1. SANDY :01707010057
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
atas luasnya limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya “Asuhan Keperawatan Pada
Anak Dengan Diagnosa Hirsprung” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Penyusunan
Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Makalah ini masih penuh
keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif merupakan
bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan Makalah ini
kedepannya.
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Etiolog
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
H. Komplikasi
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal
dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung
adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan
tetapi yang paling sering pada neonatus.
Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana tidak
terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan abnormal
tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara
spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses
secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang
tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
menyebabkan dilatasi usus proksimal.
Pasien dengan penyakit hisprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick Ruysch
pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung yang
mendeskripsikan megakolon kongenital pada tahun 1863. Namun patofisiologi terjadinya
penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan
Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan
oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus defisiensi ganglion.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hirsprung?
2. Apakah etiologi dari Hirsprung?
3. Apa factor resika atau factor pencetus dari hirsprung?
4. Bagaimana patofisiologi dari hirsprung ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari hirsprung?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari hirsprung?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari hirsprung?
8. Bagaimana prognosis dari hirsprung?
9. Bagaimana Komplikasi dari hirsprung?
10. Bagiamana asuhan keperawatan pada anak dengan hirsprung?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hirsprung
Hisprung atau mega kolon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel ganglion
dalam rectum atau bagian rectosigmoid colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan
abnormal atau tidak adanya evakuasi usus spontan (Betz, Cecily &Sowden : 2000)
B. Etiologi Hirsprung
Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel ”Neural Crest” ambrional yang
berimigrasi ke dalam dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus dan
submukoisa untuk berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus. Disebabkan
oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon.
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu sendiri adalah
diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering terjadi pada anak dengan
Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
E. Pathway Hirsprung
F. Pemeriksaan Penunjang Hirsprung
1. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap and
mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah
narkos. Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit ini
klhas terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
5. Foto abdomen (telentang,tegak,telungkup,dekubitus lateral)diagnostik; untuk
mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
G. Penatalaksanaan Hirsprung
1. Medis
Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion aganglionik di usus
besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan motilitas usus besar
sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani internal, terdapat prosedur dalam
pembedahan diantaranya:
a) Stoma : perlubangan sementara atau permanen pada dinding abdomen pada
waktu pembedahan untuk mengeluarkan pembuangan feses ataupun urine.
b) Stapler : tindakan yang dilakukan dimana pemotongan area usus yang
bermasalah kemudian di buang dan disambungkan lagi dengan usus yang
baru.
c) soave dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dengan cara membiarkan
dinding otot dari segmen rectum tetap utuh kemudian kolon yang bersaraf
normal ditarik sampai ke anus tempat dilakukannya anastomosis antara kolon
normal dan jaringan otot rektosigmoid yang tersisa.
2. Keperawatan
Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya bila
ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan utama antara lain :
a. Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini
b. Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
c. Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis ( pembedahan )
d. Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana pulang
H. Komplikasi Hirsprung
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pascabedah)
4. Inkotinensia (jangka panjang)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. I.S
Umur : 4 Thn
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Status : Anak
Alamat : Mongondow
Suku Bangsa : Mongondow / Indonesia
Tanggal Masuk : senin 30 September 2019
2. Riwayat Penyakit
- Keluhan Utama : Keluarga mengatakan klien sulit untuk buang air besar.
- Riwayat Penyakit Sekarang : Keluarga mengatakan sudah 3 hari anak mereka
mengalami kesulitan buang air besar dan merasakan nyeri pada bagian perut.
- Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga mengatakan bahwa Ayah dari anak ini pernah
mengalami kesulitan buang air besar waktu masuh anak – anak.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Integument
- Inpeksi : tidak tampak kering
- Palpasi : kulit terasa kering
- Perkusi : tidak terasa nyeri
- Auskultasi : tidak di kaji
b. Sistem Gastrointestinal
- Palpasi : adanya nyeri dan pengerasan abdomen
- Auskultasi : terdengar bising usus
4. Analisa Data
Nyeri
5. Intervensi Keperawatan
Pre operasi
No Hari / Tgl Diagnosa Intervensi
1 Selasa, 1 Oktober Konstipasi 1. Kaji TTV.
2019 berhubungan dengan 2. Bowel management
obstruksi pada usus - Catat BAB terakhir
besar. - Monitor tanda konstipasi
- Anjurkan keluarga untuk
mencatat warna, jumlah,
frekuensi BAB.
- Berikan supositoria jika
perlu.
3. Bowel irrigation
- Jelaskan tujuan dari irigasi
rektum.
- Jelaskan prosedur pada
orangtua pasien.
4. Kolaborasi dengan tim medis
lainnya untuk pemberian terapi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering menimbulkan masalah. Baik
masalah fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan buang air besar. Orang tua
yang mengusahakan agar anaknya bisa buang air besar dengan cara yang awam akan
menimbulkan masalah baru bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang benar mengenai
penyakit hisprung harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik tenaga medis
maupun keluarga. Untuk tecapainya tujuan yang diharapkan perlu terjalin hubungan kerja
sama yang baik antara pasien, keluarga, dokter, perawat maupun tenaga medis lainnya
dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
B. Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang
penyakit hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden, 2002, Keperawatan Pediatric Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Carpenito, 1998, Diagnosis Keperawatan, Editor Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-3.
Jakarta : EGC.