Anda di halaman 1dari 33

Pengolahan Limbah Cair Industri

secara Aerobic dan Anoxic dengan


Membrane Bioreaktor (MBR)

Oleh :
Beauty S.D. Dewanti
2309 201 013

Dosen Pembimbing :

Dr. Ir. Tontowi Ismail MS


Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja M.Eng

LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOKIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
LATAR BELAKANG
SISTEM KONVENSIONAL
Tangki Aerasi Tangki Pengendapan
efluen
Influen Limbah Organik + Lumpur Aktif + O2
terdegradasi menjadi

CO2, H2O, NO3, SO4, PO4

Udara
Lumpur Aktif Balik

Limbah Lumpur

Parameter pada proses lumpur aktif : Masalah pada


1. Rasio F/M, normal beroperasi pada 0,2-0,6 kg tangki
BOD/kg MLSS.hari sedimentasi dan
2. DO (Dissolved Oxygen membutuhkan
3. Sludge Age (SRT) : 3-14 hari lahan sedimentasi
4. Batasan konsentrasi lumpur (MLSS yang luas
LATAR BELAKANG
Sistem SMBR Udara

1. Membran dapat menggantikan peran bak sedimentasi


sekunder dan menempatkan dalam proses degradasi
biologis sehingga merupakan sistem yang kompak.
2. Dapat digunakan untuk konsentrasi lumpur yang tinggi.
3. Di dalam proses SMBR terdapat 2 proses yang saling
berhubungan yaitu biologis dan filtrasi.
4. Degradasi biologis → SMP → filtrasi → fouling.
LATAR BELAKANG

1. Fouling (Blocking partikel padat, produk metabolit


terlarut, sisa influent yang belum terdegradasi)
2. Kinerja membran menurun (penurunan fluks)
3. Intensitas backwashing lebih sering
LATAR BELAKANG
Sistem MBR
BLOWER (2)

INFLUEN
(6) (9) 2

EFLUEN
1
POMPA
MEMBRAN
ULTRAFILTRASI

(1) 4 5

(5)

(8)

TANGKI ANOXIC

(3) (7) (10)

TANGKI (4)
AEROBIK TANGKI BACKWASH
(2)

BLOWER

1. Untuk menangani limbah dengan kandungan amonia tinggi


(fungsi proses anoxic)
2. Menyempurnakan kinerja SMBR akibat potensi terjadinya fouling
3. Menyempurnakan sistem konvensional dimana lahan sedimentasi
lebih kecil
4. Memperkecil intensitas proses backwasing
RUMUSAN MASALAH

Kelemahan aerobic activated sludge ini terletak


pada sering terjadinya ‘bulking sludge’

Komposisi polutan organik, N dan P perlu


dikondisikan menurut komposisi limbah yang ada

Hambatan SMBR terjadi pada seringnya


pembersihan membran yang harus dilakukan.

Diperlukan suatu pengembangan lanjut untuk


pemisahan lumpur dalam proses activated sludge
TUJUAN PENELITIAN

Meneliti kinerja MBR dalam


memisahkan suspended solid dari
air limbah industri

Meneliti pengaruh kondisi anoxic


terhadap pengurangan kandungan
N dalam air limbah industri.
PENELITIAN TERDAHULU

Kusworo,
Yustisia & Tian &
dkk
Tri W (2007) Liang(2009)
(2009)
SMBR dapat
SMBR mampu mengurangi kadar
menyisihkan limbah ammonia SMBR dapat
konsentrasi dalam limbah menyisihkan N-NH3
COD 85-99% domestik hingga pada limbah sintetik
89,4 % 92 % dan penyisihan
turbiditas 83,9 %

Pengolahan Limbah
SMBR dapat Cair Industri secara
SMBR dapat menyisihkan
menyisihkan Aerobic dan Anoxic
kandungan COD
kandungan N-NH3 dengan Membran
sebesar 91 %
dalam limbah Bioreaktor (MBR)
sintetik hingga 99%

Beauty (2011)
Thamer & Yu-Lan &
Ahmad Shui
(2008) Li(2009)
METODOLOGI PENELITIAN

SELANG UDARA BLOWER

(2)

(6)
Air limbah

(1)

(3)

(4)

(7) (8)
BLOWER
(2)

Diagram Skematik MBR


Catatan : (1) Tangki Anoxic; (2) Blower; (3) Air diffuser; (4) Tangki Aerobic; (5)
membran ultrafiltrasi; (6) Pipa recycle; (7) dan (8)Saluran Pengeluaran Sludge; (9)
Pompa; (10) Tangki Backwash; (11) Valve Pengatur(1, 2, 3, 4, 5)
METODOLOGI PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


• COD : 1800, 2800 dan 3600 mg/L
• MLSS : 2000 – 5000 mg/L
• SRT : 5, 10 dan 20 hari pada COD 1800 mg/L
• Membran terpisah dan menyatu di dalam tangki
aerobic
METODOLOGI PENELITIAN

Kondisi Penelitian

•Suhu operasi : 30oC


•pH : 7,5 – 8,5
•Volume reaktor anoxic : 10,8 L
•Volume reaktor aerobic : 31,5 L
•DO > 2 pada tangki aerobik
•DO < 2 pada tangki anoxic
•Rate influent : 31,5 L/day
•Rate recycle : 50,4 L/day
HASIL PENELITIAN
Data-data Pembibitan dan Aklimatasi

Hari ke DO(mg/L) MLSS(mg/L) MLVSS(mg/L) COD(mg/L) % SV


0 5,14 3855 3750 2200 50
1 5,01 3440 2300 2500 50
2 5,01 3530 2800 1880 50
3 5,01 4100 2680 2500 40
4 4,93 4250 3025 2720 40
5 4,93 4300 3120 2680 40
6 4,93 4120 2250 3420 40
7 4,75 4500 1750 3500 50
8 4,75 4000 3800 3000 50
9 4,75 4700 4630 2880 40
10 4,9 4500 4980 2600 40
11 4,9 4700 3800 2280 40
12 4,9 4733 4800 2120 40
13 4,86 4800 4000 2160 50
14 4,86 4830 3300 2100 50
15 4,86 4650 3985 2150 50
HASIL PENELITIAN
Pembibitan dan Aklimatasi
HASIL PENELITIAN
Kondisi lumpur aktif
dengan pertumbuhan
mikroorganisme yang baik
juga diketahui dengan
bioassay, yaitu melihat
protozoa sebagai predator
(rotifera) pemakan bakteri
yang sehat dengan
bantuan mikroskop.
Penurunan konsentrasi
temperatur kamar, pH COD dan kenaikan MLSS
netral dan DO (Dissoveld menandakan bahwa
Oxygen) yang cukup yaitu pertumbuhan
> 2 mg/l. mikroorganisme relative
baik.

Tahap
Pendahuluan
PERCOBAAN UTAMA

Gambar 4.3 (a) Penurunan COD (mg/L) dan (b) %Removal COD
terhadap waktu (hari) dengan rate influent 31,5 L/hari pada
tangki aerobik.
PERCOBAAN UTAMA

Gambar 4.4 (a) Penurunan COD (mg/L) dan (b)%Removal COD


terhadap waktu (hari) dengan rate influent 31,5 L/hari pada
permeat.
HASIL PENELITIAN
 Pada COD 1800 mg/L pada hari ke-15 MLSS 3216 mg/L,
memiliki F/M ratio 0,22.

Pada COD 2800 mg/L pada hari ke-15 MLSS 3245 mg/L,
memiliki F/M ratio 0,36.

Pada COD 3600 mg/L pada hari ke-15 MLSS 3166 mg/L,
memiliki F/M ratio 0,42.

 Dari perbandingan antara COD di aerobik dan permeat


disini menunjukan bahwa removal COD di aerobik dipengaruhi
oleh F/M ratio, hal ini dapat mempengaruhi removal COD
permeat.

 Jika proses di tangki aerobik kurang baik karena


ketidakseimbangan F/M ratio maka proses filtrasi berfungsi
untuk mengurangi padatan tersuspensi.
VARIASI SRT

Gambar 4.6 (a) Penurunan COD (mg/L) dan (b) %Removal COD
terhadap waktu (hari) dengan rate influent 31,5 L/hari pada SRT 5 hari.
VARIASI SRT

Gambar 4.7 (a) Penurunan COD (mg/L) dan (b) %Removal COD
terhadap waktu (hari) dengan rate influent 31,5 L/hari pada SRT 10 hari.
VARIASI SRT

Gambar 4.8 (a) Penurunan COD (mg/L) dan (b) %Removal COD
terhadap waktu (hari) dengan rate influent 31,5 L/hari pada SRT 20 hari.
HASIL PENELITIAN
 Semakin besar SRT, maka waktu tinggal mikroorganisme di
dalam tangki aerobik juga semakin lama, akibatnya proses
degradasi senyawa organik semakin baik, namun biasanya
antara 3-14 hari agar menghasilkan flok biologis yang mana
dapat ditangani dengan mudah.

 Dari data tersebut juga diketahui bahwa tidak terjadi


perbedaan yang significant antara effluent tanpa membran dan
menggunakan membran.

 Membran yang digunakan adalah membran ultrafiltrasi yang


mempunyai keterbatasan dalam pemisahan COD.

 Membran ultrafiltrasi berkemampuan untuk memisahkan


koloid dan partikel padat misalnya protein, pati, antibiotik,
virus, koloidal silika, gelatin, bahan organik, bakteri, lemak,
dan padatan.
REMOVAL AMONIA
SRT 10 hari
SRT 5 hari

SRT 20 hari
HASIL PENELITIAN

SRT 5 Hari

Dari grafik Amoniak dapat dilihat


bahwa pada SRT 10 hari memberikan
penurunan ammonia yang lebih baik
dibandingkan pada SRT 5 dan 20 hari.
SRT 10 Hari Hal ini berkaitan dengan F/M ratio
yang merupakan jumlah substrat
sebagai sumber energi untuk
pertumbuhan mikroorganisme yang
ditambahkan ke dalam bioreaktor.

SRT 20 Hari

Hal ini menunjukkan dengan semakin tingginya removal


amoniak yang dihasilkan, sehingga dapat diperoleh
kesimpulan bahwa proses aerobik dan anoxic berjalan baik.
REMOVAL NITRAT
SRT 10 hari
SRT 5 hari

SRT 20 hari
HASIL PENELITIAN

SRT 5,10,dan 20 Hari


Jika jumlah N total
SRT 10 hari memberikan keluar lebih kecil 0,5
penurunan nitrat yang dari jumlah N total
lebih baik dibandingkan Konsentrasi nitrat yang
pada SRT 5 dan 20 hari. tersisa sedikit, ini masuk, maka proses
menandakan bahwa N- denitrifikasi dikatakan
NH3 influent sebagian berhasil. Tetapi jika
Proses denitrifikasi di jumlah N yang keluar
tangki anoxic cukup untuk membentuk cell
lebih besar daripada
berhasil, karena sisa nitrat baru dan sebagian lagi jumlah N yang masuk
di dalam permeat relatif menjadi produk (CO2,
maka proses
sedikit dimana ditunjukkan H2O) denitrifikasi tidak
dengan removal nitrat
hingga 90,48 % berjalan dengan baik di
tangki anoxic
FLUX MEMBRAN
COD 1800 mg/L COD 2800 mg/L
b b b b
a a
a a
c c
c c
k k
w w k k
a a w w
s s a a
h h s s
i i h h
n n i i
g g n n
g g

COD 3600 mg/L

b b
a a
c c
k k
w w
a a
s s
h h
i i
n n
g g
HASIL PENELITIAN
 Pada sistem SMBR, terjadi penurunan fluks yang sangat
tajam pada 5 menit pertama.

Sedangkan pada sistem MBR, penurunan fluks terjadi


bertahap dan relatif kecil.

 Flux semakin turun disebabkan adanya penyumbatan akibat


partikel-partikel yang terakumulasi pada lapisan permukaan
membran.

 Dapat dilihat bahwa dengan adanya backwashing dapat


menaikkan flux membran meskipun tidak sampai pada kondisi
awal.

 Kenaikan flux tidak dapat kembali seperti kondisi awal


dikarenakan masih ada penyumbatan yang tidak bisa hilang
dengan cara backwashing air namun menggunakan chemical
cleaning.
HASIL PENELITIAN

Pada gambar , terlihat adanya fouling pada


membran sistem SMBR.

Peristiwa fouling ini memperberat kinerja


membran yang akan berpengaruh pada proses
pemisahan dan juga perawatan membran
maupun umur membran

Dilakukan pengembangan terhadap sistem SMBR


menjadi sistem MBR. Dengan penambahan ruang
sedimentasi yang lebih kecil daripada ruang
SMBR sedimentasi pada sistem konvensional.
HASIL PENELITIAN

 Penurunan kinerja membran dapat juga dikarenakan oleh soluble


microbial product (SMP) yang akan mempengaruhi fluks permeat
membran terkait dengan terjadinya fouling membran.

 Hal-hal yang dimungkinkan dapat menyebabkan terjadinya


fouling yaitu : partikel padatan yang menyumbat pori-pori
membran, protein, karbohidrat, dan lemak yang larut di dalam air
hasil dari produk metabolisme mikroorganisme (SMP), dan yang
berasal dari sisa influent (glukosa).
HASIL PENELITIAN

Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan protein tidak


terdeteksi sedangkan kandungan karbohidrat menunjukkan
bahwa semakin lama SRT maka semakin banyak karbohidrat
yang menempel pada membran yang akan menyumbat dan
mempengaruhi fluks permeat.

Hasil analisa karbohidrat adalah sebagai berikut :

SRT Karbohidrat (g/L) Removal


Karbohidrat
(hari) Sebelum Membran Sesudah membran

5 0,358 0,349 0,009

10 0,406 0,392 0,014

20 0,436 0,423 0,013


HASIL PENELITIAN

Gambar 4.14 % Removal turbidity (NTU) terhadap waktu (hari)


pada COD umpan 3600, 2800, dan 1800 mg/L
HASIL PENELITIAN
 Gambar disamping menunjukan
mikroorganisme yang terdapat dalam
tangki aerobik merupakan bakteri
dan protozoa

 Spesies mikrobiologi merupakan


kunci dasar sebagai efisiensi proses
dan pemeliharaan berbagai
rancangan pengolahan secara biologis
pada proses lumpur aktif

 Keberadaan rotifer mengindikasikan


air limbah yang diolah secara biologis
berlangsung dengan baik.
KESIMPULAN
Removal COD dipengaruhi oleh konsentrasi MLSS dari 2000-5000 mg/L dan
konsentrasi DO > 2 mg/L sedangkan removal amonia dan nitrat dipengaruhi
oleh kondisi anoxic.

Pada removal COD tidak terjadi perbedaan yang significant antara effluent
tanpa membran dan menggunakan membran. Hal ini disebabkan membran
ultrafiltrasi mempunyai keterbatasan dalam pemisahan COD.

Pada SRT 10 hari memberikan removal COD, ammonia dan nitrat


yang lebih baik . Hal ini berkaitan dengan F/M ratio

Jumlah N total permeat lebih kecil dari 0,5 jumlah N total influent atau %
removal > 50 %, maka proses denitrifikasi dapat dikatakan berhasil.

Pada percobaan MBR dari flux 30 L/m2.jam turun menjadi 12,9 L/m2.jam
dalam waktu 30 menit, dibandingkan SMBR dari flux 24 L/m2 jam turun
menjadi 5,1 L/m2.jam dalam waktu 30 menit.

Untuk removal turbidity mencapai 98,47 hingga 98,85%.

Anda mungkin juga menyukai