3. Peran Manajemen
Peran manajemen di sini dapat dilihat dari peran seorang manajer dalam organisasi.
Organisasi dan manajemen adalah 2 bidang yang terkait erat. Organisasi untuk
berhasil memerlukan manajemen yang baik, dan manajemen tersebut dikelola oleh
seorang manajer. Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan
yang sama.
Peran manajer menurut Mintzberg dalam Robbins dan Coulter (1999) adalah peran
antar pribadi, peran informasi, dan peran memutuskan, dengan penjelasan masing-
masing adalah sebagai berikut :
Peran antar pribadi : Peran-peran yang melibatkan kegiatan-kegiatan simbolis
(figure head), pemimpin, dan penghubung.
Peran informasi : Peran yang meliputi kecepatan-kecepatan memantau,
menyebarkan, dan juru bicara.
Peran memutuskan : Peran yang meliputi kewirausahawan, penanganan
gangguan, pengalokasi sumber daya
4. Jenis-Jenis Manajer dan Keterampilan Manajer
Jenis-jenis atau tingkatan manajer menurut Robbins dan Coulter (1999) adalah :
Manajer lini pertama : Manajer tingkat paling rendah. Para manajer ini sering
disebut penyelia, manajer kantor, manajer departemen.
Menurut Stoner dan Hankel (1986), ada 3 tingkat keterampilan manajer, yaitu
keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual dengan
penjelasan masing-masing sebagai berikut :
1. Keterampilan teknis : kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur, dan
teknik suatu bidang yang khusus.
2. Keterampilan manusiawi : Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain.
3. Keterampilan konseptual : kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan
memadukan semua kepentingan dan kegiatan
organisasi.
Bagi manajer lini pertama, bobot yang terbesar adalah keterampilan teknis diikuti
keterampilan manusiawi lalu keterampilan konseptual. Semakin ke arah manajer
puncak, bobot terbesar adalah keterampilan konseptual, diikuti keterampilan
manusiawi, dan keterampilan teknis.
5. Kemampuan Manajerial
Untuk itu ada 10 langkah pengoptimalan kinerja manajer yaitu : (Dadang dan
Sylvana, 2007)
Pekerjaan yang menarik.
Kesejahteraan memadai.
Keamanan bekerja.
Penghayatan terhadap pekerjaan.
Suasana kerja yang baik.
Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan kompetensi dan
kontribusi.
Pengertian dan simpati atas masalah pribadi.
Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok kerja.
Kesetiaan manajer pada bawahan.
Selalu disiplin dalam bekerja.
6. Manajemen Global
Manajemen global adalah manajer yang memiliki karakteristik fleksibel dalam
arti dapat mengikuti perkembangan dan juga efisien dalam pemanfaatan sumber daya.
Global artinya berpandangan luas yaitu skala internasional. Untuk arus globalisasi
yang deras saat ini, dituntut peran manajer yang berwawasan global agar tidak
tertinggal dalam perkembangan kegiatan.
Pendukung pendekatan ilmiah lain adalah Frank dan Lilian Gilbreth yang
merupakan pelopor studi waktu, sebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai pada
gerak fisik dasar. Diharapkan agar gerak tidak dihambur-hamburkan dan dihemat
serta lancar sehingga produktifitas kerja meningkat. Dalam konsep Gilbreth, gerakan
dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera film ia berusaha mencari gerakan
paling menghemat untuk setiap pekerjaan, dengan demikian menaikkan prestasi dan
mengurangi kelelahan.
Fayol juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis (produksi),
komersial (pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Para ahli teori manajemen klasik dibatasi oleh pengetahuan pada zamannya, namun
banyak dari teori klasik itu tetap bertahan sampai sekarang. Manajemen klasik masih
diterima sampai sekarang, karena membuat pemisahan kerja.
Kalau ‘manajemen manusia’ mendorong kerja yang lebih baik dan lebih keras, itu
berarti hubungan antar manusia dalam organisasi itu baik. Hawthorn studies
mengatakan yang penting diperhatikan untuk meningkatkan produktifitas adalah
faktor perilaku manusia dan sosial. Pekerja akan bekerja lebih keras kalau mereka
yakin bahwa supervisor memberi perhatian kepada mereka.