Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA

KELUARGA NY.S DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN BELAHAN DS BRAYUNG


PURI MOJOKERTO

DISUSUN OLEH :

WIWIN DWI PARAMITASARI

201501046

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gerontik pada Ny.S dengan hipertensi telah di
sahkan dan di setujui pada :

Hari :

Tanggal:

Mojokerto,

Mahasiswa

(wiwin dwi p)

mengetahui

pembimbing pembimbing

akademik ruangan

kepala Upt Puri


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja
dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh
adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan
(Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah
tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama.

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998,
ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan,
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
. 2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan
kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak,
memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
. 6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai
anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan
keluarga antara generasi.

B. Tipe Keluarga

1. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup
dalam rumah tangga yang sama.
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang
mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.
 Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka.
 Bujang dewasa yang tinggal sendiri
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di
rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
 Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang tidak
menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
 Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri
dari ibu dan anaknya).
 Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
 Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama
sebagai pasangan yang menikah
 Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy
dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai
pengalaman yang sama.

2. Menurut Allender dan Spradley (2001)


a. Keluarga tradisional
 Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
kandung atau anak angkat
 Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
 Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
 Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung
atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
 Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
 Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
 Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah
 Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam
satu rumah
 Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah
tangga

3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005)
a) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
b) Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
c) Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota
keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan
papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

E. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan
keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan
biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga.
Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga
terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan
persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti
mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana
keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah
sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan
keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana
keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan,
sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga
yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi
bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan
lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas
kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
Teori Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. (Effendy, 1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut
teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher,
thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat
memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan,
meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan,
menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang
dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih
lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini
perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan
yang penting dan paling dasar.
2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan
respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/actual dari
individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive
untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar
normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasarmanusia
yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan
penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada
tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja
dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2) Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah
actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3) Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn
bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.
Dalam Friedman (!998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok
untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:
Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan
Persepsi kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di ubah
manajemen kesehatan Perilaku mencari sehat
Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah
Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola – pola toleransi Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan
terhadap stress Koping keluarga tidak efektif : menurun
Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan
disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai
berikut :
1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
3. Potensi masalah untuk dicegah
4. Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu
proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978)
dalam Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
· Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
· Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
· Jumlahkan skor untuk semua criteria
· Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan
dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi
dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan
pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan
penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah
sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah
2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor
penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan
pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan
apa yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja
valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat
aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice
Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing, Concept and
Practice. Lippincott : California
Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4thEdition.Connecticut :
Aplenton
Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan
Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC
Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC
Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn .A
PADA Ny. S DENGAN KASUS HIPERTENSI

Pengkajian keluarga tanggal ...........

DATA UMUM
1. BIODATA
Nama KK :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Penghasilan :

2. KOMPOSISI KELUARGA
Susunan Anggota Keluarga

Nama Umur L/P Pekerjaaan Agama Hub. dgn Imunisasi Pendidikan Status
keluarga kesehatan
Tn. S L IRT Islam Suami (KK) Lupa SMA 1Rrematik
Ny. S P Pensiunan Islam Istri Lupa SMA Hihipertensi
AL
GENOGRAM
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari suami istri

4. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah
bahasa jawa.

5. AGAMA
Seluruh anggota Tn S adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti pengajian
yang ada di RT serta berdoa agar Ny. S dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

6. STATUS EKONOMI KELUARGA


(1) Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK . Kebutuhan yang diperlukan keluarga :
 Makan Rp 750.000
 Bayar Listrik Rp 100.000
 Lain-lain Rp 150.000
Rp 1.200.000
Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang mendadak.
(2) Barang-barang yang dimiliki
1 buah TV, 1kipas angin dan 1 motor. Pada ruang tamu terdapat 1 set kursi dan lemari, pada
ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.

7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV bersama
dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang di ajak anak-anaknya jika anak-
anaknya berkunjung ke rumah klien.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI

1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI


Keluarga Tn. S dalam tahap Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan
keluarga antara generasi.

2. TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI


Dari semua tugas perkemabangan yang diatas masih ada yang belum terpenuhi .

3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA


Tn. S sebagai KK menderita rematik, tetapi tidak mempunyai masalah dengan istirahat,
makan, maupun kebutuhan dasar yang lain. Tidak mempunyai penyakit menurun (Hipertensi)
dan penyakit menular (TBC, Kusta). Pada saat pengkajian TD 130/90 mmHg.
Ny.S menderita Hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, mengeluh pusing. Tekanan darah naik
bila klien dalam hari tersebut terlalu banyak mengkonsumsi jenis daging-daging. TD
150/80mmHg.

PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. KARAKTERISTIK RUMAH
1. Luas : 8 X 20 M2
2. Jenis : Permanen
3. Sirkulasi udara : cukup baik
4. Pemanfaatan ruangan rumah : perabot tidak tertata rapi
5. Kebersihan ruangan : kotor
6. lantai : tegel
jarak septic tank dengan sumur : > 10 meter
7. Sumber air minum : sumur
8. Pembuangan limbah : dibakar
9. Halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias
keadaan pekatangan bersih
10. Pembuangan sampah dibakar

DENAH RUMAH

2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS


Hubungan antar tetangga Tn. S baik, saling membantu, bila ada tetangga yang membangun
rumah dikerjakan saling gotong-royong.

3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA


Keluarga Tn. S selama ini sebagai penduduk asli Dsn. Belahan Ds. Brayung dan tidak
pernah pindah rumah.

4 PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT


Ny. S sering menyempatkan untuk berkumpul dengan tetangga sekitar. Dan pada malam hari
Ny. S berkumpul dengan suaminya dengan melihat hiburan televisi

5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA


Jumlah anggota keluarga 6 orang , yaitu istri dan 4 anak.tetapi 4 anaknya sudah menikah dan
ikut tinggal bersama suaminya

STRUKTUR KELUARGA

1. POLA KOMUNIKASI
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat informasi
kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari televisi dan radio.

2. STRUKTUR KESEHATN KELUARGA


Menurut Tn S, hanya Ny S yang sakit dan anggota kelurga lainnya dalam keadaan sehat.

3. STRUKTUR PERAN
(1) Formal
Tn S sebagai KK, Ny S sebagai istri
(2) informal
Tn S sebagai pencari nafkah dengan menerima pensiunan

4. NILAI DAN NORMA KELUARGA


Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT. Demikian
pula dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada
keluarga yang sakit, dibawa ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.

FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI AFEKTIF
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung
dibawa ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.
2.FUNGSI SOSIALISASI
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan
selalu mentaati norma yang ada.
3.FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
(1) Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, komposisi nasi, lauk pauk, dan sayur
dengan frekuensi 3 kali sehari. Dan bila ada anggota kelaurga yang sakit, keluarga merawat
dan memeriksakanny ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.
(2) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan Ny. S sering mengeluh pusing karena penyakit darah tinggi dan takut
tensinya naik.
(3) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila Ny. S sakit langsung dibawa ke Puskesmas atau petugas kesehatan ke rumah
(4) Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat Ny. S, masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga
yang lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai dan waktunya kurang lama, namun selalu
melakukan kontrol secara teratur ke pelayanan kesehatan.

(5) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat


Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali tetapi lantai masih
kotor dan perabotan tidak tertata rapi, lantai kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
(6) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas atau petugas kesehatan bila sakit dan Ny.S
melakukan periksa sejak menderiat Hipertensi.

5. FUNGSI REPRODUKSI
Jumlah anak 4 orang, sudah menikah dan tidak tinggal besama dengan klien
6. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari

STRESS DAN KOPPING KELUARGA

1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG


(1) Stressor jangka pendek
Ny. S mengatakan sering mengeluh pusing
(2) Stressor jangka panjang
Ny. S khawatir tensinya bertambah tinggi
2. KEMAMPUAN KELUARGA BERRESPON TERHADAP STRESSOR
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan
3. STRATEGI KOPPING YANG DIGUNAKAN
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada
4. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL
Ny. S bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

PEMERIKSAAN FISIK
Ny. S
 Keadaan umum: cukup,
Suhu: 36,5°C
TD: 150/80 mmHg,
N: 88 x/mnt,
RR: 20 X/mnt,
BB:58 kg
TB: 154 cm.
 Kepala : Rambut bersih, warna hitam beruban, rontok, wajah pucat
 Mata :Conjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat gambaran tipis
pembululuh darah, pandangan sedikit kabur
 Hidung : Pernafasan spontan
 Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, terdapat caries bibir,
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena
jugularis
 Dada : tidak ada tarikan intercostae, vokal fremitus dada kanan dan kiri
sama. Suara paru sonor pada semua lapang paru, suara jantung pekak, suara nafas
vesikuler, S1 S2tunggal.
 Perut : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak teraba., suara
perut timpani.
 Ekstrimitas : tidak ada odema pada ekstrimitas baik ekstrimitas bagian atas
maupun ekstrimitas bagian bawah.

HARAPAN KELUARGA

keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan mutu pelayanan
dan membantu masalah Ny. “S”

ANALISA DATA
ANALISA DATA

DATA PROBLEM
DS: nyeri
 Ny.“S” mengatakan sering mengeluh sakit kepala
 Ny. “S” mengatakan nyeri skala 2
 Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat
 Kontrol secara teratur
DO:
 Ny “ S” terlihat sering memegangi kepala bagian belakang
 Wajah Ny.”S” kadang-kadang terlihat menyeringai
- TD : 150/80 mmHg
- N : 88x/mnt
- RR: 20 x/mnt

DS: cemas
 Ny “S” mengatakan khawatir tensinya semakin tinggi
 Keluarga kurang memahami cara mengenal masalah Ny “S” yang
khawatir tensinya akan bertambah tinggi
 Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Ny.”S”
 Kontrol secara teratur
DO:
 Ny. “S” terlihat bingung
 Wajah Ny. “:S” kadangf –kadang terlihat pucat
 TD : 150/80 mmHg
 N : 88x/mnt
 RR: 20 x/mnt

SKALA PRIORITAS
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga I


Gangguan rasa nyaman ( nyeri) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan hipertensi.
NO KRITERIA PERITUNGAN SCORE PEMBENARAN
3
1 Sifat masalah x1 1 Nyeri kepala yang dirasa karena
3
tidak /ancaman peningkatan tekanan vaskuler
kesehatan serebral
2
2 Kemungkinan x2 1 Dengan kontrol yang teratur dapat
2
masalah dapat menurunkan tekanan darah
diubah
sebagian
2
3 Potensial x1 Rasa nyeri dapat dikurangi
2 2
masalah untuk melalui pengobatan dan
3
dicegah cukup perawatan yang tepat
4 Menonjolnya 2
x1 1 Keluarga menyadari Ny“S”:
2
masalah- hipertensi mempunyai masalah
masalah berat dampak sehingga keluarga segera
harus segera mengatasi masalah tersebut
ditangani
2
Jumlah 3
3

Diagnosa keperawatan keluarga II


Gangguan rasa aman ( cemas ) terhadap kompliksi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat dam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi
NO KRITERIA PERHITUNNGAN SCORE PEMBENARAN
2 2
1 Sifat masalah x1 Rasa cemas
3 3
keadaan masalah menyebabkan
peningkatan TD yang
dapat memperburuk
keadaan
1
2 Kemungkinan x2 1 Pemberian penjelasan
2
masalah dapat yang tepat dapat
diubah sebagian membantu menurunkan
rasa cemas
2 2
3 Potensial masalah x1 Penjelasan dapat
3 3
untuk dicegah membantu mengurangi
cukup rasa cemas
1 1
4 Menonjolnya x1 Keluarga menyadari
2 2
masalah-masalah dengan mematuhi diet
tidak perlu yang dianjurkan dapat
ditangani mengrangi rasa cemas
Ny”S”
5
Jumlah 2
6

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1) ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubugan dengan ketidakmampuan merawt anggota


keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan
DS:
o Ny “S” mengatakan sering mengeluh sakit kepala
o Ny“S” mengatakan nyeri skala 2

o Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat


- Makanan Ny”S” sama dengan keluarga yang lain
- Pola tidur Ny”S” tidak sesuai dan kurang dari kebutuhan
- Kontrol secara teratur
DO :
o Ny“ S” terlihat sering memegangi kepala bagiab belakang
o Wajah Ny”S” kadang-kadang terlihat menyeringai
o TD : 150/80 mmHg
o N : 88x/mnt
o RR: 20 x/mnt

2) Gangguan rasa aman (cemas ) terhadap kompliksi berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat dam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi yang ditandai
dengan :
DS :
- Ny“S” mengatakan khawatir tensinya semakin tinggi dan stroke semakin parah
- Keluarga kurang memahami cara mengenal masalah Ny “S” yang khawatir tensinya akan
bertambah tinggi
- Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn”S”
Kontrol secara teratur
DO :
- Ny“S” terlihat bingung
- Wajah Ny “:S” kadangf –kadang terlihat pucat
- TD : 180/140 mmHg
- N : 88x/mnt
- RR: 20 x/mnt
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

DX. KEP TUJUAN KRITERIA EVALUASI


N INTERVENS
KELUAR KRITER
O UMUM KHUSUS STANDART I
GA IA
1 I Setelah Setelah Demonstr Keluarga dapat
1. Berikan
dilakukan dilakukan asi mendemonstrasi penjelasan
tindakan kunjungan kan cara pada keluarga
keperawata rumah 3x mengurangi dan tentang cara
n rasa nyeri diharapak mencegah mengurangi/m
teratasi/hila an trerjadinya nyeri encegah
ng keluarga dengan benar terjadinya
mampu dengan teknik nyeri
memberik relaksasi, 2. Demonstrasik
an kompres dingin an pada
keperawat pada kepala keluarga
an pada bagian belakang tentang cara
Ny S dan mengurangi
dengan menghindari nyeri
nyeri perubahan 3. Berikan
sekunder posisi secara penjelasan
hipertensi mendadak dan pada keluarga
pengobatan tentang diet
secara teratur yang sesuai
dengan
penderita
hipertensi
yaitu diet
rendah garam,
rendah lemak
dan kolesterol
4. Anjurkan
pada keluarga
untuk
mengkonsumsi
makanan
sesuai dengan
diet hipertensi
5. Anjurkan
pada keluarga
untuk jadwal
tidur Ny. S
6. Anjurkan
pada keluarga
memeriksakan
Ny. S secara
teratur

II Setelah Setelah Demonstr - Adanya usaha


1. Berikan
dilakukan dilakukan asi untuk tidur penjelasan
tindakan kunjunnga sesuai pada keluarga
keperawata n rumah kebutuhan tentang diet
n 3x - Periksa secara yang sesuai
diharapkan diharapak teratur ke untuk
rasa takut n keluarga pelayanan penderita
teratasi/hila mampu kesehatan hipertensi
ng memberik - Ungkapan Ny yaitu diet
an S tidak takut rendah garam,
perawatan - Wajah Ny S rendah lemak
pada Ny. tamapak relaks dan kolesterol
S 2. Anjurkan
pada keluarga
untuk
mengkonsumsi
makanan
sesuai dengan
diet hipertensi

3. Anjurkan
pada keluarga
untuk jadwal
tidur Ny. S

4. Anjurkan
kepada
keluarga
memeriksakan
Ny S secara
teratur

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA


No Tanggal Dx Tujuan Khusus Implementasi TTD
Keperawatan
1 I, II Setelah dilakukan
1. Memberikan penjelasan
kunjungan rumah 3x pada keluarga tentang
diharapkan keluarga cara mengurangi dan
mampu memberikan mencegah terjadinya
perawatan bagaimana nyeri dengan benar,
cara mengurangi rasa dengan teknik relaksasi,
nyeri kompres dingin pada
kepala bagian belakang
dan menghindari
perubahan posisi secara
mendadak
2. Mendemonstrasikan
pada keluarga tentang
Setelah dilakukan cara mengurangi nyeri
kunjungan rumah 3x dengan cara : pada saat
diharapkan keluarga ada nyeri menarik nafas
mampu memberikan panjang ditahan sebentar
perawatan pada Ny. S kemudian dikeluarkan
dengan hipertensi secara perlahan-lahan
dengan 3. Menganjurkan pada
memperhatikan diet, keluarga memerikasakan
pola tidur dan control Ny. S secara teratur setiap
secara teratur minggu dan minum obat
secara teratur.
4. Memberikan penjelasan
pada keluarga tentang diet
yang sesuai dengan
hipertensi pada makanan
yang diberikan Ny. S
harus benar-benar rendah
garam, mengurangi
makanan berlemak
5. Menganjurkan pada
keluarga untuk mengatur
jadwal tidur pada sore
hari sebaiknya digunakan
untuk istirahat
CATATAN PERKEMBANGAN

Dx
No Tanggal Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
1. I S :Keluarga mengatakan sudah memahami tentang
cara mengurangi/mencegah terjadinya nyeri
kepala
O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan NY. S dan keluarga melakukan
teknik relaksasi
- Anjurkan Ny. S dan keluarga menghindari
perubahan posisi secara mendadak
- Anjurkan Ny. S dan keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai diet hipertensi
- Anjurkan pada Ny. S dan keluarga untuk
mengatur jadwal tidur
- Anjurkan pada keluarga mengontrol secara
teratur
I : Melaksanakan tindakan sesuai intervensi
E : Masalah teratasi sebagian
R : -
2. II S : Keluarga mengatakan sudah memahami tentang
cara merawat keluarga dengan hipertensi
dengan memperhatikan diet, pola tidur dan
control secata teratur
O : - Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
merawat keluarga hipertensi dengan
memperhatikandiet, pola tidur dan control
teratur
- Makanan yang disajikan untuk Ny. S sama
dengan anggota keluarga yang lain
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan Ny. S dan keluarga untuk
mengkonsumsi sesuai diet hipertensi
- Anjukan pada Ny. S dan keluarga untuk
mengatur jadwal tidur Ny. S
- Anjurkan pada keluarga mengontrol secara
teratur
I : Melaksanakan tindakan sesuai intervensi
E : Masalah teratasi sebagian
R : -
I S : Keluarga mengatakan Ny. S sering
melakukan teknik relaksasi
O : - Ny. S dapat menjawab, mendemonstrasikan
teknik relaksasi
- T : 160/100 mmHg
- N : 88x/menit
- Wajah Ny. S tampak lebih relaks
A : Tujuan Tercapai sebagaian
P : Lanjutkan Intervensi
Anjurkan pada keluarga untuk mengontrolkan
Ny. S secara teratur
I : Melaksanakan tindakan sesuai intervensi
E : Masalah teratasi sebagian
R : -
II S : - Keluarga mengatakan sudah menyendirikan
makanan Ny. S dengan anggota keluarga
- Ny. S mengatakan sudah tidak takut lagi
dengan tensinya
O : - Makanan yangdisajikan untuk Ny. S nasi,
sayur asam, lauk tahu, tempe garing
- Makanan untuk Ny. S dan anggota keluarga
yang lain tersendiri
- Wajah Ny. S tamapak lebih relaks
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan Ny. S dan keluarga
mengkonsumsi diet hipertensi
- Anjurkan pada Ny. S dan keluarga
mengatur pola tidut Ny. S
I : Melaksanakan tindakan sesuai intervensi
E : Masalah teratasi
R :-

Anda mungkin juga menyukai