DINAS KESEHATAN
RSIA MUKTI HUSADA
Jl. Kabupaten no 68, Tlp.082337919788
PAMEKASAN 69371
Email: husada.mukti@gmail.com
NOMOR : ……………………………………..
TENTANG
DENGAN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Pamekasan
Pada Tanggal …………………..
Direktur
dr. TIURLANDINA
Lampiran : SK Direktur RSIA MUKTI HUSADA
PAMEKASAN
No :
Tentang : Kebijakan RS Tentang Langkah- langkah Pencegahan Resiko Pasien
Jatuh
I. LATAR BELAKANG
Tujuan
a. Tujuan umun
Tujuan penyusunan pedoman ini adalah memberikan panduan kepada perawat
RSIA MUKTI HUSADA Pamekasan agar dapat menerapkan pengkajian risiko
jatuh pada setiap pasien yang dirawat.
b. Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pengkajian risiko
jatuh.
Diterapkannya pengkajian risiko jatuh pada pasien oleh perawat.
Teridentifikasinya masalah resiko jatuh pada pasien yang dirawat.
Mencegah kejadian pasien jatuh diruang rawat.
Manfaat
Pedoman pencegahan risiko jatuh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pelayanan keperawatan melalui peningkatan kompetensi perawat dalam melakukan
pengkajian khususnya pada pengkajian dengan menggunakan Fall Morse Scale dan
hasil penerapan pengkajian risiko jatuh dapat dijadikan data base dan menjadi dasar
pengembangan intervensi keperawatan khususnya pada pasien sakit jantung untuk
meningkatkan patient safety yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan.
Definisi
Jatuh didefinisikan sebagai suatu kondisi yang tiba-tiba, tidak terkontrol yang
menyebabkan tubuh berpindah tempat ke bagian yang lebih rendah, yang dapat
mengakibatkan cidera.
2. Lakukan screening pada semua pasien terhadap faktor risiko jatuh dan kondisi
status kesehatan pasien yang berisiko untuk jatuh
3. Assessment risiko jatuh menggunakan format penilaian risiko jatuh yang telah
disusun dan tentukan skor yang diperoleh dari penilaian terhadap pasien.
4. Tegakkan diagnosa risiko jatuh sesuai tingkatan berdasarkan jumlah skor yang
diperoleh
5. Berikan hand banded fall risk (gelang risiko jatuh) pada pasien yang berisiko tinggi
jatuh
8. Edukasi: pencegahan
Variabel risiko jatuh yang diidentifikasi berdasarkan MFS dan pemberian skor
yaitu:
• Riwayat jatuh
Diberikan skor 25 jika pasien sudah pernah mengalami kondisi jatuh sebelum
masuk rumah sakit atau jika mengalami riwayat jatuh fisiologikal yang
disebabkan karena kejang atau gangguan berjalan saat masuk rumah sakit.Jika
pasien tidak mengalami kondisi jatuh maka diberi skor 0.
• Diagnosa sekunder
Diberikan skor 15 jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosa medis sesuai
catatan medis pasien.Jika tidak, diberi skor 0.
• Penggunaan alat bantu
Jika pasien saat bergerak/berjalan sangat tergantung pada penggunaan alat
bantu dan berpegangan pada furniture area yang dilalui maka diberi skor 30.
Jika pasien menggunakan kruk, alat bantu jalan maka diberi skor 15, dan jika
pasien mampu berjalan tanpa menggunakan bantuan (alat atau perawat), tidak
menggunakan kursi roda, atau kondisi bedrest dan tidak dapat turun dari
tempat tidur, maka diberikan skor 0.
• Terapi intravena atau heparin lock
Apabila pasien terpasang infus atau heparin lock maka diberi skor 20 dan jika
tidak maka diberi skor 0.
• Cara berjalan
Terdapat tiga karakteristik tipe berjalan tergantung jenis keterbatasan fisik
atau penyebabnya, yaitu:
• Gangguan cara berjalan diberi skor 20, jika pasien mengalami kesulitan
untuk berdiri dari kursi, mencoba berdiri dengan bantuan topangan tangan
pada lengan kursi. Kepala terkulai dan pandangan selalu ke bawah. Karena
pasien mengalami gangguan keseimbangan maka sangat tergantung pada
bantuan orang lain atau menggunakan alat bantu jalan dan tidak dapat
berjalan sendiri tanpa bantuan. Melangkah perlahan dan kaki diseret.
• Cara berjalan mengalami kelemahan diberi skor 10, jika pasien
membungkuk dan menegakkan kepala sambil berjalan tanpa kehilangan
keseimbangan. Melangkah perlahan dengan kaki diseret.
• Cara berjalan normal yang dikarakteristikkan sebagai kondisi pasien yang
berjalan lurus ke depan, kedua lengan bergoyang di samping badan dan
melangkah tanpa hambatan. Gaya berjalan ini diberi skor 0.
• Status mental
Variabel status mental diukur dengan memberikan kesempatan pasien
melakukan pengkajian diri terhadap kemampuan bergerak dan
beraktivitas.Tanyakan pada pasien apakah pasien berjalan sendiri ke kamar
mandi atau membutuhkan bantuan.
Jika pasien merespon tidak konsisten dengan catatan aktivitas pasien dalam
status atau pasien berespon tidak realistik dengan mengatakan bahwa ia
mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan padahal ia tidak mampu dan
melupakan keterbatasan fisiknya maka diberi skor 15. Jika pasien konsisten
menjawab sesuai dengan catatan pengkajian aktivitas dalam status pasien
maka pasien berada dalam kondisi normal dan diberi skor 0.
DILAKUKAN
No. TINDAKAN KETERANGAN
PENCEGAHAN
B. PENCEGAHAN KHUSUS
Keterangan :
No. RM :
Catatan :
Tingkat Resiko Skor Morse Tindakan
1. Lakukan asesmen ulang resiko jatuh pada semua pasien rawat inap
2. Beri Stiker/ PIN kuning pada gelang pasien
3. Beri tanda segitiga kuning / tanda gambar resiko jatuh pada Bed pasien pada skor
Resiko Sedang dan Resiko Tinggi
P = Pagi S = Siang M = Malam
GERIATRI
RSIA MUKTI HUSADA PAMEKASAN Nama :
*(L/P)
Tanggal Lahir :
No.RM :
PENGKAJIAN RESIKO JATUH PASIEN GERIATRI Tanggal Tanggal Tanggal
Keteran
No Parameter Skrining Jawaban P S M P S M P S M
gan Nilai
1 Riwayat Apakah pasien Ya/Tidak Salah
Jatuh datang ke satu
rumah sakit jawaban
karena jatuh? ya = 6
Jika tidak, Ya/Tidak
apakah pasien
mengalami
jatuh dalam 2
bulan terakhir
ini?
2 Status Apakah Ya/Tidak Salah
Mental dilirium? (tidak satu
dapat jawaban
membuat ya = 14
keputusan,
pola pikir tidak
terorganisir,
gangguan
daya ingat)
Apakah pasien Ya/Tidak
disorientasi?
Apakah pasien Ya/Tidak
agitasi?
(ketakutan,
gelisah,cemas)
3 Penglihatan Apakah pasien Ya/Tidak Salah
memakai satu
kacamata? jawaban
Apakah pasien Ya/Tidak ya = 1
mengeluh
adanya
penglihatan
buram?
Apakah pasien Ya/Tidak
mempunyai
glaukoma,
katarah atau
degenerasi
makula?
4 Kebiasaan Apakah Ya/Tidak Ya = 2
Berkemih terdapat
Perubahan
Perilaku
Berkemih?
5 Tranfer Mandiri (boleh 0 Jumlahk
(dari menggunakan an nilai
tempat alat bantu transfer
tidur ke jalan) dan
kursi dan Memerlukan 1 mobilita
kembali ke sedikit s
tempat bantuan (1 Jika nilai
tidur) orang) total 0-
Memerlukan 2 3, maka
bantuan yang skor = 0
nyata (2 Jika nilai
orang) total 4-
Tidak dapat 3 6, maka
duduk dengan skor =7
seimbang,
perlu bantuan
Total
6 Mobilitas Mandiri (boleh 0
menggunakan
alat bantu
Jalan
Berjalan 1
Dengan
bantuan 1
orang (verbal/
fisik)
Menggunakan 2
kursi roda
Imobilisasi 3
TOTAL
Catatan : Keterangan skor :
0-5 = Resiko Rendah
6-16 = Resiko
Sedang 17-30 =
Resiko Tinggi
FORM PENGKAJIAN RESIKO JATUH ANAK
P S M P S M P S M
1 Umur Dibawah 3 tahun 4
3 – 7 tahun 3
7 – 14 tahun 2
>14 tahun 1
2 Jenis Kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
3 Diagnosa Diagnosis Neurologi 4
Perubahan dalam oksigenasi 3
(masalah saluran nafas,
dehidrasi, anemia, anoreksia,
sakit kepala, dll)
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosis lain 1
4 Gangguan Tidak sadar terhadap 3
Kognitif keterbatasan
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
5 Faktor Riwayat jatuh dari TT saat 4
Lingkungan bayi / anak
Pasien menggunakan alat 3
bantu atau box atau mebel
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
6 Respon Dalam 24 jam 3
terhadap
operasi/obat
penenang/efek
anastesi
Dalam 48 jam 2
>48jam/ tidak menjalani 1
pembedahan
7 Penggunaan Bermacam – macam obat 3
Obat yang digunakan, obat
sedative (kecuali pasien ICU
yang menggunakan sedasi
dan paralisis) Hipnotik,
barbiturate, fenotiazin,
antidepresan,
laksana/deuretik, narkotik
Salah satu dari pengobatan 2
Diatas
Penggunaan medikasi 1
lainnya/tidak ada medikasi
Total
Catatan :
Skor Asesmen Resiko Jatuh : (skor minimum 7, Skor Maksimum 23)
- Skor 7-11 : Resiko Rendah
- Skor ≥12 : Resiko Tinggi
Catatan :
1. Lakukan asesmen ulang resiko jatih pada semua pasien rawat inap
2. Beri Stiker/ PIN kuning pada gelang pasien
3. Beri tanda segitiga kuning / tanda gambar resiko jatuh pada Bed pasien pada skor
Resiko Sedang dan Resiko Tinggi
4. Skor Asesmen Resiko Jatuh : (Skor 7-11 : Resiko Rendah, Skor Maksimum Skor
≥12: Resiko Tinggi)
DIREKTUR
RSIA MUKTI HUSADA PAMEKASAN
dr. TIURLANDINA