Di Susun Oleh:
Fitriani, S.Kep
A. DEFINISI
Diare adalah suatu kondisis di mana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekwensi lebih
sering ( biasanya 3 kali atau lebih dalam satu hari ( Depkes RI, 2011 )
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada
lambung dan usus yang di tandai berak - berak encer 5 kali atau lebih.
Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau
tanpa lendir dan darah ( Murwani, 2009 )
Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit pada anak - anak
balita. Diare akut di definisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba
- tiba frekwensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam nafas
( ISPA ) atau saluran kemih ( ISK )( donna L. Wong let, 2009 )
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
a. Infeksi bakteri :Vibrio, E.Coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeromonas dan sebagainya.
b. Infeksi virus :entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus, rotavirus, astovirus dan lain-lain.
c. Infeksi parasit :Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan : makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan : Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan
bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Muttaqin (2011), Peradangan pada gastroenteritis disebabkan
oleh infeksidenganmelakukaninvasipada mukosa,memproduksi enterotoksindan
atau memproduksisitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan
sekresicairandan menurunkan absorbsicairan sehingga akan terjadidehidrasidan
hilangnyanutrisidan elektrolit.
Pendapat lain menurut Jonas (2003) pada buku Muttaqin (2011). Selain
itu, diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam
usus setelah berhasi lmelewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin yang diproduksi agen
bakteri (E.Coli dan Vibriocholera) akan memberikan efek langsung dalam
peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal
E. PATHWAY
Empedu Endotoksin
Mempengaruhi pusat
Hepatomegali Splenomegali
thermoregulator
dihipotalamus
Nyeri
(Nanda Nic-Noc.2013)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Tinja
2. Pemeriksaan gangguan keseimbanagn asam basa untuk menentukan PH
dalam darah
3. Pemeriksaan kadar ureum creatinin untuk melihat fungsi ginjal
4. Pemeriksaan Elektrolit darah
5. Pemeriksaan darah lengkap melihat hematokrit dan leukosit
G. PENATALAKSANAAN
Menurut Arif Mansjoer (2007), penatalaksanaan diare akut akibat infeksi
terdiri atas:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal penting yang perlu
diperhatikan adalah :
2. Jenis cairan
3. Jumlah cairan
4. Jalan masuk atau cara pemberian cairan
5. Jadwal pemberian cairan
6. Antibiotik
H. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
I. PENGKAJIAN
Menurut Wicaksana ( 2011 ) adalah :
1. Identitas Klien
2. Riwayat Keperawatan
3. Awal serangan : Gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul
diare
4. Keluhan utama : Feses makin cair, muntah, kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari
4x dengan konsistensi encer
5. Riwayat Kesehatan masa lalu
6. Riwayat penyakit yang di derita/ riwayat inflamasi
7. Riwayat Psikososial keluarga
8. Kebutuhan dasar
a. Pola Eliminasi : mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b. Pola Nutrisi : diawali dengan dengan mual, muntah, anoreksia,
menyebabkan penurunan BB
c. Pola Istirahat dan Tidur : akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman
d. Pola aktifitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen
9. Pemeriksaan Penunjang
10. Darah : Ht Meningkat,Leukosit menurun
11. Feses : Bakteri atau parasit
12. Elektrolit : Natrium dan kalium menurun
13. Urinalisa : urin pekat, BJ meningkat
14. Analisa gas darah : Asidosis metabolik bila sudah dehidrasi
J. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan dari traktus gastrointestinal dalam feses atau muntahan (emesis).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan akibat diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang
sering dan feses yang cair