Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK

DENGAN DIAGNOSA HIRSPRUNG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. SANDY :01707010057

2. ASTUTI MOLANU : 01707010037

3. SRI NURHANI MOKODONGAN :01707010059

4. WIWIT TUNGKAGI :01707010065

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena

atas luasnya limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya “Asuhan Keperawatan Pada

Anak Dengan Diagnosa Hirsprung” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Penyusunan

Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“KEPERAWATAN ANAK II”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Makalah ini masih penuh

keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif merupakan

bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan Makalah ini

kedepannya.

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

terutama bagi kami sendiri. Amin.

Kotamobagu, 22 September 2019

KELOMPOK 4
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ..................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi

B. Etiolog

C. Manifestasi Klinis

D. Patofisiologi

E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang

G. Penatalaksanaan

H. Komplikasi

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan
gangguan pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal
dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung
adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan
tetapi yang paling sering pada neonatus.
Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana tidak
terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan abnormal
tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara
spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses
secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang
tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
menyebabkan dilatasi usus proksimal.
Pasien dengan penyakit hisprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick Ruysch
pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung yang
mendeskripsikan megakolon kongenital pada tahun 1863. Namun patofisiologi terjadinya
penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan
Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan
oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus defisiensi ganglion.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hirsprung?
2. Apakah etiologi dari Hirsprung?
3. Apa factor resika atau factor pencetus dari hirsprung?
4. Bagaimana patofisiologi dari hirsprung ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari hirsprung?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari hirsprung?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari hirsprung?
8. Bagaimana prognosis dari hirsprung?
9. Bagaimana Komplikasi dari hirsprung?
10. Bagiamana asuhan keperawatan pada anak dengan hirsprung?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hirsprung
Hisprung atau mega kolon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel ganglion
dalam rectum atau bagian rectosigmoid colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan
abnormal atau tidak adanya evakuasi usus spontan (Betz, Cecily &Sowden : 2000)

B. Etiologi Hirsprung
Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel ”Neural Crest” ambrional yang
berimigrasi ke dalam dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus dan
submukoisa untuk berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus. Disebabkan
oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon.
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu sendiri adalah
diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering terjadi pada anak dengan
Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.

C. Manifestasi Klinis Hirsprung


Menurut (Buku Saku, Keperawatan Pediatri, Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC
: 2002).
- Masa Neonatal
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir
2. Muntah berisi empedu
3. Enggan minum
4. Distensi abdomen
- Masa Bayi dan Kanak-Kanak
1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi Abdomen
5. Gagal tumbuh.
D. Patofisiologi Hirsprung
Faktor penyebab speperti Idiopatik dan Faktor genetik menyebabkan terjadinya
tidak adanya segmen aganglionic bunyi peristaltic menjadi abnormal, dapat menyebabkan
obstruksi pada usus dan terjadi konstipasi. Ketika terjadi konstipasi perut membesar dan
terjadi distensi abdomen ini disebabkan oleh sisa – sisa makanan yang tersumbat.
Bisa juga dapat menyebabkan gangguan rasa nyama, terjadi mual muntah dan
mengakibatkan resiko kekurangan nutrisi pada anak. Apabila terjadi penyempitan lumen
usus maka terdapat obstruksi di proksimal tinja dan gas terkumpul maka terjadi berak
comendil dan kentut berbau khas.
Perubahan status kesehatan anak dan dilakukannya tindakan pembedahan maka
dapat menimbulkan nyeri post opersi, risiko tinggi infeksi, keterbatasan dalam aktivitas,
dan kecemasan keluarga.

E. Pathway Hirsprung
F. Pemeriksaan Penunjang Hirsprung
1. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap and
mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah
narkos. Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit ini
klhas terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
5. Foto abdomen (telentang,tegak,telungkup,dekubitus lateral)diagnostik; untuk
mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.

G. Penatalaksanaan Hirsprung
1. Medis
Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion aganglionik di usus
besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan motilitas usus besar
sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani internal, terdapat prosedur dalam
pembedahan diantaranya:
a) Stoma : perlubangan sementara atau permanen pada dinding abdomen pada
waktu pembedahan untuk mengeluarkan pembuangan feses ataupun urine.
b) Stapler : tindakan yang dilakukan dimana pemotongan area usus yang
bermasalah kemudian di buang dan disambungkan lagi dengan usus yang
baru.
c) soave dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dengan cara membiarkan
dinding otot dari segmen rectum tetap utuh kemudian kolon yang bersaraf
normal ditarik sampai ke anus tempat dilakukannya anastomosis antara kolon
normal dan jaringan otot rektosigmoid yang tersisa.
2. Keperawatan
Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya bila
ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan utama antara lain :
a. Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini
b. Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
c. Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis ( pembedahan )
d. Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana pulang

H. Komplikasi Hirsprung
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pascabedah)
4. Inkotinensia (jangka panjang)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. I.S
Umur : 4 Thn
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Status : Anak
Alamat : Mongondow
Suku Bangsa : Mongondow / Indonesia
Tanggal Masuk : senin 30 September 2019

2. Riwayat Penyakit
- Keluhan Utama : Keluarga mengatakan klien sulit untuk buang air besar.
- Riwayat Penyakit Sekarang : Keluarga mengatakan sudah 3 hari anak mereka
mengalami kesulitan buang air besar dan merasakan nyeri pada bagian perut.
- Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga mengatakan bahwa Ayah dari anak ini pernah
mengalami kesulitan buang air besar waktu masuh anak – anak.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Integument
- Inpeksi : tidak tampak kering
- Palpasi : kulit terasa kering
- Perkusi : tidak terasa nyeri
- Auskultasi : tidak di kaji
b. Sistem Gastrointestinal
- Palpasi : adanya nyeri dan pengerasan abdomen
- Auskultasi : terdengar bising usus
4. Analisa Data

No Data Fokus Pathway Masalah


1 Ds : Ibu klien mengatakan Konstipasi berhubungan
Tidak adanya segmen
sudah 3 hari anaknya aginglionic dengan obstruksi pada
mengalami kesulitan untuk usus besar.
buang besar.
Peristaltik Abnormal
Do : Dari hasil palpasi terjadi
pengerasan pada bagian perut Obstruksi pada usus
anak, ini terjadi akibat adanya besar
distensi pada bagian
abdomen. Konstipasi

2 Ds : Ibu klien mengatakan Penyempitan lumen usus


anak nya sering merasakan Nyeri berhubungan
nyeri. dengan Obstruksi.
Obstruksi di Proksimal
Do : dari hasil observasi
wajah klien tampak merintih
Tinja Terkumpul di Usus
kesakitan.

Nyeri
5. Intervensi Keperawatan
Pre operasi
No Hari / Tgl Diagnosa Intervensi
1 Selasa, 1 Oktober Konstipasi 1. Kaji TTV.
2019 berhubungan dengan 2. Bowel management
obstruksi pada usus - Catat BAB terakhir
besar. - Monitor tanda konstipasi
- Anjurkan keluarga untuk
mencatat warna, jumlah,
frekuensi BAB.
- Berikan supositoria jika
perlu.
3. Bowel irrigation
- Jelaskan tujuan dari irigasi
rektum.
- Jelaskan prosedur pada
orangtua pasien.
4. Kolaborasi dengan tim medis
lainnya untuk pemberian terapi.

2 Nyeri berhubungan 1. Observasi TTV


dengan Obstruksi. 2. Lakukan pemeriksaan PQRST
3. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri.
4. Berikan tehnik nonfarmakologis
5. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian analgetik.
6. Implementasi Keperawatan
No Hari / Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Rabu, 2 Konstipasi 1. Mengkaji TTV
Oktober berhubungan Hasil : S : orangtua klien
2019 dengan obstruksi SB : 37,5 ͦ C mengerti
pada usus besar. N : 90 x/m O : Hasil TTV
R : 22 x/m SB : 37,5 ͦ C
BB : 16 kg N : 90 x/m
2. Bowel Managament R : 22 x/m
- Mencatat BAB BB : 16 kg
Terakhir. Hasil : A : Masalah
Senin dengan belum teratasi
konsitensi encer. sebagian.
- Memonitor tanda P : lanjutkan
konstipasi. Hasil : intervensi.
pengerasan pada
abdomen dan sulit
BAB.
- Menganjurkan
keluarga untuk
mencatat jumlah,
frekuensi, dan
warna BAB Hasil :
keluarga mengeri.
3. Bowel irrigation
- Menjelaskan
tujuan dari irigasi
rektum. Hasil :
Keluarga
Mengerti.
- Menjelaskan
prosedur pada
orangtua pasien.
Hasil : orangtua
pasien mengerti.
4. Mengkolaborasi
dengan tim medis
lainnya untuk
pemberian terapi.
Hasil : terapi dan
rencana tindakan
pembedahan

2. Nyeri 1. Mengobservasi TTV


berhubungan Hasil :
dengan Obstruksi. SB : 37,5 ͦ C S : orangtua klien
N : 90 x/m mengerti
R : 22 x/m O : Hasil TTV
BB : 16 kg SB : 37,5 ͦ C
2. Melakukan N : 90 x/m
pemeriksaan PQRST R : 22 x/m
Hasil : BB : 16 kg
P : Konstipasi dan pemeriksaan
pengerasan pada PQRST
Abdomen. Hasil :
Q : seperti di tusuk – P : Konstipasi
tusuk. dan pengerasan
R : Di bagian perut. pada Abdomen.
S:7 Q : seperti di
T : Mendadak tusuk – tusuk.
3. Identifikasi faktor R : Di bagian
yang memperberat perut.
dan memperingan S : 7
nyeri. T : Mendadak
Hasil :
Memperberat : A : Masalah
Ketika bergerak. belum teratasi
Memperingan : sebagian.
ketika sedang
berbaring. P : lanjutkan
intervensi.
4. Berikan tehnik
nonfarmakologis/
Hasil : di ajarkan
tehnik Relaksasi.
5. Kolaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian analgetik.
Hasil : kolaborasi
telah dilakukan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering menimbulkan masalah. Baik
masalah fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan buang air besar. Orang tua
yang mengusahakan agar anaknya bisa buang air besar dengan cara yang awam akan
menimbulkan masalah baru bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang benar mengenai
penyakit hisprung harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik tenaga medis
maupun keluarga. Untuk tecapainya tujuan yang diharapkan perlu terjalin hubungan kerja
sama yang baik antara pasien, keluarga, dokter, perawat maupun tenaga medis lainnya
dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
B. Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang
penyakit hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Sowden, 2002, Keperawatan Pediatric Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Carpenito, 1998, Diagnosis Keperawatan, Editor Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-3.
Jakarta : EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai