tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.g
o.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.g
o.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
ht
tp
://
ria
u.
bp
s.
go
.id
B
BAAB
B
1
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK tahun 2010 dan ini tentu akan
REGIONAL BRUTO (PDRB) mencerminkan struktur ekonomi terkini.
Salah satu indikator penting untuk
Terdapat tiga pendekatan yang
mengetahui kondisi ekonomi di suatu
biasanya digunakan dalam menghitung
wilayah/regional dalam suatu periode
angka-angka PDRB, yaitu:
tertentu adalah data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar a. Menurut Pendekatan Produksi,
harga berlaku maupun atas dasar harga Menurut pendekatan ini, PDRB
konstan. PDRB pada dasarnya merupakan adalah jumlah nilai tambah atas
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh barang dan jasa yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara berbagai unit produksi di wilayah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai suatu negara dalam jangka waktu
barang dan jasa akhir yang dihasilkan o .id
tertentu (biasanya satu tahun). Unit-
.g
oleh seluruh unit ekonomi. unit produksi tersebut dalam
s
salah satu indikator makro yang dapat 4. PDRB harga berlaku menurut
nasional setiap tahun. Manfaat yang barang dan jasa digunakan untuk
dapat diperoleh dari data ini antara lain tujuan konsumsi akhir, investasi dan
sebaliknya.
bp
B
BAAB
B
2
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR residen suatu wilayah, baik yang
RUMAH TANGGA dilakukan di dalam maupun di luar
i. Pendahuluan wilayah domestik suatu region. Jenis-
Sektor rumah tangga mempunyai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi
sebagai konsumen akhir barang dan jasa, 1. Makanan dan minuman tidak
rumahtangga juga berperan sebagai beralkohol
produsen dan penyedia faktor produksi 2. Minuman beralkohol,
untuk aktivitas produksi yang dilakukan
o .id tembakau, dan narkotik
.g
oleh sektor institusi lain. 3. Pakaian dan alat kaki
s
bp
rumahtangga, dan
barang dan jasa oleh rumah tangga untuk
ht
pemeliharaan rutin
tujuan konsumsi. Rumah tangga
6. Kesehatan
didefinisikan sebagai individu atau
7. Angkutan
kelompok individu yang tinggal bersama
8. Komunikasi
dalam suatu bangunan tempat tinggal.
9. Rekreasi/hiburan dan
Mereka mengumpulkan pendapatan,
kebudayaan
dapat memiliki harta dan kewajiban,
10. Pendidikan
serta mengkonsumsi barang dan jasa
11. Penyediaan makan minum dan
secara bersama-sama, utamanya
penginapan/hotel
kelompok makanan dan perumahan.
12. Barang dan jasa lainnya
iii. Cakupan
yaitu:
dwellings);
Pembelian langsung oleh non-
Nilai perkiraan sewa rumah milik
residen, diperlakukan sebagai
sendiri harus diperhitungkan
ekspor dari wilayah tersebut)
karena rumah tangga pemilik,
Pembelian barang yang tidak
dianggap menghasilkan jasa
diproduksi kembali (diduplikasi),
persewaan rumah bagi dirinya
seperti barang antik, lukisan, dan
sendiri. Imputasi sewa rumah
hasil karya seni lainnya
diperkirakan atas dasar harga
diperlakukan sebagai investasi atas
pasar, meskipun status rumah
barang berharga, bukan konsumsi
tersebut milik sendiri. Apabila
rumah tangga.
rumah tangga benar-benar
menyewa, maka yang dihitung
Pengeluaran rumah tangga untuk bentuk data atau indikator
keperluan biaya antara dan suplai komoditas dan jenis
pembentukan modal di dalam pengeluaran tertentu,
aktivitas usaha rumah tangga, tidak Indeks Harga Konsumen (IHK).
termasuk dalam pengeluaran
2. Metode penghitungan
konsumsi rumah tangga. Contoh,
pembelian barang dan jasa untuk Penghitungan PKRT didasarkan
keperluan usaha, perbaikan besar pada hasil Susenas. Akan tetapi, karena
rumah tangga.
s
iv. Penghitungan PKRT Tahunan data sekunder dalam bentuk data atau
u.
ria
maupun dari luar BPS), dalam harga berlaku (ADHB). PKRT atas dasar
harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh 2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR
dengan cara men_deflate PKRT ADHB LNPRT
dengan IHK tahun dasar 2010. i Pendahuluan
Untuk lebih jelasnya, langkah
Sektor Lembaga Non-Profit yang
langkah penghitungan PKRT dapat
Melayani Rumah Tangga (LNPRT) muncul
diringkas sebagai berikut:
sebagai sektor tersendiri dalam suatu
1. Estimasi PKRT hasil Susenas: perekonomian wilayah. Sektor ini
a. Makanan = pengeluaran konsumsi berperan dalam menyediakan barang
perkapita seminggu x (30/7) x 12 x dan jasa bagi anggotanya maupun bagi
jumlah penduduk pertengahan rumahtangga secara gratis atau pada
tahun tingkat harga yang tidak berarti secara
b. Bukan makanan = pengeluaran
.id
ekonomi. Harga yang tak berarti secara
konsumsi perkapita sebulan x 12 x
o
ekonomi artinya harga tersebut biasanya
.g
mungkin dikontrol secara tersendiri; lembaga non profit (LNP). Sesuai dengan
3. Terhadap data poin ketiga dilakukan fungsinya, LNP dibedakan atas LNP yang
koreksi dengan menggunakan data melayani rumah tangga dan LNP yang
.id
pengeluaran. menurut jenis lembaga dan
jenis pengeluaran
o
Hasil up-dating direktori LNPRT.
.g
ni : Jumlah sampel LNPRT
s
dengan menggunakan
Indeks Harga Konsumen (IHK)
ht
Output non pasar – penjualan barang dan jasa + output Bank Indonesia
seluruh pemerintah
ht
pemerintah Pusat yang menjadi bagian keberadaan aset tetap (fixed asset) yang
b. PK-P Provinsi ADH Konstan garis besar aset tetap dapat diklasifikasi
ADH Konstan dihitung dengan bangunan dan konstruksi lain, mesin dan
yang digunakan adalah Indeks Harga ternak, dan barang modal lainnya.
.id
(intellectual property products), dan
barter, dan sewa beli (financial leasing)
o
sebagainya;
.g
barang modal bekas pada pihak lain.
s
dipatenkan;
tp
pakai lebih dari satu tahun, serta akan 3. Perbaikan besar aset, yang bertujuan
Perdagangan Besar.
berbagai industri, atau disebut sebagai
g. Publikasi Statistik pendekatan “arus komoditas”. Dalam hal
Pertambangan dan ini penyediaan atau “supply” dari barang
Penggalian (migas dan non- modal dapat berasal dari produksi dalam
migas). negeri (domestik) maupun dari produk
dapat diperoleh dari laporan keuangan yang berasal dari impor. Untuk barang
s
bp
perusahaan. Data yang tersedia meliputi modal domestik, dapat diperoleh dengan
u.
aset tetap (PMTB) yang dinilai ADH output mesin, alat angkutan dan barang
://
tp
tahunannya.
dengan menggunakan dua cara.
u.
c. Selang (lag) waktu antara data tahun consumption) menjadi barang dalam
s
bp
data tertentu, terlalu lama. maupun nilai manfaat yang lebih tinggi.
ria
Dalam aktivitas ekonomi, inventori barang jadi yang belum dipasarkan dan
berfungsi sebagai salah satu komponen masih dikuasai oleh pihak produsen.
dari Pembentukan Modal Bruto, atau perubahan posisi barang inventori, yang
yang lebih dikenal sebagai investasi fisik dapat bermakna pertambahan (tanda
yang terjadi pada kurun waktu tertentu positif) atau pengurangan (bertanda
.id
c. Barang jadi, yaitu barang yang
memperoleh keuntungan yang lebih
o
telah diproses tetapi belum
.g
besar. Sedangkan bagi pemerintah,
terjual atau belum digunakan,
s
bp
beberapa komoditas bahan pokok seperti telah diolah atau belum selesai
beras, terigu, minyak goreng dan gula (tidak termasuk konstruksi yang
inventori adalah :
s
perusahaan terkait dari survei atau adalah pendekatan dari sisi “komoditas”.
://
Indonesia (www.idx.co.id);
ht
Menghitung perubahan
://
.id
barang dan jasa yang diproduksi serta
Ekspor-Impor pada suatu wilayah terdiri
o
disparitas harga, menjadi faktor utama
.g
dari:
munculnya aktivitas ekspor impor.
s
bp
.id
(bulanan) bongkar muat barang di
masih ditambah/dikurangi dengan nilai
o
pelabuhan;
.g
pembelian langsung (direct purchase)
e. Informasi lalu lintas barang yang
s
bp
2. Metode Penghitungan
B
BAAB
B
3
ht
tp
://
ria
u.
bps
.g
o.
id
3.1. Gambaran Umum Perekonomian Riau 2012 - 2016
Secara umum, perekonomian produksi (supply side), maupun melalui
Indonesia tumbuh melambat di tengah perlambatan pada komponen sisi
perekonomian global yang belum stabil. permintaan akhir (demand side).
Tidak terkecuali Provinsi Riau. Secara Pada sisi produksi, melambatnya
tahunan, pertumbuhan ekonomi ekonomi Riau dalam rentang tahun 2012-
Indonesia tahun 2012 sampai dengan 2016 diindikasikan terutama oleh
2016 secara berturut-turut yaitu 6,03 turunnya produksi minyak dalam
persen, 5,56 persen, 5,01 persen, 4,88 beberapa tahun terakhir. Seiring
persen, dan 5,02 persen. Sementara itu, bertambahnya usia, produktivitas dari
Provinsi Riau dalam rentang yang sama sumur-sumur minyak di Riau mengalami
secara berturut-turut hanya mampu penurunan. Selain itu, gejolak harga dunia
tumbuh 3,76 persen, 2,48 persen, 2,71 .id
komoditas utama Riau seperti minyak
o
.g
persen, 0,22 persen, dan 2,23 persen. mentah dan kelapa sawit yang tidak stabil
s
bp
7
6,17 6,03
6 5,56
5,01 4,88 5,02
5 5,57
3,76
Dalam Persen
3 2,71
2,48
2,23
2
Riau
1 0,22
Indonesia
0
2011 2012 2013 2014 2015* 2016**
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Gambar 2. Perbandingan Distribusi PDRB Menurut Pengeluaran
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 dan 2016
50 46,04
40
35,30
32,46
30 26,68
24,05 25,25
Persen
20
10
5,21 5,20
3,54 3,68
0,34 0,46 1,73
0
2012 -0,81 2016
-5,05 -4,07
-10
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
o .id
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
Pembentukan Modal Tetap Bruto
.g
ekonomi Riau tercermin dari kinerja modal tetap bruto pada tahun 2016.
://
tp
o .id
.g
s
bp
u.
ria
://
hanya tumbuh sebesar 0,35 persen. baik dalam periode yang sama.
u.
Secara umum, kabupaten kota memiliki struktur yang tidak jauh berbeda dengan
s
bp
Provinsi Riau. Tiga komponen utama tersebut juga mendominasi perekonomian kabupaten
u.
kota meskipun dengan besaran komposisi dan urutan ranking yang cukup bervariasi.
ria
Tahun 2016
tp
ht
Kabupaten Bengkalis, Kabupaten disusul oleh Pembentukan Modal Tetap
Siak, Kabupaten Rokan Hilir dan Bruto. Sedangkan, penyumbang terbesar
Kabupaten Pelalawan memiliki dalam perekonomian Kabupaten Meranti
karakteristik yang hampir sama dimana dan Indragiri Hilir adalah Pengeluaran
penyumbang terbesar dalam Konsumsi Rumah Tangga disusul oleh Net
perekonomiannya adalah Net Ekspor Ekspor bukan oleh Pembentukan Modal
disusul oleh Pengeluaran Konsumsi Tetap Bruto. Kondisi ini menggambarkan
Rumah Tangga dan Pembentukan Modal bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto
Tetap Bruto. Sumbangan Net ekspor (PMTB) atau investasi yang terjadi di
dalam perekonomian mereka cukup besar kedua kabupaten ini relatif masih lebih
sekitar 50 persen. Bahkan di Kabupaten rendah dibandingkan net ekspor nya.
Bengkalis, kontribusinya mencapai 63,79 Beda halnya dengan Kota Dumai dan
persen. .id
Kabupaten Kuantan Singingi dimana
o
.g
Sebagian besar ekspor di penyumbang terbesar dalam
s
bp
mentah hasil produksi sektor Modal Tetap Bruto (PMTB). Lebih dari 45
ria
minyak yang berimbas pada penurunan oleh PMTB menunjukkan investasi yang
tp
ht
volume ekspor beberapa tahun terakhir relatif cukup besar terjadi pada kedua
cukup menggoyang perekonomian kabupaten ini.
kabupaten-kabupaten ini terutama
Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Gambar 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Riau, Kabupaten Siak
Kedua Kabupaten ini selalu tumbuh
dan Kabupaten Bengkalis
lembih lambat dibandingkan Provinsi Riau Tahun 2012-2016
3,76
besar yaitu 54,37 persen terhadap total Sehingga, Net ekspornya berkontribusi
bp
perekonomian Kota Pekanbaru. Hal ini sejalan sebesar -58,66 persen terhadap total
u.
dengan jumlah penduduk Kota Pekanbaru perekonomian Kota Pekanbaru. Net ekspor
ria
yang relatif cukup banyak. Selain itu, negatif ini juga menunjukkan bahwa di Kota
://
tp
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga Pekanbaru lebih banyak barang yang diimpor
ht
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
.id
go
s.
bp
u.
ria
://
tp
ht