92 5,55 16,88 -15,83 2,17
INDRAGIRI HULU 15,90 14,77 15,89 -13,93 4,90
INDRAGIRI HILIR 11,78 19,90 14,96 7,13 5,69
PELALAWAN 0,45 8,29 10,04 4,36 1,62
SIAK 0,41 -5,53 -3,27 -0,01 -2,56
KAMPAR -0,09 19,30 3,79 -6,93 -0,32
ROKAN HULU 4,43 16,99 17,40 -4,85 -3,13
BENGKALIS -3,50 -4,46 -6,52 -5,29 -7,25
ROKAN HILIR 1,47 2,11 7,07 -1,05 -0,09
KEP. MERANTI 6,21 5,33 8,00 10,00 1,84
PEKANBARU 7,77 5,88 -2,01 1,93 2,32
DUMAI -16,94 -4,68 52,57 8,83 17,35

TOTAL Kabupaten/Kota -1,35 0,38 2,88 -3,05 -2,57

.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 55


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN IMPLISIT (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 3,74 2,05 6,38 7,18 5,15
INDRAGIRI HULU 3,36 2,38 7,10 5,53 3,27
INDRAGIRI HILIR 2,80 2,58 7,98 6,14 5,67
PELALAWAN 4,62 1,28 7,46 5,25 4,73
SIAK 15,19 6,03 5,41 -9,73 1,86
KAMPAR 9,15 7,99 8,16 -4,71 2,25
ROKAN HULU 3,99 2,28 9,99 5,03 3,32
BENGKALIS 15,77 14,32 10,17 -16,02 0,09
ROKAN HILIR 14,31 8,02 9,08 -5,66 1,58
KEP. MERANTI 8,00 6,15 10,55 -2,62 2,61
PEKANBARU 7,18 2,87 14,19 7,32 4,21
DUMAI -0,65 8,03 8,38 5,61 5,02

TOTAL Kabupaten/Kota 9,84 6,67 8,30 -4,00 2,54

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT KONSUMSI RUMAH TANGGA (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 8,77 7,62 8,61 5,83 2,91


INDRAGIRI HULU 5,29 6,24 6,83 6,77 2,77
ht

INDRAGIRI HILIR 7,10 7,56 8,19 6,12 2,33


PELALAWAN 7,85 7,22 6,96 6,19 3,05
SIAK 8,82 9,42 10,42 5,89 2,34
KAMPAR 8,73 7,76 7,66 6,50 1,71
ROKAN HULU 8,46 7,66 7,94 6,59 3,95
BENGKALIS 9,08 8,15 8,80 5,57 3,81
ROKAN HILIR 8,29 8,45 7,73 6,29 6,71
KEP. MERANTI 6,80 6,98 6,46 3,83 4,83
PEKANBARU 9,93 7,77 9,50 6,22 3,43
DUMAI 7,87 6,60 6,88 5,21 3,02

TOTAL Kabupaten/Kota 8,41 7,75 8,33 6,11 3,33

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 56


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT KONSUMSI LNPRT (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 6,43 9,15 4,40 6,49 4,35
INDRAGIRI HULU 8,97 8,92 4,84 6,01 3,61
INDRAGIRI HILIR 9,52 9,25 6,47 7,47 4,23
PELALAWAN 8,01 8,86 3,24 4,98 3,41
SIAK 8,45 10,04 5,91 4,26 2,72
KAMPAR 9,41 8,64 5,85 6,25 3,36
ROKAN HULU 9,04 9,04 4,57 6,16 4,12
BENGKALIS 6,09 9,74 4,76 6,31 6,29
ROKAN HILIR 9,50 9,32 8,24 3,96 3,97
KEP. MERANTI 10,83 8,84 12,93 4,68 3,90
PEKANBARU 8,15 9,67 7,75 6,23 3,93
DUMAI 7,75 11,39 3,03 1,46 4,93

TOTAL Kabupaten/Kota 8,52 9,39 6,32 5,72 4,04

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT KONSUMSI PEMERINTAH (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 9,96 0,54 2,09 11,53 5,69


INDRAGIRI HULU 4,70 -0,20 -0,89 5,66 4,26
ht

INDRAGIRI HILIR 9,05 -0,69 -1,04 8,51 5,65


PELALAWAN 6,25 -0,77 0,22 8,32 4,66
SIAK 7,97 0,21 0,27 9,04 1,11
KAMPAR 6,54 -0,51 -0,55 8,87 5,93
ROKAN HULU 6,71 -1,38 2,56 8,72 8,45
BENGKALIS 8,19 -0,04 -0,53 9,82 1,15
ROKAN HILIR 3,87 1,95 -3,54 7,90 7,94
KEP. MERANTI 6,89 -0,33 -0,73 8,17 4,93
PEKANBARU 6,26 -0,43 0,50 11,82 7,57
DUMAI 3,79 -0,94 0,34 8,56 7,90

TOTAL Kabupaten/Kota 6,57 -0,26 -0,02 9,78 5,76

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 57


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 5,93 4,43 13,36 11,66 7,98
INDRAGIRI HULU 4,69 3,22 10,39 9,62 7,16
INDRAGIRI HILIR 5,93 7,93 8,07 12,15 6,46
PELALAWAN 3,84 5,34 12,47 10,66 9,09
SIAK 2,83 5,29 12,42 10,59 9,77
KAMPAR 4,74 4,92 12,31 11,64 4,23
ROKAN HULU 4,24 6,13 13,30 12,21 7,28
BENGKALIS 7,66 8,92 10,72 11,77 6,65
ROKAN HILIR 4,33 3,87 9,76 9,54 6,08
KEP. MERANTI 5,74 4,36 11,09 8,22 7,19
PEKANBARU 4,45 4,40 14,58 11,70 8,39
DUMAI 3,61 2,98 9,85 9,01 8,57

TOTAL Kabupaten/Kota 4,78 5,02 12,47 11,23 7,61

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT PERUBAHAN INVENTORI (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 34,26 37,10 40,61 -3,14 40,29


INDRAGIRI HULU 20,26 32,73 45,35 -14,94 37,06
ht

INDRAGIRI HILIR 23,09 54,31 15,69 -21,35 30,11


PELALAWAN 27,48 40,56 10,15 -20,58 24,81
SIAK 65,96 52,83 18,25 -19,98 48,16
KAMPAR 32,13 84,30 10,32 -21,09 22,15
ROKAN HULU 37,93 67,03 13,25 -25,21 36,71
BENGKALIS 69,53 159,92 14,92 -25,77 31,70
ROKAN HILIR 51,26 95,23 37,71 -15,17 55,79
KEP. MERANTI 14,34 60,14 23,17 -5,73 35,59
PEKANBARU 17,42 25,77 19,79 -4,85 37,96
DUMAI 11,23 27,97 11,87 -5,74 57,95

TOTAL Kabupaten/Kota 38,62 66,50 12,54 -25,22 37,28

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 58


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI -0,25 0,27 3,04 1,30 0,61
INDRAGIRI HULU 0,66 0,62 4,49 5,70 -0,87
INDRAGIRI HILIR -1,31 -1,82 6,00 6,77 5,45
PELALAWAN 2,67 -0,75 8,85 2,62 2,95
SIAK 11,37 2,75 6,18 -6,21 5,57
KAMPAR 6,82 4,33 7,15 -7,09 -1,45
ROKAN HULU 0,19 -2,00 10,41 0,00 -1,57
BENGKALIS 13,00 9,31 11,14 -15,40 -2,54
ROKAN HILIR 11,44 3,55 9,32 5,67 -0,68
KEP. MERANTI 5,55 3,70 11,28 -3,65 6,22
PEKANBARU 3,24 5,18 2,41 4,00 11,83
DUMAI -1,00 8,39 9,34 -0,78 -2,01

TOTAL Kabupaten/Kota 7,15 3,74 7,02 -4,52 1,31

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT IMPOR (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 3,33 4,60 6,42 0,04 0,12


INDRAGIRI HULU 2,76 3,98 5,94 5,93 0,18
ht

INDRAGIRI HILIR 2,41 3,63 3,64 5,88 3,47


PELALAWAN 3,83 2,63 9,35 0,43 2,76
SIAK 6,69 3,23 9,17 3,03 11,38
KAMPAR 5,62 4,10 6,43 2,93 -1,29
ROKAN HULU 4,05 3,51 8,36 -0,05 0,13
BENGKALIS 6,88 5,37 7,23 -1,85 -1,09
ROKAN HILIR 5,90 3,41 6,81 26,90 1,05
KEP. MERANTI 3,58 5,54 8,89 -0,65 11,50
PEKANBARU 4,63 7,90 4,60 6,82 12,09
DUMAI 4,74 5,57 9,41 -0,62 -0,39

TOTAL Kabupaten/Kota 4,93 4,82 6,75 3,99 4,27

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 59


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT NET EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI -18,74 -26,88 -13,55 -12,23 -3,64
INDRAGIRI HULU -5,89 -9,56 0,60 3,77 -5,01
INDRAGIRI HILIR -9,69 -14,17 12,36 9,47 9,85
PELALAWAN 0,63 -6,57 8,49 6,64 3,23
SIAK 16,45 4,55 3,85 -16,53 -2,47
KAMPAR 11,94 2,36 8,66 -29,99 -2,28
ROKAN HULU -26,29 -45,89 60,84 -12,66 -43,75
BENGKALIS 16,90 12,69 13,95 -21,00 -2,00
ROKAN HILIR 16,70 4,76 10,32 -8,70 -1,95
KEP. MERANTI 9,63 0,22 14,48 -9,47 -3,22
PEKANBARU 6,39 11,06 9,02 12,15 13,24
DUMAI -133,88 -112,83 1.541,56 0,13 -30,54

TOTAL Kabupaten/Kota 12,66 3,19 7,77 -19,34 -6,18

.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 60


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KOMPONEN (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDRAGIRI HULU 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDRAGIRI HILIR 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PELALAWAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
SIAK 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
KAMPAR 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ROKAN HULU 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
BENGKALIS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ROKAN HILIR 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
KEP. MERANTI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
PEKANBARU 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DUMAI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KOMPONEN KONSUMSI RUMAH TANGGA (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 36,85 39,10 40,29 43,30 43,00


INDRAGIRI HULU 34,58 35,78 35,69 38,83 38,71
ht

INDRAGIRI HILIR 41,81 42,73 42,18 43,48 41,70


PELALAWAN 26,48 28,16 28,12 29,17 29,24
SIAK 12,52 14,23 16,10 20,01 21,01
KAMPAR 34,40 34,54 35,72 42,40 43,09
ROKAN HULU 57,88 61,22 60,28 63,95 65,88
BENGKALIS 9,52 9,95 11,00 15,10 17,30
ROKAN HILIR 21,42 22,36 22,42 26,63 28,93
KEP. MERANTI 31,94 32,71 31,90 34,91 36,29
PEKANBARU 54,32 57,48 55,46 54,86 54,37
DUMAI 35,14 35,26 35,67 36,68 35,88

TOTAL Kabupaten/Kota 26,53 27,80 28,89 33,61 34,88

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 61


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KOMPONEN KONSUMSI LNPRT (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 0,40 0,43 0,46 0,47 0,46
INDRAGIRI HULU 0,42 0,45 0,48 0,50 0,49
INDRAGIRI HILIR 0,50 0,54 0,57 0,56 0,53
PELALAWAN 0,33 0,36 0,36 0,35 0,34
SIAK 0,15 0,18 0,21 0,24 0,24
KAMPAR 0,40 0,41 0,45 0,50 0,50
ROKAN HULU 0,70 0,76 0,77 0,77 0,77
BENGKALIS 0,11 0,11 0,13 0,17 0,20
ROKAN HILIR 0,29 0,30 0,32 0,36 0,36
KEP. MERANTI 0,61 0,63 0,71 0,75 0,75
PEKANBARU 0,82 0,91 0,92 0,89 0,88
DUMAI 0,42 0,44 0,47 0,45 0,45

TOTAL Kabupaten/Kota 0,34 0,37 0,40 0,45 0,45

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KOMPONEN KONSUMSI PEMERINTAH (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 0,40 0,43 0,46 0,47 0,46


INDRAGIRI HULU 0,42 0,45 0,48 0,50 0,49
ht

INDRAGIRI HILIR 0,50 0,54 0,57 0,56 0,53


PELALAWAN 0,33 0,36 0,36 0,35 0,34
SIAK 0,15 0,18 0,21 0,24 0,24
KAMPAR 0,40 0,41 0,45 0,50 0,50
ROKAN HULU 0,70 0,76 0,77 0,77 0,77
BENGKALIS 0,11 0,11 0,13 0,17 0,20
ROKAN HILIR 0,29 0,30 0,32 0,36 0,36
KEP. MERANTI 0,61 0,63 0,71 0,75 0,75
PEKANBARU 0,82 0,91 0,92 0,89 0,88
DUMAI 0,42 0,44 0,47 0,45 0,45

TOTAL Kabupaten/Kota 0,34 0,37 0,40 0,45 0,45

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 62


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KOMPONEN PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 37,67 39,34 40,82 45,09 46,18
INDRAGIRI HULU 32,89 32,89 33,03 36,55 37,74
INDRAGIRI HILIR 22,10 22,84 22,48 23,96 23,96
PELALAWAN 15,01 15,35 15,47 16,59 17,51
SIAK 12,01 13,13 14,77 18,79 20,86
KAMPAR 26,60 25,49 26,06 31,08 31,53
ROKAN HULU 20,79 21,05 20,75 22,44 23,43
BENGKALIS 8,78 8,78 9,69 14,06 16,31
ROKAN HILIR 7,12 6,91 6,77 8,45 9,27
KEP. MERANTI 22,06 21,83 21,54 24,05 25,08
PEKANBARU 86,11 87,67 84,27 88,34 90,58
DUMAI 52,57 51,00 47,51 48,77 49,10

TOTAL Kabupaten/Kota 24,24 24,52 25,35 30,56 32,60

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KOMPONEN PERUBAHAN INVENTORI (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 5,69 5,98 4,80 -0,07 -0,10


INDRAGIRI HULU 6,09 5,99 5,69 1,60 1,86
ht

INDRAGIRI HILIR 5,90 6,08 4,57 -0,55 -0,08


PELALAWAN 6,56 7,13 5,31 1,53 1,95
SIAK 5,80 5,97 4,98 1,17 2,11
KAMPAR 5,93 5,19 3,46 1,44 1,77
ROKAN HULU 5,90 6,49 4,76 1,29 1,85
BENGKALIS 3,69 5,31 3,05 0,26 0,34
ROKAN HILIR 4,24 5,70 4,02 0,90 1,20
KEP. MERANTI 5,61 6,92 5,95 0,32 0,46
PEKANBARU 5,98 6,06 5,75 2,84 4,30
DUMAI 5,87 5,88 5,66 3,27 4,92

TOTAL Kabupaten/Kota 5,18 5,81 4,38 1,12 1,70

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 63


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KOMPONEN EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 110,78 107,51 103,91 101,06 101,26
INDRAGIRI HULU 92,13 92,57 92,09 88,43 87,30
INDRAGIRI HILIR 92,63 90,92 96,19 95,53 95,94
PELALAWAN 138,15 134,62 135,44 133,52 130,11
SIAK 129,47 130,55 131,78 137,11 139,94
KAMPAR 104,55 104,67 103,57 121,90 117,73
ROKAN HULU 103,64 102,25 103,33 103,12 101,76
BENGKALIS 107,24 106,56 107,44 107,35 106,83
ROKAN HILIR 108,39 107,64 107,67 107,78 104,29
KEP. MERANTI 105,19 103,99 101,67 102,54 98,26
PEKANBARU 65,59 68,01 65,74 68,69 74,30
DUMAI 106,54 107,85 112,59 110,41 110,63

TOTAL Kabupaten/Kota 105,90 105,43 105,27 106,62 106,04

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KOMPONEN IMPOR (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 95,99 96,90 94,33 94,31 95,18


INDRAGIRI HULU 69,83 71,28 70,13 69,29 69,49
ht

INDRAGIRI HILIR 66,49 66,44 68,79 65,86 64,86


PELALAWAN 89,40 88,48 87,18 83,72 81,66
SIAK 61,66 65,87 69,55 79,44 86,33
KAMPAR 75,04 73,28 71,92 100,49 97,89
ROKAN HULU 93,71 96,45 93,99 95,87 98,12
BENGKALIS 30,83 32,16 32,62 38,82 43,04
ROKAN HILIR 43,53 44,91 42,86 46,03 46,08
KEP. MERANTI 68,86 69,33 64,56 65,64 63,92
PEKANBARU 124,07 131,32 121,15 124,59 132,96
DUMAI 108,29 107,66 108,28 106,05 107,39

TOTAL Kabupaten/Kota 65,74 67,38 67,35 75,91 79,31

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 64


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KOMPONEN NET EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 14,79 10,60 9,58 6,75 6,08
INDRAGIRI HULU 22,30 21,29 21,96 19,15 17,82
INDRAGIRI HILIR 26,15 24,48 27,40 29,67 31,09
PELALAWAN 48,75 46,14 48,26 49,80 48,45
SIAK 67,81 64,68 62,24 57,66 53,61
KAMPAR 29,51 31,39 31,65 21,41 19,84
ROKAN HULU 9,93 5,80 9,34 7,25 3,64
BENGKALIS 76,42 74,40 74,82 68,53 63,79
ROKAN HILIR 64,86 62,74 64,81 61,75 58,21
KEP. MERANTI 36,33 34,66 37,11 36,90 34,34
PEKANBARU -58,48 -63,31 -55,41 -55,90 -58,66
DUMAI -1,75 0,19 4,30 4,36 3,23

TOTAL Kabupaten/Kota 40,16 38,05 37,92 30,70 26,73

.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 65


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 3,60 3,55 3,56 3,87 4,03
INDRAGIRI HULU 4,96 4,93 5,01 5,31 5,42
INDRAGIRI HILIR 6,80 6,84 7,10 7,96 8,40
PELALAWAN 5,24 5,12 5,25 5,87 6,02
SIAK 14,31 13,56 12,72 11,87 11,55
KAMPAR 9,67 10,16 10,21 10,18 10,20
ROKAN HULU 3,60 3,57 3,76 4,17 4,31
BENGKALIS 25,56 25,86 24,62 20,82 19,36
ROKAN HILIR 10,64 10,76 11,06 10,86 10,75
KEP. MERANTI 2,14 2,16 2,24 2,33 2,35
PEKANBARU 10,05 9,99 10,96 12,85 13,52
DUMAI 3,42 3,51 3,51 3,91 4,09

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI KONSUMSI RUMAH TANGGA (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 5,00 4,99 4,97 4,99 4,96


INDRAGIRI HULU 6,46 6,35 6,19 6,14 6,01
ht

INDRAGIRI HILIR 10,72 10,51 10,36 10,30 10,04


PELALAWAN 5,23 5,19 5,11 5,09 5,05
SIAK 6,75 6,94 7,09 7,07 6,96
KAMPAR 12,54 12,62 12,62 12,85 12,59
ROKAN HULU 7,86 7,87 7,85 7,94 8,14
BENGKALIS 9,17 9,25 9,37 9,35 9,60
ROKAN HILIR 8,59 8,66 8,59 8,61 8,92
KEP. MERANTI 2,57 2,54 2,48 2,42 2,44
PEKANBARU 20,58 20,65 21,03 20,98 21,07
DUMAI 4,53 4,45 4,33 4,27 4,21

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 66


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI KONSUMSI LNPRT (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 4,18 4,18 4,08 4,11 4,11
INDRAGIRI HULU 6,15 5,99 5,96 6,01 5,90
INDRAGIRI HILIR 9,94 10,05 10,05 10,04 9,73
PELALAWAN 5,08 5,04 4,70 4,64 4,57
SIAK 6,48 6,55 6,52 6,39 6,18
KAMPAR 11,44 11,40 11,40 11,45 11,28
ROKAN HULU 7,43 7,40 7,23 7,23 7,29
BENGKALIS 8,14 8,08 8,03 8,01 8,33
ROKAN HILIR 8,95 8,65 8,87 8,73 8,57
KEP. MERANTI 3,81 3,73 3,95 3,91 3,87
PEKANBARU 24,19 24,73 25,14 25,55 26,14
DUMAI 4,21 4,21 4,06 3,93 4,02

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI KONSUMSI PEMERINTAH (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 4,69 4,66 4,73 4,85 4,86


INDRAGIRI HULU 5,21 5,16 5,18 5,02 5,05
ht

INDRAGIRI HILIR 6,81 6,60 6,52 6,44 6,50


PELALAWAN 4,24 4,23 4,27 4,21 4,17
SIAK 6,91 7,10 7,08 7,09 6,90
KAMPAR 8,66 8,75 8,91 9,08 9,19
ROKAN HULU 4,90 4,85 5,04 5,02 5,27
BENGKALIS 10,77 10,76 10,58 10,98 10,98
ROKAN HILIR 6,23 6,21 5,98 5,84 6,01
KEP. MERANTI 2,09 2,04 2,06 2,01 2,00
PEKANBARU 32,00 32,32 32,32 32,38 31,84
DUMAI 7,50 7,33 7,34 7,09 7,24

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 67


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 5,60 5,69 5,74 5,71 5,70
INDRAGIRI HULU 6,73 6,62 6,53 6,35 6,27
INDRAGIRI HILIR 6,20 6,37 6,29 6,24 6,17
PELALAWAN 3,24 3,21 3,20 3,18 3,23
SIAK 7,09 7,26 7,41 7,29 7,39
KAMPAR 10,61 10,56 10,50 10,36 9,86
ROKAN HULU 3,09 3,07 3,08 3,06 3,10
BENGKALIS 9,26 9,26 9,41 9,58 9,69
ROKAN HILIR 3,13 3,04 2,95 3,00 3,06
KEP. MERANTI 1,94 1,93 1,91 1,83 1,81
PEKANBARU 35,70 35,71 36,42 37,15 37,56
DUMAI 7,42 7,29 6,57 6,24 6,16

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI PERUBAHAN INVENTORI (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 3,95 3,65 3,90 -0,23 -0,24


INDRAGIRI HULU 5,82 5,09 6,50 7,60 5,93
ht

INDRAGIRI HILIR 7,75 7,17 7,40 -3,92 -0,42


PELALAWAN 6,63 6,29 6,37 8,01 6,91
SIAK 16,02 13,95 14,46 12,36 14,35
KAMPAR 11,06 9,09 8,06 13,07 10,63
ROKAN HULU 4,10 4,00 4,09 4,81 4,68
BENGKALIS 18,18 23,66 17,11 4,90 3,92
ROKAN HILIR 8,70 10,57 10,15 8,73 7,58
KEP. MERANTI 2,31 2,58 3,04 0,66 0,63
PEKANBARU 11,60 10,42 14,38 32,59 34,17
DUMAI 3,88 3,55 4,53 11,41 11,84

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 68


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 3,77 3,62 3,52 3,67 3,85
INDRAGIRI HULU 4,31 4,33 4,38 4,41 4,46
INDRAGIRI HILIR 5,95 5,90 6,48 7,13 7,60
PELALAWAN 6,83 6,54 6,76 7,35 7,39
SIAK 17,50 16,79 15,93 15,26 15,25
KAMPAR 9,55 10,08 10,05 11,64 11,32
ROKAN HULU 3,53 3,47 3,69 4,04 4,14
BENGKALIS 25,89 26,13 25,12 20,96 19,51
ROKAN HILIR 10,89 10,99 11,31 10,98 10,57
KEP. MERANTI 2,12 2,13 2,17 2,24 2,18
PEKANBARU 6,23 6,44 6,84 8,28 9,47
DUMAI 3,44 3,59 3,75 4,05 4,27

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

.id
go
s.

PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN


bp

DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI IMPOR (PERSEN)


u.
ria

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


://
tp

KUANTAN SINGINGI 5,26 5,10 4,99 4,81 4,83


INDRAGIRI HULU 5,27 5,22 5,22 4,85 4,75
ht

INDRAGIRI HILIR 6,88 6,75 7,25 6,90 6,87


PELALAWAN 7,12 6,72 6,80 6,47 6,20
SIAK 13,42 13,25 13,14 12,42 12,58
KAMPAR 11,04 11,04 10,90 13,48 12,59
ROKAN HULU 5,14 5,11 5,25 5,27 5,33
BENGKALIS 11,99 12,34 11,92 10,65 10,51
ROKAN HILIR 7,05 7,17 7,04 6,59 6,25
KEP. MERANTI 2,24 2,23 2,15 2,01 1,89
PEKANBARU 18,97 19,46 19,71 21,10 22,67
DUMAI 5,64 5,60 5,64 5,46 5,54

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 69


PDRB Kabupaten/Kota MENURUT PENGELUARAN
DISTRIBUSI KABUPATEN KOTA DARI NET EKSPOR (PERSEN)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016


KUANTAN SINGINGI 1,33 0,99 0,90 0,85 0,92
INDRAGIRI HULU 2,75 2,76 2,90 3,31 3,61
INDRAGIRI HILIR 4,43 4,40 5,13 7,69 9,77
PELALAWAN 6,36 6,21 6,68 9,51 10,92
SIAK 24,17 23,05 20,88 22,29 23,17
KAMPAR 7,11 8,38 8,52 7,10 7,57
ROKAN HULU 0,89 0,54 0,93 0,99 0,59
BENGKALIS 48,64 50,56 48,57 46,47 46,21
ROKAN HILIR 17,18 17,75 18,90 21,84 23,41
KEP. MERANTI 1,93 1,97 2,20 2,80 3,02
PEKANBARU -14,64 -16,62 -16,01 -23,40 -29,67
DUMAI -0,15 0,02 0,40 0,55 0,49

TOTAL Kabupaten/Kota 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht

PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Menurut Pengeluaran 2012 - 2016 70


ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id

Anda mungkin juga menyukai