Anda di halaman 1dari 21

Makalah

SOSIALISASI POLITIK

DISUSUN OLEH :
AMBIYA
TUGIYANTO
EDI YANTO
MARZUKI
NENI ULYANA
HARIS MARWANDA

DOSEN PEMBIMBING :
JOKO SUSANTO, S.Sos, MA

YAYASAN SETIH SETIO MUARA BUNGO


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MUARA BUNGO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang dimana makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Pengantar Ilmu Politik” oleh dosen pengasuh yakni Bapak Joko
Susanto,S.Sos.M.A
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan-hambatan seperti
kurangnya buku-buku referensi sebagai penunjang kesempurnaan isi dari makalah ini. Namun
penulis berusaha semampunya untuk mensukseskan isi dari makalah ini agar dapat menjadi
pelajaran bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Penulis menyadari makalah ini belum layak dikatakan sempurna karena masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar penulis dapat membentuk sebuah makalah lain yang jauh
lebih baik tentunya. Semoga makalah ini mendapatkan hasil yang memuaskan bagi penulis
maupun bagi para pembaca.

Muara Bungo,03 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... .. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... ........ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... ............. 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... ............. 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... ............. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosialisasi................................................................................. ............ 3
2.2 Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli....................................... ............ 3
2.3 Agen Sosial Politik................................................................................... .............. 5
2.4 Mekanisme Sosialisasi Politik.................................................................... ............ 5
2.5 Perkembangan Sosialisasi Politik............................................................... ............ 7
2.6 Tujuan Sosialisasi Politik........................................................................... ............ 8
2.7 Pelaksanaan Mekanisme Sosialisasi Politik............................................... ........... 9
2.8 Pengaruh Sosialisasi Politik...................................................................... .............. 11
2.9 Tipe-tipe Sosialisasi Politik........................................................................ ............ 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. ........ 18
3.2 Saran.......................................................................................................... .......... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada
seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap
gejala-gejala politik. Hakikat sosialisasi politik adalah proses pembelajaran, penumbuhan, dan
pewarisan nilai, keyakinan, atau prinsip yang memiliki signifikasi dengan politik dari waktu ke
waktu, dari generasi ke generasi . Sosialisasi politik dalam beberapa hal merupakan konsep kunci
sosiologi politik. Proses sosialisasi politik terjadi di dalam masyarakat dengan melibatkan peran
yang disebut agen-agen sosialisasi (agents of socialization) diantaranya yaitu keluarga, teman,
media massa, dan sekolah.

Dalam proses sosialisasi politik mereka juga berperan mentransimisikan nilai-nilai luhur
Pancasila maupun nilai-nilai yang berkaitan dengan politik secara langsung serta berkaitan dengan
persoalan sosial dan budaya dalam masyarakat. Sosialisasi politik secara khusus merupakan proses
komunikasi. Proses sosialisasi politik melibatkan pihak yang menyampaikan atau
mentransmisikan pesan atau nilai-nilai (komunikator), kemudian juga ada nilai-nilai yang sebagian
besar adalah pesan yang disosialisasikan dan ada pihak kepada siapa nilai-nilai disampaikan
(komunikan).

Michael Rush dan Philip Althloff secara efektif mengetengahkan beberapa segi penting
sosialisasi politik. Pertama, sosialisasi politik secara fundamental merupakan hasil belajar dari
pengalaman. Kedua, memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dalam batas-
batas yang luas dan lebih khusus lagi berkenaan dengan pengetahuan atau informasi, nilai-nilai
dan sikap-sikap. Ketiga, sosialisasi politik itu tidak perlu dibatasi sampai pada usia kanak-kanak
dan masa remaja saja sekalipun pada usia tersebut merupakan periode-periode yang paling penting
dan berarti, akan tetapi sosialiasasi itu tetap berlanjut sepanjang kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang akan di bahas dalam makalah ini telah dirumuskan kedalam beberapa kriteria
masalah yakni :
1. Apa itu pengertian sosialisasi ?
2. Apa itu pengertian sosialisasi politik ?
3. Apa saja agen sosialisasi politik ?
4. Bagaimana mekanisme sosialisasi ?
5. Bagaimana perkembangan sosialisasi ?

1.3 Tujuan
Tujuan di susunnya makalah ini adalah sebagai bahan pembelajan sosiologi politik yang
bertemakan sosialisasi politik. Disusunnya makalah ini untuk menjelaskan kepada para pembaca
apa itu sosialisasi politik dan bagaimana mekanisme nya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
makalah ini juga adalah untuk memantabkan pengetahuan kita tentang pentingnya sosialisasi
politik untuk membentuk jiwa partisipatif terhadap system politik, dan juga menumbuhkan jiwa
patriotism, gotong royong dan bertanggung jawab kepada Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog
menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi
diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Menurut Paul B. Horton dan Chester mengatakan bahwa sosialisasi adalah suatu proses
dengan mana seseorang menghayati norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbul lah
diri yang unik. Berbeda dengan Horton dan Hunt David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White
menyatakan bahwa sosialisasi adalah suatu proses belajar peran , status dan nilai yang diperlukan
untuk keikut sertaan dalam institusi sosial. Berbeda dengan pendapat keduanya James W. Vander
Zanden mengatakan bahwa sosialisasi adalah suatu proses interaksi sosial dengan mana orang
memperoleh pengetahuan , sikap, nilai, dan perilaku esensial untuk keikutsertaan efektif dalam
masyarakat.
Dari semua uraian pendapat mengenai sosialisasi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi
adalah proses transmisi kemampuan individu untuk berinteraksi dengan baik kepada lingkungan
sekitar dan memperoleh nilai-nilai dari lingkungannya .

2.2 Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli

Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik (2008:407) mengatakan bahwa
sosialisasi politik diartikan sebagai proses yang melaluinya seseorang memperoleh sikap dan
orientasi terhadap fenomena politik, umumnya berlaku dalam masyarakat dimana ia berada. Ia
dimaksudkan adalah bagian dari proses yang menentukan sikap politik seseorang , misalnya
mengenai nasionalisme, kelas sosial, suku bangsa, ideologi , hak dan kewajiban.
Rahman (2007:245) sosialisasi adalah permasyarakatan dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat , berbangsa , bernegara. Sementara dalam buku Pengantar Sosiologi Politik oleh
Michael Rush dan Philip Althoff (2003: 47) mengemukakan
sosialisasi politik adalah proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling
mempengaruhi di antar kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politiknya yang
relevan.
Dalam buku Setiadi, Elly M dan Usman Kolip (2013:168) berikut ini beberapa pengertian
sosialisasi politik menurut para ahli:
· David F. Aberle
Sosialisasi politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial atau aspek-aspek tingkah laku, yang
menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan, motif-motif, dan sikap-sikap
yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan yang sekarang atau yang tengah di antisipasikan
sepanjang kehidupan manusia normal, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus di pelajari.
· Gabriel A. Almond
Sosialisasi politik menunnjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah
laku politik diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi
berikutnya atau generasi selanjutnya.
· Irvin L. Child
Sosialisai politik adalah segenap proses dengan nama individu, yang dilahirkan dengan banyak
sekali jajaran potensi-potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingah laku aktualnya
yang dibatasi didalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai
dengan standar-standar dari kelompoknya.
· Richard E. Dawson
Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewaris pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-
pandangan politik dari orangtua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga
negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
· S.N. Eisentadt
Sosialisasi politik adalah komunikasi dengan dan dipelajari oleh manusia lain, dengan siapa
individu-individu yang secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum.
· Denis Kavanagh
Sosialisasi politik merupakan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan
pandangannya tentang politik dan seluk beluknnya.
· Alfian
Sosialisasi politik sama dengan pendidikan politik. Menurutnya pendidikan politik diartikan
sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga
mereka mengalami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik
yang ideal yang hendak dibangun.

2.3 Agen Sosial Politik


Sosialisasi politik merupakan cara masyarakat menyalurkan budaya politik dari satu
generasi ke generasi lain dengan digerakkan oleh agen-agen masyarakat seperti keluarga, rakan
sebaya, sekolah dan media massa.

2.4 Mekanisme Sosialisasi Politik


Dalam melakukan sosialisasi politik ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu :

1. Imitasi

Imitasi. Melalui imitasi, seorang individu meniru terhadap tingkah laku individu lainnya.
Misalnya, Gus Dur adalah anak dari K.H. Wahid Hasyim dan cucu dari pendiri Nahdlatul
Ulama, K.H. Hasyim Asy’ari. Gus Dur sejak kecil akrab dengan lingkungan pesantren dan
budaya politik Nahdlatul Ulama, termasuk dengan kiai-kiainya. Budaya tersebut
mempengaruhi tindakan-tindakan politiknya yang cenderung bercorak Islam moderat seperti
yang ditampakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama secara umum.
2. Instruksi

Instruksi. Cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah instruksi. Gaya ini
banyak berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi
melalui rantai komando. Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain
mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan
untuk apa. Cara instruksi ini juga terjadi di sekolah-sekolah, dalam mana guru mengajarkan
siswa tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.
3. Motivasi

Motivasi. Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui cara
ini, individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri
dengan tingkah orang lain. Dapat saja seorang individu yang besar dari keluarga yang
beragama secara puritan, ketika besar ia bergabung dengan kelompok-kelompok politik yang
lebih bercorak sekular. Misalnya ini terjadi di dalam tokoh Tan Malaka. Tokoh politik
Indonesia asal Minangkabau ini ketika kecil dibesarkan di dalam lingkungan Islam pesantren,
tetapi ketika besar ia merantau dan menimba aneka ilmu dan akhirnya bergabung dengan
komintern. Meskipun menjadi anggota dari organisasi komunis internasional, yang tentu saja
bercorak sekular, ia tetap tidak setuju dengan pendapat komintern yang menilai gerapak pan
islamisme sebagai musuh. Namun, tetap saja tokoh Tan Malaka ini menempuh cara sosialisasi
politik yang bercorak motivasi.
4. Desiminasi

Desiminasi politik sering dilakukan oleh anggota legislatif dan aparat birokrasi untuk
memberitahu atau menyebarluaskan informasi tentang suatu agenda politik. Desiminasi lebih
bersifat penyebarluasan informasi politik , sehingga kelompok sasaran memiliki pengetahuan
tentang apa yang didesiminasi.
5. Penataran

Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasia atau penataran P4


merupakan suatu bentuk sosialisasi politik untuk menanamkan nilai, pengetahuan,
kepercayaan, sikap , dan perilaku yang sesuai dengan pancasila.
Untuk merestorasi Pancasila sebagai rujukan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, maka perlu dikembangkan suatu rujukan good practices pelaksanaan Pancasila
secara murni dan konsekuen.

2.5 Perkembangan Sosialisasi Politik

Masa anak-anak dan masa remaja adalah masa yang paling cenderung mudah utuk di
ajarkan mengenai hal-hal baru seperti sosialisasi politik. Sosialisasi yang baik diperoleh dari
lingkungan yang baik pula itu sebabnya bahwa lingkungan merupakan
faktor penting dalam sosialisasi . Robert Lane dalam Buku Michael Rush Dan Pilliph
Althof (200360) menyatakan bahwa terdapat tiga kepercayaan politik yang dapat diletakkan
melalui keluarga yaitu :

1. Dengan doktrinasi terbuka dan indoktrinasiter tutup


2. Dengan jalan menempatkan anak dalam konteks sosial khusus
3. Dengan jalan membentuk kepribadian anak.

Beberapa para ahli yaitu Easton dan Dennis menyatakan empat tahap sosialisasi politik dari
anak-anak , yaitu :

1. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu , seperti orang tua , anak- anak , presiden dan
polisi
2. Perkembangan pembedaan antara otoritas internaldan yang eksternal , yaitu antara pejabat
swasta dan pejabat pemerintah
3. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal , seperti kongres, Mahkamah
Agug dan pemilihan umum
4. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik .

Kemahiran yang diperoleh anak-anak mengenai kemampuan politik mereka yaitu perasaan
pada diri individu bahwa dia dapat menggunakan beberapa pengaruh dalam sistem politik .
Dalam sosialisasi politik pengaruh yang paling kuat dalam kegiatan politik itu adalah
dipengaruhi oleh agen sosialisasi yaitu keluarga . Bukti yang diperoleh mengenai peranan
keluarga didalam sosialisasi politik menyatakan bahwa anak-anak anak-anak itu secara
keseluruhan dipengaruhi oleh lingkungan .
Secara tidak langsung keluarga itu menyajikan dan juga merupakan bagian lingkungan yang
bisa menghasilkan perolehan pengetahuan, nilai , dan sikap tertentu yang secara umum dianut
oleh keluarga itu. Anak-anak yang memiliki orang tua yang aktif terlibat dalam politik , atau
terikat pada suatu partai tertentu , tampaknya menjalani tingkatan indoktrinasi yang lebih besar
atau lebih langsung , daripada anak-anak yang orang tuanya kurang sekali berminat dalam
kegiatan politik .

2.6 Tujuan Sosialisasi Politik


Adapun tujuan sosialisasi adalah untuk menumbuhkembangkan serta menguatkan sikap
politik dikalangan masyarakat secara umum atau bagian-bagian dari penduduk, melatih rakyat
untuk menjalankan peranan-peranan politik, administratif, judisial tertentu (Rahman 2007:246)
Setiadi dan Kolip di dalam buku Pengantar Soiologi Politik mengemukakan beberapa tujuan
sosialisasi politik yaitu :

1. Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar , belajar dari pengalaman atau
pola-pola interaksi
2. Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-
batas yang luas.
3. Sosialisasi itu berangsung sepanjang hidup.
4. Sosialisasi politik merupakan prakondisi yang diperlukan bagi aktifitas sosial baik secara
implisit maupun eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial tersebut.

Michael Rush Dan Phillip Althof mengemukakan bahwa fungsi sosialisasi politik yakni
pertama melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku didalam sebuah
sistem politik. Kedua memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi politik bertujuan untuk
menanamkan rasa patriotisme dan cinta tanah air kepada masyarakat yang di mulai sejak masa
kanak-kanak hingga akhir hayat untuk mewujudkan sistem politik yang baik sesuai idelogi
negara . untuk mencapai tujuan tersebut agen-agen sosialisasi politik sekunder haruslah
memberikan sosialisasi politik yang baik untuk di teladankan kepada generasi-generasi bawah
agar sistem politik yang baik dapat tercapai .

2.7 Pelaksanaan Mekanisme Sosialisasi Politik


Dalam sosiologi politik terdapat beberapa agen sosialisasi yang mendukung pelaksanaan
sosialisasi politik yaitu yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Keluarga
Berdasarkan fenomena, mendidik anak bukan lah sesuatu hal yang mudah, agar tidak ada
penyesalan , sangat diperlukan kesadaran pada tiap orang tuauntuk mengetahui bagaimana
mendidik anak dengan benar dan seperti itu juga dalam sosialisasi politik. Tujuan dari
sosialisasi adalah membuat anak mampu untuk mengatur dan memilih perilaku yang tepat
dalam berhubungan sosial. keluarga merupakan agen sosialisasi yang paling awal dalam
perkembangan anak-anak, dimana pihak yang berpengaruh adalah orangtua, saudara kandung,
dan juga keluarga besar lainnya.

2. Sekolah
Tujuan utama dari sekolah adalah untuk mengembangkan dan mempengaruhi perkembangan
kognitif anak. Sekolah membantu anak mendapatkan orientasi abstrak simbolis mengenai
dunia, yang membuat anakanak mampu mengembangkan kemampuan berpikir mengenai
konsep umum, peraturan, dan situasi tertentu. Sekolah
tidak hanya mengajarkan pengetahuan umum saja, sekolah juga mengajarkan anak-anak untuk
berpikir mengenai dunia dalam berbagai cara. Hal ini membuat fungsi sekolah bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif anak tetapi juga kemampuan sosial anak.

3. Kelompok Teman Sebaya


Kelompok teman sebaya merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang seusia dan
memiliki status yang sama, dengan siapa seseorang umumnya berhubungan atau bergaul.
Seiring perkembangan waktu, kelompok teman sebaya menjadi teman rujukan dalam
mengembangkan sikap dan perilaku , termasuk yang berkatan dengan politik. Kelompok teman
sebaya bisa terbentuk karena sepropesi, sehobi, sekantor, selingkungan tepat tinggal dan
sebagainya. Laursen (2005) dalam artikel Elizhabeth menyatakan bahwa kelompok teman
sebaya yang positif memungkinkan remaja merasa diterima, memungkinkan remaja melakukan
katarsis, serta memungkinkan remaja menguji nilai-nilai baru dan pandangan-pandangan baru.
4. Media Massa
Pemanfaatan berita media massa dalam proses sosialisasi telah banyak dilakukan . Media
massa merupakan agen sosialisasi politik yang semakin menguat perananya. Media massa
baik media cetak, maupun media elektronik seperti radio , televisi, dan internet semakin
memegang peranan penting dalam memengaruhi cara pandang, cara pikir, cara tindak , dan
sikap seseorang. Ada ecenderungan terjadi peningkatan iklan politik pada saat
kampanye kepada media massa terutama televisi, untuk menjadikan media sebagai agen
sosialisasi politik.

5. Pemerintah.
Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan
agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan
sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan,
di mana beberapa mata pelajaran ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik
negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah juga, secara tidak langsung,
melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah,
orientasi afektif individu bisa terpengaruh dan ini mempengaruhi budaya politiknya.

6. Partai Politik.
Partai politik adalah agen sosialisasi politik secondary group. Partai politik biasanya
membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan,
keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui partai politik dan kegiatannya, individu dapat
mengetahui kegiatan politik di negara, pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan
yang ada.
7. Peer Group
Peer Group. Agen sosialisasi politik lainnya adalah peer group. Peer group masuk kategori
agen sosialisasi politik Primary Group. Peer group adalah teman-teman sebaya yang
mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya tentu sangat
mempengaruhi beberapa tindakan kita, bukan ? Tokoh semacam Moh. Hatta banyak memiliki
pandangan-pandangam yang sosialistik saat ia bergaul dengan teman-temannya di bangku
kuliah di Negeri Belanda. Melalui kegiatannya dengan kawan sebaya tersebut, Hatta mampu
mengeluarkan konsep koperasi sebagai lembaga ekonomi khas Indonesia di kemudian hari.
Demikian pula pandangannya atas sistem politik demokrasi yang bersimpangan jalan dengan
Sukarno di masa kemudian.
3.3 Pengaruh Sosialisasi Politik
Berdasarkan perkembangannya dunia politik sangat mempengaruhi kehidupan kita
sebagai makhluk sosial. Kehidupan politik yang begitu besar pengaruhnya bagi kehidupan
manusia membawa kepada ranah yang mengarah akan adanya suatu sosialisasi politik yang
harus dilakukan dan diberikan kepada setiap masing-masing individu. Politik yang selalu
berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan, kewenangan serta segala sesuatu yang menyangkut
pemerintahan di suatu negara, membawa kita sebagai makhluk sosial untuk selalu peka
terhadap hal tersebut.
Untuk mengetahui politik secara signifikan atau secara lebih jelas, sudah seharusnya
dilakukan suatu sosialisasi politik. Sosialisasi politik yang dapat mempengaruhi kehidupan
setiap manusianya, yang tidak memperdulikan usia, dari anak-anak hingga kepada orang
dewasa sekalipun sudah seharusnya mengetahui dan ikut terlibat didalam dunia politik.
Sosialisasi politik merupakan cara masyaraka menyalurkan budaya politik dari satu
generasi ke generasi lain dengan digerakkan oleh agen-agen masyarakat seperti keluarga, rekan
sebaya, sekolah dan media massa. sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap
dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa dan orang-orang
dewasa direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu.
Melihat realitas sosial yang demikian,remaja seringkali dijadika momentum para elite
politik untuk merangkul remaja masuk dalam partai, mereka merasa kurang lengkap jika tidak
melibatkan remaja. Tentu dengan berbagai caranya dan janji-janji politik yang menjadi bius
sosial. Peranan penting seorang remaja dalam kehidupan di masyarakat tidak dapat dilepaskan
(Abdurahman, Fenomena kiai dalam dinamika politik). Dalam kehidupan bermasyarakat
peranan sosialisasi politik memang sangat dibutuhkan, serta dengan melibatkan dan
memberikan sosialisasi politik sejak dini hingga dewasa merupakan cara yang tepat, untuk
memberikan pengaruh dalam kehidupan social Sosialisasi politik merupakan proses
pembentukan sikap dan orientsi politik pada anggota masyarakat, terleksananya sosialisasi
politik sangat ditentukan oleh lingkungan dimana individu tersebut berada. Sosialisasi politik
merupakan proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling
mempengaruhi.
Menurut adler manusia adalah mahkluk yang prososial, dia mengatakan bahwa “masalah
hidup selalu bersifat sosial”. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tapi juga
merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesejahteraan mereka.
(Alwisol, 2007).
3.4 Tipe-Tipe Sosialisasi Politik
Tipe sosialisasi yang dimaksud adalah bagaimana cara atau mekanisme sosialisasi politik
berlangsung. Ada dua tipe sosialisasi politik, yakni sebagai berikut.

a) Sosialisasi Politik Tidak Langsung


Sosialisasi politik tidak langsung pada mulanya berorientasi pada hal-hal yang
bukan politik, kemudian warga dipengaruhi untuk memiliki orientasi politik.
Sosialisasi politik tidak langsung dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.

1) Magang
Magang merupakan bentuk aktivitas sebagai sarana belajar. Magang di tempat-tempat tertentu
atau organisasi nonpolitik dapat memengaruhi orang ketika berhubungan dengan politik.
2) Pengalihan hubungan antarindividu
Hubungan antarindividu yang pada mulanya tidak berkaitan dengan politik, akhirnya individu
akan terpengaruh ketika berhubungan atau berorientasi dengan kehidupan politik. Contohnya,
hubungan anak dengan orang tua nantinya akan membentuk orientasi anak ketika ia bertemu
atau berhubungan dengan pihak luar.
3) Generalisasi
Menurut tipe generalisasi, kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini yang sebenarnya tidak
berkaitan dengan politik dapat memengaruhi orang untuk
berorientasi pada objek politik tertentu.
b) Sosialisasi Politik Langsung
Pada tipe ini, sosialisasi politik berlangsung dalam satu tahap saja, yaitu bahwa
hal-hal yang diorientasikan dan ditransmisikan adalah hal-hal yang bersifat politik. Sosialisasi
politik langsung dapat dilakukan melalui beberapa cara, yakni sebagai berikut.

1) Pengalaman politik
Pengalaman politik adalah belajar langsung dalam kegiatan-kegiatan politik atau kegiatan yang
sifatnya publik. Contohnya, adalah keterlibatan langsung seseorang dalam kegiatan partai
politik.

2) Pendidikan politik
Sosialisasi politik melalui pendidikan politik adalah upaya yang secara sadar
dan sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan, menanamkan, dan membelajarkan anak
untuk memiliki orientasi-orientasi politik tertentu. Pendidikan politik dapat dilakukan melalui
diskusi politik, kegiatan partai
politik, dan pendidikan di sekolah.

3) Peniruan perilaku
Proses menyerap atau mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru
orang lain. Contohnya, seorang siswa akan mendukung calon presiden tertentu karena
kakaknya juga mendukung calon presiden tersebut.
4) Sosialisasi antisipatori
Sosialisasi politik dengan cara belajar bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang
diidealkan. Misalnya, seorang anak belajar bersikap dan cara
berbicara seperti presiden karena ia memang mengidealkan peran itu.
2.10 Sosialisasi Politik Dalam Kehidupan Politik Masyarakat di Indonesia

Dalam konteks politik negara Indonesia dengan sistem demokrasi Indonesia yang
berdasarkan kepada demokrasi Pancasila. Secara langsung maupun tidak langsung arah politik
Indonesia mengarah kepada kandungan butir-butir yang terdapat dalam Pancasila Itu sendiri.
Kebudayaan Politik terbentuk sesuai dengan Pancasaila sebagai bagian dari falsafah hidup pada
masa orde baru. Sebagai ilustrasi di awal-awal pendidikan pada tiap jenjang tertentu seperti
sekolah menengah pertama, menengah atas dan seterusnya, selalu dilakukan penataran P4 dan
pendalaman/penghayatan terhadap pancasila itu sendiri. Secara khusus dalam kurikulum-
kurikulum pendidikan diberikan pelajaran yang khusus berkaitan dengan itu.
Dalam proses penyerapan nilai-nilai, harus terjadi komunikasi dua arah, antara
pemerintah dengan rakyat dan sebaliknya. Konsepnya, dalam penyerapan nilai yang terjadi di
Demokrasi Indonesia dilakukan dalam dua arah : Pertama, jalur komunikasi yang terjadi secara
top down – komunikasi dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan penurunan nilai-nilai
politik kepada masyarakat.

Didalam sistem politik demokrasi maka proses sosialisasi yang terjadi adalah penurunan nilai-
nilai pancasila kepada masyarakat dengan berbagai cara dan pola yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Dengan upaya tersebut masyarakat selanjutnya mengerti dan memahami maksud
dan tujuan Pancasila itu sendiri, selanjutnya dengan pemahaman yang dimiliki oleh individu
atau masyarakat, akan diaktualisasikan dalam pola tingkah laku mereka sehari-hari. Aktualisasi
dan agregasi kepentingan yang dilakukan disesuaikan dengan nilai-nilai yang diserap dan
difahami oleh masyarakat. Jadi dengan demikian proses penyerapan nilai-nilai poltik dalam
politik Idonesia dapat diamati sebagai berikut : terjadi proses penurunan nilai-nilai dari
pemerintah dengan system yang ada dan terjadi penyerapan nilai-nilai Pancasila oleh
masyarakat Indonesia. Disamping itu terjadi pula proses pembelajaran sosial dengan cara
penyesuaian nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dikaitkan dengan pola tingkah
laku politik individu atau masyarakat. Adaptasi terhadap nilai-nilai tetap berlangsung selama
ada upaya pembelajaran atau penurunan nilai-nilai dari pemerintah atau dari masyarakat
terhadap individu atau sebaliknya.

Hal yang perlu diingat bahwa sosialisasi politik amat terkait dengan kebudayaan politik
yang juga pada akhirnya akan mempengaruhi partisipasi politik. Demikian halnya partisispasi
politik sangat dipengaruhi oleh Status Sosial Ekonomi (SEE) seseorang. Bagi masyarakat
Indonesia yang mayoritas masih berada dalam kelompok SEE rendah dan kurang mampu untuk
membiayai pendidikan, tidak membawa pengaruh banyak terhadap perkembangan terhadap
orientasi politiknya kepada arah yang lebih baik. Dengan Sistuasi demikian, kemungkinan
yang akan terjadi adalah kebudayaan yang parokhial, dimana individu tidak mengetahui sama
sekali mengenai proses-proses politik dari struktur maupun fungsi politik. Hal itulah yang
sekarang juga masih terjadi di Indonesia.

Dalam penyerapan nilai-nilai, adalah merupakan hal yang wajar jika masih terdapat
upaya penyerapan nilai-nilai dari genarasi ke generasi dengan cara-cara yang konvensional.
Penyerapan terhadap nilai-nilai dengan kondisi masyarakat yang demikian dilakukan dengan
cara yang pelan-pelan serta memerlukan waktu yang sangat panjang. Bagaimana mungkin
seseorang dengan kebudayaan parokhial, dapat menyerap nilai-nilai dengan baik tanpa
mengerti apa yang harus dilakukan dengan situasi yahg terjadi dalam perpolitikan Indonesia.
Terdapat dua bentuk pemikiran utama yang ingin disampaikan oleh nilai Pancasila kepada
masyarakat Indonesia yang majemuk dengan kompleksitas permasalahan sebagai sebuah
bangsa, yaitu pengembangan konsep kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan/perwakilan dan proses pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah dan
mufakat.

Dalam konsep yang pertama terkandung pemikiran bahwa tidak mungkin sebuah bangsa yang
demikian besar memiliki keterwakilan masing-masing untuk memeberikan pendapat atau
suara. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar ada kepentingan-kepentingan yang
diakomodir untuk merefleksikan keinginan masyarakat melalui perwakilan-perwakilan yang
akan melakukan agregasi kepentingan di lembaga-lembaga perwakilan. Nilai politik yang
terkandung dalam konsep diatas adalah bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat. Sedangkan
nilai politik yang terkandung dalam konsep yang kedua adalah, pertimbangan/keputusan
dilakukan dengan melakukan pemufakatan dari berbagai golongan masyarakat secara
minoritas maupun mayoritas yang hasilnya akan menjadi keputusan bersama. Dengan
demikian sistim politik demokrasi Indonesia berdasarkan kepada kedaulatan rakyat yang
disalurkan melalui badan konstitusiaoal rakyat tertinggi yakni MPR, didalamya terdapat DPR
yang berisi wakil-wakil rakyat dan badan-badan tinggi lainnya.

Jika diamati, selama masa Orde baru sikap perwakilan tak sempat terwujud bahkan masih
diperdebatkan oleh publik politik. Cukup beralasan jika banyak kalangan justru
mempertanyakan peran dan fungsi parlemen Orde Baru : Absahkan parlemen mengklaim diri
sebagai wakil rakyat? maklum proses pembentukan dan eksistensi Dewan itu selama masa
Orde Baru dinilai bertentangan dengan prinsip-prinsip keterwakilan.

Kedua, jalur komunikasi secara bottom up – masyarakat dapat menyerap nilai-nilai


kemudian menyumbangkan nilai-nilainya kepada sistem politik atau kepada masayaratnya
sendiri. Mungkin saja proses penyerapan tersebut tidak terjadi secara langsung melainkan
ditampung kemudian diteruskan kembali pada saat terjadinya proses sosialisasi. Dalam bagian
ini ide yang akan disampaikan adalah bahwa terjadi penurunan nilai-nilai akibat adanya
keinginan masyarakat terhadap perubahan situasi yang kemudian dihimpun dan menjadi
kebudayaan politik bangsa Indonesia. Perlu diperhatikan bahwa penurunan nilai-nilai juga
terjadi secara horizontal, antara individu dan individu, individu dan masyarakat yang
berimplikasi terhadap penurunan nilai-nilai secara vertikal.

Agen-agen Sosialisasi Politik dalam Sistem Politik Indonesia adalah merupakan lembaga-
lembaga yang sudah terinternalisasi dalam masyarakat. lembaga-lembaga tersebut adalah
keluarga, kelompaok bemain (peer group)/ kontak politik langsung, teman sekolah, dan media
masa. Seorang individu tersosialisasi di bidang politik tidak hanya melalui satu sarana saja.
Seorang individu dapat tersosialisasi politik melalui berbagai macam sarana yang ada.
Berbagai sarana yang ada itu dapat dialami oleh seorang individu dalam proses sosialisasi
secara bersama-sama. Hal seperti ini sangatlah mungkin karena hidup seseorang tidak hanya
didalam suatu lingkungan yang tertentu saja, tetapi yang bersangkutan juga hidup didalam
berbagai lingkungan lainnya secara bersama-sama.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sosialisasi politik merupakan satu proses untuk menanam sikap-sikap dan nilai-nilai
politik dari peringkat kanak-kanak sehingga peringkat dewasa dan setelah dewasa pula mereka
direkrutkan dengan peranan-peranan tertentu. Sosialisasi politik juga merupakan adalah proses
yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antar
kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politiknya yang relevan. Dalam
sosiologi politik terdapat beberapa agen sosialisasi yaitu keluarga, teman sebaya, sekolah,
media massa , pemerintah, dan partai politik. mekanisme pelaksanaan sosialisasi ada lima yaitu
Imitasi , Instruksi, Desiminasi , Motivasi dan Penataran.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini
seseorang akan mengalami perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya. Oleh karena itu
sosialisasi politik sangat penting bagi remaja, dalam hal ini yaitu sosialisasi politik mengenai
nilai-nilai luhur Pancasila seperti menghormati orangtua, gotong royong, kerukunan,
musyawarah, dan tanggungjawab sebagai warga negara. Sosialisasi politik bertujuan untuk
menumbuhkan rasa patriotisme kepada masyarakat.

sejak masa anak-anak hingga dewasa dan menjadikan masyarakat lebih berpartisipasi
didalam sistem politik sehingga sistem politik di dalam negara menjadi lebih baik. Melalui
sosialisasi politik, individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam kehidupan politik

Oleh karena itu hakikat sosialisasi politik adalah adalah proses pembelajaran,
penumbuhan, dan pewarisan nilai, keyakinan, atau prinsip yang memiliki signifikasi dengan
politik dari waktu ke waktu, dari generasi ke generasi.

SARAN

Proses sosialisasi politik secara khusus adalah sebuah proses komunikasi . proses
sosialisasi memerlukan dua pihak yang menyampaikan dan mentransmisikan nilai-
nilai, sikap kegotong royongan, kesatuan dan persatuan. Dari uraian singkat diatas kami
segenap penulis menyarankan kepada agen-agen sosialisasi politik ntuk membantu
melaksanakan peranya untuk mensosialisasikan politik dikalangan anak-anak hingga remaja
agar ikut bekerjasama dalam politik dikalangan anak-anak hingga remaja agar ikut
bekerjasama dalam mensukseskan sistem politik yang terbentuk agar berjalan dengan lancar.
Keluarga juga sebagai agen sosialisasi menjadi faktor penting penentu karakter anak, dan
di dalam keluarga pula lah anak-anak belajar dan anak – anak menerima sosialisasi politik
yang baik , setidaknya para keluarga dan teman-teman sebaya dan juga lingkungan menjadi
faktor anak mendapat kan sosialisasi politik tersebut. Sehingga kedua pihaksaling
bekerjasama dalam mensosialisasikan politik agar tercipta sistem politik yang partisipatif dan
juga dekokratis.
Dalam mensukseskan sosialisasi politik juga di sarankan agar peerintah turun tangan
secara langsung dalam mensosialisasikan politik kepada generasi muda agar masyarakat
memiliki jiwa bertanggungjawab kepada negara. Dan kepada para generasi muda diharapkan
mampu menerima sosialisasi yang diberikan agar sistem politik dalam negeri dapat
berlangsung dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Budiarjo, miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik . Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
H.I, A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia.. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pros.Dr.Damsar . 2010. Pengantar Sosialisasi Politik. Jakarta: Kencana Pranadamedia Group.
Rush, Michael dan Althoff, Philip. 2003. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali.
Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana
Pranadamedia Group.
JURNAL
AIRLANGGA, DHIVA, Jurnal sosial dan politik Sosialisasi tentang pengetahuan keagamaan
oleh orang tua beda agama kepada anaknya ( studi deskriptif di surabaya), Didownload dari
journal.unair.ac.id/filer PDF/, diakses pada senin, 09-02-2015, pukul 20:25 Wib
Aini, Nur Ratnasari, peran komunikasi antarpribadi sebagai pencegah terjadinya konflik pada
hubungan persahabatan remaja di samarinda,volume 2 , nomor 1 2014:290-304. Didownload
dari http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/02/jurnal ratna
upload (02-24-14-07-28-22).pdf, diakses pada selasa, 10-02-2015, pukul 16:00 Wib
Carvallo, Yahya Elisabeth Prillia, Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Depresi
Pada Remaja Yang Mengalami Bullying, Didownload dari http://psikologi.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2014/11/JURNAL-fix.pdf, diakses pada selasa, 10-02-2015, pukul 16:25 Wib
Hardiyanti dan Pawito, Sosialisasi Politik Di Kalangan Remaja Tepian Kota, Didownload dari
journalkommas.com/docs/jurnal%20HARDIYANTI.pdf, diakses pada senin, 09-02-2015,
pukul 14:25 Wib

Ku Samsu Ku Hasnita, 2007, Pemupukan Semangat Patriotisme Melalui Proses Sosialisasi


Politik,

Anda mungkin juga menyukai